Shadow of Love

Jangan mendengar perintah selain dariku



Jangan mendengar perintah selain dariku

0"Honey, kau tidak boleh menelantarkan anakmu, dia tidak bersalah ... apa kau tidak kasihan padanya ?, dia pasti sangat merindukanmu", ucap Katty lembut, bibirnya yang sensual mengecup punggung tangan Hans dengan penuh cinta, ia mendengakkan wajahnya keatas menatap Hans dengan tatapan sayu.     

Hans segera menarik tangannya dari Katty, melepaskan pantatnya dan terduduk ditempat tidur, ia lalu menarik dasi merah dilehernya dengan kasar, "Aku tidak ingin bernegoisasi denganmu. cepat tinggalkan rumahku sekarang juga....." ucapnya dengan suara lelah. seraya bangkit dari tempat tidur, berjalan menjauhi Katty.     

"Ho~ney. ... mengapa sikapmu berubah dingin begini padaku.... apa salahku.... apa ini karena kau tidak menyukai tubuhku yang berubah menjadi gemuk ini ?" Katty menundukkan wajahnya kebawah, sambil menatap perut buncitnya dengan kalut,     

Hans melihatnya, dan tiba-tiba ia merasa kesal pada dirinya sendiri, tapi ia menolak untuk menghibur Katty. dengan suara tegas ia berkata, "Jangan bicara omong kosong !!, wajar saja tubuhmu menjadi gemuk, namanya juga sedang hamil..., aku tidak pernah mengeluh tentang itu",     

"Lalu apa masalahnya ?" desak Katty penasaran, ia kembali merekatkan tubuhnya pada Hans. kedua tangannya memeluk pinggang Hans dengan erat, dan menempelkan wajahnya dilengan kekar Hans.     

Hans menghempas nafasnya dengan keras, "Bukan urusanmu. Kau tidak punya hak bertanya tentang masalah pribadiku",     

"Aku masih bisa menerima jika kau hanya marah padaku saja, tapi sikap dinginmu pada bayi kita... aku tidak bisa memahaminya.... he's deserve your love Hans..."     

Hans membuang dasinya kearah sofa, lalu melepas jas kerjanya dengan kasar. ia benar-benar merasa lelah. ia baru pulang dari kantor, dan langsung disodori drama tidak menyenangkan oleh Katty. membuat kepalanya terasa mau pecah saja. dan yang paling membuatnya kesal. ia juga tidak boleh bersikap kasar pada wanita itu.     

Hans tidak ingin menanggapi rengekkan Katty. ia membuang pandangannya ke Balcon di luar kamar, Katty tidak mau menyerah. ia ikut berdiri dan kembali mendekati Hans, Katty langsung meraba dada bidang Hans, ingin membangun kontak fisik lagi dengannya.     

Hans merasa semakin kesal. moodnya sedang buruk, dan Katty seolah tidak mau membiarkannya tenang. "Katt... aku tidak ingin bersikap kasar padamu, karena aku tidak ingin menyakiti anak dalam perutmu.... tapi please... menyingkirlah dariku sekarang juga !!"     

"Ho~ney.... aku tidak mengharapkan apa-apa darimu, biarkan aku disini menghiburmu..."     

"Tapi keberadaanmu justru membuatku semakin kesal..."     

"Aku akan bersikap baik...."     

"Pokoknya kamu harus pergi sekarang juga",     

Wajah Hans berubah tegas. seakan tidak ingin berkompromi lagi. tanpa berpikir panjang, Hans langsung merengkuh pinggang Katty lalu mendorongnya kearah keluar pintu kamar. "Ehhh wait... honey ... wait .. ehhh ?.." keluh Katty tidak berdaya. ia terpaksa mengikuti langkah kaki Hans yang membawanya keluar kamar dan menuruni anak tangga ke lantai bawah.     

Katty memberontak kecil, tapi tidak mampu menghalau dominasi Hans yang dengan mudah mendorongnya dan memasukkan dirinya ke dalam mobil yang telah disiapkan bibik di pintu depan rumah.     

