Shadow of Love

Purpose behind this



Purpose behind this

0Sesampai dirumah, Hans langsung disambut Bryan didepan ruang tamu, Hans segera menekuk lututnya dilantai, membalas menyapa putera semata wayangnya itu dan memeluknya erat, Bryan tampak sangat exited melihat kedatangan daddynya , dengan penuh semanggat ia langsung menarik tangan Hans dan mengajaknya bermain dikamarnya, menunjukkan beberapa mainan baru yang baru dibeli Anita untuknya, dan seperti biasanya mereka kemudian bergumul, bercanda, dan bermain dengan seru beberapa saat lamanya, saling merekatkan bonding dan melepas rindu diantara mereka, hingga saat melihat puteranya itu tampak berulang kali mengucek kedua matanya, sambil terus merengek kesal,     

"Anak daddy udah ngantuk yahh...",     

"No !, I am not....", Bryan tentu saja langsung menyangkalnya, sambil menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kesal pada daddynya, Hans tersenyum sabar, ia tahu, jika Bryan merasa lelah dan mengantuk, makannya ia menjadi rewel, Hans lalu memanggil mbak fitri untuk mengurus Bryan dan melakukan perawatan sebelum tidur,     

Mbak fitri meraih Bryan, dan langsung mengendongnya erat, meskipun pada awalnya Bryan memberontak dan tidak mau, akhirnya dengan bujukan lembut mbak fitri Bryan akhirnya luluh juga, sambil mengajaknya mengobrol mbak fitri lalu membawa Bryan ke kamar mandi untuk rutinitas sebelum tidur, yaitu sikat gigi dan mengganti mengenakan baju tidurnya,     

Hans membalikkan tubuhnya, dan seketika tatapannya terpana melihat istrinya tampak tersenyum samar kepadanya, Anita terlihat berdiri mematung didepan pintu kamar Bryan, seolah sedang menunggu giliran mendapatkan kesempatan bersamanya,     

Anita tampak telah berganti bajunya, penampilannya kini terkesan mysterious, ia telah mengganti bajunya dengan jubah kimono berbahan satin hitam sebagai piyama tidurnya, yang sengaja menampilkan lekuk tubuhnya, Hans tersenyum kecil, berjalan menghampiri Anita, "Sepertinya ada yang sudah tidak sabar disini....", ucap Hans menggoda,     

"Baguslah kalau kau tahu....", jawab Anita terus terang, sambil mengerlingkan matanya ia lalu menarik satu tangan Hans dan mengajaknya berjalan menuju ke kamar pribadi mereka, tatapan mata mereka tampak tetap saling bertaut penuh arti,     

Jari-jari Anita segera bergerak lincah melucuti jas mahal Hans dan membuka kancing kemejanya satu persatu, sementara bibir mereka telah saling bertautan penuh gairah,     

Hans juga melakukan hal yang sama, tangannya yang terampil bergerak menjelajahi tubuh isterinya, dan ketika jarinya menemukan tali kimono disisi pinggang Anita, ia langsung membukanya dengan gerakan cepat, dan matanya seketika bersinar cerah, tatkala jubah kimono hitam itu tersingkap dan menampakkan penampilan terbuka isterinya,     

Anita sengaja berpose menggoda saat Hans membeku menatapnya, ia menggigit ujung jarinya dan memutar tubuhnya dengan gerakan sensual, Anita tampak mengenakan sebuah lingerie hitam yang sangat provocative, Tubuh Anita terlihat sempurna dalam balutan lingerie berenda yang menawan yang dilengkapi garter belt yang terlampir di kedua pahanya, kulit putihnya terlihat kontras menantang, menambah kesan panas yang liar, warna hitam lingerie itu seolah mengekspose bentuk kaki Anita yang jenjang,....     

Hans merasa tidak tahan lagi, ia langsung meraih pinggang Anita dan mendekapnya dalam pelukannya, "Siapa yang mengajarimu untuk menantangku begini....",     

"Kenapa ? Apa kau tidak suka ?...",     

"Huh sayang....kau jangan bercanda... kau telah membuatku semakin gila...",     

Anita tiba-tiba mendorong Hans hingga ia duduk terjatuh diatas ranjang, "Kalau begitu , malam ini, mari kita menggila bersama", jawab Anita nakal, sembari meletakkan pantatnya dipangkuan Hans dan langsung mencium Hans dengan panas, mereka kemudian bergelut dalam gairah yang panas,     

Tiba-tiba Anita menahan ciuman Hans selanjutnya, ia menggelengkan kepalanya, menolak ketika Hans meletakkan tubuhnya dibawahnya, dengan gesit ia lalu memutar tubuhnya keatas, dan berbalik berada diatas tubuh suaminya, Anita seolah ingin menegaskan bahwa ia ingin memegang kendali percintaan mereka malam ini, karena ia berniat menebus rasa bersalahnya dan akan melayani Hans sebaik-baiknya....     

