Shadow of Love

Akulah bukti itu



Akulah bukti itu

0Anita merasa sangat malu, ia berjalan dengan langkah cepat meningggalkan counter underwear sambil mendorong trolley belanjanya, saat Chen melihat Anita pergi, ia langsung membalikkan badan, mengurungkan niatnya untuk kembali ke counter membeli underwear yang semula diincarnya tadi, dengan langkah terburu-buru Chen segera berjalan dibelakang Anita, 'Ohh Tuhan, kenapa sih harus ketemu orang ini disini ...', ratap Anita dalam hati, meruntuk nasib sialnya yang dipertemukan dengan Chen yang mati-matian ia hindari selama beberapa hari ini.     

Anita menggigit bibirnya, wajahnya tampak gugup dan salah tingkah, sebenarnya ia belum selesai membeli barang-barang keperluannya di supermarket, tapi gara-gara kehadiran Chen, membuat semua list belanjaan yang seharusnya dibeli tiba-tiba lenyap dari memory otaknya.     

Anita melirik kesamping, ia menjadi semakin kesal, saat melihat Chen ternyata masih mengikutinya dibelakang,     

Chen menyadari Anita sedang mencuri pandang kearahnya , dengan random Chen segera mengambil botol ketchup yang terpajang di rak khusus bumbu dapur yang berada tepat didepannya, dan langsung berpura-pura mengamati label ketchup ditangannya, Chen tampak membaca komposisi bahan ketchup dengan mimik serius.     

Anita menatap tingkah awkward Chen itu, dan ia merasa tidak tahan lagi, seketika ia menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya kebelakang, menatap pada Chen straight lalu berkata dengan nada kesal, "Ohh Chen ! come on... stop following me, can you just leave me alone... please", ucap Anita kesal,     

"Hah emang kenapa ? ada apa ?" Chen melihat kekiri dan ke kanan, sengaja memasang wajah innocent dan berpura-pura tidak mengerti magsud Anita,     

"...." Anita terdiam, tetapi pandangan matanya menatap pada Chen dengan annoying, ia yakin Chen mengetahui magsud ucapannya itu. mereka saling bertatapan untuk sekian detik lamanya, dan tiba-tiba Chen melepas tawanya, tapi tetap berlagak lugu, "Fine.... but Believe or not, actually I'm following you by accident nitt ... aku tadi sedang membeli keperluan mandiku di sebelah sana," jari telunjuk Chen menunjuk kearah rak khusus perlengkapan mandi diujung sebelah utara supermarket nan luas itu, ".. then, tanpa sengaja aku melihatmu sedang berbelanja disebelahku, jadi aku samperin kamu ... and kita ketemu disini deh ...." ujar Chen dengan ekspresi sok imut,     

Tentu saja Chen tidak akan mengakui, jika sebenarnya ia telah menunggu Anita sejak dua jam dari waktu pulang kerjanya tadi, dan ketika ia mendapatkan informasi dari Lee jika Anita akan pergi berbelanja ke supermarket, Chen akhirnya memutuskan bahwa ini adalah kesempatannya untuk menemui gadis pujaannya itu secara langsung, setelah segala rencana yang di usahakan untuk dapat berkomunikasi dengan Anita tidak membuahkan hasil yang significant, bahkan kondisi terakhir, Lee memberitahunya jika Anita mengancam akan resign dari kantor, kalau sampai Lee benar-benar mendepaknya untuk pindah bekerja ke kantor pusat.     

"Whatever.... kau tidak perlu memberitahuku sedang belanja apa or apapun alasanmu datang kesini, ... this public market, everyone can be here for free..... but, bisakah kau tidak terus membuntutiku ?!"     

"Em-mm seperti yang sudah kubilang sebelumnya, sebenarnya aku tidak sengaja membuntutimu, tapi mumpung kita sudah bertemu disini, aku pikir, sepertinya ini kesempatan bagus untuk kita membicarakan masalah kita kemarin nitt ..."     

