Shadow of Love

Setidaknya lakukanlah di luar rumah



Setidaknya lakukanlah di luar rumah

Pagi yang cerah. Hans bersiap untuk memulai aktivitasnya hari ini. seperti biasanya hal pertama yang dilakukan setelah sampai dikantor adalah memeriksa file dan document yang diberikan Jenny di atas meja kerjanya.     
0

Hans mengeryitkan keningnya sedikit, feels curious, saat ia menemukan ada satu amplop asing berwarna coklat yang tidak seperti biasanya, karena tidak biasanya Jenny memberikan file masih dalam keadaan tersegel rapat demikian, yang artinya Jenny benar-benar tahu jika amplop ini confidential atau bersifat rahasia dan privacy. sehingga hanya Hans yang berhak membukanya sendiri.     

Dengan perasaan penasaran Hans membuka amplop itu dengan pelan. ia lalu mengeluarkan kertas dari dalam amplop dan mulai membacanya lembar demi lembar, tiba-tiba tatapan matanya terlihat suram, tanpa sadar tangannya bergetar membaca kertas itu dengan seksama, dan wajahnya berubah memerah penuh amarah..... saat ia membaca lembar ketiga, darahnya terasa seperti mendidih. ia mengepalkan tangannya dengan kuat. Hans tidak mampu lagi melanjutkan membaca kertas berikutnya. ia tampak langsung meremas kertas-kertas itu dengan kuat, hingga tidak berbentuk lagi, ia lalu melempar gumpalan kertas itu kearah depan dengan kesal.     

"Aw~wwhhh !!"     

Hans langsung berteriak keras, menumpahkan rasa marahnya. ia lalu mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja kerja. dan langsung menelfon seseorang diseberang sana.     

"Kamu pulang sekarang juga !!," ucap Hans dengan suara bergetar.     

"Aku sedang sibuk", jawab anita tegas. ia tampak tidak kaget dengan reaksi marah Hans, ia seolah telah bisa memprediksi akan menerima reaksi ini dari Hans,     

"Ohh bagus,.... kalau begitu dengan kata lain kau menantangku untuk datang ke kantormu sekarang dan menyeretmu pulang, begitu ?!!"     

"Kau tidak akan berani..."     

"Fine !!, kau tunggu disana !!."     

"Apa magsudmu ?" ujar Anita merasa sedikit gentar,     

"Seharusnya aku yang bertanya.... Apa magsudmu ?!. Beraninya kau diam-diam menceraikanku. Kau benar-benar sudah gila yah !!",     

"Huh, tidak usah playing victim. Jadilah lelaki yang gentle. berani berbuat, berani bertanggung jawab..."     

"Memangnya apa yang sudah kuperbuat padamu... memangnya kau punya bukti bahwa aku benar-benar bersalah dan mengkhianatimu, kau benar-benar childish sekali...",     

"Baiklah aku memang childish okay ... sayang sekali kau terlambat menyadarinya..."     

"Kau tahu bukan itu intinya.... kau tidak usah mengalihkan topik pembicaraan kita... kau jangan pernah berpikir untuk mengakhiri pernikahan kita.... aku tidak akan pernah mengijinkannya. paham!",     

"Sorry aku sekarang sedang sibuk. aku tidak punya waktu membahas masalah ini. kalau kau punya rasa keberatan, kau bisa bicara langsung dengan lawyerku, kau sampaikan saja padanya semua keluhanmu. aku akan mematikan telfonnya sekarang."     

Tanpa menunggu lagi, selesai bicara Anita langsung mematikan sambungan telfonnya secara sepihak. sementara Hans bahkan belum selesai berbicara.     

"Nita.... Hallo.... Hallo....aku belum selesai bicara, beraninya kamu !!"     

Tut... tut.... tut...     

Hans menatap ponselnya dengan marah.     

Shitt !!     

Hans tidak dapat menyembunyikan rasa murkanya atas reaksi yang ditunjukkan anita padanya. dia langsung membanting ponselnya ke atas meja kerjanya dengan keras. Hans benar-benar merasa marah pada Anita yang diam-diam melawannya, dan berani menggugat cerai. Hans tahu jika Anita masih marah atas perselingkuhannya dengan Katty. tetapi bukannya dia jelas-jelas tetap memilihnya sebagai isteri, memberinya status resmi dan membiarkannya tinggal di rumah resminya.     

Terlebih sikapnya pada Anita juga sangat berbeda, ia merasa telah menempatkan anita diatas para wanita-wanitanya. memperlakukannya seperti seorang ratu. Apakah itu tidak cukup membuktikan rasa cintanya pada isterinya itu.     

Seorang lelaki mencari selingan diluar rumah. bukankah hanyalah hal lumrah dan biasa dijaman sekarang ini. ia melihat semua rekan-rekan bisnisnya juga teman dalam circlenya juga melakukannya. dan mereka fine fine saja memiliki banyak sugarbaby diluar rumah, semua baik baik saja. Yang terpenting ia tetap memprioritaskan istri dan anaknya dirumah. ia tidak mengabaikan atau menelantarkannya. memberi nafkah lahir dan batin yang sama seperti sebelumnya. it's not big deal right....     

