Shadow of Love

Beraninya kau menghinaku



Beraninya kau menghinaku

0Hans menutup pintu kamarnya, kaki panjangnya melangkah tegap mendatangi bibik yang tampak sedang bebenah di kamarnya. "Bik... Bryan kemana, Aku cariin di kamarnya kok gak ada ?" tanya Hans pada bibik, ia tampak santai, ujung jari telunjuknya menggaruk hidungnya yang terasa gatal, Hans terlihat sangat rileks, hanya berbalut kaos oblong putih dan celana pendek selutut, pakaian santainya saat di rumah.     

Bibik tampak sedang sibuk mengganti sprei pada ranjang tidur Hans didepannya. Hans berjalan mendekatinya, berdiri di tepi ranjang, menunggu jawabban bibik dengan sabar, Bibik melirik ke arah Hans sebentar, lalu menjawab pertanyaan Hans sambil tetap melanjutkan pekerjaannya dengan sikap tenang. "Loh bukannya ibu dan Bryan sudah tiga hari ini gak pulang ke rumah... memangnya bu Anita gak pamit sama Tuan saat mau pergi ?" bibik bertanya balik. sambil memasang raut wajah lugu dan menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak tahu menahu tentang keberadaan Anita dan Bryan.     

"Bik... kau jangan bercanda yah..."     

Bibik menghentikan pekerjaannya, dan menegakkan tubuhnya, membalas menatap Hans dengan wajah serius. "Tuan.. Mana berani saya bercanda pada tuan, bu Anita sudah tiga hari ini pergi meninggalkan rumah, saya pikir beliau pergi atas persetujuan Tuan,..."     

"Enggak !! dia gak bilang apa-apa padaku !", potong Hans tidak sabar, Hans benar-benar tidak tahu tentang kepergian Anita.     

Bagaimana tidak, setiap hari ia disibukkan dengan aktivitasnya bercinta dan terus bercinta, menciptakan suara erotis untuk memancing hasrat Anita, yaitu sebagai bentuk hukuman untuk Anita yang telah berani menggugat cerai dirinya. tapi, meski ia sengaja menggunakan kamar yang bersebelahan langsung dengan kamar Anita untuk bercinta dengan para partner sex-nya, Hans benar-benar tidak tahu jika isterinya itu sudah pergi meninggalkan rumah sejak beberapa hari yang lalu. Ia tidak tahu, jika usahanya membuat Anita menyerah padanya adalah percuma dan sia-sia saja. ia baru saja mengetahui kepergian Anita setelah ada pernyataan dari bibik ini, ia menyadari suasana rumah yang terasa senyap akhir-akhir ini. tapi bodohnya, ia tidak menaruh rasa curiga sama sekali.     

"Maafkan saya, tapi saya juga tidak berani bertanya apa-apa pada ibu, karena suasana hatinya saat itu juga tidak terlalu baik..."     

Tentu saja Hans tahu persis apa yang membuat suasana hati isterinya itu tidak baik.     

"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku !"     

Hans menarik nafas pelan, sesuatu seperti samar-samar memenuhi matanya.     

"Saya sudah melakukannya. tapi tuan tidak punya waktu mendengarkan saya, beberapa hari terakhir Tuan begitu sibuk dengan urusan tuan sendiri .. uhuk ... uhuk ..", Bibik pura-pura terbatuk, ia tidak berani melanjutkan ucapannya, bibik menundukkan kepalanya, sambil menaruh sprei kotor pada keranjang khusus disampingnya. Hans langsung mengerti magsud ucapan bibik. Hans tidak mengatakan apa-apa. hanya ada percikan api tampak dimatanya. menunjukkan kemarahan yang ada di dirinya.     

"Tolong, kau panggil fitri kesini sekarang !!"     

Bibik menatap kearah Hans lekat, dengan ragu-ragu ia berkata, "Ibu Anita juga membawa fitri pergi bersamanya.."     

"Hah !!",     

"Saat bu Anita menyuruh fitri packing barang-barangnya, saya sempat bertanya pada tuan, tentang bagaimana pembayaran gaji fitri, tapi tuan sangat sibuk, akhirnya saya putuskan sendiri, memberi gaji terakhir fitri di depan sebagai kompensasi ...."     

"Bik....Kenapa kau baru bilang sekarang..." ucap Hans lagi, dengan nada penuh penyesalan.     

"Saya lihat tuan bersikap tenang setelah kepergian ibu. jadi saya pikir Tuan memang menginginkan ibu dan Bryan pergi dari sini.."     

Bibik menundukkan kepalanya dengan kalut, ia tidak dapat menutupi rasa kecewa dihatinya.     

"Apa kau sudah gila !!" gertak Hans dengan marah, "Bagaimana mungkin aku menginginkan kepergian Anak dan isteriku sendiri !!"     

"Nyatanya sikap tuan berkata sebaliknya..."     