Hans hanya tersenyum, tentu saja ia merasa senang, ia tidak keberatan sama sekali, ia membiarkan saja ketika Anita berlutut di kakinya dan berusaha membuka pahanya, Hans mulai menikmati sensasi berbeda ketika tangan halus isterinya itu mulai menghusap miliknya penuh kelembutan, dengan wajah memikat, Anita sengaja membuka celana Hans dengan mulutnya lalu mengeluarkan kejantanan Hans dari sarangnya,     

Hans melenguh nikmat saat mulut lincah Anita terus bermain menjilat dan mengulum miliknya dengan penuh hasrat, hingga disatu titik membuatnya tidak tahan lagi,     

Anita terus menstimulasi miliknya dengan intense, membuat hasratnya berada diujung pelepasan, tapi saat ia ingin mengeluarkannya, Anita tiba-tiba menahannya, ia tidak mengijinkannya mengeluarkan miliknya itu sekarang,     

Hans mencoba bersabar, Anita kembali menghisap miliknya penuh gairah, dan ia terpaksa mengerang dengan keras, Anita terus memberinya stimulasi tanpa henti, tapi seolah melarangnya untuk membalasnya, dan setelah sekian menit kemudian, Hans merasa tidak bisa menahannya lagi.     

Dengan tidak sabar ia langsung mengambil tubuh isterinya itu dari miliknya dibawahnya, dan langsung menyerangnya tanpa ampun, Hans tidak peduli lagi ketika Anita merasa keberatan, ia langsung mencium bibir Anita dengan panas. seolah membalas dendam pada perlakuan anita tadi padanya.     

Hans membuka lebar kedua kaki anita dan meletakkan diatas pundaknya, ia segera menunduk kebawah dan membalas menjilat liang intim Anita dengan buas. Anita langsung kelimpungan, Hans berubah menggila, dan berbalik mendominasi percintaan, ia hanya bisa pasrah dan sesekali meremas sprei bed nya dengan kuat, saat Hans menyerangnya bertubi-tubi,     

Satu jam kemudian....     

Setelah mereka melewati sesi pertama percintaan mereka, Anita sedang mengatur nafasnya yang terengah-engah, ia merasa lelah luar biasa, sebenarnya tubuhnya letih bukan karena percintaan mereka saja, melainkan bagaimana seharian ini ia kelelahan mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Hans, saat ini ia bahkan sudah berada di fase kritis, dan merasa tidak percaya diri jika tidak melakukan rutinitasnya itu, Anita realized, menjadi wanita lebih buruk ketimbang menjadi petani, begitu banyak panen dan penyemprotan hama yang harus dilakukan setiap hari, bulu kaki yang harus dicukur kemudian dilembabkan, bulu alis yang harus di cabuti dan dirapikan, melakukan extension bulu mata yang merepotkan, melatih otot perut dan vagina secara rutin, juga banyak lagi berbagai aturan yang lain yang mustahil baginya untuk diabaikan.     

"Sayang....katakan padaku dengan jujur, ada apa denganmu hari ini...." tanya Hans menyelidik, sambil terus menciumi wajah anita dengan hidungnya. Anita mendengus pelan, "Kenapa ?... Apa kau tidak suka dengan gayaku yang begini ? apa menurutmu aku terlalu berlebihan ?",     

"Bukan begitu.... tentu saja aku menyukainya.... bahkan sangat menyukai kau yang seperti ini ... hanya saja.... aku merasa sedikit penasaran, kenapa kau tiba-tiba berubah begini, ... apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku ??"     

"M-mag-sud-mu....?...", wajah Anita seketika berubah memucat, dadanya berdebar dengan kencang, tiba-tiba merasa was-was dengan prasangka suaminya itu padanya....     

