Shadow of Love

Itu yang kau bilang kau mencintainya.



Itu yang kau bilang kau mencintainya.

0"Jangan sampai mengecewakanku. aku menaruh harapan tinggi padamu ", ucap Luke Yeoh, dengan suara sedikit melunak. Anita tidak meresponse, raut wajahnya tampak dingin, ia kembali duduk di kursi kerjanya, dan melanjutkan kesibukannya bekerja dengan komputer didepannya.     

"Baiklah.... Ayok kita makan malam bersama, setelah selesai kantor malam ini,... aku akan traktir sesuatu yang lezat,"     

Tanpa berpikir Anita langsung menjawab, "Tidak. Terima-kasih, aku harus pulang tepat waktu ",     

Luke Yeoh tertegun, merasa kaget dengan penolakan lugas Anita. matanya segera melirik kesekitarnya, melihat staff lain yang diam-diam terkekeh kecil. Ia menggertakkan giginya dengan kesal, melirik kearah Anita jengkel, Dengan wajah tidak senang, Luke Yeoh segera meninggalkan meja Anita, dan kembali ke ruangan kerjanya.     

Di dapur kantor, para staff sedang menyeduh kopi pada coffeemaker, Luke Yeoh bergabung untuk minum kopi juga, matanya terasa berat, ia butuh caffeine untuk mengurangi rasa kantuk yang melandanya.     

"Dia sudah berbulan-bulan kerja disini... tapi Tuan belum juga mendapatkan hatinya..." goda salah satu staff pada Luke Yeoh,     

"Ckckckkck Payah sekali boss kita ini !! bahkan sampai sekarang belum juga berhasil mengajaknya makan malam...", timpal staff lainnya, sengaja menggoda.     

"Tuan Yeoh, kau sebaiknya segera mendapatkannya, sebelum aku meragukan kemampuanmu !!"     

Luke Yeoh langsung melotot pada para staff itu, sambil menaikkan kerah bajunya.     

"Huh. Kalian pikir, ia sama seperti kalian yang aggressive !!, gadis itu pemalu dan tidak banyak bicara.... dia typical introvert, jadi mendekatinya juga harus pakai taktik," kilah Luke Yeoh membela diri, "Aku tidak boleh terburu-buru dan tergesa-gesa mendesaknya menerima ajakanku, itu akan membuatnya tertekan, dan semakin menjauh.... kalian lihat saja, hanya tunggu waktu ia pasti akan jatuh padaku ..."     

"Iyaa deh.... Boss kita memang Paling hebat !! tapi setidaknya buktikan pada kami dong, berhasil mengajaknya makan malam ini... ", Staff itu terus menyindir dengan candaan, Staff satu lagi langsung menepuk bahu Luke Yeoh, "Hahaha it's okay.... yang penting Semanggat Boss !!, kejar terus.... sampai dapat.. kami akan tunggu kabar baiknya."     

Luke Yeoh memiringkan bibirnya , merasa jengkel dengan sindiran para staff itu, yang seolah tampak kompak meremehkan kemampuannya.     

.     

.     

Hans duduk di mobilnya dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.     

"Bagaimana investigasinya ?",     

Orang ditelfon itu menjawab, "Maaf pak, berdasarkan pengamatan dari beberapa cctv jalan raya, kita menemukan petunjuk dimana posisi terakhir ibu Anita sebelum menghilang,"     

"Jadi dari rekaman cctv menunjukkan, jika terakhir bu Anita terlihat menuju ke pondok indah, tepatnya ke Alamat rumah bapak sendiri, dan setelah itu, kami tidak menemukan pergerakan bu Anita keluar dari sana ..."     

"Hah. Apa kau yakin ??!"     

