Shadow of Love

Sudah tidur bersama



Sudah tidur bersama

0Sirena langsung menghambur kearah Hans, saat melihat pria itu datang memasuki pintu rumah "Huhuhu Ha~aans...." tangis Sirena seakan pecah, seperti anak kecil yang siap mengadu pada ayahnya, ia tampak menumpahkan tangisnya dengan tersedu-sedu, Hans yang terkejut tampak membeku ditempatnya, ia mengangkat kedua tangannya keatas tanda menyerah, tidak mengerti dengan apa yang terjadi, namun tiba-tiba ia merasakan bajunya yang basah, dan segera menatap kearah dirinya, ia merasakan sesuatu membasahi kaosnya, dengan buru-buru ia meraih pundak sirena, dan berusaha melepaskan diri dari pelukannya,     

Mata Hans tampak mengedar keseluruh penjuru rumah, menatap kekiri dan ke kanan, mencoba mencari keberadaan Anita yang tidak nampak dalam pandangannya, "Heiii lepaskan aku naa~... apa yang terjadi...",     

"Huhuhu Hans... lihatlah pipiku ... wanita jalang itu barusan menyerangku Huhuhu..",     

"Magsudmu Anita ?",     

"Siapa lagi huhuhu,"     

"Lihat !! dia juga menendang pahaku, menjambak rambutku ... nih buktinya sampai rambutku rontok semua begini... Huhuhu..", Sirena langsung menyibak rok miliknya untuk menunjukkan tanda yang nyaris tak nampak dipahanya itu pada Hans, setelah itu ia memperlihatkan beberapa helai rambutnya yang jatuh saat ia sengaja menyapunya dengan kasar, "Wanita itu semakin kasar Hans .. kau harus menghajarnya untukku... tidak boleh tidak ....",     

"Hah ....? Anita ? kasar ??", Bibir Hans terbuka, ia menatap sirena dengan takjub, sambil menahan tawanya agar tidak pecah, seolah tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya,     

"Kenapa ? apa kau juga tidak percaya padaku ?! seperti mamiku juga ?? huhuhu..", Sirena mendengakkan kepalanya keatas, memperlihatkan wajahnya yang berantakan dan berurai air mata, ia tampak semakin kesal dengan sikap tidak percaya Hans itu, sama seperti saat ia mengadukan perlakuan anita itu pada maminya, bukannya mendapatkan pembelaan tapi ia justru semakin disalahkan, maminya bahkan langsung menuduhnya sebagai pihak yang bersalah dan menyerang Anita, hanya karena track record dirinya selama ini yang menurutnya sering membully orang lain, maminya tidak percaya jika Anita yang terlihat lemah itu mampu memberi perlawanan sengit padanya,     

"Ew~ww naa... jangan kau lap ingusmu pada bajuku dong ... khan basah ...",     

"Huhuhu kau masih saja peduli pada bajumu !!, lihat aku yang babak belur begini.. apa kau tidak sedikitpun merasa kasihan padaku ....", sambil menangis terisak, Sirena mengajukan protestnya dengan kesal,     

"Yaa udah, kau minum dulu yah... tenangkan diri dulu... nanti biar aku yang bicara pada nita .... agar tidak memukulmu lagi okay..."     

Sirena menganggukkan kepalanya setuju, sambil meneguk air putih yang diberikan Hans padanya, Hans menghempas nafasnya dengan keras, merasa frustrasi, saat Sirena tidak mau melepaskan pegangannya pada pinggangnya, "Naa... lepasin aku dulu dong... aku mau mandi, ... keringettan nih... badanku bauk khan ...",     

Sirena spontan menciumi setiap sudut tubuh Hans "Enggak kok, kamu harum banget malah.... ",     

Hans menepuk kepalanya dengan putus asa, betapa bodohnya dirinya, meminta pendapat pada gadis bodoh ini adalah suatu kesalahan, tentu saja ia akan memuji setiap aspek dirinya tanpa cela, bahkan seandainya ia mandi lumpur sekalipun, sirena pasti juga akan mengatakan dirinya harum semerbak...     

"Naa~...Kau harus melepasku, ini dirumahku, aku tidak ingin Anita melihatku begini, nanti dia bisa salah paham..."     

"Biarin saja !! tadi aku juga sudah bilang padanya, tapi dia sengaja pura-pura tuli dan tidak mau mempercayai ucapanku... jadi untuk apa kita bersembunyi darinya huhh",     

'What the heck ?!!!....' gadis ini benar-benar nekat sekali... Hans mengelap keringat didahinya, dan berjalan menuju kearah sofa diruang tamu... untuk duduk dan mengajak sirena berbicara secara baik-baik di sana,     

"Naa ~ ... come on. kau tidak boleh bersikap childish begini, kau tahu persis khan.... Aku sudah punya Nita dan memiliki Bryan .... aku tidak mungkin bersamamu.... kau harus bisa menerima kenyataan itu..."     

