Shadow of Love

Masukan aku dalam daftar cadangan



Masukan aku dalam daftar cadangan

0"Ups so~rry, aku lupa bilang tadi, kalau Katty sedang berada di dalam bersama boss ", ujar Jenny santai, dengan nada agak mengejek. Vanessa menggertakkan giginya kuat, sorot matanya menatap tajam kearah Jenny penuh amarah. seandainya bisa mengeluarkan sinar laser mungkin tubuh Jenny saat ini telah berlubang dibuatnya. Vanessa jelas tahu, jika jenny melakukannya dengan sengaja, Jenny sengaja menjebaknya agar memergoki sendiri percintaan Hans dengan Katty di dalam sana. 'Dasar sekretaris kurang ajar !!' Vanessa mengepalkan tangannya dengan kuat. 'Tunggu saja pembalasanku nanti, aku akan membuat kau kehilangan pekerjaanmu ini dengan cara paling memalukan !!", dengan wajah penuh Amarah Vanessa langsung meninggalkan kantor Wijaya group. ia berjalan dengan cepat menuju ke mobilnya yang di parkir di depan lobby.     

Vanessa memukul gagang setir dengan kepalan tangannya. "Sial !!, kenapa pelacur rendah itu begitu licin..." darah Vanessa terasa mendidih, ia sangat menyesal telah melihat percintaan Hans dan Katty tepat di depan matanya. ia merasa terhina.     

Terlebih lagi menginggat bagaimana cara jenny menatapnya tadi, jelas jenny ingin menunjukkan padanya bahwa kasta tertinggi sugarbaby Hans saat ini masih di pegang oleh Katty. dan jenny seolah ingin menunjukkan jika ia lebih pro pada Katty daripada padanya. ini penghinaan baginya, ia bagai tidak berarti apa-apa lagi bagi Hans.     

Vanessa sangat marah hingga rasanya tak tertolong lagi. ia tidak dapat menerima penghinaan ini. dan Vanessa memacu mobilnya dengan kecepatan maksimal sambil terus menangis dan berteriak dengan histeris di dalam mobil.     

Vanessa membenci Jenny, Katty, Hans dan juga kebodohan Anita. yang seolah telah bersekongkol menginjak-injak harga dirinya. Vanessa merasa marah pada dunia yang seakan tidak pernah adil padanya.     

"Apa kekuranganku dibanding pelacur sialan itu ....."     

"Hans.... semoga kau terkena AIDS !!"     

"Aku benci.... aku benci, aku sangat membencimu !!", Vanessa terus berteriak dan mengutuk Hans dengan kesal. "Lihat saja nanti, aku pasti akan menyingkirkan pelacur itu untuk selamanya.... "     

"Aku akan memberi pelajaran padanya !!"     

Aa-ghhhh !! , Vanessa berteriak dengan putus asa.     

.     

.     

Anita sedang sibuk dengan akumulasi perhitungan comprehensive pada layanan assurance nya, ketika telfon di meja kerjanya berbunyi.     

"Hallo, Prudence assurance Selamat pagi, with Anita Marie here... ada yang bisa saya bantu.. "     

"Good morning ..."     

Wajah tegang Anita seketika melembut, suara lelaki di ujung telfon sana seolah langsung membuat saraf di otaknya rileks.     

"Hiii Chen, it's you hehehe...."     

"Yeah..."     

"I'm sorry about last time... aku tidak sempat membalas pesanmu..",     

"It's okay, mm.... apa kau baik-baik saja..?"     

"I'm fine..... don't worry about me, I just a little bit tired, akibat kena flu saat pulang dari dinner malam itu, jadi aku langsung tidur seharian, dan tidak sempat melihat ponsel atau membalas pesanmu..."     

"Oh I see... santai saja.... apa keadaanmu sekarang sudah lebih baik ??,"     

"Tentu. makanya aku bisa masuk ke kantor sekarang, btw bagaimana pekerjaanmu di London ?"     

"Baik, ..."     

"Baik ?"     

"Yah... pokoknya luar biasa",     

" London sekarang pasti sangat dingin khan ?"     

"Yah begitulah... " jawab Chen dengan suara rendah,     

"Seharusnya kau segera mencari istri untuk menemanimu.. agar ada yang memperhatikanmu setiap hari...."     

"Hmm benar juga..."     

"Jadi tunggu apa lagi ..."     

Chen menghembuskan nafasnya dengan keras, Anita dapat mendengarnya, "Ada apa ?, apa mencari seorang pacar sesulit itu untukmu..?"     

"Yahh.... Kenyataannya seperti itu..."     

