Shadow of Love

Teruslah bermimpi



Teruslah bermimpi

0"Hah apa kau bilang !.... wanita jalang itu tinggal disini ??... beraninya dia menginjakkan kaki dirumah ini lagi ....",ucap sirena keras, wajahnya tampak memerah penuh amarah, hanya mendengar nama Anita saja, seolah membuat hatinya kesal, Sirena tidak menyangka, pasca scandal perselingkuhan Hans dan Katty terungkap, Anita ternyata tetap memutuskan bertahan disisi Hans. padahal menurut kabar dari maminya, mereka telah berpisah rumah karena kejadian itu, dan seharusnya saat ini adalah kesempatan besarnya mengambil kekosongan tempat yang ditinggalkan Anita itu, "Huh aku tahu, wanita jalang itu ular berbisa!!, ia pasti sangat tidak ingin kehilangan harta Hans... makanya tetap bertahan mati-matian mengamankan tempatnya disini....",     

"Tapi kali ini aku tidak akan mengalah dan membiarkanmu menang ... karena mulai sekarang, aku pasti akan melawanmu sampai akhir !!", sambil terus mengomel sirena terus berjalan memasuki ruangan demi ruangan untuk mencari keberadaan Anita, "Dimana dia sekarang ?!"     

Bibik yang membuntutinya sedari tadi akhirnya mendapatkan kesempatannya berbicara,     

"Nona sirena, anda tenangkan diri dulu... percuma anda mencari bu Anita diseluruh penjuru rumah... pasti tidak akan ketemu, bu nita sekarang juga sedang diluar rumah .... beliau sedang mengajak Bryan jalan-jalan," dan saat mendengar penjelasan bibik itu, sirena langsung menghentikan aksi pencariannya, "Huh kenapa gak bilang dari tadi!!,"     

"...Kalau begitu.... aku akan menunggunya pulang,"     

"Kasih tahu aku kalau mereka sudah sampai,.... aku capek, mau istirahat, "     

Mood Sirena seketika berubah tenang, mengetahui Anita tidak berada dirumah,     

"Oh Silahkan nona, anda bisa beristirahat dikamar tamu, kami selalu melakukan perawatan kamar dan mengganti sprei tidur secara rutin, jadi anda dapat beristirahat dengan nyaman disana ", sambut bibik dengan hangat,     

"Siapa bilang aku mau pake kamar tamu !!enak aja !... Aku tidak akan tidur dikamar tamu, gak level !!.... aku mau tidur dikamar utama milik Hans !",     

'Duh, drama lagi deh' bibik mengambil nafas dalam-dalam sebelum berusaha memberi penjelasan pada sirena,     

"Non.. anda tidak boleh tidur disana .... bapak telah memerintahkan saya untuk tidak mengijinkan siapapun masuk ke kamar pribadinya tanpa ijin,"     

"Hei bik, jangan ngelunjak kau yah.... kau tahu khan siapa aku.... aku adalah pengecualian, Hans tidak akan pernah marah padaku, kau tahu itu, jadi jangan ikut campur, kau lakukan saja pekerjaanmu yang lain... cepat kau pergi dari hadapanku ! " dengan angkuh sirena langsung mendorong tubuh renta bibik untuk tidak menghalangi jalannya, bibik yang merasa tidak siap tampak berusaha menyeimbangkan tubuhnya kembali, sambil menatap cemas kearah sirena yang dengan angkuh berjalan menaiki tangga menuju ke kamar Hans,     

Meskipun bagi sirena ia hanya seorang pelayan rendah, tapi bibik tahu, tidak ada seorangpun yang berani memperlakukannya demikian tidak sopan seperti sirena, bahkan ibu Hans dan Hans sekalipun. mereka pasti akan marah besar jika tahu sirena berbuat kasar begini padanya, ditambah jika Hans mendapati sirena masuk kedalam kamarnya seenakknya , ia pasti akan double marahnya,     

