Shadow of Love

Tidak membutuhkan wanita



Tidak membutuhkan wanita

0Seorang lelaki tinggi berbaring di sofa, jacket kulit berwarna hitamnya sedikit terbuka, memperlihatkan sebuah noda lipstick dikerah bajunya, dua wanita dengan pakaian terbuka tampak menemani duduk di sampingnya, mencoba untuk menyenangkannya, Lee Franklin tampak memegang gelas minumannya dan menikmati perlakuan manis dari dua wanita cantik disampingnya itu elegantly, sambil meneguk vodkanya ia tersenyum jahat dan berkata, "Benarkah ?",     

Suara music menggema dalam ruangan yang remang itu, mengaburkan pendengaran, suara rendah Lee tenggelam dengan dentuman suara musik dalam ruangan, sementara cahaya blitz lampu yang berwarna warni semakin menambah hiruk pikuk suasana,     

Reino Chen duduk dihadapannya, ia menempati sebuah sofa besar sendirian, lampu blitz membuat sebuah titik cahaya menerangi wajah Chen, membuat wajahnya yang sangat tampan terlihat lebih menarik, bahkan bisa dikatakan, semua wanita yang berada disana seolah terobsesi padanya. Chen benar-benar terlihat sangat tampan dengan sikap angkuhnya,     

Sangat jarang para wanita itu mempunyai kesempatan melihat wajahnya secara langsung, karena Reino Chen bukan seorang yang gila hiburan malam, Chen menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Lee, ekspresi wajahnya tampak tenang, seolah telah terbiasa dengan tatapan-tatapan yang dilemparkan padanya,     

"Hahaha apa yang harus kita lakukan ?, Reino Chen yang terkenal sebagai pria impian itu ditolak mentah-mentah oleh wanitanya, betapa menyedihkan",     

Lee Franklin adalah salah seorang sahabat karib sekaligus partner in crime Chen selama ini, yang kurang lebih mengetahui luar dalam Chen yang merupakan teman sejak masa sekolah sekaligus sahabat keluarga,     

Lee Franklin adalah teman hangout Chen yang paling dekat, mereka seolah saling tahu rahasia masing-masing termasuk urusan hati mereka, dan mereka juga saling mengetahui siapa wanita yang benar-benar mereka sukai...     

"Diam kau !! ", ucap Chen kesal , tatapan matanya melirik kearah Lee yang seolah tidak berhenti mengejeknya, dengan ekspresi muram Chen menyesap cocktailnya seteguk,     

dan gelak tawa Lee seketika menghilang, ia segera merubah ekspresi wajahnya menjadi seolah-olah ikut prihatin, "Are you dumb !!, apa kesempatan yang kuberikan padamu saat itu tidak kau pergunakan dengan baik ?! bagaimana mungkin kau tidak bisa memilikinya setelah jalan yang terbuka dengan lebar itu ?....",     

Chen langsung mendengakkan wajahnya, tiba-tiba ia teringat pada peristiwa panasnya dengan Anita saat itu, dan ia masih merasa penasaran apa yang diberikan Lee hingga membuat Anita demikian terangsang padanya kala itu,     

"Katakan padaku.... apa yang kau taruh dalam minumannya...?"     

"Itu rahasia .... em-m tapi jika kau menginginkannya lagi, aku tidak akan pelit untuk share sedikit padamu.... "     

"Jangan berbelit-belit ... Katakan padaku jenis obat apa itu ....", Chen yakin, Lee adalah orang yang telah melakukan sesuatu yang membuat Anita menjadi kehilangan kesadarannya kala itu...     

