Shadow of Love

Tidak suka pemberontakanmu



Tidak suka pemberontakanmu

0Waktu menjelang tengah malam ketika Hans menyetir mobilnya kembali kerumah. Hans tersenyum kecil, melihat kearah Anita yang tampak tertidur lelap dikursi sebelahnya. ia mengendong tubuh Anita keluar dari mobil dan memeluknya erat, Hans membungkus bahu telanjang Anita dengan jas hitam miliknya, kakinya reflect mendorong pintu mobil dan menutupnya pelan.     

Rumah mewah dikawasan elite yang tenang, keduanya kembali ke kamar tidur dilantai dua. tubuh satu sama lainnya itu kemudian menjadi tak terpisahkan. setelah kembali ke ruang tidur bagi Hans ini seolah menjadi tantangan baru setelah berganti tempat. ia kembali menggauli Anita dengan penuh hasrat,     

Anita terlihat sangat lelah dan berkeringat, tapi Hans seolah tidak ingin berhenti begitu saja. ia bagai leopard perkasa yang tidak kenal lelah. Hans membawa tubuh Anita selangkah demi selangkah ke sofa lembut disamping tempat tidur, mengganti beberapa posisi bercinta yang semakin panas,     

Keesokan harinya, ketika fajar telah menyingsing, kedua sosok itu akhirnya berhenti dan jatuh ke dasar kasur yang empuk. tubuh mereka basah, lemas, dan saling menempel satu sama lain. Hans tidak meninggalkan Anita sepanjang malam, dan Anita sama sekali tidak bisa menutup kakinya. saat kedua orang itu bangun lagi, Hari sudah siang, dan telfon Anita terdengar bergetar terus menerus, akhirnya mau tak mau Anita mengulurkan tangan telanjangnya untuk mengambil ponselnya yang terselip diatas bantal, sembari masih memejamkan matanya, Anita menjawab telfon dengan suara seraknya.     

"Hallo...."     

"Ckckckk... heii Nona besar, ini sudah mau sore, dan kau belum bangun juga ?" mendengar suara parau puterinya, mamah terdengar berdecak dengan suara miris. mamah seakan langsung tahu jika puterinya itu masih bermalas- malasan ditempat tidur.     

"Eh-hh mamah, um-m nita begadang tadi malam mah...", Saat mengangkat telfon, Anita bahkan tidak sempat melihat siapa penelfonnya. alhasil begitu mendengar suara mamahnya, Anita harus memutar otak untuk memberi alasan yang logis atas aksi bangun siangnya itu, dan bibir mamah seketika melengkung keatas, mamah langsung bisa menebak apa yang dilakukan puterinya itu tadi malam sampai begadang.     

"Begadang tidak baik untuk kesehatan. dapat merusak tubuh, Kalian tidak perlu memforsir tubuh seperti itu.... lakukanlah seperti rutinitas yang teratur, jangan terlalu berlebihan,"     

"Nita tidak tahu apa yang mamah bicarakan... ", jawab Anita sambil menahan rasa malu.     

"Yaa sudah, ngomong-ngomong aku mencarimu untuk menemaniku attending acara..."     

Aa-ghhhh !!!!     

Diseberang telfon Anita menggantung kalimat dengan bibir yang masih terbuka. mamah terpana, sambil mengerjapkan kedua matanya, menatap kearah ponselnya dengan wajah tidak mengerti. ia bahkan belum menyelesaikan ucapannya tadi, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari ponselnya. tunggu.... apakah itu erangan ??,     

Anita langsung membuka matanya dan hendak menutup panggilan telfon mamah. tapi begitu ia merayap maju, Hans keliru mengira Anita masih berusaha melarikan diri darinya. Alhasil tubuh Anita diseret kembali kebawah dan langsung diserangnya dengan ganas. dan Anita benar-benar tidak berdaya melawannya.     