"Aku rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi diantara kita",     

"Tapi bagiku ada banyak hal yang harus kita bicarakan..." jawab Chen lugas, "Aku merasa kau sedang menghindariku ....",     

"Memang iya .... baguslah kalau kau mengerti itu. jadi mulai sekarang sebaiknya kita tidak perlu saling bertemu lagi,"     

"Apa aku boleh tahu alasannya ?" tanya Chen dengan suara parau, entah mengapa hatinya tiba-tiba merasa sangat sakit mendengar penolakan Anita padanya..     

"Kurasa semuanya sudah sangat jelas bukan ?!"     

"Tapi..., bagiku situasi kita saat ini benar-benar ambigu, pasca hari itu kau langsung memblokir semua access komunikasi kita, aku sebenarnya ingin sekali menjelaskan hal yang terjadi diantara kita dan aku juga ingin tahu apa yang kau pikirkan tentangku, ... dan miss komunikasi ini benar-benar membuatku sedikit kacau...",     

"Chen ... kurasa kita tidak perlu lagi membahas hal yang telah terjadi, aku tidak tertarik untuk membicarakannya ... please kita hentikan semua sampai disini. dan jangan ganggu aku lagi, ... okay...",     

"Tapi kenyataannya kita telah melakukannya...apa magsudmu ?.... kau menyuruhku untuk berpura-pura bahwa diantara kita tidak pernah terjadi percintaan hebat itu ??" ucap Chen tegas, sambil jari telunjuknya menunjuk pada Anita dan dirinya sendiri secara bergantian,     

Anita tampak terkejut dengan ucapan Chen itu, ia buru-buru mengarahkan telapak tangannya kedepan, ingin menutup mulut Chen agar tidak berbicara sembarangan, meski sayangnya Anita tidak dapat menggapai mulut Chen dengan posisi tubuh mereka yang terpisahkan oleh trolley belanjaan. Anita hanya bisa mengelus dada, wajahnya tampak berubah memerah bagai udang rebus, merasa malu setengah mati, Chen seolah sengaja menekankan kata 'percintaan hebat' dengan sangat gamblang. Anita buru-buru membalikkan tubuhnya membelakangi Chen, menghindari kontak mata dengan Chen sambil spontan berkata dengan nada kesal,"Aku tahu kau yang melakukannya. kau sengaja menjebakku !!, you drugged me right ?!"     

"W-What ?! .... what do you mean ??",     

Chen tampak terkejut dengan pernyataan Anita, ia langsung menarik ujung trolley belanjaan Anita kuat-kuat hingga membuat tubuh Anita yang ada diseberangnya mau tak mau tertarik mendekat kearahnya, " Tell me, what do you mean ?!!", tanya Chen sekali lagi dengan suara tegas,     

"I'm married woman, and I have a son !!, jelas aku tidak mungkin melakukan perbuatan hina seperti itu dengan kesadaran penuhku! paham !",     

Chen tersenyum samar, menatap kearah Anita dengan sinis, "Jadi kau menuduhku telah menjebakmu dan memp**kosamu ?!! begitu ??"     

Anita terdiam, sebenarnya ia sendiri merasa tidak yakin atas ucapannya, ia tahu, dirinya bukanlah siapa-siapa dibanding power yang Chen miliki, ia bisa mendapatkan gadis cantik manapun yang ia inginkan semudah membalikkan telapak tangan. tapi karena kata-kata sudah terlanjur terucap, ia juga tidak mau menurunkan egonya, Anita membalas menatap Chen tak kalah tajam, "Kau tanyakan saja pada dirimu sendiri.... hanya kau sendiri yang tahu persis apa yang telah kau lakukan...."     

"Hah !, jadi kau berkeras menuduhku yang menjebakmu bukan ?!, katakan padaku.... apa kau punya bukti atas tuduhanmu itu ??",     

Anita mengepalkan tangannya dengan kuat, mau tidak mau ia harus menginggat kembali reka kejadian saat itu, memang ia akui dialah yang tampak sangat aktif dan antusias dengan percintaan dengan Chen kala itu, namun ia merasa tubuhnya seolah benar-benar diluar kendali, ia seperti orang yang mabuk kepayang, .... ia tahu, ada sesuatu yang tidak beres dengannya, mungkin ia telah mengkomsumsi zat tertentu.... dan Anita teringat, saat di perjamuan makan bersama, Chen duduk satu meja dengannya, 'bisa jadi Chen yang telah diam-diam menaruh sesuatu pada makanan atau minuman yang dikomsumsinya.'     

