Shadow of Love

Menolak penolakanmu



Menolak penolakanmu

0Jawabban tegas Chen seketika mampu membungkam mulut Anita. Anita menatap Chen terpana, ia tidak tahu, harus merasa tersanjung atau kasihan padanya, 'Jadi ini pengalaman pertamanya menyatakan cinta ?, Huh tapi kenapa nada bicaranya macam orang ngajak gelut aja !, gak ada romantis-romantisnya,' Anita menghela nafasnya pelan, menatap wajah Chen penuh pengertian. "Chen, kau baru mengenalku secara sekilas, sebagai seorang yang lebih tua, dan lebih berpengalaman, aku ingin sedikit memberi nasehat, .... dimasa depan, jangan pernah mengungkapkan perasaanmu dengan terburu-buru,... I mean, setidaknya kau harus mengenali dulu wanita incaranmu itu dengan tepat.... kau cari tahu dulu bagaimana dia secara personal, bagaimana latar belakangnya, apa dia single, in relationship atau divorce, lalu kau harus meyakinkan dirimu dulu sebelum mengutarakan perasaan padanya. agar kau tidak terkesan hanya sedang bermain-main saja dengannya, dan yang terpenting agar tidak ada penyesalan di hatimu kelak ..., paham ", ucap Anita, berkata dengan nada bijaksana,     

"Haruskah aku memperdulikan semua itu ?"     

"Tentu saja kau harus peduli itu !!, karena itu adalah pondasi utama sebuah hubungan, terutama jika kau memang menginginkan sebuah hubungan jangka panjang ", jawab Anita tegas. dengan wajah meyakinkan, ekspresinya bagai seorang consultant perjodohan yang sangat expert, dan bisa meramal masa depan dengan tepat.     

Chen tersenyum kecil, "Hmm aku mengerti !" ucap Chen mantap sambil menganggukkan kepalanya setuju. "Jadi magsudmu, kau menganggapku sedang bermain-main saja denganmu karena menyatakan rasa sukaku, yang kau anggap sangat cepat dan terburu-buru ?? ...."     

"Yeah, ....Kurang lebih seperti itu.... "     

"Apa kau tahu, aku tidak pernah menyatakan suka pada siapapun sebelumnya ?"     

"Justru itu, aku tidak ingin menodai kepolosanmu itu .... aku tidak ingin mengambil keuntungan darimu",     

Bibir Chen seketika mengembang. memperlihatkan barisan gigi putihnya yang berderet rapi. Chen tersenyum lebar, 'Gadis ini !.... apa dimatanya aku tidak lebih hanya seorang pria polos yang bodoh !!. beraninya dia meremehkanku !'     

"Bagaimana jika aku tidak keberatan kau menodai kepolosanku, atau dengan kata lain aku memberimu ijin melakukannya..."     

Anita langsung mengelak, " Masalahnya, Kau telah salah menyukai orang Chen !!" ujar Anita dengan tidak sabar, serasa ingin menabok pantat Chen agar berhenti bersikap bebal.     

"Jangan khawatir tentang itu .... aku selalu percaya pada pilihanku",     

Pertahanan Anita seketika retak, ia tersenyum pahit, untuk pertama kalinya ia merasakan kesulitan untuk menghadapi seseorang. dan ia mulai merasa sakit kepala, Anita menatap Chen dengan kesal, ia berusaha mengatur nafasnya, mencoba bersikap tenang...     

"Chen....,Aku share sedikit ceritaku padamu, you know.... aku mengenal suamikku sejak kita sama-sama kuliah dulu. setelah masa penjajakan panjang, akhirnya kami memutuskan untuk menikah dan setahun kemudian kami di karuniai seorang putera, tapi kau tahu, .... ternyata waktu mengenal yang lama, tidak serta merta menjamin cinta dan kesetiaan tumbuh semakin kuat,...."     

"Yang kemudian aku sadari, ternyata manisnya cinta ada waktu expired nya, ada saatnya hati yang dulu begitu memuja bisa berubah menjadi bosan dan jemu, kemudian ikatan pernikahan itu hanya seperti legal access untuk sah-nya sebuah hubungan fisik diantara pria dan wanita,",     

Tatapan Anita tampak kosong, menatap Chen dengan tatapan hampa, meskipun Chen baru menyatakan cinta padanya, dan kini duduk tepat didepannya, tapi hatinya terasa dingin, tidak tersentuh dengan rayuan Chen sedikitpun.     

"Jangan banyak berharap pada cinta ... jangan percaya pada pernikahan, jika tidak ingin berakhir mengerikan sepertiku..." Anita menghentikan ucapannya sejenak, ia merasa dadanya tiba-tiba terasa sesak. ia menghela nafasnya dengan berat,     

"Chen, kau baru mengenalku dalam hitungan bulan. tapi langsung berani menyatakan suka padaku, dan kau bilang percaya dengan pilihanmu itu ..., kenapa kau begitu naive sekali..." ucap Anita dengan nada miris.     

Chen mengangkat alisnya sedikit, dan balik bertanya pada Anita, "Aku bisa mengerti suasana hatimu sekarang....",ucap Chen pelan, dari cerita Anita barusan, Chen bisa menyimpulkan jika Anita sekarang sedang patah hati, Chen menduga, kemungkinan besar hubungan pernikahan dengan suaminya kini sudah berakhir. dengan kata lain Anita kini free. dan ia adalah pria yang fokus pada tujuan, maka begitu melihat peluang, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan pergi begitu saja.     

