Shadow of Love

Jangan salah paham



Jangan salah paham

0"Aku tahu. tapi tidak semua ketidak-adilan harus dibalas dengan kemarahan juga..." balas Anita datar, dan mulai menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi mobil, Chen menoleh kesamping, menatap wajah Anita yang tampak kelelahan, "Nitt... bagaimana kalau kau bergabung di kantor pusat, aku membutuhkan finance Analyst dalam team internalku. ada beberapa kandidat yang telah aku periksa resume-nya tapi aku belum menemukan yang cocok untuk mengisi posisi itu. setelah melihat performancemu dalam seminar kemarin. aku tiba-tiba menemukan chemistry denganmu, magsudku, aku sangat tertarik tentang visimu pada platform e-commerce , mungkin kau bisa membantuku mewujudkan beberapa ide. aku pikir , alangkah luar biasa jika teamku mendapatkan seorang analyst professional yang punya pemikiran kritis sepertimu ", ucap Chen dengan mimik serius,     

"I mean....Aku bersungguh-sungguh propose posisi ini padamu,"     

"Jangan khawatir, aku selalu menciptakan lingkungan kerja yang profesional dan setara pada semua staff tanpa kecuali," lanjut Chen menambahkan, ia tahu Anita sangat peduli dengan reputasinya. jadi ia langsung menjelaskan tentang komitmennya.     

Chen sangat berharap Anita akan menerima tawarannya itu, dengan begitu ia akan lebih mudah untuk bertemu, mereka akan terlibat kebersamaan setiap hari. 'Alangkah menyenangkan..' batin Chen exited.     

Anita terdiam, tatapannya melihat kearah luar mobil, ia seperti sedang memikirkan kata-kata Chen dengan sungguh-sungguh. "Jika aku menerima tawaranmu itu, bukankah secara tidak langsung, aku membenarkan rumor yang beredar di forum,.."     

Chen menghempas nafasnya dengan keras, merasa kesal, "Apa kau akan tunduk pada rumor para pengossip itu ??!, Nita... come on, kau tidak hidup dalam persepsi orang lain, apa yang dipikirkan orang lain sama sekali tidak penting !. mind your own matters and be your self, don't let anyone drag you down ! you're so precious, you're diamond, do you get it !!", ucap Chen berapi-api,     

Anita tersenyum kecil, sambil menoleh kesamping, "Aku tahu...." jawabnya lirih, sambil menatap kearah Chen cerah, ia merasa terhibur dengan kata-kata manis Chen barusan, lelaki itu seolah ingin memotivasi dirinya untuk be confident. melihat senyum cerah Anita, Chen merasa lega, meski ia tahu, sebenarnya berbagai pertimbangan tetap berkecamuk dikepala Anita.     

"Kalau begitu, besok aku akan menyiapkan satu meja untukmu..."     

"Ehhh tunggu !. aku belum fixed. beri aku waktu untuk memikirkannya dulu ...."     

"Kira-kira butuh waktu berapa lama....", tanya Chen dengan tidak sabar,     

"Hmm Aku belum tahu, aku tidak bisa memutuskannya sekarang...."     

Chen menelan ludahnya dengan berat, sambil menyungingkan senyum kecut, ia seolah sedang mentertawakan dirinya sendiri, selama ini ia telah membuktikan diri sukses mengelola berbagai perusahaan dan segala bisnisnya di usia yang masih muda. dan kinerjanya telah diakui oleh seluruh kalangan di industry. semua orang ingin bekerja sama dengannya, dan bermimpi agar bisa direkrut sebagai salah satu team atau karyawan di Perusahaannya.     

Tapi baru kali ini ada seseorang yang berani menolaknya, dan lebih parahnya lagi ia bahkan disuruh untuk bersabar menunggu jawabbannya yang belum pasti itu. padahal biasanya dirinyalah yang selalu menjadi pihak yang selalu dominant dan punya kewenangan mutlak untuk memutuskan segala keputusan.     

