Shadow of Love

Memberi status jelas untuknya



Memberi status jelas untuknya

0Anita memundurkan dadanya kebelakang sambil melipat kedua tangannya, ia tampak tidak tertarik untuk mengetahui syarat yang akan disampaikan Chen padanya, pikirannya sibuk berasumsi, posisinya kini sangat tidak menguntungkan. jadi apapun syarat yang diajukan Chen, ia tahu, ia tidak punya pilihan selain harus menerimanya, "Syaratnya.... kau harus membalas pesan dan telfon dariku....", ucap Chen ringan, dengan bibir melengkung keatas, tersenyum kecil menatap Anita,     

"Ohh...."     

"Kelak, aku tidak ingin mendapati pesanku tidak terbalas atau tidak bisa menelfonmu lagi... aku benar-benar akan sangat marah jika hal itu sampai terjadi lagi ..." tegas Chen dengan nada suara galak, raut wajahnya terlihat tegas seperti sedang mengancam.     

"Iya....iya. aku tahu...."Jawab Anita tenang, bersikap sangat patuh, sambil menganggukkan kepalanya mengerti. dalam hatinya tiba-tiba ia merasa lega, Chen sepertinya tidak bermagsud mempersulitnya, ia seolah kembali menjadi Chen yang dikenal sebelumnya, yang hangat dan easy going, Chen tampak berkomitment, ia tidak menggunakan power yang dimilikinya untuk bersikap kelewatan atau mengintimidasinya dengan syarat macam-macam.     

Chen tercengang, seolah masih tidak percaya pada perubahan sikap Anita padanya, bagaimana Anita kini tampak begitu patuh dan tunduk pada perintahnya, setelah membuka blocking di ponsel Anita pada nomor telfonnya, Chen mengembalikan lagi ponsel itu dan Anita menerimanya, tanpa sengaja tangan mereka saling bersentuhan, jari-jari Anita menyentuh telapak tangan Chen lembut dan tanpa Anita sadari, Chen tampak langsung membeku ditempatnya, Chen merasakan tubuhnya bagai tersengat arus listrik bertegangan tinggi .... membuat seluruh indra tubuhnya bergejolak begitu dasyat, meresponse sentuhan kecil itu dengan begitu hebat.     

Chen menelan ludahnya dengan berat, hatinya berdesir hebat, seluruh tubuhnya seolah sedang menjerit dan menginginkan lebih dari itu....     

Anita menaruh kembali ponselnya kedalam tas miliknya, bersikap sangat dingin, seperti tidak ada yang terjadi padanya. sementara Chen memperhatikan semua gerakan tubuh Anita dengan nafas memburu, rambut coklat nan panjang milik Anita jatuh saat ia menundukkan kepalanya, meskipun Anita tidak memoles wajahnya dengan make up, tapi ia memiliki kecantikan alami yang sempurna, matanya yang besar, alis yang natural, dan hidungnya terlihat mungil dengan dagu kecil yang lancip, ia tampak seperti boneka hidup, tatkala tersenyum cerah,     

Chen terus menelusuri wajah Anita tak berkedip, ia ingin menyentuh kembali rambut panjang wanita didepannya itu dengan segenap hatinya, menciumi jari-jari tangannya yang indah, dan memiliki seluruh hati dan raganya .... tapi semua angannya itu langsung terbentur kenyataan, jika wanita didepannya itu adalah terlarang baginya, ia bagai sebuah boneka berharga dalam sebuah sangkar emas, yang hanya boleh dipandang, tapi tidak boleh disentuhnya.....     

Setelah menyimpan dan merapikan ponselnya, Anita kembali melihat kearah depan, dan tatapan merekapun bertemu, Anita terheran, saat mendapati Chen tampak terus menatapnya dengan tajam, Anita reflect mengusap wajahnya dengan random, "Ada apa ? apa ada sesuatu diwajahku ??",     

Chen merasa tidak tahan lagi, Anita tampak semakin imut dengan ekspresi lugunya itu, "Iya. kau sangat jelek sekali !!", jawabnya kesal, sambil sengaja mengacak rambut bagian depan Anita, dan langsung menyambar cup Latte dingin miliknya dan meneguknya hingga ludes.     

"Huh, biarin saja... jelek-jelek begini yang penting sudah laku weekk~ !", jawab Anita tak kalah sengit, ia merapikan kembali tatanan rambutnya sambil menggerutu kesal,     

"Ckckckk, apa kau sangat haus sekali...??" gumam Anita terheran, saat memperhatikan cara Chen meneguk Lattenya yang terlihat rakus,     

Chen mengalihkan pandangannya kearah tempat lain dan berkata dengan mimik serius, "Baiklah... kurasa aku harus segera pergi sekarang. masih ada urusan yang harus aku selesaikan... "     

"Ohh... kalau begitu hati-hati dijalan yahh .....", ucap Anita exited, tidak mampu menyembunyikan rasa gembiranya,     

"Ingat. jangan pernah berani memblokirku lagi !!",     

"Tidak akan !! janji ...", jawab Anita tegas, dengan wajah super serious, Chen tersenyum samar, merasa puas atas jawabban Anita itu, dan buru-buru beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan Anita sendirian dikafe itu.     

