Shadow of Love

Pasti dia sudah merayunya diranjang



Pasti dia sudah merayunya diranjang

0Anita datang kekantor dengan wajah kuyu, akibat tidak tidur semalaman. sebenarnya ia tidak ingin masuk bekerja hari ini, tapi setelah dilihatnya tadi Hans juga tidak meninggalkan rumah, ia langsung membatalkan niatnya untuk bolos kerja, ia menduga Hans masih akan bercinta seharian lagi dirumah. bukankah sangat bodoh jika ia tetap bertahan dikamarnya. sama saja ia cari mati. dan Hans pasti akan tertawa puas melihat penderitaannya.     

'Tidak !!, aku tidak akan membiarkan itu terjadi !'     

Anita membaringkan kepalanya diatas meja kerjanya. ia berharap bisa tidur sebentar saja, untuk menghilangkan rasa penat dikepalanya. dan hanya dalam hitungan detik ia mulai mengheningkan cipta.     

Sementara dijalan depan lobby utama Kantor, Chen terlihat keluar dari mobilnya, ia datang dengan di antar sopir pribadi. dengan langkah tegas, ia langsung masuk ke pintu utama. para pegawai segera membungkuk memberi hormat. saat melihatnya berjalan melintasi mereka. sambil berjalan Chen membalas anggukkan karyawan dengan anggukkan singkat. dengan ekspresi datar tanpa senyum.     

Pak Malik segera berlari kecil menyambut kedatangan Chen. setelah mengucapkan salam, ia berjalan membuntutinya menuju ke ruang kantornya. tapi Chen seperti berubah pikiran, ia berhenti mendadak dan berbalik kearah kanannya, melihat ke ruang kerja Anita terlebih dahulu.     

Chen menatap pak Malik tegas.     

Pak Malik langsung mengerti, ia lalu pergi menuju ruang kerjanya sendiri, meninggalkan Chen di depan ruang kerja Anita yang terbuka, membiarkan bossnya itu menyelesaikan urusannya sendiri.     

Chen mengeryitkan keningnya, saat melihat Anita tampak membaringkan setengah badannya diatas meja. kepalanya tampak menghadapi kesamping, Chen berjalan pelan mendekatinya, ia melangkah dengan berhati-hati, melihat kearah sisi samping kepala Anita. ia sengaja menjulurkan setengah badannya menyamping, kepalanya melihat pada wajah Anita, ia ingin mengejutkan Anita. melihat bagaimana ekspresi Anita saat tiba-tiba melihatnya telah berada didepannya.     

Tapi seketika Chen membuka mulutnya lebar, ia tampak terbahak dalam diam. ekspectasinya tidak sesuai realita. ia justru mendapati anita ternyata sedang tertidur dengan pulas.     

Anita sama sekali tidak mengetahui kehadirannya, ia tidak terbangun, Chen bahkan bisa mendengar suara nafasnya yang berhembus dengan teratur, menandakan ia benar-benar in deep sleep.     

Chen menghentikan tawanya, sorot matanya mendadak terpukau, ia tampak membeku ditempatnya, menatap anita tak berkedip, tanpa sadar ia terus memperhatikan Anita dalam diam. entah mengapa hatinya merasa relief melihat Anita berada didekatnya begini. ia dapat menikmati wajahnya dengan tenang, tanpa penolakan seperti biasanya.     

Chen lalu menyandarkan tubuhnya di dinding dengan pelan. menikmati waktunya bersama wanita yang ia kagumi diam-diam. ia kemudian menyandarkan kepalanya di dinding, tangannya menegadah kedepan, berpura-pura memegang ponsel dan asik memainkannya, padahal tatapan matanya tidak lepas memperhatikan wajah molek diatas meja didepannya.     

Chen mengingat-ingat, Ini bukan pertama kalinya ia menemukan Anita tertidur pulas dikantor saat jam kerja begini. Chen menatap wajah lelah Anita dengan lekat, tiba-tiba timbul perasaan tidak tega dihatinya, 'Apa dia melewati hari yang berat dirumahnya ?', batin Chen bertanya-tanya. 'kenapa ia tampak susah begini ?....'     