Mamah langsung buru-buru menutup telfon dengan mulut masih ternganga. "Dasar Anak muda .... Ckckckk...", ucapnya bangga, sambil tersenyum cerah, wajah mamah tampak merona merah karena bahagia. saat kemarin malam Anita memintanya membawanya pulang kerumah, ia masih berpikir jika mungkin mereka sedang bertengkar kecil. namun saat mendengar sendiri apa yang barusan terjadi, mamah langsung melebur seluruh keraguan tentang keharmonisan rumah tangga puterinya dan suaminya itu.     

Hans memeluk tubuh Anita dengan erat, mereka sedang beristirahat sejenak,     

"Hans kenapa kau melakukan ini padaku,"     

"Karena aku sangat mencintaimu , kau tahu itu khan ..."     

"Ini tidak adil untukku ..."     

"Aku tidak bisa kehilanganmu, aku tidak tahan berpisah darimu. itu benar-benar membuatku frustasi" Hans memeluk Anita semakin erat. seolah tidak ingin melepaskannya lagi.     

"Lihatlah dirimu... saat aku sudah menyerah padamu... tapi kau selalu menghianatiku dengan kejam. kau sungguh membuatku hancur Hans.." Ucap anita pelan. tiba-tiba air matanya mengalir membasahi pipi cantiknya. Hans membalikkan tubuh isterinya dan menatapnya lekat, Anita membiarkan Hans menghapus air matanya, "Maafkan aku Sayang.... aku bersalah … Maafkan aku.... jangan menangis lagi.... kumohon..."     

"Maukah kamu menjaga Bryan untukku," entah mengapa, disatu titik. tiba-tiba Anita terpikir satu ide terburuk.     

"Sa-yang... "     

"Bagaimana kalau aku pergi saja darimu selamanya...."     

Hans menatap wajah anita lekat. hatinya berdesir hebat, ia mengeratkan pelukan pada tubuh Anita semakin erat, dan tiba-tiba Hans merasa ketakutan sendiri, "Kau jangan pernah berpikir macam-macam yahh. aku peringatkan kamu !!,"     

"Bukankah itu yang kamu mau ?... aku sudah merasa lelah sekarang. aku sangat lelah menghadapimu." ucap anita dingin, entah apa yang Hans takutkan tentangnya, tapi sepertinya pemikiran mereka sejalan.     

"Kamu tidak boleh berpikir sempit seperti itu..... Aku mencintaimu Anita. aku tahu aku bersalah padamu, please Maafkan aku .. aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi yahh..."     

Anita seolah tidak bergeming, ia menanggapi permintaan maaf Hans dengan dingin, dan itu semakin membuat Hans merasa frustrasi, Hans tidak bisa memikirkan cara lain untuk mendapatkan hati Anita kembali, ia seolah hanya bisa menguasai tubuhnya saja, dengan putus asa Hans langsung menyambar bibir anita dan menghujaninya dengan ciuman panas. lidahnya terus mendesak masuk untuk meraih lidah anita. memaksanya untuk membalas setiap ciumannya, sementara tangannya terus menjelajah ke setiap lekuk tubuh anita.     

Hans seolah ingin mengungkapkan perasaan cintanya yang dalam pada Anita, bukan hanya indra-indranya saja yang merindukan Anita, tapi hatinya mendambakan wanita itu siang dan malam. Hans tidak mampu memikirkan harus berpisah darinya, rasa sakit itu sangat nyata dan tak tertahankan.     

Anita terbungkam, dan hanya bisa pasrah dengan perlakuan hans padanya. diam-diam air matanya mengalir membasahi sudut matanya.     

.     

.     

Hari berikutnya....     

"Sedang apa sayang..." tanya hans curious. saat melihat anita tampak terbengong duduk dikursi balkon di samping kamar, Hans tersenyum samar ketika melihat juice jeruk dalam gelas panjang telah habis diminum oleh Anita, kamar megah Hans dilengkapi sebuah balkon bergaya mediterraneane yang begitu luxurious. dengan views yang langsung menghadap ke arah taman dan swimming pool yang begitu asri.     

"Hm-m sepertinya dari sini kurang tinggi," ucap Anita pelan, seperti sedang bergumam, berbicara sendiri, sambil pandangan matanya melihat kearah bawah.     