"Akulah bukti itu, ... aku bahkan tidak dapat menginggat apa yang terjadi saat itu hingga beberapa waktu yang lalu..",     

"Hingga beberapa hari yang lalu??, berarti kau sudah menginggatnya sekarang bukan ??"     

"Huh, kau pikir aku sudi untuk menginggatnya lagi.....",     

"Tidak. kau harus menginggatnya !! karena aku tidak bisa menerima tuduhanmu padaku !! aku akan memperlihatkan semua bukti rekaman lengkap cctv dan video peristiwa saat itu, untuk bisa melihat dengan jelas, siapa yang menjebak siapa hmm ?? ", ucap Chen dengan nada menantang, sambil menatap Anita dengan tajam.     

Anita tiba-tiba merasa gentar, tubuhnya mengiggil kedinginan, merasa terintimidasi, wajah cantiknya seketika memutih, tangannya tampak gemetar dan panik, spontan Anita meraih lengan Chen dengan kuat "J-Jadi A-Apa kau merekam saat kita melakukannya ?",     

"Tentu saja !!, Aku merekam semua yang terjadi diantara kita malam itu !!, dan Jangan Khawatir. aku juga akan meminta rekaman cctv di dalam ruang makan, dan sepanjang yang terjadi di malam sebelum kejadian saat itu, untuk membuktikan apakah benar aku yang menjebakmu seperti tuduhanmu itu... btw... sebenarnya aku merekam percintaan kita juga tanpa sengaja, saat itu aku berpikir akan meninggalkanmu dikamar hotel sendirian, dan aku memasang camera untuk berjaga-jaga, jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, karena kau tampak mabuk berat, jadi kurasa aku butuh bukti atas apa yang terjadi sebenarnya,"     

Tentu saja Chen tidak serius dengan ucapannya jika ia merekam percintaan mereka saat itu, ia hanya asal bicara saja, karena merasa terdesak oleh tuduhan Anita padanya. tapi Anita menanggapinya dengan serius, ia merasa surprise dan ketakutan setengah mati atas ucapan Chen itu.     

"C-Chen ... " Mulut Anita bagai tersekat. 'Mampuslah aku... tamat sudah riwayatku... bagaimana kalau Chen memviralkan video itu...' satu-satunya dalam kepala Anita kini hanya bagaimana cara menyelamatkan diri dari situasi tidak terduga ini.     

"Kurasa aku melakukan tindakan tepat. sepertinya rekaman video itu berguna sekarang, untuk membuktikan padamu hitam dan putih, apa aku benar-benar melakukan hal yang kau tuduhkan itu ...." tambah Chen dengan wajah meyakinkan, ia merasa berada diatas angin.     

"Please Chen ... jangan bercanda ", rengek Anita sambil menarik lengan Chen dengan tangannya,     

"Apa aku terlihat sedang bercanda ??. Aku tidak sabar untuk menonton rekaman video itu dari awal hingga akhir,... Oiya, kau juga boleh mengundang lawyermu untuk melihat bersama, mungkin nanti kau butuh nasehatnya .... in case, jika kau masih ragu dengan keabsahan video itu nantinya ? ... silahkan jika kau juga mau mengundang seorang ahli IT sekalian.... ",     

"Chen please, kita tidak perlu melakukan itu, aku percaya padamu kok ... Mari kita anggap masalah ini telah selesai okay.... maafkan aku tadi sudah sembarangan menuduhmu, .... terus terang aku memang sedang kacau ... jadi tidak bisa mengontrol emosiku.... maafkan aku", jelas Anita dengan mimik serius, "Chen please... aku mohon, tolong hapus video itu yah...",     

Chen merasa shock sendiri, tidak menyangka dengan reaksi Anita yang langsung berubah drastis, Anita tampak begitu menyerah padanya. seolah hidupnya bisa berakhir kapan saja ditangannya. dan dilubuk hati Chen merasa sakit, bukan ini yang ia mau.....     