Chen kembali tersenyum kecut, penuh ironi, ia seakan tidak berdaya selain terpaksa menikmati perasaan digantung ini. 'Fine, aku kalah, aku mengijinkan kau melakukan ini padaku...'     

Chen seakan baru menyadari bagaimana rasanya menunggu suatu jawabban yang sangat dinantikannya. diam-diam ia melirik kesamping, mencuri pandang menatap wajah polos Anita yang mempesona, ia tidak menyangka, jika akan ada saat seperti ini, dimana ia benar-benar bisa dikendalikan oleh seorang wanita seperti ini, Anita tidak pernah tahu bagaimana dampak kehadirannya dalam hidup Chen.     

Chen seakan disuruh belajar mengendalikan sikapnya, memperluas sabarnya, memaklumi segala penolakannya, dan menerima semua pilihannya.... meskipun ia tidak suka, tapi anehnya Chen pasrah menerima semua itu dengan suka rela.     

Mobil Chen berhenti didepan pagar rumah mewah Anita, "Baiklah, aku akan tunggu kabar baik darimu...."     

"Kau tidak perlu menungguku ... kau bisa menerima candidate lainnya untuk mengisi kekosongan posisi itu, soalnya aku sendiri masih tidak yakin dengan tawaranmu",     

" it's okay. tidak akan ada candidate lain. aku hanya menginginkan kamu",     

Anita sangat mengerti magsud ucapan Chen itu, tapi ia tidak terbuai. "Yaa sudah. terserah kamu saja, Terima-kasih sudah mengantarku pulang ..."     

Saat Anita membuka pintu mobil, tanpa sadar Chen langsung menahan pergelangan tangan Anita. tatapan mata Anita langsung menatap gengaman tangan Chen dengan tajam dan super galak.     

Chen merasa bergidik, hatinya terasa gentar, ".... have a good dream to night..." Chen langsung melepas gengaman tangannya,     

"You too.... " balas Anita dingin dan keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam rumahnya tanpa menengok kebelakang lagi, Chen menatap kearah atas, lampu rumah tampak langsung menyala terang. ia tersenyum kecil, "Dasar gadis keras kepala", setelah memastikan Anita pulang, ia lalu melajukan mobilnya pergi dari sana.     

.     

.     

Dengan mata panda Anita pergi ke kantor, wajahnya tampak lesu, ia sudah bekerja lembur sehingga ia tidak beristirahat tidur dengan cukup. ditambah puteranya Bryan yang bangun pagi-pagi sekali, yang semakin membuatnya kurang tidur. ia hanya tidur selama kurang lebih empat jam saja.     

Anita menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat situasi sekitarnya, pagi ini tidak ada tugas yang harus di selesaikan. ia menundukkan kepalanya, untuk diam-diam tidur sejenak.     

Tidak lama seseorang mengetuk mejanya, saat ia mendengakkan wajahnya keatas, wajah arrogant Luke Yeoh terlihat dihadapannya. "Boss yang baru akan datang hari ini. pulang saja sana kalau kau mau tidur. jangan bikin nama Perusahaan ini jelek karena ulahmu ."     

Anita segera memaksakan diri membuka matanya lebar-lebar. meskipun matanya terasa berat sekali. Ia telah mendengar bahwa kepemimpinan SeaMoney cabangnya akan diakuisi oleh pusat, tapi ia tidak ambil pusing. siapapun Boss barunya nanti, toh tidak berdampak apapun pada staff biasa sepertinya.     

Anita mengira akan ada semacam acara sambutan heboh menyambut kedatangan boss baru mereka itu, tapi ternyata tidak ada apa-apa, ia telah menunggu hingga jam makan siang tiba, tetapi tidak ada tanda-tanda untuk berkumpul bersama. saat jam makan siang selesai, Luke Yeoh datang kembali kemejanya.     

"Tuan Lee mencarimu.",     

Anita sedikit terkejut, 'Apa ia juga akan menegurku gara-gara aku menjadi trending di forum kemarin ?!', wajah Anita berubah frustrasi, ia bangkit dari kursinya, untuk mendatangi ruang kerja direktur utama. dan Luke Yeoh tampak ikut juga berjalan dibelakangnya. Luke memasang ekspresi tegas, dan Anita merasa tambah gugup saat melihat raut wajah Luke itu.     