"Kami sangat yakin.!!, kami bahkan telah menyadap telfon dirumah bu Anita di Jakarta utara, dan mengawasi aktivitas mamahnya selama 24 jam dalam satu bulan ini, tapi kita tidak menemukan sinyal bahwa mereka saling berhubungan, mereka sepertinya lost contact dalam beberapa bulan terakhir",     

"Juga mengenai Jenny dan pacarnya yang tinggal di Jakarta selatan, setelah kami melakukan penelusuran intensive baik dirumah ataupun di tempat kerjanya, mereka terbukti Clear, mereka berdua benar-benar lost contact dengan bu Anita dalam sebulan terakhir,"     

"Baiklah. aku mengerti ", Hans mematikan ponselnya. dan ia langsung menyuruh pak Azka memutar balik mobilnya, untuk mengantarnya menuju ke rumah ibunya di pondok indah. Hans tampak tersenyum sinis, mencibir dirinya sendiri, yang merasa telah kecolongan atas ulah ibunya itu, "Dasar ibu, menyusahkanku saja...."     

Hans tersenyum kecil, menekan hidungnya yang tiba-tiba berair, selama beberapa bulan terakhir ini, ia seperti orang gila yang kehilangan arah, berusaha mencari keberadaan Anita dan Bryan kemana-mana, tak peduli siang dan malam, ia bahkan rela beberapa kali mondar-mandir pulang-pergi Makassar, mencari ke setiap sudut kota. berharap bisa menemukan keberadaan isterinya itu disana     

Setelah team pribadinya tidak mampu melacak keberadaan Anita, ia akhirnya memilih membayar team professional demi mendapatkan informasi yang akurat. dan ia benar-benar tidak menyangka, jika ternyata Anak dan isterinya itu berada sangat dekat dengannya.     

"Huh kenapa tidak pernah terpikirkan olehku", gumam Hans kesal, sambil menggigit kepalan tangannya sendiri, menahan senyum bahagia, hatinya merasa lega. karena itu berarti Anita dan Bryan berada di tempat yang benar. tidak ada yang salah jika Anita memilih tinggal bersama ibunya. Hans tidak merasa keberatan sedikitpun, justru ia merasa senang. 'Aku pasti akan mengijinkan jika kau bilang terus terang, ngapain pake pergi diam-diam begini.... bikin pusing aku saja..kau tahu, aku sangat mengkhawatirkanmu.'     

Hans tahu, Ibunya sangat menyayangi Anita seperti puterinya sendiri. dan Anitapun juga demikian, hubungan diantara mereka sangat erat, dan ia sangat mensyukuri itu. Anita tidak pernah bersuara keras atau menentang ibu, Anita memperlakukan ibunya dengan lembut, dan penuh respect, terus terang membuat hatinya merasa tenang telah memilikinya sebagai isterinya.     

Saat ibu sakit komplikasi akibat asam lambungnya naik, dan memaksanya harus dirawat di rumah sakit selama satu minggu lebih, Anita langsung berinisiative turun tangan merawatnya sendiri. ia membantu ibu melakukan segala aktivitas personalnya sehari-hari dari memandikannya, membantunya kekamar kecil, hingga memastikan asupan makanan ibu setiap hari, memastikan ibu mendapat pengobatan yang tepat dari team dokter yang paling bagus yang dia ketahui. dan terbukti ibu dapat sembuh lebih cepat dari perkiraan, asam lambungnya bahkan tidak pernah kambuh lagi setelahnya.     

Anita benar-benar mengurus ibu seperti mamahnya sendiri. ia bahkan menolak permintaan bibik saat ingin menggantikannya. saat itu Anita berkata, bahwa ini adalah kesempatannya untuk menunjukkan baktinya pada ibu, karena baginya ibu suaminya adalah juga ibunya sendiri. jadi sudah kewajibannya untuk mengurus ibu, sejak suaminya tidak punya waktu melakukannya sendiri, suaminya punya sejuta kesibukan, ia adalah kepala rumah tangga yang punya tanggung jawab untuk mencari nafkah.     

Menginggat semua itu, Hans hanya bisa terdiam, ia menekan dahinya dengan kuat. matanya tiba-tiba membayang. ia menatap kosong kearah jalan raya. 'Sayang, aku merindukanmu....' gumamnya lirih,     

Sejak kepergian Anita, Hans menjadi lebih pendiam. ia hanya melakukan aktivitasnya sebagai rutinitas, berangkat bekerja dipagi hari, dan pulang kerumah malam hari, ia tidak pernah lagi menyentuh para wanita-wanitanya, ia seolah telah kehilangan rasa tertariknya pada mereka, ia bagai robot berjalan, yang seperti tidak punya nyawa, dan kehilangan semanggat hidupnya.     

