Shadow of Love

Bersikaplah sedikit manis



Bersikaplah sedikit manis

0"Kau milikku selamanya nita.. selamanya...." ucap hans lirih, berbisik mesra ditelinga anita. ia tampak terus menciumi wajah anita dengan hidungnya. sementara Anita terkulai lemas dalam pelukannya. Hans mendekap tubuh anita hingga ia tertidur lelap. ia tahu Anita meragukan cinta yang dimilikinya, tapi rasa cintanya yang liar dan kuat ini, membuatnya tak berdaya dan putus asa. semakin ia diacuhkan, ia justru semakin merasa sangat tergila-gila pada isterinya itu setiap hari.     

"Selamat pagi sayang...." sapa hans lembut, ia menghampiri anita yang terlihat baru membuka matanya, Hans duduk disampingnya dan langsung mencium pipi Anita dengan mesra. Anita mendengakkan wajahnya sejenak dan melihat Hans tampak sudah berpakaian rapi, siap untuk pergi kekantor. seperti biasanya Hans terlihat sangat menawan, dengan mengenakan setelan jas mahal berwarna hitam dan kemeja putih sebagai dalamannya. terlebih hari ini ia telah mencukur berewoknya, hingga menampakkan wajah bersihnya yang sempurna. Tiba-tiba Anita menghembuskan nafasnya panjang, dan hatinya merasa lega.     

Dengan senyum tampannya, Hans menyapa anita yang tampak masih terbaring setengah telanjang dan hanya berbalut selimut putih hingga ke batas dada. Hans datang dengan membawa sebuah nampan kayu yang berisi sarapan pagi untuk Anita, yaitu segelas susu hangat dan coklat waffles bertabur keju yang disajikan diatas piring porcelain berwarna putih,     

Hans membawa nampan kayu berisi sarapan itu keatas tempat tidur dan menarik tubuh ringan anita agar bangun dan makan sarapannya. tapi Anita terlihat enggan untuk bangun, ia masih ingin bermalasan diranjang. tubuhnya terasa remuk redam dan sakit hampir diseluruh bagian tubuhnya, setelah pergulatan intim beberapa hari mereka, meski bagi Hans, sepertinya itu bukanlah apa-apa.     

Anita menggerutu kesal, saat ini ia bahkan merasa kesulitan untuk berdiri, untuk sekedar berjalan kekamar mandi saja ia harus melangkah tertatih setengah mati. sementara dilihatnya Hans tampak baik-baik saja, ia terlihat tidak terpengaruh sama sekali, bahkan hari ini ia memutuskan untuk pergi ke kantor, Hans bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa padanya. semuanya normal, kecuali dirinya     

Anita mencubit bantalnya dengan keras. ingin sekali membalasnya. ingin rasanya memukuli lelaki kekar disampingnya itu hingga ia merasakan rasa sakit yang dialaminya kini, meskipun faktanya Hans memang tidak memukulnya secara eksplisit, tapi efek yang ditimbulkannya kurang lebih sama saja. dan ini benar-benar sangat tidak adil !!,     

"Bibik bikin coklat waffle kesukaanmu... buruan makan. mumpung masih hangat"     

Hans mencoba membangunkan anita lagi, ia sengaja memeluk Anita dengan erat dan membangunkannya hingga Anita terduduk diranjang. Anita mengapit selimutnya dengan ketiaknya, sambil menatap Hans dengan kesal, tapi tidak punya cukup tenaga untuk mendorong dan memberi perlawanan padanya.     

"... taruh saja dimeja !! ... aku tidak lapar, aku masih ingin tidur ..." jawab Anita cuek, sambil melepaskan diri dan tidur kembali diatas bantalnya yang nyaman.     

"Ohh....", Hans menganggukan kepalanya mengerti, ia menuruti apa kata Anita, dan segera berjalan kearah meja dan meninggalkan sarapan paginya disana.     

"Sayang... aku mau keluar dulu yah. ada beberapa meeting dengan klien di Thamrin... kamu Istirahatlah dan tunggu aku dirumah yah.."     

"Iya. pergi saja !!...."     

"Apa kamu marah ??" Hans menatap wajah Anita dengan lekat, memastikan ekspresi wajah isterinya itu, sebenarnya ia mengijinkannya pergi atau tidak. tapi Anita terlalu lelah, ia tidak menggubrisnya, dan kembali memejamkan matanya untuk tidur. hingga saat ia mendengar bunyi ikat pinggang yang dilepas dari celana. seketika bunyi itu memberi rasa trauma tersendiri dibenaknya.     

