Shadow of Love

Takut dengan keraguanmu



Takut dengan keraguanmu

0Hans tidak dapat menyembunyikan rasa paniknya, ia tahu Anita sedang marah padanya, Hans buru-buru memalingkan wajahnya kesamping, "Aku tidak tahu, ternyata rumah kita punya view yang indah begini yank...'' Hans sengaja mengalihkan pembicaraan, sambil pandangan matanya melihat kearah sekitarnya dengan takjub, Anita reflects ikut melihat kearah kiri dan kanannya sejenak, mengikuti tatapan suaminya itu , "Suasana disini juga tenang dan adem yahh", ucap Hans lagi dengan suara rendah, tatapan matanya terus memencar keseluruh penjuru taman, seolah sedang mengaggumi pemandangan taman yang mengitari kolam renang dirumahnya itu,     

"Sayang sekali ... jadi kau baru menyadarinya sekarang....", ujar Anita, menimpali ucapan suaminya dengan ringan,     

"Iya, Sayang sekali....",     

Melihat suaminya yang tampak menyesali diri, Anita langsung berseloroh, "Siapa suruh kau selalu tidak punya waktu bersantai dirumah, ..."     

"Hmm kau benar, memang salahku sendiri sih .... aku bahkan tidak tahu rumah kita memiliki kolam renang yang nyaman begini... dan menurutku swimming pool kita tidak kalah bagus dengan kolam renang dihotel ya yank", usai berbicara tiba-tiba raut wajah Hans berubah cerah dan menatap Anita dengan exited, "Hehehe.... kita renang yukk yank .. aku pengen nyobain kolam renang kita....",     

"Ihh enggak, kamu aja renang sendiri sana, aku mah udah tiap hari berenang disini...", Anita segera memeluk laptopnya dan menggerakkan kedua pahanya yang sedang selonjoran dikursi panjang menjauh dari sisi Hans yang menempel padanya, seolah ketakutan jika suaminya itu tiba-tiba punya ide usil untuk mengerjainya,     

Hans tersenyum geli, ia lega saat melihat reaksi Anita yang kembali santai, sambil menarik nafasnya dalam-dalam ia lalu berkata dengan lembut, "Yank .... maafkan aku yah...",ucap Hans pelan,     

'Maafkan aku karena tidak bisa bicara jujur, karena jika kau tahu aku telah tidur dengan sirena, aku yakin kau pasti tidak akan pernah memaafkanku...',     

Anita langsung menoleh kearah suaminya, dan tiba-tiba ia kembali teringat pada topik pembicaraan mereka semula, "Aku memang bukan suami yang setia, tapi aku sedang berusaha memperbaiki diri setiap hari, sedikit demi sedikit yank ...,"     

".... emm ini tentang ucapan sirena tadi, aku tidak akan membela diri, terserah bagaimana kau akan menyimpulkan .... karena apapun pembelaanku, pada akhirnya tidak akan berguna, jika sejak awal kau tidak mau mempercayainya bukan....",     

"Tapi, Kau tentu sudah mengenal keluarga besarku dengan baik, kau juga telah mengenal bagaimana temperament sirena sejak dulu .... juga masalah apa saja yang telah ia timbulkan untukku selama ini.... aku mengerti, kalau kau berpikir aku terlihat seperti munafik yang sebenarnya menikmati sikap sirena itu, kau mungkin menilainya berdasarkan dari sikapku sendiri yang tidak bisa keras padanya,... but, kalau boleh jujur, sebenarnya aku sudah ditahap muak dengan situasi ini yank, .... aku lelah, dan frustrasi," Hans menarik satu tangan anita dan langsung mengenggamnya erat, Anita hanya menatapnya saja, ia membiarkan Hans melakukannya,     

"Kau tahu khan ... apa yang akan terjadi jika aku bersikap kasar padanya !," Hans mengusap kepalanya dengan putus asa, "Unfortunately sirena adalah putri tante chealse, dan aku tidak mungkin membuatnya terluka karenaku, karena jika aku menyakitinya, berarti aku sedang menyakiti keluarganya,"     

"Aku telah melakukan berbagai cara untuk merubah pendiriannya agar dia membenciku,"     

"Dan aku juga sudah berusaha mengenalkannya pada pria-pria dalam circleku untuk menarik minatnya...., bahkan waktu itu aku sengaja mengirimnya sekolah ke London, berharap ia dapat berbaur dan menemukan pria yang cocok dalam pergaulannya .... "     

"tapi kau tahu...., semua usahaku itu nyatanya berakhir sia-sia belaka."     

