Shadow of Love

Hanya setan yang percaya



Hanya setan yang percaya

0Hans sedang bermimpi indah dikamarnya yang nyaman, saat tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang lembut terus membelai kejantanannya intimately, dalam remang cahaya kamar, ia melihat sosok ramping nan indah tampak sedang mencoba meraih sesuatu dalam celananya, dan Hans terlalu malas untuk menanggapinya, ia merasa nyaman dengan posisi tidurnya saat ini, maka ia membiarkan saja, saat sosok itu terus bergerak pelan melucutinya, ia merasakan hasratnya memuncak, nafasnya kian terengah-engah, kala sosok itu terus mengulum dan menghisap kejantanannya penuh perasaan, membuatnya terpancing untuk meladeni tantangannya tak kalah sengit.     

Aa-ghhhh !! suara erangan wanita itu seperti tidak asing ditelinganya, Hans sedikit tersentak, tapi wanita itu justru menekan pantatnya, seolah menyuruhnya untuk menusukkan lebih dalam lagi, dan Hans mengerti, dan detik selanjutnya ia seakan tidak memperdulikan lagi siapapun partner sex-nya kini, yang jelas, ia telah datang dan menyerahkan dirinya sendiri padanya,     

Hans mendengakkan dadanya, ia tidak bersalah, ia kini hanyalah binatang buas yang sedang melakukan instinctnya untuk mempertahankan diri,     

.     

.     

Anita terpaksa membuka matanya dengan malas, saat merasakan kepalanya berdenyut semakin hebat. rasa sakit ini benar-benar menganggu tidur nyenyaknya, memaksanya untuk bangun sekarang juga. tetapi saat ia tersadar, ia seolah menyadari, bahwa ruangan kamarnya sekarang tidak nampak seperti tempatnya sendiri, ia yakin, ini bukan kamarnya di kediamannya di Jakarta, dan bukan juga kamar pribadinya di singapore, Anita lalu memicingkan matanya, mencoba melihat dengan lebih jelas lagi ruangan di sekitarnya itu, Anita merasa asing dengan suasana tempat ini, dan entah sudah jam berapa sekarang, tapi ia melihat cahaya hangat telah menembus jendela kamar dan masuk menerangi sebagian ruangan.     

Anita menegakkan tubuhnya dengan perlahan, ia duduk sambil merenggangkan lehernya ke kiri dan ke kanan, ia merasakan sakit diseluruh tubuhnya, seolah ia baru saja berperang habis-habisan melawan sesuatu yang tidak dapat ia ingat semalaman,     

Tapi meskipun ia merasa tidak nyaman pada seluruh tubuhnya , ia memutuskan untuk bangkit dari tidurnya dan ingin segera membersihkan diri ke kamar mandi, ia lalu menggeser tubuhnya kearah depan menggunakan tangannya sebagai penompang, tapi seketika Anita terkejut, sampai seolah jantungnya berhenti berdetak, wajahnya berubah memucat pasi, saat tiba-tiba tangan kanannya merasakan menyentuh kulit seseorang yang terasa hangat disampingnya,     

Anita buru-buru menoleh kesamping, untuk melihat siapa gerangan orang yang ada disebelahnya itu ... dan spontan ia membelalakan matanya lebar, Anita langsung menutup mulutnya sendiri yang hampir saja berteriak keras, ia benar-benar kaget saat melihat sosok lelaki yang sangat dikenalnya itu kini tertidur nyenyak disampingnya, bahkan dalam keadaan tidur pun wajahnya tampak luar biasa tampan, Lelaki muda itu benar-benar memiliki posture kekar yang menawan, tanpa sadar Anita menelan ludahnya sendiri, pantas saja jika banyak wanita diseluruh kantornya yang tergila-gila dan ingin menjadi kekasihnya, mereka bahkan rela meskipun hanya menjadi penghangat ranjangnya sementara...     

'Wait !!, bukankah seharusnya aku tidak concern tentang hal itu ? saat ini keadaanmu sedang genting nita. dan kau malah ngalor ngidul menganggumi bentuk tubuh pria cabul itu ??!! dasar wanita mesum tidak berguna !! Apa sebenarnya isi otakmu !!....' Anita memukul kepalanya sendiri sambil memaki dirinya sendiri dengan kesal.     

Tiba-tiba Anita merasa bahunya terasa dingin, dan ia melihat pada dirinya sendiri, ia seolah baru tersadar kalau tubuhnya telanjang, Anita merasa ngeri, saat melihat keadaan mereka kini yang tampak sama-sama sedang bertelanjang bulat dan berada diatas ranjang yang sama.     

Ohh Tuhan, bagaimana ini..... Apa yang sebenarnya terjadi ?, ia dan lelaki itu berada diatas ranjang yang sama, dan mereka berdua dalam keadaan bertelanjang bulat, ini seolah telah menjelaskan semua yang telah terjadi diantara mereka... ia tahu itu.     