Tiga jam kemudian, ...     

Anita terbangun dari tidurnya. dan merasakan badannya jauh lebih segar... ia merentangkan kedua tangannya, stretch her body. dan langsung menutup mulutnya sendiri, yang menguap kecil.     

Anita menoleh ke kiri dan ke kanan, melihat suasana kantor yang begitu tenang, hanya terdengar bunyi detak keyboard computer bersaut-sautan, yang menandakan rekan-rekan kerjanya sedang beraktivitas bekerja seperti biasanya.     

Anita memundurkan kursinya. dan bangkit dari duduknya.     

"Aa-ghhhh !!" teriaknya kaget, ia langsung membungkam mulutnya sendiri. dan reflect mundur selangkah, menyandarkan pantatnya diatas meja kerjanya. Anita tampak memegangi dadanya dengan kuat. sambil menatap kearah Chen dengan wajah pucat pasi.     

"Sejak kapan kau disini..." tanya Anita galak. menatap kearah Chen dengan wajah kesal,     

Chen tersenyum ringan, dalam hatinya ia diam-diam merasa bersalah, telah membuat Anita terkejut setengah mati. ia hanya bisa menutupi rasa sesalnya dengan tetap asik bermain ponsel ditangannya, berpura-pura tidak memperhatikan wajah Anita yang tampak pucat pasi karenanya.     

"Em-mm sudah sekitar tiga jam yang lalu .... kira-kira..."     

"Hahaha kamu memang lucu, selera humormu bagus juga, salute... lanjutkan..." jawab Anita setengah mencibir, ia lalu kembali duduk dikursinya dan minum air putih pada water bottle yang dibawanya dari rumah.     

"Kamu kenapa ?, kok pagi-pagi bawaannya ngantuk saja... sampai tertidur pulas begitu..."     

"Enggak apa-apa .... tadi kepalaku agak pusing, jadi aku berbaring sebentar..." kilah Anita sekenanya, berusaha menjawab dengan suara santai.     

"Kalau kau merasa tidak enak badan, gak usah maksain kerja ... istirahat saja dirumah .. setelah merasa baikkan baru masuk...", Chen menyeret kursi didepan meja Anita, dan duduk disamping Anita. mereka lalu berbincang dengan posisi berdekatan.     

"Aku baik-baik saja, lagian aku hanya tertidur lima menit-an doank.... aku hanya butuh sedikit tiduran, dan kepalaku akan menjadi baik sendiri ",     

"Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri ",     

"Aku harus bekerja, karena aku sedang kejar setoran, aku tidak rela gajiku dipotong sehari karena bolos kerja hehehe ",     

Chen tersenyum kecil, ia tidak ingin mendebat lagi. saat itu Anita juga bilang padanya hanya tertidur selama lima menit, padahal jelas-jelas Anita tertidur beberapa jam lamanya. entah mengapa, instinctnya tiba-tiba mengambil alih pikirannya, ia menyandarkan dagunya diatas meja, pura-pura melihat kearah ponsel yang diletakkan di depannya, membiarkan Anita dengan persepsinya sendiri. ia ingin melindungi wanita didepannya kini sebisanya, ia tidak ingin bercanda keterlaluan dan membuatnya merasa malu.     

"Baiklah, terserah kamu saja...."     

"Kenapa kau duduk disini ?, memang kau tidak bekerja ??, pergi sana ke ruang kerjamu sendiri ",     

"Kenapa... ? kau tidak suka aku disini ?, aku bisa bekerja dimanapun di kantor ini...seluruh gedung ini, juga semua property disini, adalah milikku.... termasuk ruangan ini..." jawab Chen dengan wajah menantang dan penuh percaya diri.     

Anita menganggukkan kepalanya setuju. Bagi anita. Chen hanyalah pria belia, yang terlahir kaya raya, sehingga hidupnya seolah penuh dengan dirinya sendiri. ia telah hafal dengan typical pria tajir sepertinya , yang identik dengan sifat sombong, arrogant dan haus akan pengakuan.     