"Huh tapi, nyatanya kemarin kau bisa punya anak juga sama Katty... kenapa sama aku tidak bisa ?!",     

"Jelas sangat berbeda naa~... Anak Katty itu not my biological son, saat itu dia hanya menjebakku saja, dan itu terbukti dari test DNA yang telah dilakukan, apa sampai disini kau belum juga paham ??... ",     

"Tetap saja, intinya nita masih menerimamu lagi khan, meski ia tahu perselingkuhanmu itu, jadi aku yakin nita juga gak masalah jika kau juga punya anak sama aku...",     

Huaaw ~!!, Hans merasa frustrasi sendiri, ia menatap sirena dengan kesal, ingin rasanya memukul kepala sirena sekeras-kerasnya hingga dia sadar , 'gadis bodoh ini benar-benar merepotkan !!! apa memang isi otaknya hanya tentang memilikku saja ?, apa benar-benar separah itu ??, Ohh please gak bisakah di upgrade dulu gitu ? kenapa pikirannya sedangkal kali ciliwung !'     

"Naa please...",     

"Jadi magsudmu kau mau lepas tanggung jawab padaku.... setelah yang terjadi pada kita tempo hari hiks hiks hiks ",     

Hans langsung menatap kesekitarnya dengan waspada, memastikan tidak ada Anita disekitarnya, sehingga tidak mendengar ucapan sirena barusan,     

"Listen to me.... lihatlah dirimu... kau masih muda na... kau masih sangat cantik, aku janji, aku pasti akan mengenalkanmu pada lelaki baik untukmu... Misalnya ... apa kau ingat dengan si Adam ??, bukankah dia sangat tampan ?, dia juga sudah mengincarmu sejak dulu khan ?",     

"Tidak !! enak saja. aku tidak mau sama pria kampungan itu, gak level",     

'Ckckckk padahal Adam adalah salah satu anak dari pengusaha batu bara yang sangat kaya raya asal Riau, penampilannya tidaklah kampungan seperti yang sirena gambarkan, ia hanya sangat humble dan biasa berbicara apa adanya ',     

"Emm-mm kalau begitu bagaimana kalau sama Ren.?" ucap Hans memberi pilihan, ia terus memutar otaknya untuk segera menemukan alternative lain,     

"ihhh dia lagi, udah item, bauk, sotoy lagi... sorry yah.... gak ada dalam list sama sekali !!"     

"Duhh kau jangan picky napa ??... mereka itu high Quality bujang naa~ ... gak punya record suka gonta ganti cewek... ",     

"Tidak !!, Pokoknya Aku maunya cuma sama kamu. titik !!", jawab Sirena tegas, no debate lagi,"     

Huhuhu bagaimana ini....     

"Apa kalian mau terus berpelukan seperti itu ??",     

"Yank tolongin dong.", ucap Hans dengan bahasa isyarat, mengucapkan kata dengan mulut terbuka tanpa bersuara, sambil tangannya membuka isyarat tidak berdaya, lalu menunjuk kearah kepala sirena yang berada didadanya, yang tampak terus memeluknya dengan erat,     

Sirena mendengakkan wajahnya kedepan, melihat kearah Anita yang sedang menuruni tangga dengan memasang wajah cueknya, "Heii kau !! aku sudah kasih tahu Hans tentang kelakuanmu padaku tadi, dan dia akan membuat perhitungan padamu," ucap sirena dengan ponggah, sambil sengaja memamerkan kemesraannya dengan Hans, "Kau tidak boleh iri padaku, karena mulai sekarang dia hanya mencintaiku.. iya khan Hans...." ujar Sirena bangga, lalu mengeratkan pelukannya pada Hans,     

Anita melipat tangannya kedepan, sambil tersenyum simpul ia berjalan mendekati keduanya, "Ah-hh Benarkah ??",     

"Enggak kok yank.... kamu gak usah dengerin apa katanya, dia emang halu tuhh.... selamanya aku hanya mencintaimu seorang kok... sungguh ... ",ujar Hans, spontan menjawab pernyataan Anita dengan panik, tangannya tampak menghempas pelukan sirena, terus berusaha melepaskan diri, sirena langsung cemberut, "Kau ini tadi bilangnya sayang sama aku, tadi tempe sekarang kedelai.... huh jadi laki-laki punya Prinsip sedikit bisa gak sih ?!!"     