Hans telah warning sebelumnya, tidak ada seorangpun yang diijinkan masuk ke ruang pribadinya itu selain isteri dan Bryan saja, bahkan untuk urusan kebersihan kamarnya saja, ia tidak ingin dipegang oleh orang lain selain bibi sendiri yang harus turun tangan mengawasi pekerja saat melakukan pekerjaannya.     

namun bibik juga tidak punya pilihan lain menghadapi kharakter keras sirena itu, jika permintaannya tidak dipenuhi, ia pasti akan membuat onar dirumah, setelah mengenalnya sejak kecil, bibik telah terbiasa dengan habitnya itu. tapi satu hal yang paling ia cemaskan sekarang, bagaimana jika Anita pulang kerumah dan mendapati sirena berada dikamar tuannya, ini pasti akan menyebabkan kesalahpahaman, pertengkaran diantara suami istri itu,     

Akhirnya, setelah memikirkan dengan segala pertimbangannya, bibik memutuskan untuk menelfon Hans,     

"Bapak... sebaiknya bapak segera pulang kerumah. ada nona sirena yang tiba-tiba datang dan berkeras beristirahat dikamar bapak, saya benar-benar tidak berdaya mencegahnya.... saya takut jika ibu nita pulang nanti, akan terjadi pertengkaran diantara mereka pak..."     

"Hah kokk bisa, siapa yang mengijinkannya masuk kerumah !!"     

"Tadi security tidak berkoordinasi dulu dengan saya pak. dia langsung membuka gerbang utama untuk nona sirena, jadi dia bisa masuk kerumah... maaf pak.... "     

"Yaa sudah... aku akan segera pulang sekarang, kamu awasi dia dulu ..."     

"Baik pak..."     

.     

.     

Mobil anita masuk kembali ke halaman depan rumah nan luas itu, ia langsung mengeryitkan keningnya saat melihat mobil asing terparkir di salah satu space garasi, setelah mematikan mesin mobil ia bergegas turun dari mobilnya, dan langsung membuka pintu samping untuk mbak fitri yang tampak sedang mengendong Bryan dalam pelukannya,     

"Anda sudah pulang buk...." sambut bibik, langsung menyapa anita disamping mobilnya, dan membantu membawakan barang-barang bawaan milik Bryan.     

"Iya bik... em-m minta tolong bik, suruh yang lain buat bantuin ambil barang-barang belanjaan saya dimobil yahh... masih banyak belanjaan yang saya taruh di jok belakang,"     

"Baiik buk....akan saya atur..... emm ibuk ..."     

"Yaaa bik.. ?."     

"Sebenarnya... ada nona sirena, dia datang sekitar tiga puluh menit yang lalu, dan sekarang sedang beristirahat dikamar utama, saya minta maaf sekali, karena tidak mampu mencegahnya... dia..."     

Melihat ekspresi panik bibik, Anita bisa meraba hal sulit yang telah dilaluinya...     

"Iya .. gak apa-apa bik... nita ngerti kok... tapi... bukannya bapak pergi main golf hari ini ?"     

"Iyaa bu, dan saya juga sudah menyampaikan tadi secara langsung, tapi nona sirena ngotot mau menunggu bapak hingga pulang",     

"Yaa sudah.... kalau begitu terserah dia saja. Apa bapak sudah diberitahu tentang ini ?"     

Anita tidak ingin mempersulit posisi bibik yang serba salah, memang sangat susah untuk menghandle sirena, dan ia juga tidak ingin menciptakan drama dalam rumahnya, sejak ada Bryan dirumah, ia takut Bryan akan melihat keributan kasar diantara mereka, yang bisa menjadi contoh tidak baik untuk puteranya itu, jadi akan lebih baik jika Hans sendiri yang mengatasi sirena nanti.     