Mobil yang dibawa pak Azka akhirnya sampai juga di halaman depan rumah pondok indah, dengan tidak sabar, Hans langsung keluar dari mobil dan berlari kecil masuk kedalam rumahnya. ia mendobrak pintu utama dengan keras. para pelayan serentak melihat kearah pintu utama yang berisik. melihat siapa gerangan yang pagi-pagi telah membuat suasana rumah menjadi heboh begini,     

Hans tidak peduli. ia bahkan tidak melihat kearah mereka, ia terus berlari kecil menuju kamar pribadinya .... sampai didepan pintu, ia mengatur nafasnya sejenak, wajahnya tampak tegang, ia menatap gagang pintu kamarnya dengan hati berdebar-debar, matanya tampak membayang, ia telah membayangkan akan melihat wajah Anita lagi, para pelayan tampak berkasak-kusuk, menatap Tuan mereka dengan ekspresi tidak mengerti. mereka seolah kompak membuntuti Hans di belakang. untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. dengan hati-hati Hans membuka pintu kamarnya.     

"Sa~yang....", ucapnya pelan, auto mengatur wajahnya agar tampak biasa saja. tatapan matanya memencar keseluruh ruangan kamarnya,     

Kamar pribadinya tampak bersih dan Senyap. ia menoleh ke kanan dan ke kiri, dan segera masuk ke bagian dalam kamar, mencari Anita ke sudut kamarnya yang lain. Tiba-tiba hatinya kembali terasa nyeri.... ia tidak menemukan siapapun disana.     

"Tuan.... apa Tuan mencari sesuatu ? apa yang bisa saya bantu ?"     

"Apa Kalian melihat isteriku disini..."     

"Tidak Tuan, Nyonya Anita dan Bryan sudah beberapa bulan tidak pernah datang kesini..."     

"Ibu kemana....?"     

"Beliau masih berada dikamarnya... beliau belum bangun....."     

"Ohh.... "     

Hans lalu berjalan pergi, ia memeriksa satu persatu kamar tamu dirumahnya.     

"Ada apa.... pagi-pagi sudah bikin gaduh... membangunkanku saja..." Suara ibu muncul dari arah kamar utama di samping ruang keluarga yang luas. Hans yang berada dilantai dua mendengarnya. 'Ibu....', ia tahu ibu sudah bangun, setelah memeriksa kamar tamu terakhir dilantai dua , Hans segera berjalan turun kelantai satu untuk menemui ibunya.     

"Bu...."     

"Jadi, kau masih ingat untuk pulang ...."     

"Bu, Apa ibu tahu dimana isteriku ?,"     

Ibu sedikit tersentak, tapi ia buru-buru melihat kearah ponsel ditangannya, berusaha menyembunyikan ekspresi terkejutnya.     

"Kau harus mulai merubah panggilannya, Nita bukan isterimu lagi", ibu meneguk air putih pada gelas kaca miliknya.     

"Bu.... katakan, dimana isteriku ?" tanya Hans lagi, berkeras tetap memanggil Anita sebagai isterinya.     

"Mengapa kau tanya padaku ??, Sejak kapan aku punya kewajiban menjaganya?, kau sendiri yang selalu menganggapku bagai orang tua cerewet, jadi sejak itu aku tidak mau ikut campur lagi urusanmu..., jadi jangan bertanya hal diluar jangkauanku ",     

"Ibu tidak usah berpura-pura, aku tahu ibu menyembunyikan isteriku ....", ujar Hans kesal dengan nada merengek dan tetap mencecar ibu,     

"Apa yang membuatmu berpikir begitu ?",     

"Orang yang kusuruh melacak Nita bilang, jika nita terakhir terlihat berada disini. aku yakin ibu pasti menyembunyikannya dariku..."     

"Huh, dan kau percaya dengan theory bahwa aku yang sengaja menyembunyikan nita darimu?, sekarang aku tanya kamu... untuk apa ?, apa keuntunganku melakukan itu?"     

