Shadow of Love

Jangan kasar, kau menyakitiku



Jangan kasar, kau menyakitiku

0Sambil mengertakkan gigi karena perkataan Chen yang provocative itu, Anita langsung mengalungkan tas kerja dipundaknya, dan mengikuti langkah Chen yang menarik tangannya keluar dari kamar, mereka berjalan berdampingan menuju lift.     

Ketika mereka mencapai lobby dan melewati meja receptionist, Anita menghempas tangan Chen yang terus menggandengnya, "Done. Kau hanya boleh mengantarku sampai disini ",     

"Tidak. ini sudah malam, Aku akan mengantarmu sampai rumah."     

"Come on.... this is singapore !. aku sudah terbiasa pulang sendiri. dan aku akan baik-baik saja..."     

Di area depan, tepat di depan pintu masuk hotel, sebuah mobil Bentley berwarna keperakan yang mengkilap datang mendekat. sopir berpakaian setelan rapi didepan langsung membuka kaca jendela mobil, dan menganggukkan kepalanya kearah Chen penuh hormat.     

"Jangan membantah. ayok masuk ke mobil sekarang, aku akan mengantarmu pulang..." ucap Chen tegas, satu tangannya menghalau pinggang Anita, berusaha menggiringnya untuk berjalan kearah mobil.     

Anita melihat kearah sekitarnya, lobby hotel tampak sedang ramai, banyak tamu hotel sedang berlalu lalang dengan urusan mereka masing-masing, ia lalu menyondongkan tubuhnya kedepan, berbicara berbisik pada Chen, "Mobilku ada di parkiran samping. aku bisa pulang sendiri... kau jangan memaksaku, atau kau akan tahu akibatnya !", Anita tersenyum manis, tapi tatapan matanya berkata sebaliknya, menatapnya super galak, ia berbicara dengan bibir sama sekali tidak bergerak.     

Chen tersenyum kecil, ia langsung mengapit bibirnya dengan kuat, menahan tawa yang hampir meledak. seolah sedang mentertawakan ekspresi lucu Anita saat ini. Anita melihatnya dan merasa semakin kesal. tanpa berpikir panjang Anita langsung menginjak sepatu Chen yang berada tepat didepannya dengan ujung sepatu high heelsnya kuat-kuat. mata mereka saling bertatapan, begitu intim, Chen meringis menahan sakit sedangkan Anita tampak tersenyum manis, Chen mengapit matanya dengan rapat sebagai tanda menyerah.     

Anita melepaskan injakan kakinya. Chen auto memegangi kaki bagian depannya yang senut-senut. Sementara Anita menatap Chen sambil tersenyum puas. Anita lalu menyibak rambut panjangnya dengan elegant, kemudian langsung berjalan pergi meninggalkan Chen begitu saja. Chen menatapnya speechless, tidak percaya, sambil berjalan terpincang ia mengikuti langkah cepat Anita yang berjalan ke tempat parkir.     

"Heiii tunggu sebentar, .... jangan marah...."     

"Kau menyebalkan sekali..." jawab Anita kesal, tanpa menengok kebelakang, ia segera masuk kedalam mobil dan langsung mengenakan sabuk pengamanannya.     

"Baiklah, aku minta maaf...."     

"Huhh... minggir !!" Anita segera menyalakan mesin. Chen tidak bisa membuka pintu mobil Anita yang sengaja dikunci. jadi ia meletakkan tangannya pada jendela mobil Anita yang terbuka. untuk menahan Anita sebentar.     

"Aku minta maaf...."     

Mereka saling bertatapan. Anita dapat melihat ekspresi mata Chen yang memancarkan rasa penyesalan. dan hatinya tiba-tiba melunak.     

"Aku harus segera pulang, anakku menungguku," ucap Anita datar.     

"Baiklah....hati-hati di jalan... kita bertemu lagi besok, see you tomorrow.."     

Anita tidak menjawab. ia kembali menghidupkan mesin mobilnya. Chen melepaskan tangannya pada jendela mobil, dan tanpa basa-basi Anita segera melajukan mobilnya pergi.     

.     

.     

"Ngapain kau disini !!, siapa yang memberi ijin kau masuk kamarku !!" ucap Hans marah, tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya.     

Saat Hans pulang dari kantor, ia mendapati Katty telah berada didalam kamar pribadinya. ia tampak sedang berbaring tiduran diatas ranjangnya.     

Melihat kedatangan Hans, Katty sontak bangun, karena perutnya yang buncit, ia tidak dapat bergerak dengan lincah, satu tangannya memegangi perutnya, sementara satu tangannya lagi menekan bed untuk menahan tubuhnya. dengan hati-hati ia bangkit duduk untuk menyapa Hans. "Ahhh honey, kau sudah pulang. "     

"Keluar kau dari sini. !!" Hans menarik tangan Katty dan mendorongnya kearah pintu. Katty menahan tubuhnya, enggan pergi,     

"Ahhh honey jangan kasar... kau menyakitiku.."     

Hans merasa semakin kesal, ia tahu, ia tidak boleh bersikap kasar dengan kondisi Katty yang tengah hamil tua begini. ia lalu membuka pintu kamarnya dengan lebar, dan berteriak memanggil bibik dengan suara keras.     

"Biii~ikkk!! cepat kesini !!, bawa perempuan ini Keluar dari sini !!"     

"Aa-ghhhh....."     

Katty tiba-tiba mengaduh, kedua tangannya memegangi perut buncitnya, wajahnya meringis kesakitan. wajah Hans terlihat bingung, ia tidak melakukan apa-apa, ia tidak menyentuhnya dengan kasar, kenapa Katty merasa kesakitan ?, dengan wajah cemas Hans mendekati Katty hati-hati, "Kamu kenapa ?"     

