Shadow of Love

Aku hanya mengejarmu saja



Aku hanya mengejarmu saja

0Ruth mengajak Anita ke lounge bar disamping hotel yang luas, ruangan mewah itu bergaya classic, suasana tampak lengang, banyak meja terlihat kosong. Ruth memilih bangku berkulit merah dekat jendela kaca. dari sana mereka dapat melihat pemandangan taman disekitar hotel yang asri. mereka berdua duduk saling berhadapan. Ruth kemudian melihat daftar menu dan bertanya pada Anita ,"Kau mau minum apa ?",     

"Terserah kau saja," jawab Anita asal, ia tampak tidak fokus. pikirannya dipenuhi oleh hal yang lebih penting. tentang inti dari pembahasan seminar yang tadi tidak diikutinya dengan baik, tentang bagaimana keadaan Bryan dirumah, juga tentang bagaimana tangggapan supervisornya nanti jika tahu ia tidak menyerap informasi dalam seminar sesuai harapannya. tapi sebenarnya ada satu hal lagi yang kini seolah memenuhi isi kepalanya, yaitu tentang pertemuannya dengan Chen tadi. atau lebih tepatnya bukan pertemuan, karena ia yakin Chen tidak melihat kehadirannya dalam seminar tadi, melainkan sebuah fakta yang membuatnya terguncang dan tidak habis pikir, bagaimana mungkin SeaMoney international ternyata satu kepemilikan dengan Prudence group. Anita memegangi kepalanya yang terus berdenyut, ia merasa mengapa dunia terasa sempit sekali ??,     

Anita menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, entah mengapa hatinya terus merasa tidak tenang, ia merasa bagai seorang maling yang takut ketahuan. ia tidak tahu, mengapa melihat Chen membuatnya merasa gugup. ia berdehem beberapa kali, sesuatu seperti sedang menggelitik hatinya.     

"Dua minuman white lady ", ucap Ruth pada pelayan yang menunggu didekat mereka. Dan pelayan itu langsung mencatat pesanan Ruth dengan cekatan, kemudian segera pergi meninggalkan meja mereka.     

Anita tersadar, ia langsung merasa menyesal karena telah ceroboh meminta Ruth memesan minuman untuknya. ia pikir Ruth satu frekwensi dengannya. yang akan memesan kopi atau jus buah segar sebagai referensi minuman hangout.     

Anita sedang mempertimbangkan apakah bisa meminta Ruth mengubah pesanan minumannya. ketika dengan efisiensi tinggi senampan cocktail yang dihidangkan bersamaan dengan piring-piring kacang dan pretzel diletakkan dimeja segi empat didepan mereka.     

Ia tahu singapore adalah negara dengan tingkat efisiensi tinggi. tapi dalam kondisi sekarang ini, ia hanya ingin memaki dalam hati tentang efisiensi menyebalkan ini.     

Anita menatap minuman itu dengan wajah masam, ia merasa dehidrasi, dan perutnya juga masih terasa nyeri seperti dipilin, Anita tidak punya pilihan lain, ia melewatkan camilan didepannya dan mulai menyesap minumannya perlahan-lahan. "Jadi bagaimana pendapatmu tentang CEO kita tadi", tanya Ruth membuka percakapan, mereka baru saling mengenal di seminar tadi, itupun karena tidak sengaja mereka duduk bersebelahan. tapi Anita merasa cocok dengan character spontan Ruth, ia apa adanya dan easy going.     

"Aku terkesan dengan efisiensinya..." Anita menjawab tanpa berpikir, based dari rasa kesal yang dirasakannya pada pesanan minumannya.     

"Aku tahu.... dia memang brilliant khan..."     

"Performancenya hari ini membuktikan itu", jawab Anita sambil menganggukkan kepalanya sependapat.     