Anita buru-buru membuka matanya. untuk melihat apa yang terjadi. dan wajahnya langsung pucat, saat melihat Hans telah kembali membuka jas kerjanya, dan bersiap mendekatinya lagi. 'Hah apa-apaan ini !, Apa dia seorang psikopat ?? Ohh don't again .....' Anita langsung merasa ngeri, dan ingin segera kabur dari tempat tidur. Tapi saat melihat gelagat Anita ingin kabur, tangan kuat Hans telah meraihnya kembali. "Baiklah ... jika kau keberatan, aku tidak akan pergi dari sini....", ucap Hans dengan mesra, Anita bukannya merasa senang, wajahnya langsung mengeras, efek suara intim Hans padanya barusan benar-benar membuatnya takut setengah mati.     

"Heii le~pas !!. apa kau berniat ingin membunuhku ?!",     

"Bagaimana mungkin ?, aku mencintaimu, kau tahu itu",     

"Hans !! enough !! I can't hold any more... I'm so tired and super dehydrate.... so please leave me alone !!", ucap Anita putus asa. ia bahkan tidak bisa mengeluarkan air matanya lagi. jika Hans berniat mengajaknya bercinta lagi, ia benar-benar akan menjadi gila.     

"Ahh sayang... aku hanya mengkhawatirkamu. aku pikir kau menyuruhku tetap disini?...",     

"Hah kapan aku mengatakannya ...?",     

"Kau memang tidak mengatakannya secara terbuka, tapi aku bisa mengartikan dari ekspresi wajahmu...",     

"Hahh ekspresiku yang mana ... ??", Anita spontan memegangi wajahnya sendiri dengan tatapan tidak mengerti.     

"Kau memintaku untuk tetap tinggal khan !",     

"Nonsense !!, Aku sangat lelah. aku hanya tidak ingin bergerak, saat ini aku tidak ingin apapun selain kau membiarkanku tidur dengan tenang.... paham !!",     

"Ohh I see... maafkan aku telah salah mengerti, tapi gak usah pake galak gitu bisa ngak ?.... bersikaplah sedikit manis padaku please ...." ucap Hans manja, dengan ekspresi wajah seolah menjadi manusia paling terzolimi.     

"Udah. buruan pergi sana. nanti kamu telat," Anita spontan bangkit dari tidurnya, langsung mendorong tubuh hans dengan kedua tangannya. mengusirnya untuk cepat pergi dari sampingnya, saat ia bangkit duduk, rambut panjang Anita tergerai indah, dan selimut putih yang semula menutupi dadanya jatuh hingga ke bagian perutnya, pemandangan kedua payudara kencang Anita yang menantang tidak sengaja terekspose, tubuh setengah telanjangnya terlihat begitu mempesona. Hans melihatnya, tatapannya membeku seperti terhipnotis, ia menelan ludahnya dengan berat, dan tatapan lembutnya tiba-tiba menjadi nanar kembali, menatap anita dengan cara pandang yang berbeda. hingga detik selanjutnya tanpa peringatan, Hans langsung mengunci tangan Anita yang sedang mendorong tubuhnya itu, tatapan mereka bertemu, dan sebelum Anita menyadari situasinya, Hans telah menyerangnya lagi dengan agresif.     

Hans menghujani Anita dengan ciuman panasnya, tubuh kekarnya kembali menindihnya, Anita tampak tidak berkutik. Hans bergerak cepat melepas pakaiannya sendiri satu per satu, sementara tangan satunya lagi tetap mengunci tubuh anita dalam kuasanya. Dengan satu gerakan tangannya, Hans menyibak selimut yang menghalanginya dari Anita, dan menempelkan tubuh dengan tubuh, wajah dengan wajah, Anita melenguh pelan, ketika kejantanan Hans kembali mendesak memasukinya. Hans memperlakukan Anita bagai permata yang sangat berharga, ia membelai dan menciumi setiap inches tubuh Anita dengan kelembutan, tidak pernah terbesit sedikitpun magsud untuk menyakiti istrinya itu.     

Anita perlahan mengendurkan cengkramannya,     

Hati Hans bersorak gembira, ketika Anita mengulurkan kedua tangannya dan mengalungkannya pada lehernya dengan suka rela. Hans bisa merasakan Anita mulai bisa menerimanya kembali, sesekali ia tidak keberatan membalas ciuman Hans dengan penuh hasrat, tanpa sadar Anita menjambak rambut Hans, saat mulut lincah Hans terus menghisap dan bermain intim pada area sensitivenya dibawah sana, nafas Anita terdengar memburu terengah-engah, Hans sengaja terus menghisap klitorisnya sekaligus mengaduk miliknya dengan jarinya bersamaan. Anita berusaha kuat untuk menutup kakinya, tapi Hans menahannya dengan lengan kokohnya, menuntut kakinya tetap terbuka untuknya. Anita mendengakkan kepalanya keatas, dan menjerit dengan keras, kemudian cairan hangat keluar dari vaginanya. Hans menatap tubuh Anita dan tersenyum puas, menyaksikan tubuh isterinya yang tampak mengejang kecil disisinya.     