Hans merasa tidak habis pikir, Kenapa anita begitu dramatic. pikirannya begitu kolot dan egois. ia hanya menginginkan dirinya setia hanya padanya, dan sikapnya sekarang seolah menunjukkan jika perbuatannya itu merupakan kesalahan serius dan tidak termaafkan. 'Wtf.....' desis Hans kesal, ia benar-benar merasa jengkel dengan pemikiran kuno isterinya itu.     

Hans mengusap kepalanya dengan kedua tangannya. ia mendengakkan kepalanya keatas. terus berpikir keras, berusaha mencari solusi. bagaimana mengatasi sifat keras kepala isterinya. 'Apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan kemarahannya ....?',     

Hans kembali meraih ponselnya dan tampak menelfon lawyer pribadinya, ia langsung memerintahkan pengacaranya itu untuk mengurus penolakan gugatan dari anita.     

Hans bersumpah sampai kapanpun ia tidak akan pernah menceraikan isterinya itu. apapun yang terjadi. selamanya Anita hanya akan menjadi isterinya. dan ia akan memastikan, Anita tidak punya pilihan lain, selain harus dengannya.     

.     

.     

Anita pulang kerumah lebih awal, ia memarkir mobilnya masuk kedalam garasi rumah. menempatkan mobilnya pada path miliknya. ia belum mematikan mesin mobil, saat melihat mobil Hans juga tiba dan perlahan masuk kedalam garasi, Hans langsung memarkir mobilnya tepat disamping mobilnya.     

Anita menengoknya sekilas kearah mobil Hans, dengan kaca jendela mobilnya dalam keadaan tertutup, sehingga Hans tidak dapat melihat reaksinya. ia segera mematikan mesin mobilnya, tidak lupa ia mengambil botol air minum juga tas laptopnya sebelum keluar dari mobil. saat membuka pintu mobil, ia melihat Hans juga sedang membuka pintu mobilnya, rupanya hari ini ia menyetir sendiri. tatapan mereka bertemu, Anita menunjukkan wajah datar, tidak tersenyum sama sekali, ia segera mengunci mobilnya dan berjalan masuk kedalam rumah.     

Saat ia berjalan mengitari mobilnya, ia melihat seorang gadis cantik keluar dari mobil Hans, ia keluar dari pintu sebelahnya. melihat Anita, gadis itu tersenyum canggung dan menganggukkan kepalanya padanya, Anita tidak membalas, ia hanya diam tidak bereaksi sama sekali. wajahnya terlihat tanpa ekspresi dan masa bodoh, ia seolah tidak peduli dan menganggap apa yang dilakukan Hans sekarang bukan urusannya lagi.     

Hans mengulurkan tangannya meraih tangan gadis itu, lalu mengajaknya masuk kedalam rumah dengan bergandengan tangan. gadis itu tampak tersipu malu dan tersenyum cerah menunjukkan wajah cantiknya yang menawan.     

Anita menghela nafasnya panjang, berusaha tidak terpengaruh, ia ikut berjalan dibelakang mereka berdua, melangkah masuk kedalam rumah. ia berjalan tanpa bersuara, seakan ia hidup dengan dunianya sendiri.     

Hans membawa gadis itu berjalan naik ke lantai dua, sambil berjalan gadis itu tampak melingkarkan satu tangannya memeluk pinggang Hans mesra. body language mereka berdua terlihat begitu intim, tanpa harus melihatnya, Anita tahu apa yang akan mereka lakukan sesampainya di dalam kamar nanti.     

'Huh masa bodo' !!' batin Anita, lagian proses perceraian mereka sedang berjalan, mungkin saat ini Hans sedang melakukan seleksi untuk mencari penggantinya. mereka sudah tidak berhubungan selama satu bulan ini, sebagai lelaki normal, ia tentu juga butuh pelampiasan hasrat. semenjak dirinya sudah tidak mau lagi menunaikan kewajibannya sebagai seorang isteri.     

Anita mencoba memahami perilaku Hans dari sudut pandangnya pada habit seorang lelaki.     

BHUK !     

"Aw~whhh...M-Ma-af..." ucap anita gugup, sambil memegangi dahinya. Anita tidak sengaja menabrak punggung belakang Hans, ketika tiba-tiba Hans menghentikan langkahnya mendadak. membuat Anita yang berjalan persis dibelakangnya tidak dapat mengerem langkahnya dan tidak sengaja menabraknya dengan keras.     

Hans membalikkan tubuhnya, dan langsung menatap Anita lekat. wajahnya tampak memerah, ia mengapit bibirnya, seolah sedang menahan tawa yang siap meledak. melihat reaksi lugu isterinya yang terus mengusap dahinya sambil meringis kesakitan.     

