Shadow of Love

Merasakan kehilangan yang sebenarnya



Merasakan kehilangan yang sebenarnya

0Anita berlari kecil mengelilingi area taman public nan asri di lingkungan perumahan tempat tinggalnya, kini setiap sore hari, ia seolah mempunyai rutinitas baru, yaitu melakukan jogging dan berolah raga ringan disana, untuk mengisi waktu kosongnya dengan menjaga stamina dan kesehatannya, sekalian mengajak Bryan bermain di taman. melakukan kegiatan outdoor dan bersenang-senang bersamanya.     

Bryan tampak mengayuh sepeda roda empatnya dengan susah payah, ditemani oleh mbak fitri yang setia menjaga disampingnya.     

"Ayok Bryan kejar mommy...."     

Bryan tampak tertawa lebar, kaki kecilnya berusaha mengayuh sepedanya melaju lebih cepat lagi, ingin mengejar mommy-nya yang berlari kecil didepannya. pipi tomat Bryan tampak memerah menggemaskan, ia memacu sepedanya hingga berkeringat. mereka bertiga tampak saling berkejaran kecil, sambil saling tertawa dan bercanda.     

Setelah satu bulan tinggal di singapore, Anita mulai dapat move on, perlahan-lahan ia dapat melupakan rasa sedihnya dan sudah dapat tertawa ceria seperti sebelumnya, gurat kesedihan dan rasa tertekan memudar dari wajahnya. menunjukkan bahwa ia mulai dapat menata hatinya kembali.     

"Mah... Nita mau bicara sesuatu,..." ucap Anita tampak ragu-ragu,     

"Ada apa sayang... ", ibu segera meletakkan botol air mineral miliknya keatas meja, dan wajahnya langsung menatap Anita dengan mimik serius.     

Sudah Hampir satu bulan ini, ibu rutin mengunjungi Anita dan Bryan pada setiap hari jum'at sore, ibu selalu menyiapkan waktu weekendnya untuk Bryan, ia menghabiskan hari sabtu dan minggunya untuk bermain bersama cucu kesayangannya. dan kemudian ia akan terbang kembali ke jakarta pada minggu sorenya.     

"Mm-mm mam, nita mau ngasih tahu sesuatu, tapi mamah jangan kaget yahh..."     

"Tentang apa ....", ibu mengeryitkan keningnya sedikit, merasa penasaran.     

"Mah, ...sebenarnya ini keputusan yang sangat berat.... tapi menurut nita ini adalah keputusan yang terbaik untuk Nita dan Hans...."     

"Sebenarnya, ... nita baru saja mendapat kabar dari lawyer Nita di Jakarta, ... Mm-mm itu.... tentang sidang putusan... hari ini pengadilan sudah memutuskan perceraian nita dengan Hans...."     

".... Kami sudah resmi bercerai....", suara anita berangsur memelan. ia tidak berani menatap mata ibu, Anita menundukkan kepalanya dalam-dalam.     

Ibu menghela nafasnya pelan, ekspresi ibu tampak muram, matanya yang berkilau itu seolah diselimuti oleh perasaan campur aduk yang tidak dapat ia jelaskan.     

"Mamah tahu... mamah sudah dengar juga dari Hans....",     

"Ohh....", Anita mendengakkan wajahnya keatas,     

"Mah...."     

"Biar bagaimanapun, kau tetap puteri mamah, dan aku tetap oma Bryan khan....", jawab ibu berseloroh, ibu seolah tahu kegundahan hati Anita, yang merasa tidak enak dengan statusnya kini dengannya.     

"Tentu !!, tentu saja mah.... selamanya Nita ingin menjadi puteri mamah..., Nita sangat bersyukur mempunyai mamah yang tulus menyayangi Nita...", Anita mengenggam tangan ibu dengan kuat, air matanya tiba-tiba jatuh, hatinya merasa terharu dan lega mendengar ucapan ibu yang tidak berubah padanya, tapi sekaligus sedih, karena putusan cerai ini juga telah memutuskan hubungan nyata diantara keduanya. dalam hatinya ia sungguh-sungguh menyayangi ibu seperti mamahnya sendiri.     