Luke mengetuk pintu didepannya, dan suara sopran seorang pria muda terdengar dari dalam ruangan. "Masuklah",     

Anita berjalan dengan ragu-ragu dan seolah menyembunyikan tubuhnya dibelakang Luke, tatapan mata Lee sejenak terpana dibuatnya, tapi ia buru-buru mengerjapkan kedua matanya dan berusaha fokus kembali, "Miss Anita, silahkan duduk dulu.... ada yang ingin aku katakan pada tuan Yeoh."     

Luke Yeoh mengeryitkan keningnya, merasa sedikit terkejut, dia buru-buru melangkah mendekati meja Lee dan berkata dengan senyuman menghias wajahnya "Apa yang bisa kulakukan untukmu Tuan...?",     

Lee membalas senyuman Luke dengan sangat ramah dan bersahabat. tapi senyuman itu seolah menyembunyikan sesuatu disudut bibirnya, tapi saat berbicara kemudian, kata-katanya tidak seramah senyuman yang ditampilkannya. "Terima-kasih atas dedikasimu pada Perusahaan, I'm really appreciate. kau ambil pesangonmu di bagian HRD dan pergilah..."     

Senyuman pada wajah Luke Yeoh langsung berubah menjadi kaku, "A-Apa ?, K-Kenapa ?, Apa aku melakukan kesalahan ?"     

Lee mengerutkan alisnya dan menjawab, "Tidak ! kau tidak melakukan kesalahan. aku hanya tidak menyukaimu... ",     

Wajah Luke Yeoh tampak meratap. awalnya ia mengira Boss barunya itu tidak temperamental dan menyukai kinerjanya, karena ia selalu tersenyum ramah. Luke tidak menyangka kalau boss barunya itu akan langsung mendepaknya sesaat setelah ia diangkat menjadi direktur yang baru.     

Luke Yeoh segera membalikkan badannya, tatapan matanya tajam melotot pada Anita, Anita membalas tatapannya dan langsung mengangkat bahunya, karena ia merasa ini tidak ada hubungannya dengannya. Luke Yeoh melangkah keluar ruangan direktur dengan penuh amarah,     

Setelah Luke pergi, "Kau tidak perlu bekerja lagi hari ini, pulang dan Istirahatlah sekarang "     

"Ahhh Tuan Lee, you're so kind, but I'm absolutely fine right now, saya akan tetap bekerja seperti biasanya....", jawab Anita dengan nada gugup, ia tidak mengerti dengan magsud dibalik kebaikan atasan barunya itu. Apa ia juga target pemecatan selanjutnya ??, apa magsud menyuruhnya pulang dan beristirahat itu adalah ia harus retired dari Perusahaan ??, But why ?, apa salahnya ??,     

Mereka tanpa sadar saling bertatapan penuh misteri.     

Lee terdiam, jantungnya berdegup dengan kencang 'Damn !! Boss Chen benar-benar something !, sekalinya menyukai wanita, ia benar-benar mendapatkan gadis paling sempurna,'     

"Jangan salah paham padaku. kalau kau sedang tidak fit otomatis kau tidak bisa bekerja dengan efisien, aku typical pimpinan yang mengutamakan efisiensi kerja for sure, so kembalilah setelah kau merasa sudah istirahat cukup. dan btw, sebenarnya aku sudah mendengar apa yang telah dilakukan Yeoh kemarin padamu. menurutku itu benar-benar tidak masuk akal. and unfortunately aku juga membenci ketidakadilan, jadi aku langsung menolak bekerja sama dengannya..." Lee berkata dengan nada santai, Anita tampak menatapnya dengan takjub. Lee terpana, hatinya tiba-tiba berdesir hebat, naluri playboy nya ingin sekali menggoda Anita yang begitu menarik hatinya. Tapi niatnya buyar seketika saat wajah arrogant Chen tiba-tiba muncul dibenaknya. membuat bulu kuduknya langsung berdiri.     