"Santai bro.... santaiii..... Itu hanya obat perangsang berdosis sedang saja... aku sering menggunakannya pada wanita-wanitaku, sebagai pembangkit stamina agar bisa bermain lebih lama hehehe ... tenang saja aku jamin, tidak ada efek sampingnya sama sekali.... ehem.... selain membuatnya menginginkanmu lagi dan lagi.... hehehe ",     

Mendengar itu, wajah Chen seketika merona merah, memang benar adanya, saat itu Anita benar-benar menjadi tergila-gila padanya, ia bahkan memohon untuk memberinya lagi dan lagi.... Chen menggigit bibirnya sendiri, beruntung saat ini mereka berada di ruangan yang remang-remang, sehingga dapat menyembunyikan ekspresi wajah Chen yang sesungguhnya, "Huh dasar....",     

"Tapi, apakah itu sungguh tidak berhasil ?? " tanya Lee Franklin dengan suara terheran, "Sepertinya aku mulai ragu pada ketangguhanmu Chen, atau jangan-jangan kau ....", Lee tiba-tiba menghentikan ucapannya, ia seperti ingin membuktikan sesuatu,     

Lee melambaikan tangannya pada para wanita yang sedang berbaris dibelakang sana, "Ayo kalian semua, bekerjalah....buat Tuan muda Reino Chen senang..",     

Empat orang gadis berpakaian sexi dan menggoda segera berebut melemparkan diri duduk di sisi Reino Chen, dan Hanya Tuhan yang tahu sudah berapa lama mereka menunggu kesempatan ini datang, namun sebelum ada perintah dari Lee Franklin mereka semua mana berani bertindak sembarangan.     

Seorang wanita seksi yang mengenakan sebuah gaun pendek nan ketat memamerkan lekuk tubuhnya yang indah didepan Chen, riasan wajahnya semakin membuatnya cantik menawan,     

Chen merasa kesal ketika aroma parfums menyengat hidungnya,     

"Tuan Chen....", suara manis mereka berebut menyapa Chen satu persatu, seorang gadis yang agresif tampak memberanikan diri menuangkan minuman pada gelas milik Chen, dengan gaya lemah lembut yang tampak dibuat-buat dan palsu, membuat Chen seketika merasa muak,     

Lee menjetikkan jarinya memanggil satu lagi gadis yang paling terkenal di club itu untuk datang menemani Chen, saat gadis itu mendekat, tercium wangi parfum, dan Chen merasa sedikit pusing, ia memalingkan wajahnya kesamping melihat pada wajah cantik wanita yang kini telah duduk disampingnya itu, entah mengapa ia sama sekali tidak tertarik,     

Dari semua wanita yang berada disini, tetap saja tidak ada yang mampu menandingi kecantikan Anita, bahkan saat wajah polosnya bermandi keringat, Anita tetap jauh lebih mempesona, juga aroma tubuhnya... tercium sangat menyegarkan ... 'Ahh ! bagaimana caraku mendapatkannya....'Chen segera mengusap wajahnya dengan keras, otaknya bagai terus menginggatkannya pada kejadian panas mereka saat itu, membuat tubuhnya menjadi terasa gerah dan panas... ini benar-benar membuatnya gila.... melihat bahwa Chen tidak menyuruhnya pergi, gadis itu merasa diatas angin, ia lalu sengaja menggesekkan payudaranya dilengan Chen, berpura-pura bersandar sambil memanggilnya dengan suara yang manja, "Mr ~Chen",     

Mendengar suara mendesah gadis itu, langsung membawa Chen kembali menginggat pada percintaannya dengan Anita, saat Anita merenggek manja padanya dengan tatapan memohonnya seolah kini terus menghukumnya untuk tidak boleh berpaling darinya selamanya ...     

"Pergi !!", ucap Chen dengan suara tegas, wajahnya tampak dingin tanpa berperasaan, ia langsung mengusir para gadis itu dengan satu kata saja.     

Chen seolah menyadari bahwa ia tidak menginginkan gadis manapun selain Anita,     

Kelima gadis itu langsung terkesiap dan panik, dengan terburu-buru mereka kompak meninggalkan sofa milik Chen bersama-sama,     

melihat itu Lee Franklin tertawa dan berkata, "Santai bro !!, jangan terlalu serius... Heii kalian semua, jangan pernah berani mendekati tuan muda Reino Chen, ia tidak pernah membutuhkan wanita ... camkan itu ..",     

Para gadis itu tercengang.     