Anita menggigit bibirnya dengan panik, dan berusaha menginggat apa yang sebenarnya terjadi, namun ia hanya ingat mereka telah selesai seminar, lalu ia bersama dengan yang lainnya ikut dalam acara hiburan dan makan bersama... dan setelah itu.... setelah itu.... Anita menekan pelipisnya dengan kuat, tetap berusaha mengingat-ingat,....ia benar-benar tidak ingat bagaimana ia bisa berakhir tidur dengan lelaki disampingnya itu .... dan nalar Anita seolah tidak bisa menerima fakta dihadapannya sekarang, ia benar-benar ingin menangis, rasa panik menyerangnya, ia mengambil nafas, mengatakan pada dirinya agar tetap tenang, semuanya sudah terjadi, tidak ada gunanya bersedih dan menyesali diri, satu-satunya cara hanyalah ia harus segera meninggalkan tempat ini, sebelum Chen terbangun dan menyadari situasi mereka.     

Dengan gerakan sangat pelan, Anita mengangkat pantatnya, bangun dari sana dengan sangat hati-hati, namun ia bahkan belum sempat membuat pergerakan berarti, saat tiba-tiba pinggangnya ditarik oleh sebuah lengan yang kekar dari arah samping tubuhnya, yang langsung membuat tubuh ramping Anita terjatuh terlentang kembali ke kasur, dan seketika lengan Chen telah menangkapnya kembali, dan memeluknya erat, "Aku ingin sekali lagi", ucap Chen dengan suara parau, khas lelaki yang baru bangun tidur.     

Sekali lagi ?!!, dasar bajingan !! beraninya dia mengatakan meminta sekali lagi !!,     

"Lepas !!", dengan kemarahan yang memuncak Anita mengangkat lengan Chen yang menindihnya, tetapi Anita semakin merasa kesal, saat ia justru terjebak dalam dekapan lengan Chen semakin erat,     

Chen membuka matanya, saat ia tahu Anita telah bangun dan meraih kembali kesadarannya. tanpa ragu-ragu Chen melengkungkan senyum mesra di bibir tipisnya, "Kau sudah bangun....?",     

'Masih punya muka bertanya dengan nada mesra begitu ?!' Anita merasa geram dan jijik sekaligus, 'dasar lelaki tidak tahu malu !!'     

"Cepat singkirkan tubuhmu dariku !!," bentak Anita dengan nada tidak sabar, Chen mengeryitkan alisnya, ia merasa kesal dengan sikap kasar Anita padanya, "Kenapa kau tiba-tiba bersikap emosi begitu, jangan kau bilang kalau kau lupa dengan apa yang telah kau lakukan padaku semalam !",     

"A-Aku ?...Aku melupakan apa ?", Wajah Anita berubah seputih kapas, Chen lalu menarik dagu Anita dan memaksanya untuk menatap lurus kepadanya, " Nita, kau yang berinisiative duluan hingga kejadian semalam terjadi, kau yang sangat aggressive menyerangku dan terus mendesakku untuk melayanimu, Aku hanya membantumu saja, kalau mau marah, seharusnya akulah orang yang pantas untuk marah padamu paham ..."     

Chen mendekatkan bibirnya hingga menyentuh bibir Anita dan kembali berbicara lirih, " Ngomong-ngomong, semalam adalah pengalaman pertama bagiku, kau telah merenggut kesucianku, bukankah seharusnya aku yang harusnya marah dan meminta pertanggung jawabban darimu .."     

Anita membeku,...     

Huh pertama kali kepalamu !!, Hanya setan yang percaya kalau dia baru pertama kali melakukannya !!     

Anita benar-benar tidak ingin mempercayai ucapan Chen. ia menyangkalnya, lagian ia mengenal dirinya, tidak mungkin ia bisa bersikap demikian liberal seperti yang digambarkan Chen padanya, "Tidak mungkin, itu jelas tidak mungkin !!, kau pasti telah berbohong padaku !", ucap Anita serak, sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, ia berkeras menolak mempercayai ucapan Chen , dan tatapan Chen tampak berubah menjadi ganas "Kenapa, jadi kau sekarang mau berpura-pura lupa ? bagaimana semalam kau memohon belas kasihanku ?..dan bagaimana kau sendiri yang mengambil tanganku untuk memegangi dadamu itu...."     

PLAK !     

Spontan Anita mendaratkan tamparan keras di wajah Chen.     

"Tutup mulutmu !!, Jangan lanjutkan lagi !!", teriak Anita dengan histeris, seluruh tubuh Anita terlihat gemetar karena marah, wajahnya menjadi merah padam, ucapan Chen bagai penghinaan kejam baginya.     

Setelah mengatakannya Anita bergegas mengambil pakaian dari tempat tidur dan mengenakannya lalu pergi begitu saja. Anita benar-benar mengabaikan mata tajam dibelakangnya, yang menatap punggungnya dengan amarah yang meluap-luap.     

Chen tidak pernah menyangka akan berada di posisi ini, tapi Tuhan seakan sedang bercanda , semalam bermurah hati padanya, membuat mimpinya menjadi nyata dan kemudian membangunkannya dengan cara kejam seperti ini.     

.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.