"Memang saat itu Nita datang kesini, dia bawa Bryan untuk main seharian disini, tapi setelah itu ia pulang seperti biasanya...."     

"Lagian kau pikir saja. apa kau pikir Nita bodoh !, mau bersembunyi di rumah mertua mantan suaminya ?! Apa kau pikir dia tidak punya harga diri tinggi untuk berada disini, setelah apa yang kau lakukan padanya ?!!"     

"Ibu bahkan baru tahu kalian sedang ada masalah, ketika kau menelfon, memberitahu ibu jika nita telah melayangkan gugatan cerainya padamu. Sedangkan Nita sendiri.... sama sekali tidak pernah mengatakan apapun !!, kau percaya tidak.... bahkan besan juga tidak tahu apa-apa tentang ini .... kemarin saat kita bertemu di arisan, dia masih menganggapku besannya, dan bersikap dekat seperti biasanya....kau pikir, apa yang harus aku lakukan padamu !! dasar anak gak tahu diuntung !"     

Hans tertegun. kata-kata ibu bagai membenturkan kepalanya ketembok. langsung menyadarkannya pada realita. realized apa yang dikatakan ibu memang benar adanya. Hans tahu, Anita sangat keras kepala, dan mempunyai ego yang sangat tinggi. tidak mungkin ia akan bersembunyi di rumah ibunya sementara ia terus memproses perceraian mereka. mendengar ucapan ibu yang realistis, semua tampak masuk diakalnya.     

Hans menundukkan kepalanya dalam-dalam, ia membaringkan kepalanya pada meja makan. wajahnya kembali berubah lesu, tidak bersemanggat.     

"Daripada kau sibuk mencari mantan isterimu yang sekarang mungkin sudah move on darimu. bukankah lebih baik jika kau pikirkan bagaimana nasibmu sendiri !! kau mau bawa kemana hubunganmu sama penyanyi itu ?!"     

"Aku tidak pernah serius padanya ..."     

"Tidak serius bagaimana ?!, terus bagaimana dengan anaknya ? Apa kau mau telantarkan dia begitu saja !!"     

"Kalau ibu menyukainya, ibu boleh mengambilnya..." ujar Hans santai, dengan nada cuek tidak peduli,     

"Dasar Anak gemblung !!", ibu langsung menguyek-uyek kepala anaknya itu dengan kesal.     

"Kau tidak bisa lari dari tanggung jawab begitu saja, kau mau serius atau tidak. yang jelas kau sudah menghamilinya !!, bagaimana masa depan anak itu nanti jika kau tidak mau mengakuinya... mikirrr Hans !!." ibu berkata sambil geregetan.     

"Aku hanya ingin bersama Nita bu ..."     

"Bukan urusanku !!, kalau kau menyesal-pun sudah telat. kau sendiri yang sudah membuangnya. memperlakukannya dengan kejam."     

"Kau bahkan tega memberikan cincin permata biru precious itu pada penyanyi itu. aku yakin. Nita pasti sudah tahu dan melihat beritanya.... seluruh media telah memberitakan dengan heboh tentang cincin itu .... "     

Cincin permata biru itu terkenal sangat langka, warna kilaunya yang unik telah memancing para pecinta jewelry berbondong-bondong memperebutkan untuk memilikinya. permata itu ditemukan dipertambangan India. yang akhirnya di menangkan Hans dalam lelang tertutup berharga puluhan milyar rupiah, yang kemudian Hans sengaja meminta ahli terkenal dari Italy , untuk mendesignnya sebagai cincin.     

"Aku berniat memberi nita berlian yang lebih bagus dari itu.... "     

"Apa gunanya sekarang ??!!... kau tahu persis. bahwa ini bukan tentang harganya.... saat itu kita sudah membahas tentang permata biru itu dihadapannya, Aku yang memintamu langsung untuk membelinya sebagai hadiah untuk Nita, dan Nita bahkan tidak menolaknya, tapi kemudian kau justru memberikannya pada wanita lain.... dimana hatimu Ha-ans ?? itu yang kau bilang kau mencintainya ??"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.