"Apa tidak sebaiknya kita selesaikan masalah ini dengan jalur yang benar ??, biar bagaimanapun kita sudah terlanjur melakukannya.... aku ingin kau tahu, jika aku siap dengan konsekwensinya. aku pasti akan bertanggung jawab padamu ..."     

Mendengar ucapan Chen membuat Anita merasa semakin panik, ia tampak menatap Chen speechless. sejujurnya ia tidak butuh pertanggung jawabban atau apapun dari Chen. selain memintannya untuk tetap bungkam, mengunci mulutnya rapat-rapat dan menghapus semua bukti video mereka. that's it !!.     

"Tidak, kau tidak perlu melakukannya... "     

"Bagaimana jika kau mengandung anakku....",     

"Hahaha... kau berpikir terlalu jauh Chen... percayalah... itu tidak akan terjadi ...",     

"Kau jangan terlalu yakin bahwa itu tidak mungkin terjadi... " Chen lalu menundukkan kepalanya kebawah, dan berbicara dengan nada lirih sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Anita closely, "Apa kau ingat.... berapa kali kita melakukannya malam itu ?",     

Anita terpaku, ia merasa sangat marah dengan rasa tidak berdayanya kini,     

"Apa kau sudah selesai belanja ?... kalau sudah, mari kita minum sesuatu yang manis di kafe depan..... kita bicarakan masalah kita ini dengan tenang disana... okay ", ucap Chen datar, sikapnya langsung berubah biasa saja, seolah tidak pernah terjadi pertikaian apa-apa diantara mereka.     

"Chen .... aku mohon maafkan aku. aku tahu aku salah. please lepaskan aku ..."     

"Mari kita mengobrol sebentar saja....", bujuk Chen lembut, sambil menggiring tubuh Anita bersama trolley belanjanya kearah cashier, Anita merasa tidak berdaya, dan ia hanya bisa pasrah menuruti kemana arah Chen membawanya....     

"Jangan khawatir.... aku akan menjaga sikapku, percayalah... aku bukan tipe pria tidak sabaran untuk naik ke tempat tidur dan menelanjangi dengan arrogant... seperti yang kau lakukan padaku...." bisik Chen, sengaja berbicara sarcasm.     

Anita tidak membalasnya, ia seolah tidak dapat berkutik lagi, ia tidak berani mendebat kata-kata Chen dengan lantang seperti sebelumnya. ... nyalinya kini menciut, bagai kerupuk yang tersiram air. langsung lemas dan mencair..     

.     

.     

Mereka duduk berhadapan di kafe yang terletak di depan supermarket, Anita menyandarkan bahunya yang terasa penat pada sandaran kursi sambil menatap kearah Chen hopeless, "Katakan sekarang... " ucap Anita datar. tangan kanannya tampak memegang satu cup ice Latte yang dibeli Chen untuknya,     

"Berikan ponselmu padaku...." Perintah Chen sambil mengadahkan tangannya kedepan meja Anita,     

Anita terbengong, "Untuk apa ? "     

"Untuk apa lagi ?? Yaa untuk buka block kamu padaku lah !!"     

"Chen.... aku rasa itu tidak perlu. aku tidak ingin punya hubungan apapun lagi denganmu, aku telah berkeluarga dan memiliki putera... kuharap kau bisa mengerti posisiku...."     

"Aku tahu….. dan aku tidak keberattan dengan itu, cepat berikan ponselmu sekarang juga", ucap Chen tegas, seolah tidak mau berkompromi, memerintah Anita memberikan ponselnya no debate !, Chen merasa diatas angin, ia tahu Anita merasa ketakutan pada ancamannya.     

Dengan wajah terpaksa Anita kemudian menyerahkan ponselnya pada Chen, Anita hanya bisa pasrah, saat melihat Chen tampak mengotak atik ponselnya sesuka hatinya.     

"Chen.... please.... tolong hapus video itu yah... tolong lepaskan aku please.... " ucap Anita lagi, sementara membiarkan Chen menguasai ponselnya,     

"Akan kupertimbangkan ..... tapi dengan satu syarat..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.