"Sudah.. sudah. jangan menangis..." ibu langsung mengusap air mata yang membasahi pipi Anita, tapi perlakuan lembut ibu justru semakin membuat tangis Anita kian pecah, tubuhnya tampak berguncang, sesenggukkan. ibu meraih bahu Anita, dan memeluknya erat.     

"M-M-Ma-afkan ni-ta mah...."     

Ibu melepas pelukannya, ia mendengakkan wajah Anita menghadap padanya...     

"Sudah, it's okay..... Kamu tidak perlu meminta maaf pada mamah, kamu tidak perlu merasa bersalah seperti ini, ..."     

"Mamah bukan siapa-siapa dalam rumah tanggamu, mamah tidak pernah berada diposisimu... mamah tidak pernah tahu yang kau rasakan, jadi mamah tidak berhak judging you, I believe ... everything happens for a reason... for experience or lesson... jadi, tidak usah bersedih okay ..." ucap ibu hans lembut, terus menghapus air mata Anita yang tidak kunjung reda, ia mengusap tissue pada wajah Anita dengan lembut, wajah ibu sedikit muram, ia tampak berusaha menyembunyikan rasa sesak di dadanya.     

Ibu jelas tahu persis alasan Anita berkeras ingin bercerai dari puteranya. ibu telah mengetahuinya bagaimana kelakuan Hans di luar sana. Jenny dan bibik adalah dua orang kaki tangannya, yang diam-diam selalu melapor padanya, mengabarkan yang terjadi di kantor dan rumah Hans. ibu bahkan tahu kejadian saat Anita hampir saja memergoki Hans bersama Vanessa dikantor Hans, ibu juga telah diam-diam mengambil tindakan untuk memutus hubungan Hans dengan para artis dan model yang menjadi incarannya. ibu telah melakukan segala cara untuk meredakan kelakuan Hans, tapi nasehat darinya tidak pernah diindahkan Hans, ibu memang terlihat diam, tapi ia tidak bodoh, ia tahu persis kelakuan anaknya itu melebihi siapapun.     

Jadi ibu dapat memahami jika Anita akhirnya tidak bisa bertahan lagi. ia dapat mengerti rasa sakit yang dialami menantunya itu.     

"Mah... Hans adalah suami dan ayah yang baik, Hans sangat bertanggung jawab.... salahkan nita yang tidak sanggup mendampinginya, nita tidak punya kesabaran yang luas untuk menjadi istri yang baik untuknya..."     

Ibu menganggukkan kepalanya pelan, pura-pura setuju dengan ucapan Anita...     

"Nita sudah berusaha menerima Hans dengan apa adanya ..tapi akhirnya Nita tidak bisa lagi, Nita menyerah..."     

"Nothing is ever wasted nita... Hans akan belajar dari kesalahannya ini. biarkan dia merasakan kehilangan yang sebenarnya... "     

"My Apology mah, to put you in this hard situation.. terima kasih sudah menerima keputusan Nita ini,...,"     

"Nita janji, tidak akan ada yang berubah diantara kita ... selamanya Nita akan menjadi puteri mamah yang berbakti...."     

".... Jika mamah mengijinkan....", sambungnya dengan nada lirih,     

"Dasar bodoh.... siapa yang bisa menolak puteri cantik sepertimu... ", ujar ibu menggoda, ia pura-pura mencubit pipi Anita.     

Bibir Anita langsung merekah, merasa lega, ia menatap ibu penuh kasih, dan langsung menghambur dalam pelukan hangat ibu seperti biasanya, ibu membalas memeluk Anita tak kalah erat, hubungan mereka berdua terlihat rekat, bagai ibu dan anak yang sesungguhnya. mereka seperti tercipta untuk saling memahami dan menyayangi tanpa keraguan.     

.     

.     

Anita kembali ke meja kerjanya dan membereskan kertas-kertasnya yang berserakan di lantai, saat ini ia bekerja untuk sebuah perusahaan SeaMoney yaitu perusahaan digital payments and financial services provider di singapore, Anita diterima bekerja di divisi financial planning analyst, dan baru saja melewati masa training.     

Ia telah meminta persetujuan ibu sebelum memutuskan melamar bekerja, ibu tahu, Anita adalah tipe wanita yang tidak bisa hanya diam di rumah, mindsetnya adalah menciptakan financial independent, sejak awal menikah Anita seolah selalu menerapkan untuk tidak tergantung pada siapapun, ia menunjukkan pada Hans jika ia dapat berdiri dengan kedua kakinya sendiri.     