"Pastikan dia pulang ke rumah sentul !!, jangan mendengar perintah selain dariku. paham !."     

"Baik. Saya mengerti Tuan..." jawab pak Azka dengan nada lugas, Katty bahkan belum sempat untuk protest lagi tapi Pak Azka langsung menutup pintu mobil secara otomatis dan segera membawanya keluar dari kediaman Hans.     

Sepeninggal Katty....     

"Lain kali jangan biarkan siapapun masuk kerumah tanpa seijinku." tegas Hans, berbicara tanpa menoleh kearah bibik yang berada dibelakangnya.     

Bibik menganggukkan kepalanya sekali, seraya menatap kepergian Tuannya itu sambil diam-diam menyungingkan senyum samar.     

.     

.     

Seminar hari kedua berjalan dengan lancar, Anita mengikuti jalannya seminar dengan baik, pada sesi tanya jawab ia tampak active mengajukan beberapa pertanyaan seputar product e-commerce dan kelemahannya pada nara sumber, ia mempertanyakan hampir semua point yang sebenarnya telah ia catat sebelumnya, dan seharusnya pertanyaan itu ia ajukan pada CEO langsung. selama mengikuti seminar perasaannya terus berdebar-debar, dan was-was, merasa takut jika Chen tiba-tiba saja datang dan menyapanya secara frontal seperti kemarin. ia jelas tidak ingin rekan-rekan sesama peserta seminar mengetahui kedekatannya dengan CEO tempat mereka bekerja. yang tentu akan berdampak buruk padanya, ia tidak ingin mereka memandang bias kepadanya dan bergossip tentang statusnya di Perusahaan, sejak ia merasa bahwa ia mendapatkan pekerjaannya itu dengan interview yang bersih.     

Acara seminar telah selesai, tapi dari pihak management mengumumkan agar para peserta tidak boleh pulang dahulu. karena Perusahaan mengadakan sebuah party kecil untuk refreshing dan perpisahan setelah dua hari mengikuti seminar.     

Peserta seminar tampak berkumpul di ballroom yang kini telah di rubah menjadi ruangan party. seluruh kursi peserta telah dilipat dan ditata rapi dipinggir ruangan, pihak hotel menjajikan minuman dan makanan kecil terbagi pada beberapa meja disamping ballroom. setiap peserta dapat mengambil sajian minuman dan makanan itu menurut selera masing-masing.     

Anita melihat kearah sekitarnya, tentu saja dengan sikap awareness, takut jika tiba-tiba Chen telah berada disekelilingnya, ia merasa kelakuan Pria itu lama-lama persis seperti jelangkung. yang datang tak diundang, dan pulang tak dijemput. ... seperti saat kemarin yang tiba-tiba muncul didepan pintu kamar hotelnya. dan membuatnya hampir saja terkena serangan jantung.     

Party sedang berlangsung sangat meriah, ketika Ruth mendadak mencondongkan badan kedepan dan berbisik dengan suara yang betul-betul tertekan. "Dia ada disini....", Anita spontan melihat kearah tatapan mata Ruth, tapi matanya buru-buru menatap Ruth kembali, agar si 'Dia' tidak sadar dirinya sedang dibicarakan, "Mantanmu ?" bisik Anita, Ruth langsung mengangguk. senyum kaku tersungging di wajahnya, saat mereka istirahat makan siang tadi, Ruth sempat bercerita tentang mantan pacarnya yang juga koleganya di kantor telah diputuskannya baru-baru ini karena terpergok menggoda teman sejawatnya dari department lain.     

"Bersikaplah biasa saja, pura-pura tertawalah bersamaku sekarang !" ujar Anita memerintahkan Ruth untuk tertawa, dan Ruth pun spontan ikut tertawa ketika melihat Anita tertawa cerah.     