Hans menghempas nafasnya dengan berat,     

"Bahkan akhir-akhir ini, karena aku sudah merasa sangat terganggu dengan ulahnya, aku sengaja memindah ruang kerjaku dikantor"     

"Apa kau tahu, ...setiap hari ia datang kekantor untuk menemuiku, bagai seorang debt collector yang datang menagih janji untuk minta dinikahi... dan itu hampir membuatku gila ! aku merasa stress setengah mati...."     

Anita menatap Hans dengan tatapan tidak percaya, tampak speechless, "Hahh seriously?" tapi melihat ekspresi putus asa Hans pada sirena yang terlihat lucu, membuatnya ingin tertawa, Anita mengapit bibirnya rapat-rapat, berusaha menahan tawanya agar tidak pecah,     

Hans memang sedang berkata apa adanya, sejak incident tidur bersama kala itu, sirena seolah tidak mau melepaskannya,     

"Kalau kau tidak percaya, boleh tanya langsung sama Jenny ! ..", tantang Hans penuh percaya diri, "Yank.... tentang sirena ini, terus terang aku sendiri juga belum punya solusi bagaimana mengatasinya, .... tapi dari semua ketakutanku, yang paling kutakutkan adalah kamu.... aku sungguh takut pada keraguanmu .. kita baru saja melewati hal paling kritis dalam pernikahan kita, aku tahu aku telah berbuat kesalahan besar padamu, tapi please.... jangan kau terus menghukumku dengan sikap ragumu itu .... bisakah ?",     

Anita had the point, ia menghela nafasnya panjang, rasa bersalah tiba-tiba memenuhi hatinya, "Apa sikapku berlebihan ?"     

"Tidak, kau tidak berlebihan.... memang sudah sepantasnya kau cemburu dan bertanya begitu.... hanya.... entah mengapa aku merasa, di satu titik , kau seakan sudah tidak mau percaya lagi padaku,"     

"Aku hanya... sedikit terpengaruh pada ucapan sirena tadi...", jawab Anita pelan, hatinya kembali melunak, "Aku merasa takut.... bagaimana jika kau mengkhianatiku lagi.",     

"Ahhh Sayang.... mana mungkin aku mengkhianatimu lagi ... aku telah memiliki isteri cantik sepertimu, mana mungkin mataku bisa melihat yang lainnya....", Anita tersipu malu, hatinya langsung berbunga-bunga, ia lalu membalas mengenggam tangan Hans dengan erat, "Benarkah ?....", Anita menempelkan dagunya dipundak suaminya dengan mesra,     

"Apa ini artinya kau memintaku untuk membuktikannya ?",     

Wajah Anita seketika bersemu merah, dan segera melepaskan dagunya pada pundak Hans karena malu, ia dapat menangkap arah pembicaraan suaminya itu, "Apaan sih... enggak kok.",     

"Kenapa.... ?"     

"Kau ini... sudah jangan bicara ngelantur lagi, masih sore juga...",     

"Memang kenapa kalau masih sore, apa bedanya ?",     

"Sudah. pergi mandi sana .... tubuhmu bau keringat tuh .." Tidak ingin terus di goda oleh Hans, Anita langsung mengalihkan pembicaraan,     

"Hehehe Iya, tadi aku abis pulang golf dan belum sempet mandi....", Hans mengeryitkan keningnya, ia tiba-tiba teringat ucapan sirena yang mengatakan ia sangat harum meskipun keringatan, compare dengan sikap dingin istrinya yang seolah jijik berdekatan dengannya, "Apa aku sebau itu ?", ucapnya sambil menciumi bahunya sendiri,     

"Banget !! buruan cepat mandi sana !", merasa kesal dengan jawabban lugas isterinya, Hans sengaja tidak mau melepaskan pelukannya pada pinggang Anita, "Tidak, ... aku masih ingin disini sama kamu",     

Anita mendorong tubuh Hans menjauh darinya, "Jangan ganggu aku , aku lagi banyak tugas..."     

"Hah tugas ? tugas apaan ?" tanya Hans dengan wajah bingung,     

Hans tidak tahu, jika Anita telah diam-diam berhasil diterima study S2- nya di salah satu kampus international terkemuka di Jakarta pusat, Anita memutuskan untuk mengambil master-nya di management keuangan untuk mengisi waktu luangnya, dan ia kini sudah mengawali semester pertamanya dan mulai mengerjakan beberapa tugas kuliahnya secara online, "Ada..., aku ngambil kuliah S2 di universitas J", jelas Anita seadanya,     

"Ohh, i see... Oiya bagaimana acara shoppingmu tadi," tanya Hans curious, seolah tidak peduli pada minat isterinya pada pendidikan master nya itu,     

"Hmm good, ... aku tadi juga mampir di butik langgananmu, aku lihat ada koleksi terbaru disana, jadi aku beliin beberapa stel pakaian kerja untukmu,...dan aku juga pergi membeli beberapa mainan baru untuk Bryan ... sekarang dia lagi seneng koleksi mobil-mobilan", jawab Anita bersemanggat,     

"Kau ini.... selalu saja memikirkan orang lain, kenapa kau tidak membeli barang-barang keperluan untukmu sendiri,.. ?."     