Anita menjaga sikapnya, ia menganggukkan kepalanya dengan sopan, sebenarnya ia ingin mengatakan untuk tidak usah melakukan semua itu padanya, tapi karena ia memang merasa lelah jadi ia menjawab dengan rasa berterima-kasih dan berkata dengan santun, "Baiklah. Terima-kasih banyak atas kebaikan Tuan Lee ",     

Lee mengangguk puas, dan mempersilahkan Anita meninggalkan ruangannya.     

Sebuah pesan muncul di ponsel Chen, "Aku sudah melakukan sesuai perintahmu dan menyuruhnya pulang. aku juga sudah memecat si brengsek Luke Yeoh, kau berhutang untuk mentraktirku yah... jangan lupa itu !"     

.     

.     

Drttttt.... Drttttt....Drttttt...     

Suara getar ponsel anita terus menderu. dengan malas Anita membuka matanya dan melihat kearah jam diatas meja. sekarang waktu menunjuk pukul dua dini hari, siapa gerangan yang menelfonnya larut malam begini.... "Ha-llo...." Anita mengangkat telfonnya dengan suara parau,     

"Bu nita, ini bibik ... ibu hans sakit.... sekarang beliau dirawat di rumah sakit MMC, bu nita bisa datang kesini gak ??.... jam sembilan tadi, pelayan rumah temuin ibu jatuh dikamar mandi dan tidak sadarkan diri.... untung mereka sigap dan buru-buru membawa ibu ke rumah sakit paling dekat dari rumah untuk pertolongan pertama jadi ibu dapat ditolong dengan cepat " ucap bibik menjelaskan kronologis dengan suara bergetar.     

Degh... Degh...Degh !! Jantung Anita berdegup dengan keras, wajahnya tampak pucat, matanya perlahan membayang, ia berusaha memegangi ponselnya dengan kuat karena tangannya kini gemetar hebat.     

"J-Jadi B-Bagaimana keadaan mamah sekarang bik...."     

"Bu Anita jangan khawatir, kondisi ibu Hans sudah stabil, beliau sudah mendapat perawatan terbaik dari dokter jaga disini..."     

Pantas saja perasaannya tidak enak beberapa hari terakhir, ia selalu merasa was-was dan khawatir. saat mengobrol dengan ibu via videocall kemarin, ia sempat notice wajah ibu yang tampak pucat dan tidak fresh seperti biasanya, ia bahkan langsung melarang ibu berkunjung ke singapore minggu ini jika merasa tidak enak badan, tapi ibu berkilah bahwa ia baik-baik saja. ia baru bangun tidur jadi wajahnya masih terlihat lesu.     

"I-Iya-a bik... nita akan balik ke Jakarta pagi ini. Terima-kasih sudah memberitahu nita bik, nita minta tolong jagain mamah dulu yah bik..."     

"Iya buk... tentu saja, sudah kewajiban saya.. bu anita hati-hati dijalan. tidak usah terburu-buru. yang penting ibu bisa sampai Jakarta dengan selamat yahh".     

"Oiyaa.... apa bapak sudah tahu tentang kondisi ibu ini.."     

"Kepala rumah tangga dirumah ibu sudah berusaha menghubungi beliau, tapi yang terima telfon seorang wanita... em-m hanya itu yang saya tahu",     

"Baiklah. aku mengerti bik..."     

Anita segera mencari ticket penerbangan. paling pagi ke jakarta via aplikasi tiket komersial pada smartphonenya. ia segera menyiapkan satu koper kecil untuk membawa perlengkapannya selama merawat mamah dirumah sakit nanti. tentu saja, ia akan membawa serta Bryan dan mbak fitri pulang ke Jakarta. karena ia tidak tahu, sampai kapan ia akan berada disana.     

Anita berencana membawa Bryan kerumah mamahnya di Jakarta utara, meminta tolong mamah untuk membantunya menjaga Bryan sementara ia merawat ibu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.