"Huh bodokk ahh !! gak usah mengada-ada, sejak kapan aku pernah bilang sayang sama kamu, jangan halu yah !! cepat lepasin aku sekarang juga ...",     

"Enggak, pokoknya tadi kamu sudah bilang sayang sama aku dan mulai sekarang aku mau tinggal disini sama kamu...",     

"Apa-apann sih kamu ... nanti aku bilangin sama mamah, kalau kau berani macam-macam disini ",     

"Bilang saja sana !! lagian tante dan semua orang juga sudah tahu kalau kita sudah tidur bersama", ucap sirena santai, sambil menatap menantang kearah Anita,     

"Naa !! Jangan bicara omong kosong kamu !!", Hans segera mengeluarkan seluruh tenaganya, melepaskan diri dari sirena, wajahnya tampak berubah keras, tatapan matanya mencuri pandang kearah Anita dengan tegang,     

Sirena tampak terkejut dengan suara keras Hans, "Kau galak sekali... aku khan ta~kut.... ",     

"Kau tahu khan itu artinya kau sudah keterlaluan !! kau sudah membuatku marah !"     

"Kau telah membuatku hilang kesabaran !" sikap tegas Hans langsung membuat wajah sirena mengkerut, nyalinya bagai langsung melempem seperti erupuk yang tersiram air,     

Sirena tampak gentar, dengan buru-buru ia melepaskan jari tangannya yang masih tersisa yang melekat dipinggang Hans, ia lalu sedikit mengambil jarak dan duduk dengan patuh,     

"Kau jangan berulah lagi, cepat kemasi barangmu sekarang"     

"Aku peringatkan kamu yah ...kau pulang sekarang dan jangan berbuat macam-macam, gak boleh mampir dugem, atau kemanapun,"     

"Jangan ngebut dijalan !!, satu jam lagi aku akan menelfon mamimu untuk memastikan kau pulang kerumah, PAHAM !!",     

"Tapi....." Sirena seperti mencoba untuk bernegoisasi, tapi Hans langsung ngegas lagi, "Gak ada tapi-tapian !! cepat lakukan yang aku katakan....",     

Sambil menggaruk hidungnya, Anita langsung memalingkan wajahnya kebelakang, berpura-pura seolah tidak melihat kejadian apa-apa, ia tampak masih melipat tangannya, sembari berjalan menuju arah taman di halaman belakang rumah,     

Ia tidak berani mencuri pandang, saat mendengar suara langkah kaki berjalan kearah garasi, ia yakin Hans sedang memastikan sirena pergi meninggalkan rumah, melihat reaksi sirena tadi, sebenarnya dalam hatinya ia pengen tertawa terbahak, bagaimana akhirnya ia harus tunduk pada perintah Hans, hanya dengan satu bentakan, sirena berubah bagai anjing liar yang telah dijinakan tuannya, 'Hahaha menggelikan....'     

.     

.     

Setelah mengantar sirena, Hans segera menuju ketaman belakang, ia tadi sempat melihat saat isterinya itu diam-diam berjalan kesana, dan setelah melewati taman hijau yang rindang akhirnya Hans menemukan sosok isterinya yang tampak sedang duduk santai dikursi tepi kolam renang, Anita terlihat santai, ia memangku laptopnya, seperti sedang sibuk mengerjakkan pekerjaannya kini sambil menikmati segelas juice yang diletakkan dimeja didekatnya.     

"Sayang.... apa kau baik-baik saja ?" tanya hans cemas, sambil langsung meraih dagu Anita dan memeriksa wajahnya dengan teliti, Anita hanya pasrah saja, membiarkan Hans melakukan keinginannya,     

Hans terpana, saat melihat tanda merah yang membentuk bulatan seperti telapak tangan dipipi kiri isterinya itu, ia langsung membelai pipi Anita dengan lembut, "Pasti sakit banget yah... ", sesal Hans penuh penyesalan, sambil terus membelainya, Hans tampak meniup pipi istrinya itu perlahan, Anita tidak mengucapkan sepatah katapun, tapi meski begitu, ia tahu jika tanda merah itu pasti adalah bekas tamparan sirena padanya,     

"Jangan khawatir aku baik-baik saja....", ucap Anita dingin, melihat ekspresi kejam Anita, Jantung Hans tiba-tiba berdegup dengan kencang, ia seperti punya firasat buruk tentang ini, "Kau hanya berhutang satu penjelasan padaku .... katakan dengan jujur .... apa benar kau telah tidur dengan sirena hah ?!",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.