Apa artinya itu?, Reino Chen tidak membutuhkan wanita ? Apakah dia gay ?, sambil melihat satu sama lain Keempat gadis itu pergi,     

Lee Franklin memegang gelasnya dan duduk disebelah Chen dan berkata ringan "Serius aku ingin tanya padamu.... apakah diantara kalian masih belum terjadi apa-apa ??, atau jangan-jangan kau mengalami disfungsi sebagai seorang pria ??....Ka-u impotent ??",     

Chen melemparkan pandangan dingin kearah Lee, merasa kesal setengah mati,     

Lee tertawa kecil, ia telah terbiasa dengan sikap Chen itu, "Come on ... semua orang tahu, kau tidak pernah memiliki seorang wanita disampingmu, jadi kau tidak perlu bersikap tangguh didepanku, aku seorang yang berpengalaman tentang bagaimana berhubungan dengan wanita .... coba katakan padaku, dimana masalahmu....",     

"Aku merasa sangat frustasi...." ucap Chen lirih, wajah Chen tiba-tiba berubah kelam, ia menundukkan kepalanya kebawah, Lee langsung menepuk bahu Chen menenangkan, menunjukkan empatinya,     

"Kau terlalu naive pada wanita Chen, kau punya segalanya untuk bisa mendapatkankan gadis manapun yang kamu mau. if that girl doesn't love you ... just let she go... jangan menahannya dan mengemis hanya untuk sebuah cinta, .... dunia sangat luas.... buka pikiranmu, dan nikmati uangmu.... okay ",     

"Masalahnya aku hanya menginginkannya.... Aku benar-benar menyukainya setengah mati, tetapi dia tidak bisa kugapai.... menurutmu aku harus bagaimana ??...."ucap Chen pilu, ia langsung meneguk sisa vodka dalam gelas one shot hingga ludes,     

"It's easy !, just ignore her !!, lupakan dia broh... nanti aku kenalkan kau pada seorang wanita yang juga lebih tua darimu... yang sesuai dengan fetish-mu itu okay....hahaha aku jamin dia masih hwatt seperti Anita"     

"Tutup mulutmu !!! dasar gila !.. sudah aku tidak ingin mendengar omong kosongmu lagi, kau pergi jauh sana..." Chen merasa sangat kesal, tidak seorangpun dapat mengerti perasaannya itu, termasuk Anita sekalipun, seolah mudah bagi mereka menggampangkan dirinya, menganggap itu bukan masalah besar,...     

Tapi bagi Chen perasaannya kini terasa hancur lebur, hingga ia tidak bisa mendeskripsikan dengan kata, saat ia dihadapankan pada fakta harus merelakan hatinya pergi darinya begitu saja, membiarkan melepas cintanya tanpa bisa berbuat apa-apa.... karena wanita itu menganggapnya virus, yang tidak sudi untuk dijamahnya lagi....     

"Hahaha jangan marah bro... aku hanya bercanda... aku hanya ingin menghiburmu don't be so serious ... "     

"Sebenarnya aku sudah menduga akan jadi seperti begini ...karena wanita yang kau kejar itu sudah bersuami, it's so complicated,"     

"Kau benar !! sejak awal aku mengenalnya, jelas-jelas aku sudah mengetahuinya jika ia telah terikat pada pria lain, tapi aku sendiri yang masih terus berharap dia bisa mempertimbangkanku, membalas rasaku..., tapi kenyataannya.... ternyata dia tidak pernah melihatku meski dengan semua kekayaan dan tampangku, ... hahaha aku benar-benar sangat menyedihkan bukan?! seorang Reino Chen dicampakkan oleh seorang wanita,"     

Chen menghentikan ucapannya dan tertawa terbahak, tapi tatapan matanya berkaca-kaca memancarkan rasa kesedihan dan putus asa yang dalam, ia benar-benar merasa patah hati, ia menundukkan wajahnya kebawah, menyembunyikan wajah kacaunya,     

Lee menatapnya terkesiap, hatinya seperti ikut hancur bersamanya, "Aku pikir kau benar-benar sudah jatuh cinta padanya bro.... "     

"Yeah I think so, and now... I just realized, she's like... has planned to killing me softly....." ucap Chen lirih, sambil kembali meneguk minumannya, ia terdengar mengerang menumpahkan rasa putus asanya...     