"Apa yang sedang kamu bicarakan ? "     

"Aku hanya sedang memikirkan. bagaimana rasanya kalau aku terjun dari sini...."     

Hans langsung menangkap tubuh Anita dan memeluknya erat. wajahnya tampak memucat dan ketakutan. meskipun jelas-jelas posisi Anita masih jauh dari pagar teralis besi berwarna hitam yang membentengi balkon. tapi reaksinya menunjukkan seolah Anita telah berada ditepi balkon dan bersiap melompat ke bawah.     

Sambil terus memeluk tubuh Anita dengan kuat, Hans langsung membawa Anita memasuki kamar lagi dan segera mengunci pintu kaca yang menuju ke balkon dengan rapat. lalu membuang kunci pintu itu begitu saja. entah kemana..... dan, kejadian selanjutnya sudah bisa diduga. Hans kembali memaksakan hasratnya pada anita lagi.     

"Hans aku capek sekali.... please..." Anita mendorong wajah Hans yang merangsek kedalam dadanya, Tapi Hans tidak ingin mendengar penolakan, ia segera menarik kemeja putih yang dikenakan isterinya itu keatas. Anita yang tidak mengenakan apapun selain kemeja milik Hans itu, yang dengan mudah memberi akses Hans untuk menguasainya lagi. Hans membalikkan tubuh Anita dan langsung merapatkannya kedinding. Wajah Anita telah mencium dinding sementara Hans langsung menarik pinggangnya kearahnya, dan detik selanjutnya ia segera menusukkan kejantanannya kedalam milik Anita lagi.     

Anita tampak memejamkan matanya dengan erat. satu tangannya bertahan didinding, sementara satu tangannya lagi ditarik Hans kebelakang, untuk menahan hentakan demi hentakan yang terus menghujamnya hingga keujung dinding terdalamnya.     

"Hans … please... wait.... Ohhh stopped " ucap Anita memohon, suaranya terdengar bergetar menahan tangis. tubuhnya tampak terus terhuyung maju dan mundur.     

"Kamu tidak berhenti membuatku marah. kenapa kau keras kepala ! aku tidak suka dengan pemberontakanmu. jadi aku harus segera membuatmu hamil lagi. jangan pernah berpikir macam-macam lagi. atau kita tetap akan begini hingga kau mengerti bahwa aku bisa melakukan apapun agar kau tetap berada disisiku !!",     

Anita hanya bisa menelan ludah. dia tidak mungkin menolak. Dia tahu persis dengan sifat dominant hans.     

"Kakiku lemas.... aku tidak kuat lagi..." ucap Anita pelan, lututnya terasa lemas, ia tampak sudah tidak mampu lagi menompang tubuhnya, dan ia baru saja akan terjatuh, tapi Hans langsung menangkap tubuhnya dengan sigap dan membopongnya ke tempat tidur.     

Anita baru saja ia bernafas lega, dan berpikir bahwa Hans akan membiarkannya istirahat sejenak, sebelum tiba-tiba tangan kekar Hans telah mencengkeram pinggangnya dan langsung menusuknya kembali. Anita tampak mengerang tertahan. Mata Anita menyipit karena deraan libido yang terasa tidak tertahankan. tubuhnya tiba-tiba mulai terasa gerah.     

Ia tiba-tiba teringat, saat Hans memberinya juice jeruk saat di balcon tadi, ia sempat meminumnya beberapa teguk, Apa hans telah memberinya sesuatu ke dalam juice jeruk kesukaannya itu ??. Sial !. Anita merasa jengkel dengan kebodohan dirinya.     

Hans mengangkat pinggang anita dengan kedua tangan kokohnya. dua tangan anita meremas kuat lengan hans. menahan hentakan demi hentakan yang terus menghujamnya. suara hentakan penyatuan mereka terdengar keras. dan tanpa sadar Anita mendesah, Hans tampak tersenyum puas, Anita ingin mengutuk dirinya yang bahkan tidak dapat mengontrol mulutnya sendiri. bagaimana mungkin setelah dia diperkosa siang dan malam seperti ini. ia masih bisa mendesah begitu gila.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.