"Kau tidak bisa membandingkanku dengan sampah !!, aku berbeda. aku adalah seorang pria yang berkomitment ...." ucap Chen tegas. Anita terdiam, ia tidak tahu bagaimana harus membantahnya, dari segala perspective Chen memang sangat luar biasa, dan itu realita, semua orang tahu, jika Chen memang seorang pria yang berkomitment tinggi, ia bukan typical pria yang suka bergonta ganti pasangan, bahkan bisa dibilang hidupnya nyaris tanpa wanita. ia bahkan terkenal sebagai seorang pria dingin yang hanya peduli pada pekerjaannya saja.     

Anita masih membeku, mereka saling bertatapan penuh arti. namun tidak lama kemudian, bibir Anita membuka, dan langsung tertawa kecil, mata Chen menyipit, menatap dengan takjub tawa cerah Anita, "Apa yang kau tertawakan..."     

"Maafkan aku.... tapi aku benar-benar tidak tahan...." Anita langsung berusaha menghentikan tawanya, ia tahu, itu tidak sopan. "Kau benar-benar polos sekali Chen..."     

"Benarkah...."     

Anita menganggukkan kepalanya, Chen tersenyum kecil, 'Aku tidak peduli apapun yang kau pikirkan tentangku... Baiklah, aku tidak akan mengatakan kata manis untukmu, karena sepertinya itu tidak akan membantu. aku akan membuktikan rasa sukaku dengan tindakan nyata',     

"Apa kau sudah makan ?, Aku sedikit lapar, bagaimana kalau kita melanjutkan mengobrol sambil makan malam di restaurant bawah ..."     

Anita spontan menatap arlojinya, dan saat ini waktu menunjukkan lima menit lagi pukul tujuh malam, "Ahhh, aku hampir terlambat .... sepertinya aku tidak bisa. aku harus segera pulang sekarang,"     

"Pulang ?..."     

"Iya.... aku hanya menggunakan kamar ini untuk beristirahat pada jam makan siang saja, sebenarnya aku mengendarai mobil untuk pulang-pergi ke seminar ini...,"     

"Apa tidak melelahkan ",     

"Sama sekali tidak. rumahku hanya tiga puluh menit dari sini...."     

"Ohh baiklah.."     

Anita langsung mengemasi tas, dan laptop miliknya. ia lalu masuk kedalam kamar mandi, menggosok giginya dengan cepat, kemudian menyisir rambut panjangnya yang berwarna coklat muda, dan berdandan tipis, mengoles lipbalm pada bibirnya, merapikan rambutnya yang tergerai indah di belakang.     

Anita keluar dari kamar mandi, Chen tampak langsung menatapnya, Anita sedikit merasa risih,     

"Ada apa...."     

"Kau sangat cantik...."     

Wajah Anita seketika bersemu merah, 'Anak ini, benar-benar ....', Anita berusaha bersikap biasa saja, tapi ia merasakan Hawa panas bagai larva cair mengalir keseluruh tubuhnya. ia kembali duduk ditepi tempat tidur, bermagsud untuk melepas sandal flat hotel, dan mengenakan kembali sepatu high heelsnya. namun tiba-tiba Chen mendekatinya sambil menggapai sepatu bertumit tinggi miliknya, Chen berjongkok untuk menyelipkan sepatu pertama dan kemudian sepatu yang lain ke kaki ramping Anita.     

"Maukah kau lebih mengenalku nita ...."     

Anita terdiam, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru dialaminya, mengapa ia bisa membiarkan Chen melakukan itu padanya ??, mereka saling duduk berhadapan, Anita duduk ditepi ranjang tidur, sementara Chen kembali duduk disofa tepat didepannya dengan posisi tegap. Anita menarik nafasnya dalam-dalam, mencoba mengatur hatinya yang kini bagai digempur paksa oleh Chen.     

"Chen. maaf.... tapi sepertinya kita benar-benar tidak cocok."     

"Kau Jangan putuskan sekarang.... kau tadi bertanya kenapa aku datang kesini, dan aku sekarang menjawab pertanyaanmu... keputusan untuk menyukaimu adalah urusanku. dan dari dulu aku tidak suka jika orang menggoyahkan keputusanku." ucap Chen tegas, ia berhenti sejenak, seolah memberi kesempatan Anita untuk meresapi kata-katanya.     

"Tentu saja kau bisa menolak atau menerimaku, itu urusanmu.... tapi aku menolak dengan tegas penolakanmu."     

Anita terdiam. ia seolah disuruh duduk patuh dan mendengar ucapan Chen yang mendominasi. ".....tidak perlu gugup, kita akan memulainya perlahan-lahan saja... ?"     

Anita diam seribu bahasa. pikirannya berantakan tidak karuan, dan ia benar-benar seperti orang linglung.     

Ruangan kamar menjadi hening.... sejenak Chen mengamati ekspresi diam Anita. dan ia buru-buru berkata, "Baiklah, aku anggap kau setuju !!... jadi Mari aku antar kamu pulang kerumah malam ini sebagai permulaan ...",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.