Meskipun Chen masih muda, tampan dan berkuasa, nyatanya ia menghabiskan waktunya untuk bekerja keras sepanjang hari selama seminggu, demi mengembangkan Prudence group. tak heran jika Perusahaan ini dapat berkembang dengan pesat dibawah kepemimpinannya.     

Bisa dibilang Chen sama sekali tidak punya waktu untuk berkencan. atau sekedar bersenang-senang seperti Anak muda seusianya.'Ckkckkck kasian sekali...' batin Anita miris.     

"Come on... jangan kau bilang, butuh bantuanku untuk itu...."     

Chen terkekeh kecil, seolah sedang mencibir dirinya sendiri.     

"Katakan padaku... bagaimana kriteriamu..."     

"Kriteriaku adalah kamu.... " jawab Chen santai, Anita langsung mengatup mulutnya rapat-rapat, wajahnya bersemu merah, 'Huhh, Anak kecil ini benar-benar paling bisa membuatku geer !!'     

"Okay.... apa aku harus mengucapkan terima-kasih atas pujianmu ini ?" Anita berusaha menanggapinya dengan bercanda.     

"Kau boleh masukan aku dalam daftar cadanganmu jika kau mau..."     

"Maaf !!, Aku tidak butuh cadangan ",     

"Ahh sayang sekali..."     

".... btw How about the Background ?" tanya Anita, kembali ke topik utama perbincangan.     

"Aku tidak pernah peduli dengan latar belakang,... as long as I like her, I don't care about the background,"     

"Perfect !"     

"What a 'perfect '?"     

"Aku sudah mempunyai gambaran tentang kriteriamu ..."     

"Hahaha jadi kau ingin menjadi mak comblang untukku ?"     

"I try my best...."     

"Hahaha ... kamu benar-benar mood booster bangett nita..."     

"You're welcome hehehe "     

"Aku akan mentraktirmu dinner, jika kau berhasil menemukan my soul mate btw,.."     

"Ohh, tidak perlu !, jangan membuatku dalam masalah lagi..." jawab Anita spontan, tapi ia buru-buru menutup mulutnya sendiri, merasa telah keceplosan.     

"Magsudmu... jadi kamu dalam masalah saat makan malam bersamaku saat itu ?!!"     

"Tapi aku bisa menenangkan suamiku lagi Chen, ia hanya salah paham saja ..."     

"Ohhh nita, my apologize ..."     

"It's okay, ia hanya memintaku untuk tidak mengulanginya lagi, dan aku menyanggupinya. suamiku sebenarnya easy going, but for some reason sebagai seorang wanita yang sudah menikah, memang tidak pantas jika aku menerima undangan makan malam lelaki lain bukan ?, ... meskipun kita hanya berteman, tetapi orang lain yang melihatnya belum tentu akan berpikir demikian hehehe,"     

"I see...." jawab Chen dengan suara dingin. tanpa sadar, Chen meremas ballpoint ditangannya dengan kuat. 'Aku minta maaf Nita... tapi biarkan aku menyukaimu... biarkan aku mengejarmu dalam diam... Aku tahu, aku datang di waktu yang tidak tepat. tetapi aku juga tidak berdaya pada perasaanku, aku tidak dapat memaksa hatiku untuk menyerah padamu.... Ijinkan aku menjalani ini.... dan biarkan takdir yang akan memutuskan segalanya nanti.... '     

.     

.     

"Honey .... ", Katty merajuk manja dalam pangkuan Hans, yang tampak focus berkerja dengan laptop didepannya.     

"Tunggu sebentar Katt... tunggu aku menyelesaikan ini dulu yahh..." balas Hans lembut. menyuruh Katty diam, sementara dia menyelesaikan beberapa pekerjaan pada laptop di depannya. Katty melihat kearah laptop sejenak, ia langsung patuh, kepalanya mengangguk pelan, menunggu Hans selesai dengan pekerjaannya.     

Hubungan Hans dan Katty perlahan menghangat kembali, Katty menunjukkan pada Hans jika ia telah berubah, Katty sengaja selalu memberitahu Hans tentang aktivitasnya sehari-hari entah lewat video call, atau panggilan telfon jika tidak memungkinkan. dari penyelidikan orang kepercayaan Hans sendiripun membuktikan jika Katty sudah tidak pernah terlibat dengan teman-temannya yang dulu. Katty menjadi lebih penurut, bahkan ia tidak segan mengunjungi kantor dan menemani Hans bekerja di sela kesibukannya. Katty seolah ingin menunjukkan perasaannya yang tulus pada Hans, bahwa hatinya murni mencintainya dan tidak menuntut apapun sebagai balasannya.     