.     

.     

Sirena membunyikan klakson mobilnya dengan berisik, memberi tanda pada security jaga didepan rumah kediaman hans untuk membuka pintu gerbang secepatnya, mendengar suara klakson mobil yang tidak kunjung berhenti, pak rahmat security jaga yang kebetulan sedang berada di toilet langsung buru-buru menaikkan resleting celananya, menunda buang air kecil yang bagai sudah berasa diujung keran itu, dengan wajah panik ia segera berlari kecil kembali keruang jaga, dan memeriksa kearah jendela kaca sampingnya,     

Pak rahmat segera menganggukkan kepalanya, memberi hormat saat mengenali ternyata mobil milik sirena telah berada didepan pintu gerbang "Huh dasar perempuan bar-bar !!, gak sabaran banget jadi orang ", gerutu pak rahmat kesal, tapi dengan ramah ia langsung tersenyum manis dan memencet remote control , membuka gerbang secara otomatis dan mempersilahkan sirena masuk,     

"Lambat banget lo !!.... pasti molor aja kerjaan lo khan !", umpat sirena dengan kesal, pak rahmat langsung kembali ke ruangannya, berpura-pura tidak mendengar, wajah sirena terlihat kesal, ia langsung membawa mobilnya masuk ke pekarangan rumah mewah milik hans itu, dan memarkirnya di salah satu space garasi rumah Hans yang luas.     

Sirena keluar dari mobilnya, dengan kaca mata hitam yang melekat mewah diwajahnya, tak lupa ia mengambil hand bag branded keluaran terbaru miliknya, dan mengalungkan dilengan kirinya, setelah merapikan baju yang dikenakan, ia lalu berjalan masuk kedalam rumah Hans tanpa rasa sungkan,     

"Nona Sirena... selamat datang,…" sapa bibik dengan ramah , menyambut kedatangan sirena dipintu masuk,     

"Bapak di ruang mana ?!," tanya Sirena dengan gaya angkuh, ia sengaja datang mencari Hans dirumahnya secara langsung, setelah selama satu minggu ini ia tidak bisa menemui Hans dimanapun, bahkan beberapa kali ia datang ke kantornya, tapi ia selalu gagal menemuinya, Jenny mengatakan jika Hans sedang melakukan meeting di luar kantor,     

"Bapak sedang main golf, beliau sudah meninggalkan rumah sejak tadi pagi ... mohon maaf, tapi apa nona sirena sudah membuat janji pada pak hans sebelum datang kesini ?."     

"Hah, Sejak kapan aku harus membuat janji dulu untuk datang kesini ??!... dan siapa kau berani bertanya begitu padaku ?!" gertak sirena marah, jari telunjuknya menunjuk kearah bibik dengan ekspresi arrogant, "Asal kau tahu, aku adalah calon nyonya dirumah ini, tapi meski tanpa status itu, sejak dulu aku bisa datang kesini atau kerumah Hans lainnya, kapanpun sesukaku... paham kau !!... aku tahu, kau pelayan tua kepercayaan tante, tapi kau tidak usah sok berkuasa disini !! karena selama apapun kau bekerja untuknya, kau tetap saja hanya seorang pe-la-yan.... jelas....."     

Bibik menghela nafasnya dalam-dalam, ia tampak tidak terkejut dengan amarah sirena, ia sudah lama mengenalnya, jadi telah sangat hafal dengan kharakter arrogantnya itu,     

"Bukan begitu non. tapi saat ini bu anita juga sudah kembali tinggal disini. saya hanya takut kedatangan enon akan menimbulkan kesalahpahaman diantara bu anita dan bapak nanti....",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.