Shadow of Love

Jangan sia-sia kan pengorbananku



Jangan sia-sia kan pengorbananku

0Seminar sehari selesai dilakukan tepat pada pukul tiga sore, tapi Anita dan peserta lainnya tidak diijinkan untuk langsung pulang, Team panitia menyuruh mereka untuk kembali berkumpul di ruangan lain yang telah mereka persiapkan sebelumnya. Anita dan yang lainnya tampak digiring berjalan kearah ruang sebelahnya, tertempel tulisan 'Event by Prudence international' pada pintu masuk ruangan luas itu, dua orang pegawai hotel berseragam rapi yang merupakan team panitia penyelenggara menyambut kedatangan mereka didepan pintu ruangan, lalu mempersilahkan pada setiap peserta untuk mengambil kursi duduk pada meja bundar nan mewah yang ada disana, mereka di atur untuk duduk melingkari meja bundar yang memiliki delapan kursi duduk itu, dan tampak diatas meja masing-masing telah tersaji berbagai menu makanan lezat yang tampak menggugah selera.     

Perusahaan telah mempersiapkan sebuah acara ramah tamah untuk para peserta seminar kali ini, sekaligus untuk mengumumkan executive top yang akan di recruit menjadi anggota team pusat. Anita tentu tak banyak berharap. selama seminar . tadi ia hanya menjadi pendengar saja, ia sama sekali tidak tertarik untuk memperebutkan posisi executive top itu, dan mata Anita diam-diam mencuri pandang kearah depan sana, ia melihat direktur kantornya Lee Franklin juga tampak telah berada di dalam ruangan yang sama dengannya, tentu saja ia berada di meja VIP yang diduduki khusus untuk para petinggi perusahaan, meskipun nyatanya dimeja besar itu hanya terlihat mereka berdua saja. Lee Franklin terlihat sedang berbincang akrab dengan Chen. yang merupakan CEO Perusahaan. dari body language mereka, seolah mereka adalah sohib yang sangat dekat. Anita mengerutkan keningnya, jika memang mereka seakrab itu, kenapa Lee Franklin tidak memanfaatkan kedekatannya itu untuk promote kantor cabang mereka saja ?, jadi ia tidak perlu bersusah payah menyuruhnya membuat berbagai terobosan dan laporan demi menaikkan peringkat.     

Anita tampak sedang sibuk menganalisa sendiri sambil diam-diam mencuri pandang kearah Lee lagi, tapi sial baginya, tatapan matanya bertemu pandang dengan Lee, Anita merasa terkejut sendiri, ia buru-buru mengalihkan pandangannya ke tempat lain. tapi terlambat, Lee seolah telah mengetahui aksinya itu, dan satu tangannya langsung melambai padanya memanggil dirinya untuk mendekat. mau tidak mau Anita pura-pura menganggukkan kepalanya seolah baru tersadar akan kehadirannya disana, dengan langkah ragu-ragu ia lalu berjalan mendekat ke meja nan Agung itu.     

Pada seminar tadi, Anita tentu saja telah bertemu dengan Chen. karena ia menjadi pembicara utama dalam sessi presentasi, tapi sejak awal pertemuan mereka, Chen bersikap sangat dingin padanya. Chen terkesan cuek dan bersikap seolah tidak mengenalnya. bahkan di satu kesempatan, saat tanpa sengaja mereka saling bertemu di koridor menuju toilet, meskipun Anita telah bersikap ramah, ia mencoba menyapa dan tersenyum pada Chen saat itu, tapi nyatanya Chen menanggapinya dengan acuh, ia bahkan langsung memalingkan wajah dan berpura-pura seolah tidak melihatnya, Chen berlalu begitu saja melewati dirinya.     

Anita bisa mengerti jika Chen merasa sakit hati atas sikapnya dulu. tapi tidak bisa dipungkiri, dalam hatinya terbesit rasa kecewa, ia tidak mengira jika Chen memutuskan untuk menjauinya dengan cara membencinya.     

"Yes sir...", Anita menjawab panggilan Lee sambil membungkukan tubuhnya sedikit, ia kemudian berdiri disamping meja Lee.     

"Kau duduk disini bersama kami." ucap Lee memerintah, matanya tampak menunjuk kearah kursi kosong disampingnya. Anita diam-diam mencuri pandang kearah Chen, raut wajahnya tampak dingin dan tak acuh, Anita mengartikan kalau Chen pasti sangat keberatan dengan kehadirannya disitu.     