Anita sengaja ingin menciptakan kesan Ruth yang ceria dan baik-baik saja, meskipun tanpa mantannya yang brengsek itu. dan Ruth langsung mengerti rencana Anita itu, ia mengikuti sandiwara yang diciptakan Anita untuknya. Tawa indah keduanya memancing beberapa pasang mata menatap keduanya terpesona, Seorang kolega lelaki menghampiri mereka, ia membawa dua minuman untuk Ruth dan Anita, lelaki itu tampak ingin berkenalan dengan mereka. Anita dengan terus terang mengenalkan statusnya sebagai married woman, dan mempersilahkan lelaki itu untuk berbincang dengan Ruth. lelaki itu tampak mengangguk setuju. dan menampakkan ketertarikannya untuk berbincang dengan Ruth.     

Anita bisa merasakan tatapan tajam mantan kekasih Ruth kearah mereka. karena itu ia mengalihkan tatapannya ke pintu. Anita terkejut ketika menyadari mereka memang sedang diawasi. bukan oleh mantan Ruth, tapi oleh lelaki jangkung berambut coklat keemasan yang datang terlambat ke party ini. Rona merah menjalari kulit Anita. cepat-cepat Anita mengalihkan tatapannya dari Chen. Ruth sedang menceritakan sesuatu, ia sedang asik berbincang dengan kolega lelaki yang baru dikenalnya.     

"Ehh- apa kau tidak keberatan jika aku pulang duluan sekarang ?" tanya Anita sambil memaksakan senyuman.     

"Oh nita~ Apa kau tidak bisa tinggal lebih lama lagi ?, sekarang baru pukul sembilan , aku ingin mengobrol dengannya lebih lama lagi...",     

Anita tidak mau menunggu. ia mau keluar dari ballroom ini sekarang juga. ia takut Chen akan menghampiri dan menyapanya. karena mereka tadi sudah bertatapan, Ia tahu, Chen tidak mungkin berpura-pura tidak melihatnya. dan Anita tidak ingin Chen menyapanya ditempat ini. dihadapan semua peserta seminar ini. Anita hanya ingin segera keluar dari sini dan secepatnya pulang.     

Tapi melihat tatapan memohon Ruth, Anita tidak tega untuk meninggalkannya sendiri, ia tahu Ruth ingin ia menemaninya selama acara, sejak ia merasa insecure dengan mantan kekasihnya yang kini terang-terangan menggandeng gebetan baru didepannya.     

Beberapa lelaki tampak mendekatinya, mengelilinginya untuk ikut bergabung berbincang bersama. wajah Anita terlihat semakin tegang. ia berharap Chen tidak melihat situasi ini. dan mengira ia sengaja menciptakan scene yang menggoda para lelaki datang menggodanya.     

Ballroom hotel itu sangat luas, lebih seperti Auditorium. Tapi Anita hampir selalu tahu dimana Chen berada. yang jelas tidak didekatnya. Chen tampak sibuk berbincang dan dikelilingi oleh para petinggi perusahaan.     

"Ruth, aku harus pulang sekarang, Anakku menungguku, ia tidak akan bisa tidur sebelum melihatku....", Anita terpaksa membohongi Ruth,     

"Ohh, baiklah... aku akan mengantarmu ke mobil", balas Ruth, sambil menatapnya penuh penyesalan.     

"Tidak usah Ruth, kau lanjutkan ngobrolnya ..." ucap Anita exited, tatapan matanya mengkode setuju pada lelaki didepan Ruth yang tampak menunjukkan tertariknya pada Ruth. "....semoga sukses..." bisik Anita sambil mencium pipi kanan dan kiri Ruth. dan Anita tidak dapat menahan diri untuk tidak mencuri pandang mencari Chen. ia sedikit terkejut ketika tidak menemukan Chen dimanapun. lelaki itu sudah menghilang dari ruangan ini.     

Anita berjalan ke luar Ballroom, entah mengapa tiba-tiba hatinya merasa kehilangan. Anita berjalan melewati deretan mobil-mobil dan tiba di depan Mercedes-nya. Anita baru saja membuka pintu mobilnya ketika ia mendengar suara yang sangat dikenalnya. dan hatinya tiba-tiba berdebar kencang. "Well, Anita Marie... sepertinya kau menikmati menjadi bintang malam ini..." dan Chen pelan-pelan melangkah keluar dari kegelapan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.