"Iya... Iyaa.... semua punya kamu... tentu kau boleh berada disini, atau dimanapun dikantor ini sesukamu, boss besar mah bebas... "     

"Hehehe jadi kau tidak keberattan khan aku tetap disini denganmu...."     

"Terserah kamu.... suka-suka kamu ..."     

"Hmm begini khan enak... btw apa kau tidak merasa suasana disini menjadi lebih cerah dengan kehadiranku...." tanya Chen narsis.     

"Hahaha .." Anita spontan terkekeh,     

"Kenapa ??, kau tidak perlu menyangkalnya, penglihatanmu jadi lebih fresh khan... saat aku didekatmu begini...." Chen memasang wajah cool, sambil mengangkat dagunya dengan melebarkan jari telunjuk dan jempolnya.     

Anita menatap Chen speechless. ia tertawa, sorot matanya yang cemerlang menatap wajah Chen dengan ekspresi tidak percaya. 'Duh pede bangett sih nih orang ckckckkck... ' ia hampir tidak percaya ada manusia senarsis itu exists.     

Chen tersenyum kecil, ia sebenarnya bukan type pria yang suka bercanda, atau usil. selama ini hidupnya adalah tentang belajar, berprestasi, lalu bekerja, memimpin perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ayahnya bahkan menganggap ia sebagai typical pria yang terlalu serius menjalani hidup. tapi menghadapi Anita, ia seolah berubah menjadi pribadi yang berbeda, entah mengapa jiwa usilnya selalu meronta untuk menggodanya, berada didekat Anita, ia seolah menjadi pria gabut yang iseng, and believe it or not, hanya Anita satu-satunya orang yang dapat membuatnya melakukan itu.     

"Hahaha iya iya. kau memang sangat menawan Mr Chen, but sayangnya aku tidak tertarik pada pesonamu, ... sekarang aku harus bekerja ... silahkan kamu pulang ketempat asalmu hush hush hush ", usir Anita tidak sabar, sambil mendorong punggung belakang Chen, menggiringnya keluar dari ruang kerjanya.     

"Tadi kau bilang aku boleh tetap disini..."     

"Aku berubah pikiran..."     

"Hah kapan ?"     

"Barusan !"     

"Kau tidak adil..."     

"Dilarang protest !!, aku memang suka mendominasi."     

"Jangan lupa kamu cuci muka dulu yaa ... itu ilernya beneran masih nempel dimulutmu... ihhh cantik-cantik Ileran." ledek Chen dengan sengaja, sambil tersenyum puas dan melangkah pergi dari ruang kerja anita.     

"Huh diam, dasar berisik ..." balas Anita riang.     

Anita membalikkan tubuhnya, kembali ke meja kerjanya, tapi tatapan matanya auto membola lebar. tidak percaya dengan angka jam yang dilihatnya. 'Hah.. perasaan tadi aku baru datang kekantor. kenapa sekarang sudah mau jam makan siang saja. pantesan perutku kuruk kuruk lapar dari tadi...' ,Anita meringis. menatap kearah ruang kerja Chen dengan rasa bersalah, 'Jadi tadi Chen bicara yang sebenarnya, aku benar-benar tidur selama tiga jam-an....'     

Anita lalu mengeryitkan keningnya, 'Tapi kenapa dia tidak marah ?, kenapa tadi ia tidak membangunkanku saja.... ' , tiba-tiba wajah Anita kembali mengeras, kedua alisnya tampak berdeķatan, menjadi satu. Amarahnya kembali memuncak, saat menginggat apa yang dilakukan Hans. yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman. ' ini semua salahnya !! gara-gara ulah lelaki brengsek itu !! dasar buaya darat !!' umpat Anita dengan kesal.     

Semua pegawai dikantor tampak melihat iri kearah anita, yang terus dibuntuti oleh Chen. Anita dianggap beruntung karena mendapatkan perhatian special dari pria muda Kaya Raya yang merupakan boss besar mereka itu. Mereka tampak berkasak kusuk tentang Anita.     