"E-Excuse me sir, tapi saya tidak pantas duduk disini, saya telah mendapatkan satu kursi dibelakang sana, saya akan bergabung dengan teman-teman yang lain untuk makan bersama mereka,"     

"Jangan membantah, ini hanya acara hiburan dan ramah tamah semata, semua orang membaur disini, jadi tidak ada atasan dan bawahan ... kau jangan terlalu kaku ...",     

Meskipun yang dikatakan Lee benar, tapi nyatanya tetap saja tidak ada jajaran petinggi perusahaan yang berani duduk berdampingan dengan Chen di satu meja. selain Lee saja. Chen terkenal sangat kejam dalam pekerjaan. cara kerjanya di Pasar selalu tegas dan tidak berperasaan. ia sangat dingin dan sulit didekati. meskipun bagi Anita, Chen tidaklah semenakutkan seperti rumor yang beredar itu.     

Anita tanpa sadar menatap sejenak kearah Chen penuh pengharapan. tapi Chen tampak acuh, ia bersandar malas pada kursinya sambil menikmati minumannya. Chen tentu telah mendengar sendiri cara Lee memaksanya, dengan terpaksa Anita menarik satu kursi disebelah Lee, lalu duduk disana dengan anggun,     

Anita tahu kehadirannya tentu membuat Chen mau tidak mau harus melihat wajahnya dalam jarak dekat. dan meskipun ia sangat kesal atau ingin muntah, tapi Anita tidak peduli. ia lalu sengaja memasang wajah cuek, sebagai tanda bahwa ia tidak mau disalahkan. siapa suruh Chen juga tidak tegas menolak ucapan Lee tadi. padahal dia punya power lebih besar dibandingkan dirinya, jadi ia harus menerima konsekwensi ini. mau tidak mau, suka tidak suka, Chen harus menghadapi rasa muaknya itu sampai acara selesai. batin Anita membela diri.     

Mereka menikmati beberapa menu makanan dengan suka Cita, Anita tersenyum sopan dan menerima minuman dingin yang dituangkan Lee pada gelas kosong miliknya. sebagai tanda hormatnya pada atasan kantonya itu. Sejujurnya Anita menyukai kepribadian Lee Franklin. ia sangat ramah dan objective dibandingkan Luke Yeoh.     

"Sepertinya aku harus pamit pergi duluan, ada urusan yang harus kukerjakan ...", ucap Lee sambil menepuk bahu Chen, Anita langsung ikut berdiri untuk menghormatinya. tapi entah mengapa saat ia berdiri tiba-tiba kepalanya terasa berputar, dan tempat disekitarnya seolah ikut bergoyang. melihat keadaan Anita yang tampak tidak stabil. Lee tersenyum kecil penuh arti, ia lalu menekan kedua bahu Anita dan menyuruhnya untuk tetap duduk dikursinya sambil berkata dengan lugas. "Kau tetap disini. kau temani dulu boss Chen hingga ia selesai makan." tatapan tegas Lee seolah berkata agar Anita patuh menuruti perintahnya. no debate.     

"Yes sir....", jawab Anita patuh. dan ia duduk kembali dikursinya, Lee tersenyum puas, sebelum pergi meninggalkan meja, ia tampak menepuk pundak Chen dua kali sambil berbasa-basi, "I'm leaving now... you Enjoy your time okay...",     

Anita menemani Chen menghabiskan makannya, mereka tidak berbicara sepatah katapun, dan semakin lama Anita semakin merasa tidak enak badan, ia melihat para peserta yang lain tampak sedang bernyanyi karaoke sambil minum-minum dan bergembira, sepertinya tidak apa-apa jika ia pulang duluan, tanpa berkata-kata Anita lalu mengalungkan tas miliknya dipundaknya, ia akan menggunakan kesempatan ini untuk melarikan diri dari sana. ia harus segera pulang kerumah secepatnya, karena ia dapat merasakan sesuatu yang tidak beres pada dirinya     

"Mau kemana kamu ?!", tiba-tiba Chen bersuara, Anita sedikit terkejut, ia spontan menolehkan wajahnya kearah Chen yang sedang menatapnya angkuh.     

Mata Chen menyipit, "Pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun ?",     

"Aku sudah selesai makan, dan ingin pulang sekarang..", jawab Anita datar, sambil jari-jarinya menekan pelipisnya, menahan rasa pusing di kepalanya sekuat tenaga.     