"Ia bisa berada di posisinya sekarang ini dengan kerja keras", Ruth berkata dengan nada overproud. Anita tahu itu, dan bisa dibilang ia sedikit lebih tahu dari Ruth tentang itu, Chen sendiri yang pernah bercerita padanya tentang ambisi dan bagaimana orang tuanya mendidiknya selama ini,     

"Dia masih sangat muda, bukankah seharusnya ia menghabiskan waktunya untuk sedikit bersenang-senang..." gumam Anita prihatin,     

"Hmm impossible, yang kudengar ia seorang workaholic. yang gila kerja, time is money baginya... tapi, yang aku tidak mengerti, jadi apa artinya ia memiliki penthouse di 5th Avenue, helicopter, jet pribadi, bahkan sebuah condominium mewah di pinggir kota jika tidak punya waktu untuk menikmatinya ?"     

"Dan dia belum menikah...", Anita spontan menimpali,     

"Benar sekali. dia masih single. dia tampan, mapan, kaya raya, benar-benar pria idaman... kesempurnaan hidup seolah ada dalam gengaman tangannya,..." ucap Ruth dengan wajah speechless, Anita tidak tahan untuk tertawa saat melihat ekspresi lucu Ruth,     

"Hahaha sayangnya, ia tidak tertarik denganmu..."     

"Huh, kau jangan mengacaukan khayalanku ,"     

"Mau minum lagi..." sambung Ruth bertanya,     

"Tidak, Terima-kasih. aku mulai merasa sedikit melayang..."     

"Mungkin kau lapar..." Ruth mengeryitkan keningnya sedikit,     

"Yah, kurasa aku tidak terbiasa dengan alkohol", balas Anita lemah,     

"Ahh, salahku...kenapa kau tidak mengatakannya, minuman ini sebenarnya tergolong tidak keras, ini diracik dari fermentasi buah peach,"     

Ruth seorang penikmat cocktail, ia sangat tahu racikan minuman hanya dari mencium aromanya saja. dan baginya white lady ini sangat lembut, dan memiliki Cita rasa peach yang segar.     

Ia menatap Anita, dan menyadari wajah temannya itu tampak pucat pasi, Ruth menyarankan. "Sekarang sudah jam lima sore, tidak apa-apa jika kau tidur dikamarmu dan beristirahat lebih awal,... ayo, aku akan mengantarmu kesana sekarang..."     

"Tidak perlu Ruth, aku bisa pulang ke kamarku sendiri. sebenarnya aku ada sedikit urusan didepan sana sebentar, btw Terima-kasih atas traktiran minumannya hari ini.... aku minta maaf sudah merepotkanmu"     

"Santai saja, it's not big deal. I'm leaving now.... sampai bertemu kembali besok pagi okay..."     

Dan merekapun berpisah....     

Setelah mengurus biaya parkir mobilnya pada mesin Autopay di samping luar hotel, Anita lalu kembali masuk ke hotel. ia memutuskan beristirahat dikamarnya sejenak, untuk meredakan sakit kepalanya, tidak baik jika ia menyetir dalam keadaan tidak fit begini. akan membahayakan dirinya sendiri. ia berniat akan pulang kerumah sebelum jam tujuh nanti.     

Anita kembali ke kamar hotelnya untuk beristirahat, ia berdiri di dekat jendela, menatap tidak menentu ke central Park yang terbentang luas didepan sana, Anita kemudian membaringkan tubuhnya pada ranjang tidur empuk, merasakan tempat tidur dan temperature ruangan yang sangat nyaman, membuat matanya perlahan terasa berat, dan Anita perlahan tertidur lelap...     

Anita terbangun saat mendengar ketukan di pintu, samar-samar ia melihat kearah arloji di tangannya, waktu menunjukkan pukul 17. 50 , ia merasa baru saja memejamkan matanya sekejap, dan seseorang telah menganggu Istirahatnya, sungguh menyebalkan !, batinnya kesal.     

"Tunggu sebentar !!" jawab Anita setengah berteriak, Ia segera bangun dengan terburu-buru, dan merapikan rambutnya yang berantakan. kemejanya terlihat lecek dan berantakan, satu kancing kemejanya lepas hingga buah dadanya tampak sedikit terlihat, Anita segera mengancingnya kembali, sambil satu tangannya membuka pintu.     