Anita merasa awkward, ia kemudian berjalan mendahuluinya, ia mengambil langkah cepat dan langsung berjalan menuju ke kamarnya.     

Anita menutup pintu kamarnya dan bernafas lega , 'Huh memalukan sekali,...' ia memukul kepalanya sendiri yang terlalu ceroboh.     

Anita baru selesai membersihkan diri dan     

keluar dari kamar mandi, ketika sayup-sayup ia mendengar desahan dan teriakkan erotis seorang wanita yang sedang bercinta dikamar tamu sebelahnya, ia mengeryitkan dahinya, merasa heran, kamar pribadi Hans berada diujung ruangan lantai dua, bersela dua space ruangan dari kamarnya, tapi kenapa suara mereka bercinta seperti berada tepat dikamar sebelahnya ??.     

Anita keluar kamarnya, menengok kekanan dan kekiri, ia menyipitkan matanya dengan curious, karena rasa penasaran yang teramat sangat, ia ingin memastikan apa yang didengarnya dari dalam kamarnya tadi.     

Beberapa menit berada di luar kamar, suasana tampak tenang kembali, ia tidak mendengar suara apapun selain suara langkahnya sendiri. 'Ahh mungkin tadi hanya imajinasiku saja,...' gumam Anita, ia mungkin sedang banyak pikiran, dan tiba-tiba berhalusinasi membayangkan Hans sedang memadu kasih bersama wanita yang dibawanya tadi.     

Anita lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.     

Ia sedang mengoles skincare di wajahnya, saat ia kembali mendengar suara erotis itu kembali menggema dari dinding disebelahnya.     

Anita terdiam. ia menelan ludahnya dengan berat. suara erotis itu benar-benar membuatnya pusing.     

Ia merasa tidak tahan. dan segera keluar kamarnya untuk memastikan sendiri darimana sumber suara itu berasal. dengan hati-hati ia lalu membuka pintu kamar tamu disebelahnya yang memang tidak terkunci.     

Seketika tatapan matanya terkunci saat melihat pemandangan tidak elok didepan sana, ia melihat Hans dan gadis itu tampak sedang bercinta dengan posisi berdiri pada dinding kamar. mereka berdua tampak topples, tidak mengenakan selembar benangpun ditubuhnya. Tatapan Mata Hans dan Anita bertabrakan.     

Anita tersadar, ia langsung memalingkan wajahnya, ia membalikkan tubuhnya kebelakang.     

"M-Ma-af....ma-af menganggu ... s-saya salah masuk kamar, silahkan dilanjutkan…" ucapnya malu, sambil menutup matanya, ia langsung berlari keluar kamar dengan langkah seribu.     

Hans tersenyum samar, sambil terus melanjutkan aktivitas sexualnya. seolah itu memang sebuah scene yang sengaja ia ciptakan untuk memancing anita datang padanya.     

"Ayok keluarkan suaramu sweety !!" ucap Hans lirih, sengaja membisikkan dirty talk pada partner sex-nya sambil menohok penisnya dengan kuat pada keintiman wanitanya itu.     

Wanita itu langsung berteriak keras, memegangi satu tangan Hans yang mengangkat satu pahanya.     

Hans terus memberi dorongan bertubi-tubi, membuat teriakkan wanita itu semakin keras dan menggila.     

Hans merasa senang, ia     

rupanya sengaja berbuat begitu untuk memanasi isterinya, ia bahkan sengaja bercinta di kamar tamu yang bersebelahan dengan kamar anita untuk memancing hasrat anita, ia yakin Anita pasti merasa frustrasi dengan teriakan-teriakan erotis yang terdengar di kamar sebelahnya.     

Dan memang benar adanya, Anita tidak bisa tidur semalaman, ia harus bersabar menahan hasratnya yang sudah satu bulan ini tidak tersentuh, Teriakkan wanita itu terus bergema semalaman, juga pukulan- pukulan tangannya ke dinding kamarnya tidak berhenti menciptakan imajinasi liar di kepalanya. membuat Anita benar-benar tidak bisa memejamkan matanya sedikitpun.     

'Kurang ajar !!!' Anita menatap dinding dikamarnya dengan mata berapi-api.     

'Apa dia melakukannya dengan sengaja ??" ia menggertakkan giginya dengan kesal.     

'Setidaknya lakukanlah di luar rumah !!, kayak gak punya uang saja buat booking hotel !'     

'Keterlaluan.....'     

'Dasar lelaki gak punya hati.... meski kau sangat membenciku, tapi aku ini tetaplah ibu dari anakmu !!, apa tidak bisa bersikap sedikit respect padaku!!' maki Anita dengan marah. ia berusaha menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. dan menggunakan earphone pada kedua telinganya. tapi suara erotis itu benar-benar masih terdengar, membuatnya tidak dapat memejamkan matanya sedikitpun.     

Anita berteriak dengan frustasi. ia benar-benar merasa marah. Hans telah mengacaukan jadwal tidurnya yang berharga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.