"Sudah bu... barusan saya selesai menelfon. dan bapak akan segera pulang kerumah. "     

"Begitu yaa.... baguslah, em-m bibik tolong suruh yang lainnya buat extra jagain kamar Bryan yah. jangan biarkan sirena menyentuh anak saya. kalau perlu suruh dua orang assistance temenin mbak fitri dikamarnya Bryan untuk sementara waktu,"     

Ketakutan Anita itu bukan tanpa dasar, dimasa lalu sirena bisa dengan terang-terangan main fisik padanya, ia hanya tidak ingin mengambil resiko, bagaimana jika Sirena meluapkan kemarahannya nanti pada Bryan juga, meskipun ini hanya sebatas ketakutannya saja, tetapi lebih baik mencegah dari pada mengobati....     

"Baik bu... saya, mengerti ",     

Setelah memberi arahan, Anita kemudian masuk kedalam rumah. ia terlebih dulu mengantar Bryan masuk kedalam kamarnya, melihat mbak fitri menidurkan Bryan ditempat tidurnya, Bryan tampak menggeliat ringan saat mbak fitri meletakkannya diranjang, matanya sedikit membuka terlihat kesal dengan gerakan yang menganggu tidurnya, namun Bryan kembali tertidur lelap ketika Anita memberi pelukan amannya, dan menepuk pantat kecilnya dengan lembut,     

Anita tersenyum kecil, melihat wajah puteranya yang mengerut kesal, Bryan terlihat cute, Anita tahu Bryan sangat kelelahan setelah seharian bersenang-senang bermain di play kids mall tadi. ia bahkan tidak dapat menahan tidurnya sejak didalam mobil, karena saking capeknya,     

Anita melepaskan pelukannya dengan hati-hati dan menggantikan posisinya dengan sebuah guling kecil untuk dipeluk Bryan, sebelum keluar kamar ia terlebih dahulu mengatur mainan yang sempat dibelinya tadi untuk Bryan, Anita mengatur mainan Bryan itu pada lemari khusus mainan diujung kamar.     

"Mbak... jagain adek yah. jangan keluar kamar dulu kalau belum saya suruh, mbak sekarang istirahat saja sama adek, kalau butuh apa-apa langsung telfon kedapur, biar nanti bibik yang akan membawakan pesanan mbak fitri kesini... yah..."     

"Iya buk... saya mengerti "     

Anita lalu meninggalkan kamar Bryan dengan langkah berhati-hati dan menutup pintu kamarnya dengan perlahan, agar tidak menimbulkan bunyi yang berisik, kemudian ia melangkah menuju lantai dua kamarnya, namun ia baru akan menapaki satu anak tangga, ketika tiba-tiba mendengar suara sirena yang berada tepat dibelakangnya,     

"WOW WOW WOW lihat siapa yang berada disini !!. berani betul kau menginjakkan kakimu lagi dirumah ini bitch.!!" serang sirena arrogant, seraya berjalan dengan langkah angkuhnya mendekat ke arah anita,     

Rupanya Sirena telah mengetahui kepulangan Anita, dan ia sengaja menunggu Anita selesai mengurus Bryan, ia duduk di sofa pada ruang keluarga yang berada disisi selatan menuju tangga ke lantai dua,     

"Kau ?!! ngapain kau datang kesini ?!"     

"Aku ??", Sirena menunjuk pada dirinya sendiri sambil menatap Anita miris, "Apa hakmu bertanya ?, sejak dulu aku bebas datang kesini sesukaku... ", tutur sirena membanggakan diri, "Asal kau tahu, aku dan Hans kini telah bersama, dan statusku sebentar lagi akan menjadi nyonya dirumah ini.... jadi tentu saja kedatanganku kesini untuk mencari calon suamiku lah ... huh..."     