"Katakan....", Hans menutup laptopnya, wajahnya menatap kearah Katty, dan mulai mendengarkan.     

"Honey ... minggu depan ulang tahunku.... bisakah kau menyisakan sedikit waktu untuk merayakannya denganku...,"     

"Aku tidak bisa Katt. kamu jangan minta macam macam. jangan membuatku dalam bahaya, bagaimana kalau kita kena captured paparazzi lagi..."     

"Tenang saja honey ... ini private party kok, aku booking sebuah Cafe khusus untuk kita saja. I'm promise, no camera allowed .... jadi gak mungkin ada yang bisa mengambil gambar kita. aku Jamin !!!. .. please," bujuk Katty manja. tangannya mengelus-elus dada bidang Hans yang kekar.     

"Apa kau yakin tempat itu benar-benar Aman..?"     

"Trust me ...."     

Hans tampak terdiam, memikirkan ucapan Katty sejenak, "Baiklah, aku akan coba pertimbangkan nanti,"     

"Ohh thank you so much Honey.... you're the best..."     

.     

.     

Katty memilih beberapa gaun yang amat sangat mahal untuk persiapan Birthday party nya. biasanya ia akan minta bantuan Fashion stylish untuk mempersiapkan semua costume punggungnya, tapi untuk acara kali ini, ia ingin membeli sendiri gaun yang akan dikenakannya. ia ingin tampil berbeda, tentu saja dengan mempertimbangkan selera Hans, setelah beberapa waktu saling mengenal, dan menjadi dekat, Katty menjadi lebih mengetahui selera Hans, dan gaun seperti apa yang dapat membuat Hans tidak bisa berpaling padanya.     

Katty tersenyum kecil, sembari melihat satu persatu koleksi gaun mewah yang berderet rapi di depannya.     

"Hai..." Seorang wanita cantik tiba-tiba datang menghampirinya, "Woww gaun itu cantik sekali kalau kau pakai,"     

Katty menoleh kesamping dan membalas sapaan wanita itu dengan senyum ramah, sebagai seorang public figure ia telah terbiasa harus bersikap palsu seperti ini, melayani fans yang menyapanya dengan seramah mungkin, demi tetap mempertahankan citra dirinya yang humble dimata public. meskipun hatinya merasa sangat kesal, karena ia hanya ingin berada di toko itu sendirian, memilih gaunnya dan tidak ingin diganggu oleh siapapun.     

Katty lalu mematut gaun itu didepan tubuhnya, sambil memandang kearah cermin didepannya. Pantulan wajah Vanessa ikut terlihat pada cermin itu, ia tampak sedang memilih gaun di deretan sama dengannya, Vanessa tersenyum manis, "Memang untuk acara apa ?" tanya Vanessa sambil terus mengamati Katty yang sedang mematutkan diri sambil memperhatikan detail gaun pilihannya dengan seksama.     

"Excuse me... ?", Katty menatap kearah Vanessa dengan tatapan tidak suka. 'Lancang sekali !!, dia pikir siapa dirinya, bertanya hal pribadi seperti ini padaku ...' batin Katty kesal. Vanessa tersenyum manis, "Oh maaf jika menyinggungmu, aku hanya ingin membantu memberi sedikit masukan based on what event you want to attend hehehe .."     

"Oh no need thank you..." Katty langsung menolak secara halus, ia tersenyum awkward, ia seolah tidak tidak mampu mempertahankan sikap ramahnya menghadapi wanita asing di depannya itu. Katty tahu wanita itu bukanlah salah satu dari fansnya, karena ia bahkan tidak mendekatinya demi meminta selfi atau tanda tangannya, seperti yang akan dilakukan para fans nya saat bertemu langsung dengannya.     

Wanita itu adalah pengunjung toko branded sama seperti dirinya yang sedang mencari gaun koleksi di toko ini. dan Melihat dari penampilannya, Katty bisa langsung menyimpulkan jika ia bukan wanita biasa saja. karena siapapun yang masuk ke dalam toko ini, pasti bukanlah seseorang dengan budget pas-pasan.     

Tak ingin berlama-lama, Vanessa segera mengambil satu gaun putih tepat disamping Katty, Vanessa menabrak tas milik Katty saat ia berusaha mengambil gaun panjang itu dari gantungan. tubuh Katty terdorong kedepan, ia merasa tidak senang, auto menatap kearah Vanessa kesal, Vanessa tersenyum santai, langsung membawa baju pilihannya ke kasir utama.     

"Dasar perempuan tidak punya sopan !!" gerutu Katty, sambil menatap kepergian Vanessa kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.