"Huh gak sopan, apa gak ngeliat disini masih ada orang ??... Lee tadi bilang, menyuruhmu tetap disini, sampai aku selesai makan bukan ? ehh sekarang malah main nyelonong pergi aja gak pake pamit !",     

"So~rry. tapi aku merasa sedikit pusing sekarang", Tatapan mata Chen semakin sinis, seperti sedang mencibir, ia menganggap Anita sedang berpura-pura sakit demi menghindar darinya. Anita tidak peduli dengan apapun yang dipikirkan Chen. ia merasa semakin pusing saja, hawa panas seolah menyerangnya tiba-tiba, dan ia merasa sesak bernafas.     

Anita ingin pergi ke toilet, ia segera keluar dari pintu ruang pertemuan itu, dengan langkah sedikit sempoyongan ia berjalan keluar ruangan.     

Chen mengantar kepergian Anita dengan tatapan kecewa, namun belum selesai ia melihat Anita, tiba-tiba ponsel di kantong celananya bergetar, Chen langsung mengambilnya dan membaca sebuah pesan whatsapp dari Lee, "Aku telah book Presidential suite untukmu dilantai atas, jangan kau sia-siakan pengorbananku ini sobat !" tulis Lee disertai emoji cheers dua gelas minuman dan love.     

Chen mengeryitkan alisnya, ia tiba-tiba tersadar, ada yang tidak beres dari pesan singkat Lee padanya itu. dan Sikap Anita tadi.... jadi, ia benar-benar tidak sedang berpura-pura tidak enak badan.... Hati Chen tiba-tiba diliputi perasaan bersalah,     

Huh sepertinya Lee benar-benar sudah bosan hidup. beraninya dia menaruh obat pada minuman Anita !.     

Tanpa menunggu lagi, Chen segera berjalan dengan cepat keluar ruangan, untuk menyusul Anita, setidaknya ia harus memastikan Anita pulang kerumahnya dengan Selamat. ia berjalan menyusuri koridor hotel yang menuju arah keluar, tapi ia tidak menemukan Anita disana.....     

"Tidak mungkin.... bagaimana mungkin ia bisa keluar hotel secepat ini ?", gumamnya kecil, sambil matanya berpendar kearah sisi kiri dan kanannya, tiba-tiba ia mendengar suara detak sepatu high heels, Chen langsung membalikkan tubuhnya dan tatapannya melihat Anita yang baru saja keluar dari sebuah toilet wanita dan kini menyandarkan tubuhnya di dinding depan toilet dengan lemah.     

Chen menghempas nafasnya dengan keras, entah mengapa hatinya tiba-tiba merasa lega, ia lalu berjalan mendekati Anita lebih dekat lagi, matanya terus mengamati Anita dengan waspada, "Apa kau baik-baik saja ?",     

Anita mendengakkan wajahnya keatas, mengeryitkan keningnya sedikit, "Kamu siapa ?", tanya Anita dengan wajah polos, ia menegakkan tubuhnya kembali dan berniat pergi dari sana, tapi baru dua langkah berjalan kedua kakinya terasa lemah, dan ia segera terjatuh ke lantai.     

Chen buru-buru menangkapnya dan segera mengendong tubuhnya menuju kearah lift. mumpung keadaan sedang sepi, para peserta seminar masih berada di dalam ruangan, ia tidak ingin orang-orang melihat keadaan Anita yang seperti ini.     

Chen membawa Anita pergi ke kamar yang telah dipesan Lee untuknya lalu segera membawanya kekamar mandi dan berkata dengan nada kesal, "Kamu mandi sana sampai sadar !! Jangan pernah keluar dari sini sebelum bisa mengenali dirimu sendiri ",     

Tapi saat Chen hendak pergi keluar kamar mandi, langkah kakinya seolah tertahan, Anita tampak mencengkeram kuat ujung jas yang dikenakannya dengan satu tangannya, "Jangan pergi.... bantu aku ...", rengek Anita memelas dengan raut wajah sedang menahan kesakitan, ia merasakan seluruh tubuhnya bagai digigit jutaan semut, hingga membuatnya susah bernafas.     

Chen melihat wajah Anita tampak memerah, kedua bibirnya terbuka dan tertutup, matanya menatapnya penuh harap, dan Anita semakin mendekatkan tubuhnya pada Chen, tangannya terus meraba dada pria itu seenaknya. suhu tubuhnya terasa panas dan saat menyentuh kulit Chen yang terasa dingin membuatnya merasa nyaman dan tidak ingin berhenti menyentuhnya.     

Chen terkejut saat tangan Anita semakin berani menyentuhnya, ia bahkan sengaja menyelipkan tangannya ke sela celananya yang masih tertutup rapat. dengan nafas terengah-engah Chen segera menangkap tangan Anita yang bergerak sembarangan itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.