"Hahaha teruslah bermimpi !!",     

Bukan rahasia lagi, jika Sirena telah menyukai Hans sejak dulu dan terus berusaha mengejarnya hingga sekarang, tapi Anita tidak menyangka kalau otak sirena juga ikut bergeser menjadi berhalusinasi,     

"Jadi kau tidak percaya ?",     

"Hanya orang gila yang akan percaya kata-katamu ... dan tentu saja, aku tidak termasuk didalamnya " jawab Anita enteng,     

"Kau !!",     

"Bangun na... sadarlah ... kau bukan anak kecil lagi na ... lihatlah dirimu .. sebentar lagi bakal tumbuh uban dirambutmu dan kau masih tidak bisa menerima kenyataan kalau Hans telah memilikiku dan Bryan..",     

"Jadi kau merasa percaya diri hanya karena kau memiliki Bryan ?? asal kau tahu, aku juga akan memberi seorang anak untuk Hans, ... hingga saat itu terjadi, bersiaplah karena kau dan anak sialanmu itu pasti akan kudepak dari rumah ini...",     

"Aw-whhh takut.... ", ledek Anita sambil memasang ekspresi mengejek, "Tapi sebelum kau mendepakku aku akan pastikan untuk menyirammu air, dan membangunkanmu dari mimpi indahmu itu hehehe ",     

PLAK !     

Dengan wajah kalap, Sirena melayangkan tamparan kerasnya ke pipi Anita. wajah Anita langsung tertampar kesamping, Ia langsung menatap sirena dengan tajam merasa terkejut dengan serangan tiba-tiba yang dilancarkan sirena itu padanya,     

"Kau berani menamparku !" hardik anita marah, sambil berjalan maju kearah sirena dan menatapnya penuh kebencian,     

"Kenapa ?? Kamu mau lagi .... bitch " ujar sirena terdengar menantang, tidak gentar pada tatapan mengintimidasi Anita, Anita tersenyum kecil, ia mengusap tepi bibirnya yang berdarah dan menatap kearah sirena dengan sinis, ia menggerakkan satu tangannya dibawah, seolah sedang pemanasan,     

PLAK !     

Anita menampar keras pipi sirena didepannya, lalu segera mendorongnya keras, hingga tubuh sirena tampak terhuyung dan akhirnya jatuh dilantai karena kehilangan keseimbangan, sirena tampak meringis sambil memijat kakinya yang mengenakan sepatu tumit tinggi,     

Sirena baru akan bangkit dari jatuhnya ketika tiba-tiba Anita telah berjongkok dan menjambak rambutnya dengan kuat.     

"Aku peringatkan kamu. jangan pernah mengangguku dan anakku.... jika kau punya masalah dengan hans selesaikanlah sendiri, jangan pernah melibatkanku ! karena aku dan anakku tidak punya urusan denganmu !, PAHAM!!" ujar Anita kasar, ia sengaja menarik rambut sirena keatas hingga wajahnya mendongak agar menatapnya,     

Anita sebenarnya tidak mau main tangan, dan ia juga tidak pernah bersikap demikian kasar pada orang lain sebelumnya, namun menghadapi sirena yang aggressive membuatnya out of mind, meski ada rasa takut jika sirena akan mencelakai dirinya sendiri seperti dimasa lalu, dengan menabrakkan mobilnya hingga menyebabkan ia terluka parah, tapi kemarahan atas tamparan sirena padanya juga tidak dapat dibendung lagi. ia tidak mau ditindas. ia punya harga diri, dan ini adalah pertahanannya.     

"Lepaskan aku.." teriak sirena kesakitan, sambil meraih tangan Anita, berusaha melepaskan jambakan Anita pada rambutnya,     

Anita segera melepasnya dan langsung menendang paha sirena yang terbaring dilantai di depannya dengan keras, "Minggirrr !!" lalu Anita melenggang pergi berjalan menuju ke anak tangga menuju ke lantai dua. sirena menatap kepergiannya sambil menangis tersedu, ia tampak berteriak histeris sambil memaki dengan kesal, "Awas kau nita, akan kuadukan perbuatanmu ini pada Hans nanti hwaa hwaa Hwa..."     

Anita mengebas bajunya dan mengumam kecil "Dasar wanita gila.... beraninya dia menyerangku seenakknya.... dipikir aku wanita lemah yang bisa ditindas seenak perutnya ? Huh jangan mimpi !",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.