Sesampai didalam mobilnya... Chen langsung menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi kemudi, mencoba menenangkan dirinya yang tampak begitu kacau..... Chen memilih untuk bergegas pergi menjauhi Anita sesegera mungkin, karena merasa ngeri dengan kekuasaan yang dimilikinya kini atas wanita itu ... ia takut jika tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, dan akan menggunakan ketakutan Anita untuk melakukan sesuatu yang tidak masuk akal...     

Ia adalah seorang pria dewasa yang normal, dan ia telah merasakan sensasi terlarang itu pada Anita, meskipun response tubuhnya itu salah, tetapi hasrat biologisnya juga tidak bisa dicegah.... anehnya ia tidak merasakan sensasi itu pada wanita lainnya, bahkan ketika semalam Lee dan mark berinisiative menyuruh seorang gadis cantik untuk menemaninya minum, ia dengan tegas langsung menolaknya, entah mengapa ia justru merasa jijik dan terganggu dengan kehadiran mereka,     

Chen tahu, jika ia memaksa terus berada didekat Anita, maka kemungkinan ia akan bertindak diluar batas, .... ia takut akan menyakiti Anita, karena tidak dapat mengendalikan dirinya, Anita sangat berbahaya untuknya, ... saat hasrat itu datang, sangat sulit baginya untuk mempertahankan logikanya. maka satu-satunya cara terbaik hanyalah pergi sejauh mungkin ....     

.     

.     

Ibu Hans meletakkan cangkir crystal putih pada tatakan cangkir dibawahnya, ia lalu mengelap tepi bibirnya menggunakan tissue dengan gerakan anggun. mendengarkan dengan sabar keluh kesah adik sepupunya yang tidak lain adalah mami dari sirena yang mengundangnya lunch bersama disebuah restaurant elite di pusat kota.     

"Mbak sendiri juga sudah tahu khan.... sirena dari dulu cuma menyukai anakmu saja ... semula aku juga selalu mengabaikannya, karena kupikir, seiring berjalannya waktu, dia mungkin akan berubah pikirkan dan menemukan pria lain diluar sana yang sesuai kriterianya .... tapi nyatanya, bahkan setelah menginjak usianya yang hampir kepala tiga ini, sirena masih tetap berkeras pada keinginannya hanya menyukai Hans saja ..... "     

Mami sirena tampak menghempas nafasnya dengan keras, diwajahnya tersirat rasa putus asa, ia menyesap kopi miliknya sejenak, lalu melanjutkan kata-katanya lagi, "Sirena bahkan mengabaikan semua lelaki yang coba kami perkenalkan padanya, ia seolah tidak mau melirik pria manapun selain Hans ....."     

"Dan karena sekarang sudah begini.... semuanya sudah terlanjur terjadi, aku minta tolong sama mbak, bujuklah Hans untuk memberi sirena satu kejelasan ...."     

"Ohh Jadi, ini magsudmu mengundangku kesini...",     

"Bukan begitu mbak.... aku benar-benar khawatir atas kesehatanmu, kemarin saat mbak dirawat dirumah sakit, aku sedang di New York, jadi gak bisa jenguk..... mumpung sekarang kita meet up, aku sekalian menjelaskan situasi sirena, aku harap... mbak bisa lebih bijaksana melihat masalah ini... biar bagaimanapun kita masih satu keluarga besar...., blood thicker than water right.... aku hanya tidak ingin, gara-gara masalah ini, akan membuat perpecahan dalam keluarga kita nanti ....",     

"Apa kau sedang mengancamku atas nama keluarga besar ?, mm-m aku sekarang mengerti mengapa sirena begitu keras kepala dan arrogant memperlakukan orang lain.... caramu ini sudah menjelaskan padaku bagaimana kau mendidik sirena selama ini... harus mendapatkan keinginannya apapun caranya... ",Kata-kata ibu meluncur dengan nada suara yang sangat lembut nan elegant, tapi terasa sangat dingin mencekam, ibu memutar cincin berlian putih yang tersemat dijari manisnya, lalu melanjutkan ucapannya,     

"Kau jangan berpikir bahwa aku akan takut dengan ancamanmu... aku rasa semua anggota keluarga besar juga sudah tahu kalau Hans telah punya Nita dan Bryan .... ",     

"Kalau sirena mau Hans bertanggung jawab ... lalu menurutmu, apa yang harus aku lakukan pada anak dan isterinya ?" ucap ibu sengaja memancing, dan mami sirena dengan sigap langsung menimpali, "Sirena sudah bilang, ia bersedia menjadi istri ke dua Hans mbak.... "     

"Huh apa kau benar-benar sudah tidak punya rasa malu??.... bisa-bisanya kau mau merendahkan dirimu seperti ini demi memenuhi keinginan anak manjamu itu ckckckk... .", Ibu tampak geleng-geleng kepala, merasa kesal sendiri pada sikap mami sirena itu,     

"Mbak.... tolonglah.... Hans juga telah merenggut kemurnian sirena, sebagai seorang lelaki ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya itu khan ... Hans tidak boleh lepas tangan begitu saja, habis manis sepah dibuang..."     