Dan ibu dapat memahami itu, ia membiarkan Anita menjadi dirinya sendiri. memberinya ruang untuk berkembang.     

Anita bertekad untuk bisa, at least menghidupi diri dan keluarganya. ia harus berani mengambil resiko, keluar dari zona amannya selama ini. ia berpikir untuk jangka panjang, ia butuh pekerjaan demi kelangsungan hidupnya dan Bryan, ia tidak boleh terus mengandalkan uang pemberian dari ibu, ia butuh pekerjaan yang stabil dan dapat menjamin hidupnya secara financial.     

Setelah searching, ia akhirnya menemukan Perusahaan ini, yang sesuai dengan kriterianya, memberi gaji yang sesuai expectasinya. demi bisa diterima ditempatnya ini, ia bahkan mempersiapkan diri beberapa hari sebelumnya, agar dapat lolos sesi interview dan memberi kesan positives pada management atas kemampuannya. dan usahanya itu tidak sia sia, ia memberi impression positive pada presentasi wawancaranya sehingga langsung diterima saat itu juga.     

Anita ingin tampil kompeten dengan skill finance yang dimilikinya. ia ingin menunjukkan pada dirinya sendiri bahwa ia tidak perlu bergantung dan mengemis pada siapapun untuk bertahan hidup. mungkin sifatnya ini, secara tidak langsung menurun dari mamahnya, sejak kecil ia terbiasa melihat mamahnya yang seorang single parent bekerja dengan keras, mamah membuktikan padanya dapat bertahan dan sukses menjalani bisnisnya, menghidupinya dengan kecukupan, tanpa bergantung pada siapapun.     

Saat ia duduk di ruang kerjanya, supervisornya Luke yeoh meletakkan sebuah documents dimejanya. "Kau ikut dalam seminar mewakili perusahaan besok..." ucapnya angkuh,     

Anita agak terkejut, ia hanyalah seorang pegawai baru. tapi langsung disodori untuk ikut seminar... apa tidak ada karyawan lain yang lebih kompeten darinya ?     

"Tuan Yeoh, bisakah kau meminta orang lain saja kesana....?"     

Luke Yeoh duduk di mejanya dengan tangan didalam saku celananya.     

"Apakah aku tidak salah dengar ?, ini hanya kesempatan yang datang sekali seumur hidup dalam karirmu ini, dan Aku memberi kau kesempatan ini untuk menunjukkan kompetensimu.... apa kau bermagsud menolak niat baikku ?"     

"Ehh- .. Bukan begitu Tuan.... saya hanya merasa masih baru disini... saya masih belum terlalu menguasai management disini ...."     

Saat beristirahat makan, tanpa sengaja ia mendengar percakapan kolega diatasnya, bahwa mereka rata-rata berharap tidak ditunjuk mengikuti seminar, karena itu seperti sebuah jebakkan, setelah itu, mereka akan dituntut untuk mengerjakan pekerjaan dengan level lebih tinggi, dan daya kerja lebih efficient lagi, sesuai standard terbaru e-commerce, sementara saat ini saja ia belum terlalu menguasai financial technology yang menjadi pekerjaannya. ini benar-benar akan menjadi double challenge untuknya jika dipilih ikut seminar lagi.     

"Justru itu !!, ini adalah kesempatan bagus untuk melesatkan posisimu. aku justru sedang membantu menaikkan karirmu. aku tahu kau pasti bisa !! Jadi kau harus pergi ..."     

"Tapi tuan...."     

"Apa kau mulai tidak menurut karena telah menyelesaikan masa trainingmu ?"     

Sejak Anita bergabung dengan perusahaan, ia terbiasa menjadi penurut dan sering diperintah karena ia merasa asing dan benar-benar tidak mempunyai teman disana. dan supervisornya lah orang paling baik di kantornya. ia tidak ingin membantahnya, jadi setelah berpikir sesaat ia akhirnya berdiri dan mengambil documents itu.     

Luke Yeoh menepuk bahunya.     

"Ini baru benar.... seminar akan diselenggarakan di hotel A. dan perusahaan menyediakan akomodasi untuk menginap selama dua hari disana.... "     

"Baik.... saya mengerti..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.