.     

.     

"Maaf, anda tidak bisa masuk kedalam !!" ucap security keamanan dipintu gerbang dengan tegas. dan sopir pribadi Katty segera melaporkan perlakuan security itu pada Katty yang duduk rebahan dikursi tengah mobil.     

Katty bangun dari rebahnya di kursi nyaman mobilnya, dan segera membuka kaca jendela mobil Alpard berwarna hitam edisi terbaru itu dengan elegant. "Ini aku, .... cepat buka pintunya sekarang !!" ujar Katty dengan nada angkuh dan penuh percaya diri.     

"Maaf bu Katty. saya tahu itu anda, tapi, anda tidak diijinkan masuk kedalam area rumah !!",     

Mendengar kata-kata lugas security itu, membuat darah Katty seketika mendidih, wajah elegantnya langsung berubah menjadi kalap.     

"Kau berani menentangku ?!! siapa namamu ??!" Katty menurunkan kacamata hitamnya kebawah hidungnya, dan sengaja menatap badge nama pada baju security itu dengan marah.     

"Saya hanya menjalankan tugas. ini adalah perintah langsung dari pak Hans, jika anda Dilarang masuk lagi ke area rumah ini !!"     

"Kau benar-benar kurang ajar sekali yah!! lihat saja, begitu aku tinggal disini, aku akan langsung memecatmu nanti !!"     

"Maaf bu. tapi saya hanya menjalankan tugas saja ...",Jawab security itu berkeras, Katty merasa semakin kesal, ia baru tiga hari pasca melahirkan. dan ia langsung menyuruh sopirnya untuk mengantarnya ke menteng ini demi untuk menemui Hans yang tidak pernah muncul kerumah sakit untuk menjenguknya. bahkan sejak hari pertama pasca operasi, satu panggilan telfonpun tidak pernah diterimanya dari Hans, seolah-olah ia benar-benar sudah tidak peduli dengannya atau bayinya lagi.     

Dan melihat situasinya sekarang, semakin membuat darah Katty semakin mendidih, Hans telah sengaja memerintahkan security rumah untuk tidak mengijinkannya masuk kedalam rumahnya."Ada apa sebenarnya ?? apa yang ingin kau sembunyikan dariku !", ucap Katty marah, dengan gusar ia segera mengambil ponselnya dan berusaha menelfon Hans. tapi Hans sengaja tidak mengangkatnya. usahanya seperti sia-sia belaka. ia bahkan sudah berusaha menelfonnya sejak semalam, tetap saja, tak pernah diangkatnya, juga ketika akhirnya Katty berinisiative menelfon kekantornya, sekretarisnya mengatakan jika Hans ternyata sudah tidak masuk kerja sejak tiga hari yang lalu, bertepatan saat ia melahirkan.     

Katty merasa penasaran, Apa sebenarnya yang membuat Hans tiba-tiba menghilang, rela mengenyampingkan dirinya juga pekerjaannya.     

Setelah beberapa menit menelfon Hans dan tidak membuahkan hasil. Akhirnya Katty menyerah. ia kemudian membuka pintu mobil, mengenakan kembali kaca mata hitamnya dan langsung berjalan masuk kedalam area rumah Hans melalui pintu kecil yang terbuka disamping pintu gerbang utama nan megah itu.     

"Ibu tidak boleh masuk kedalam...." security itu berlari kecil, mengikuti langkah Katty yang berjalan dengan cepat menuju kearah rumah yang berada didepan sana.     

"Awass!! Kalau kau berani menyentuhku, Hans pasti tidak akan pernah memaafkanmu !!"     

Security itu bahkan tidak menyentuhnya sama sekali. tangannya hanya berusaha menghalau dari jarak jauh. tapi mendengar ancaman Katty, security itu merasa gentar juga, ia langsung menurunkan tangannya dan tidak berani menghalaunya lagi. dengan wajah pasrah ia akhirnya memberi jalan Katty.     

"Anda tidak diijinkan masuk kedalam ",     

"Minggirr !! aku harus bertemu Hans !" Katty segera mendorong tubuh tua bibik yang menghalangi langkahnya dengan keras.     

Bibik telah mengetahui kedatangan Katty dari laporan security diawal kedatangan, dan terus memantau situasi dari cctv. saat ia melihat security didepan tidak dapat menghandle, bibik langsung berinisiative mengumpulkan para pelayan untuk menunggu Katty didepan pintu rumah. dan menghalanginya masuk kedalam.     

"Anda bukan siapa-siapa !!, Anda jangan berani bersikap kurang ajar di rumah orang !!, atau saya akan memanggil polisi untuk mengusirmu !!", ucap bibik dengan suara keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.