"Hah.... jadi kau sekarang melempar seluruh tanggung jawab pada Hans !! lalu siapa suruh sirena mau... sudah jelas-jelas dia tahu, kalau Hans sudah punya anak dan istri, kenapa ia masih nekat mau bersamanya !!",     

"Mbak please... tidak usah membuat masalah menjadi besar, seperti yang aku bilang tadi, sirena tidak menuntut apa-apa dari Hans kok... selain sebuah status yang jelas untuknya... kita bisa menikahkan mereka secara agama dihadapan keluarga,... itu saja sudah cukup ..",     

Seketika wajah ibu tampak memerah, menahan amarahnya yang seolah berkobar hebat, ibu segera berdiri dari kursinya sambil mengambil dompet diatas meja, "Sudah cukup. sebaiknya aku segera pergi dari sini, atau aku bisa mati mendadak karena marah ..... tapi satu yang pasti, jangan pernah bermimpi untuk merebut posisi Anita sebagai menantuku. itu jelas tidak akan pernah terjadi ....", usai bicara ibu langsung mengenakan kaca mata hitamnya, dan melangkah pergi meninggalkan mami sirena begitu saja.     

.     

.     

Hans terduduk lesu disofa tamu dalam ruangan kantornya, sementara ibu terlihat mengambil alih kursi kerjanya. ibu tampak duduk disana dengan elegant, jari-jarinya mengetuk bolpoint pada meja kerja Hans randomly,     

"Dasar anak bodoh !! diantara banyak perempuan diluar sana... kenapa kau memilih sirena hah ?!!" ucap ibu dengan suara sengit, sambil menunjuk kearah Hans penuh amarah,     

"Maafkan Hans bu ...."     

"Maaf ?!! Kau pikir kata maaf saja bisa menyelesaikan kekacauan ini !!"     

".....",     

"Aku tanya kamu sekarang. memang kamu siap kehilangan anita ?!!"     

"T-Tidak bu...."     

"Terus bagaimana kau akan membereskan masalah ini hah ?!… tante chealse memintamu untuk menikahi sirena secara siri, tapi apa kau pikir Anita akan diam saja jika sampai mengetahuinya nanti !!"     

Mereka berdua sama-sama tahu, jikapun pernikahan agama itu nantinya terjadi, melihat dari watak sirena, ia pasti akan langsung menyiarkannya pada dunia. memamerkan status sirinya itu dengan bangga pada seluruh teman dan kolega as long as Hans is her husband.     

"Hans... cukuplah... jangan terus seperti ini. ibu hanya tidak ingin melihatmu menderita kelak. kamu seperti mengampangkan isterimu, karena Anita selalu mau kembali dan memaafkan kesalahanmu.....tapi kau lihat saja nanti, jika isterimu itu sampai tahu scandal ini. walau kau meminta maaf hingga berdarah-darah, ia pasti akan menutup hatinya padamu...",     

"Pertanyaan ibu hanya satu.....apa kau sudah siap bila hal itu terjadi ...."     

Tentu saja Hans tidak akan pernah ingin kehilangan isterinya, dan sampai kapanpun ia tidak pernah siap dengan kemungkinan itu...     

"Maafkan Hans bu..." ucap Hans lirih, mimik wajahnya terlihat penuh penyesalan, sebenarnya ia sudah memperkirakan jika saat ini akan datang, karena sirena pasti tidak akan melepaskannya begitu saja, cepat atau lambat ibu pasti akan segera tahu masalah antara dirinya dengan sirena, tapi masalahnya ia sendiri bingung harus bagaimana menghadapi ini....     

"Salahkan ibu.... yang terlalu menyayangimu.... ibu memang gagal, tidak bisa mendidikmu dengan baik...."     

"Ibu... bukan seperti itu... ibu sudah melakukan yang terbaik kok untuk Hans....."     

"Omong kosong !! Sudah ibu tidak ingin bicara lagi denganmu.... percuma saja ... karena kau pasti akan menganggap nasehat ibu seperti angin lalu.... dan kau akan tetap mengulangi lagi seperti biasa.... hhhhhh " ucap ibu rendah dengan nada pasrah. ibu tampak menghela nafasnya dalam-dalam. seolah merasa lelah menghadapi kelakuan anak satu satunya itu,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.