"Actually, I don't believe you have no purpose behind this... ",     

"A-A-ku tidak mengerti magsudmu....", Anita langsung memalingkan wajahnya, menghindari tatapan menyelidik suaminya, dan reaksi Anita itu justru semakin membuat Hans merasa curiga, dengan memaksa Hans segera meraih dagu Anita, untuk memaksanya menatap kembali padanya,     

"Cepat katakan dengan jujur padaku !!",     

Anita menelan ludahnya dengan berat, ia yakin Hans mungkin juga bisa mendengar detak jantungnya yang berdegup dengan kencang,     

"A-Aku... A- A- aku....",     

"Bicaralah terus terang .... aku mendengarmu",     

"H-Hans jangan marah .... maafkan aku... Aku benar-benar...." Anita merasa sangat gugup, tenggorokannya seakan tercekat, pikirannya kacau balau hingga tidak mampu memikirkan satu kebohonganpun di otaknya untuk menutupi rasa gugupnya itu,     

"Apa itu seharga supercar ?," tiba-tiba Hans menebak dengan raut wajah suspicious,     

"Hah ??"     

"Sebutkan angkanya....."     

"....",     

"Sayang.... percayalah.... Aku pasti akan memberi apapun yang kau inginkan ... sekarang katakan padaku... barang apa yang ingin kau beli hingga merayuku dengan se-dasyat ini...."     

Anita langsung tersenyum awkward, wajahnya terlihat linglung, tidak menduga kemana arah pembicaraan suaminya...     

"Em-mm tidak ada kok.... sungguh...." jawab Anita seraya menggaruk hidungnya yang tidak gatal,     

"Nita... cukup !, kau jangan menguji kesabaranku lagi. cepat katakan sekarang..." Hans menarik hidung Anita dengan kesal, merasa tidak sabar pada sikap bertele-tele isterinya itu,     

"Aku... A- aku tidak ingin berpisah darimu lagi," ucap anita dengan spontan, Anita langsung merengkuh tubuh telanjang suaminya, dan memeluknya dengan erat, tanpa dapat ditahannya lagi ia menangis tersedu dalam pelukan suaminya, rasa takut, bersalah, menyesal, bercampur menjadi satu dan hatinya semakin merasa terluka saat melihat kepoloson suaminya padanya,     

"Apa magsudmu ??, coba kau katakan sekali lagi ..." Hans berusaha meraih wajah Anita, dan membuatnya mendengak kepadanya,     

"Bisakah aku kembali pulang ke Jakarta, dan tinggal bersamamu lagi ?", pinta Anita dengan suara memohon,     

"S-Se-riously ...??", Hans menatap Anita dengan lekat, meyakinkan atas keseriusan ucapan Anita itu, dan Anita segera menganggukkan kepalanya beberapa kali, untuk menegaskan ucapannya, Hans segera tersenyum cerah, begitu bahagia, tentu saja ia sangat setuju dengan keputusan Anita itu,     

"Ohh God.... that's good sayang... aku senang sekali kalau kamu mau kembali pulang kerumah lagi... ehhh, wait !, apakah kamu benar-benar serius... atau hanya prank aku saja ?!!"     

"Aku sudah memikirkannya .... aku tidak ingin berjauhan lagi denganmu...."     

Hans menatap isterinya dengan wajah terharu, akhirnya apa yang diinginkannya terjadi, sejak awal ia sebenarnya tidak setuju Anita dan Bryan tinggal jauh darinya, ia merasa tidak tenang saat memikirkan bagaimana bila sesuatu terjadi pada anak dan isterinya itu saat jauh darinya, meskipun mereka tinggal dinegara dengan tingkat keamanan maksimal, tetap saja sesuatu bisa terjadi kapan saja, dimana saja....     

Namun, meskipun ia merasa keberatan, ia juga tidak bisa ingkar pada janjinya, yang akan menghormati apapun keputusan Anita untuk mengejar impiannnya, dan ketika saat ini Anita dengan segala kesadarannya sendiri mengatakan ingin kembali tinggal bersamanya, seolah menyatukan keutuhan bahagianya kembali.     

"Sayang.... aku benar-benar bahagia sekali"     

"Besok kita bersama-sama pulang keJakarta yahh..."     

"Omg sure,.... sure sayang.... we back home together..." jawab hans terharu, hatinya bagai gerimis, ia merasa sangat bahagia, sambil merengkuh pinggang Anita Hans kembali menghujani isterinya itu dengan ciuman penuh gairah.... dan mereka kembali bergumul dalam ranjang yang panas....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.