"Pasti dia sudah merayunya diranjang yahh khan cuii~"     

"Ciihhh lagaknya saja sok pendiam. aslinya binalita yah cy-ong", kata seorang lagi.     

"Emm ~ Bukan lagi, .. jelas-jelas tuh binalita sudah punya lakik dan anak dirumahnya, tapi liat kelakuannya diluar rumah, masih gatal, teteup doyan sama daun muda."     

"Em-beerrr..."     

"Apalagi tuh si boss sampai belain sering-sering datang dari Singapore kesini.... pasti karena mereka pernah enak-enakan sebelumya khan cuiii,"     

"Nahh itu... sudah pastilah cy-ong... rasa nambah khan yaa wkwkwkwkk"     

Begitulah gosip-gosip para karyawan lain membicarakan kedekatan Chen dan Anita. tentu saja mereka berbicara dengan nada cemburu, rasa iri jelas terselip di setiap komentar dan cemooh mereka. meskipun mereka tidak akan mengakuinya dengan terus terang.     

Chen bagai bintang yang bersinar terang dilangit. yang tidak mungkin tergapai oleh mereka. mereka hanya bisa melihat sinarnya dari kejauhan mata. seperti itulah ungkapan yang pas untuk menggambarkan para pengossip yang kini dilanda dengki dan cemburu melihat Chen yang justru tampak antusias mengejar anita.     

"Nit.... makan siang bareng yukk", ucap Chen terus terang. ia menghampiri meja Anita sambil menatap arlojinya yang menunjuk tepat pukul dua belas siang, yang artinya jam istirahat siang telah tiba.     

"Aku mau makan disini, aku bawa bekal sendiri hehehe sorry...."     

Anita mengeluarkan satu set box makanan dari tas warmer khusus untuk makanan yang dibawanya.     

Chen langsung mengambil kursi single didepan meja Anita, dan menyeretnya duduk disampingnya. melihat dengan antusias Anita membuka satu persatu boxes makanan yang ditaruh diatas meja.     

"Apa....?" tanya Anita tidak mengerti.... balas menatap Chen dengan wajah bengong.     

"Kamu gak niat buat bagi-bagi sedikit gitu....?"     

"Hahhh ????"     

"Mungkin kamu butuh bantuan untuk menghabiskannya... "     

"Ohw-whhh ... " Anita menganggukkan kepalanya mengerti, ia buru-buru mendorong tubuh Chen agar menjauh darinya, ".... excuse me Mr Chen, but I don't need helper kokk, jangan khawatir, aku bisa menghabiskan bekalku sendiri hehehe... you no need worries about it okay",     

Anita mengedipkan satu matanya genit,     

"Dasar pelit....",     

"Biarin...."     

"Bagi sedikit emang kenapa sih....", ujar Chen maksa.     

"Enggak !!, makananku banyak kuman, lagian jika aku membaginya, nanti aku gak kenyang..." ujar Anita cuek, sambil mendekatkan hidungnya pada makanan didepannya, mengedus baunya yang lezat, lalu memasang wajah berselera.     

"Jangan kenyang-kenyang.... nanti kau bisa gemuk loh... perempuan itu perlu diet, harus bisa menjaga aesthetic tubuhnya okay..."     

"Aku tidak perlu melakukannya, aku sudah sold out, dan untungnya suamikku bisa menerima tubuhku yang ala kadarnya ini ... you got it !"     

Selesai mengucapkan kata-katanya Anita termenung sedih, hatinya terasa perih, ia menjejalkan spaghetti ke mulutnya hingga penuh. menahan air matanya agar tidak tumpah. ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah menangis lagi.     

Chen tiba-tiba ikut mencomot mie dari mangkuk Tupperware milik Anita, menggunakan garpu yang diletakkan Anita dipinggir mangkuk.     

Pikiran Anita sedang tidak fokus, ia larut dalam pikirannya sendiri.     

Dan mie milik Chen bertaut dengan mie milik anita, mulut mereka seolah saling berebut memakannya. hingga tanpa sengaja mulut mereka bersentuhan saat mie mereka mempunyai ujung yang sama.....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.