"Aduh... honey....perutku ..." Katty menggigit bibir bawahnya dan tetap mengaduh,     

"Apa yang terjadi.... dimana yang sakit.. " Wajah Hans tampak pucat, dahinya sedikit berkeringat akibat merasa tegang. Katty meraih satu tangan Hans yang gemetar untuk memegang perutnya.     

"Dia nakal, menendang perutku dengan keras. ", Ucap Katty lembut, sambil membimbing satu tangan Hans untuk merasakan pergerakan bayi dalam perutnya. Hans jatuh terduduk dikasur. Jantungnya hampir saja mau copot.     

"Yaa Tuan...." Bibik tampak langsung masuk kedalam kamar Hans yang terbuka lebar, Hans dan Katty menatapnya bersamaan. bibik mengatur nafasnya yang terengah-engah, mengusap dahinya yang berkeringat, yang bagai habis lari marathon ke lantai dua saat mendengar suara Hans memanggilnya dengan keras tadi.     

"Bik. cepat panggilkan dokter kesini..."     

"Hahh !!, B-Baik Tuan...." dengan wajah kebingungan bibik langsung mengiyakan perintah bossnya itu.     

"Ehhh tunggu bik !!.... Honey, aku baik-baik saja kok, ini hanya kontraksi ringan, bukan masalah besar.. ini biasa terjadi kok." ujar Katty menenangkan Hans.     

Tapi wajah Hans tampak tidak percaya. ia mengelus perut besar Katty dengan lembut, "Tapi kau tadi kesakitan, Apa anakmu baik-baik saja..."     

"Anak kita...." ucap Katty pura-pura galak, ia langsung mencium bibir Hans lembut, meralat ucapan Hans, bibik menggertakkan giginya kuat, menahan rasa marah dihatinya. merasa jijik melihat wajah palsu yang ditampilkan Katty.     

"Kamu boleh keluar sekarang bik..." ucap Katty memerintah.     

"Tuan...." Bibik tidak mendengarkan. ia tetap bertahan diposisinya. sambil menatap tegas kearah Hans. tentu saja bibik tidak akan tunduk pada perintah Katty. bibik hanya akan patuh dengan perintah dari tuannya.     

"Keluarlah..... tolong siapkan mobil di depan, setelah mandi, aku akan mengantarnya pulang ..."     

"Baik Tuan..."     

"Honey.... " Katty menggelengkan kepalanya dan merajuk manja pada Hans. "Bukankah sudah saatnya aku tinggal disini ?"     

"Kau. jangan melunjak !!."     

"Pokoknya aku gak mau pulang...."     

"Jangan bersikap kekanakan... aku telah memberi rumah untukmu, kau tidak boleh tinggal disini"     

"Kenapa tidak boleh, toh kamu sekarang sudah tidak terikat dengan siapapun, dan aku sekarang sedang mengandung anakmu..."     

"Kau jangan membantah, aku tidak suka wanita yang serakah ",     

"Pokoknya aku mau tetap disini...." Katty sengaja kembali membaringkan tubuhnya pada ranjang tidur. dan bersikap acuh tak acuh.     

Bibik melirik dengan jijik, lalu berjalan pergi meninggalkan kamar. 'Dasar wanita gak punya harga diri. Huh... memalukan ..'     

"Kau Jangan menguji kesabaranku..."     

"Memangnya apa yang akan kau lakukan padaku..." Katty spontan bangkit dari tidurnya, dan menangkap tubuh Hans dan memeluknya erat.     

"Ehhh, lepaskan. aku menindihmu... nanti bayimu terluka." ujar Hans panik, ia langsung berusaha melepaskan diri dari pelukan Katty padanya. Katty tidak memperdulikan ucapan Hans, ia langsung menangkap bibir Hans dan menciumnya dengan panas, Hans merasa tidak berkutik, ia berada diatas tubuh Katty, kedua tangannya menekan kasur dibawahnya, untuk menahan tubuhnya agar tidak menekan tubuh Katty.     

Katty semakin aggressive sambil mencium bibir Hans, tangannya telah merambah keseluruh tubuh Hans, dan berakhir membelai kemaluan Hans penuh hasrat. nafas mereka saling bertabrakan, mereka saling bertatapan penuh arti, "Sudah beberapa bulan kau tidak pernah menyentuhku .... aku merindukanmu honey " ucap Katty memelas,     

Hans menatap Katty sejenak, gairahnya seolah terpacu mendengar kata-kata putus asa Katty, Katty tidak memberi kesempatan Hans menimbang lagi, dengan gerakan aggressive ia langsung melucuti pakaian Hans dengan gesit. Hans terpancing, ia seolah tidak dapat membendung hasratnya yang sekian bulan terpendam dengan rapat. ia langsung menyambut ciuman Katty dengan membara.     

Saat ia mendengakkan kepalanya keatas, tanpa sengaja tatapan matanya melihat foto pengantinya dengan Anita, yang masih terpasang rapi pada dinding kamar. Mata Hans membeku menatap photo Anita, tanpa sadar ia langsung mendorong tubuh Katty yang melingkarinya, dan terus menjelajahi seluruh bagian tubuhnya.     

"Jangan kau pikir anakmu dapat menghalangiku untuk menghajarmu." ucap Hans dengan suara bergetar,     

"Cepat pergi dari sini. jangan coba menguji kesabaranku." lanjutnya lagi sambil mengibas tangan kanan Katty yang mencoba meraih wajahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.