Ia mendengakkan wajahnya kedepan, dan Chen berdiri tepat didepannya. "K-Kau...", belum juga Anita bisa mengontrol kesadarannya, Chen langsung melangkah masuk kedalam kamarnya, memaksa Anita mundur, mata Chen menatap wajah Anita yang pucat pasi dan ia berkata "Aku mengerti, kau tak menyangka aku akan datang menemukanmu khan",     

Anita membeku, tidak dapat berkata sepatah katapun...     

"Apa kau mengira aku tidak melihatmu ?"     

Di seminar tadi, Chen sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia melihatnya, bagaimana mungkin Chen bisa mengenali satu wajah diantara banyak orang ?,     

"Apa yang membawamu datang kemari..." tanya Anita dengan suara parau, Chen melepaskan jasnya dan menentengnya di lengannya, hingga tersisa mengenakan kemeja putih yang terlihat exclusive dan mahal. Mata coklat Chen yang jernih menatap erat kewajah Anita,     

"Aku memutuskan kita harus bicara..."     

Anita merasa terkejut, namun kemudian mata indahnya menunjukkan ekspresi mengerti, "Kita tidak punya hal yang harus dibicarakan ",     

Chen melihat, sikap Anita mulai hangat, ia tahu. Anita mulai bisa mengatasi rasa terkejutnya tadi. "Kau tidak boleh pura-pura lupa pada traktiranmu okay..."     

Anita tahu dengan pasti, bukan itu alasan Chen sebenarnya, tapi seperti biasanya, ia pura-pura tidak mau ambil pusing.     

"Kau sangat perhitungan sekali ",     

"Terima-kasih... my pleasure...." balas Chen santai, sambil tertawa kecil, membiarkan Anita merasa lega. ia duduk di sofa putih yang terdapat disisi tempat tidur,     

"Aku dengar, kau adalah seorang pria workaholic yang super sibuk.... dan melihatmu berada disini seperti pria gabut, apa kau tidak sayang membuang waktu berhargamu itu ?"     

"Kesimpulan yang cerdas.... hmm, actually aku suka pengamatanmu padaku..."     

"Aku tidak mengamatimu !!," kilah Anita kesal " Hampir semua peserta seminar tadi pasti juga membicarakanmu, adalah wajar para karyawan mengamati CEO mereka, bergossip dan membahas tentang boss pemilik perusahaan tempat mereka bekerja. sepertinya itu umum terjadi dalam komunitas kantor...."     

"Terima-kasih telah memberitahuku tentang itu, terus terang aku baru mengetahuinya darimu, yang terpenting aku juga tahu, kalau kau juga ikut bergossip tentangku ... " jawab Chen santai, dengan memasang raut wajah tengil.     

"Huhh geer !! ngapain aku ikuttan bergossip tentangmu. apa menariknya ?... aku justru suka, jika kau berhenti mengejarku. karena aku mulai merasa terganggu olehmu, " ujar Anita to the point     

"Kau kejam sekali..."     

"Bagus kalau kau tahu !"     

"Tapi aku suka...."     

Anita speechless. menatap Chen dengan wajah kesal, Chen tersenyum samar. tubuhnya condong kedepan, membuat Anita auto menarik bahunya kebelakang, menjaga jarak darinya.     

"Akan kupertegas !... dari awal mengenalmu, aku sudah menyukaimu, dan aku langsung memutuskan untuk Mengejarmu mulai saat itu,"     

Anita mendorong tubuh Chen menjauh darinya.     

"Apa kau bisa bersikap sedikit elegant ?"     

"Beginilah aku...." jawab Chen santai, ia langsung berjalan kearah sofa putih di tepi tempat tidur. dan duduk dengan elegant, mengangkat satu kakinya diatas kakinya yang lain     

"Sikapmu ini sangat liberal sekali... tidak cocok dengan budaya timur-ku"     

"Kau akan terbiasa ..."     

"Apa kau selalu bersikap blak-blakan begini saat mengejar wanita ?"     

"Aku hanya Mengejarmu saja..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.