"Jangan sok tahu !!" ujar Hans galak,     

"Apa nita membawa pergi semua barang-barangnya ?!" Hans langsung berjalan menuju ruang wardrobe milik Anita, dan melihat sendiri kondisi wardrobe pakaian milik isterinya itu. ia membuka rak dan cabinets milik Anita satu persatu, beberapa rak pakaian tampak telah kosong sebagian. Anita tampak hanya membawa beberapa pakaian yang dibutuhkan saja, Anita tidak membawa serta koleksi tas branded, kumpulan perhiasan dan arloji mewah pemberian darinya.     

Hans membalikkan badannya, menatap bibik dengan tatapan yang kosong. Wajah Hans segera berubah memutih, "Tidak mungkin... ini tidak mungkin....", dengan langkah terburu-buru Hans segera berjalan keluar dari kamarnya, langsung menuju kamar tamu yang biasa ditinggali Anita.     

Hatinya berdebar-debar.... ia membuka pintu kamar tamu dengan perlahan, "Nitt.... nitaaa...." panggilnya ragu-ragu, matanya langsung memencar keseluruh ruang kamar, mencari keberadaan Anita.     

Suasana kamar Anita begitu hening... dan senyap...     

Kamar itu terlihat kosong... dalam hati Hans timbul rasa nyeri yang tak terkatakan, wajah Hans tampak bingung, ia menoleh ke kiri dan ke kanan, wajahnya berubah memucat tanpa harapan.     

Hans buru-buru menghapus air mata yang jatuh dipipinya...     

ia melihat kearah tempat tidur luas didepannya, terlihat sangat rapi dan bersih, menampakkan tidak ada tanda-tanda sedang ditinggali oleh seseorang.     

Dug...Dug....Dug.....     

Detak jantung Hans berdetak semakin keras. dan tiba-tiba ia merasakan kakinya terasa lemas, hingga rasanya tidak mampu menompang tubuhnya, Hans terjatuh di lantai. "Nita please... Nita please..... please... jangan seperti ini please....", tangannya yang gemetar berusaha menggapai dinding kamar untuk menompang tubuhnya agar kuat berdiri. sorot matanya terus berpendar keseluruh ruangan kamar, seolah berharap menemukan bayangan isterinya lagi.     

Bibik menghempas nafasnya dengan keras, dari balik pintu kamar ia menyaksikan dengan jelas, Hans yang tampak hancur kini seolah sedang meratapi diri. ' Akhirnya yang aku takutkan terjadi.... berdoalah.... semoga isterimu masih mau membuka hati untukmu...' dengan wajah datar, bibik berjalan pergi, meninggalkan Hans sendirian disana. Bibik melanjutkan kembali aktivitasnya seperti biasa, seolah tidak sedang terjadi apa-apa.     

.     

.     

Kasak-kusuk di lingkungan kantor Anita tidak bisa reda begitu saja, gossip bergulir seperti bola liar dan menjadi demikian heboh. Moment Anita resign dari kantor yang bersamaan dengan perginya Chen ke Europe minggu kemarin memunculkan desas-desus hebat, bahwa mereka sebenarnya telah tinggal bersama. para pengossip meracik dan membumbui cerita agar terdengar fantastic dan semakin epic. mereka memblow up cerita bahwa sebenarnya Anita dan Chen telah tinggal bersama. Anita dituduh rela meninggalkan suami dan anaknya demi bisa hidup bersama Chen, Anita diam-diam ikut dalam perjalanan bisnis Chen ke Europe, dan tentang kedatangan Chen ke jakarta, mereka berasumsi bahwa itu hanya untuk urusan bisnis yang belum terselesaikan. keyakinan ghibah mereka itu diperkuat oleh sikap Chen yang buru-buru meninggalkan kantor, ketika tidak ada Anita di kantor mereka.     

Dan ketika esok harinya Hans mendatangi kantor Anita untuk menanyakkan keberadaan isterinya pada bagian SDM. ia menerima informasi kasak-kasuk itu. hatinya menjadi panas.     

"Damn !!"     

Hans memukul gagang setir mobilnya dengan keras. darahnya seperti mendidih dan bergolak hebat.     

"Beraninya kau menghinaku !!! Beraninya kau..." teriak Hans dengan geram. wajahnya tampak memerah penuh amarah yang memuncak, tetapi entah mengapa, dalam hatinya dia tidak mempercayai desas-desus itu. karena ia sangat mengenal isterinya, ia tidak akan berbuat senista itu. ia tahu persis isterinya tidak akan tidur dengan lelaki lain selain dirinya.     

Meskipun begitu, hatinya diliputi rasa cemburu yang membuncah, ia yakin jika memang benar adanya kemungkinan anita memiliki affair dengan Chen. membayangkan itu, hatinya merasa marah. Ia tidak bisa menerima pengkhianatan isterinya itu. Hans bersumpah, begitu ia menemukan isterinya nanti, ia akan memastikan, Anita mendapat hukuman berat darinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.