"Jangan khawatir... pakaianku unlimited, tuh di wardrobe banyak pakaian baru yang masih sealed, yang belum sempet kupakai hingga sekarang",     

Sebenarnya pakaian yang dimangsud Anita adalah pakaian-pakaian yang dibelikan Hans untuknya, yang belum sempat dikenakannya hingga sekarang, saat itu, karena saking kesalnya Hans pada sikap malas isterinya yang bertahan dengan selera old fashionnya membuat Hans berinisiative meminta fashion stylish terkenal untuk membelanjakan isterinya itu baju-baju terbaik dan mengisi wardrobe milik Anita dengan koleksi pakaian terbaru,     

Meski kala itu Anita terlihat exited dengan pemberiannya, tapi nyatanya Hans tetap tidak mampu membuatnya mengenakan seluruh pakaian yang dibelinya, Hans menyadari jika isterinya itu memang bukanlah typical wanita yang gemar membeli barang-barang branded meskipun dia mampu, ia tidak pernah terpengaruh pada life style gaya hidup hedon seperti layaknya kehidupan para istri para konglomerat lainnya, karena itu bukan style nya, dari dulu Anita lebih suka berpakaian casual yang nyaman dipakai,     

Hans tidak tahu, jika kecenderungan Anita akhir-akhir ini lebih pada menjalani perawatan kecantikan dan tubuhnya, ia tidak akan segan-segan menghabiskan banyak uang untuk melakukan perawatan kecantikan termuktahir, untuk mendapatkan kulit wajah yang sempurna,     

Anita akan merasa panik jika melihat satu saja jerawat tumbuh diwajahnya, atau akan langsung stress saat melihat timbangan badannya lebih satu strip dari berat yang ditargetkannya, hingga ia seolah merasa menjadi wanita paling jelek didunia, untuk itu, ia bahkan rela melakukan diet tanpa makan agar mencapai tujuannya, ia membiarkan tubuhnya hanya menerima suntikan vitamin saja setiap hari demi membentuk tubuhnya setipis mungkin, agar terlihat sempurna dimata suaminya,     

"Ah-hh begitu .... yukk yank .... tugasnya dikerjain dikamar saja, disini mulai panas nih," jawab hans seadanya, tidak ingin mengetahuinya lebih lanjut, ia tampak mengipas kipas wajahnya dengan tangannya. cahaya matahari sore menerpa wajah Hans yang tidak terlindung dari payung pada meja ditepi kolam renang itu,     

"Kalau kamu kepanasan masuk duluan sana.... atau nyebur saja kekolam ... biar adem" canda Anita,     

"Ihh enggak ah... Ayoklah yank... kita masuk kedalam barengan yuk.... ngadem dikamar lebih enak...." Hans berusaha menarik Anita dengan lembut,     

"Enggak.. udah jangan ganggu aku, aku mau bikin tugas dulu, kamu duluan masuk gihh, mandi dulu yang bersih,"     

"Kamu tuh kayaknya emang udah bener-bener gak sayang lagi sama aku yah...", ucap Hans, merasa ditolak,     

"Baru sadar ?!"     

"Jadi begitu ?.. ", tapi belum sedetik ia merasa upset tiba-tiba ia teringat pada sesuatu "...ehhh ....Yank ... ayok dong, waktu kemarin kita bukannya sudah deal, mau punya anak yang banyak khan..."     

"Lagi ngomong apaan sihh kamu."     

Tak ingin berdebat lagi dengan isterinya, Hans langsung menarik tangan anita dan menariknya dengan kuat, untuk mengikuti langkahnya berjalan masuk kedalam rumah mereka, "Eh-hh wait, Apaan sihh kamu, jangan suka maksa dong...." Anita menahan langkahnya, ia terlihat kedodoran, satu tangannya masih memegangi laptopnya yang terlihat masih terbuka, sementara tangan satunya lagi tampak dipegang oleh hans, Anita lalu menghempas pegangan tangan Hans sambil melengos kesamping , ia bermagsud untuk pergi ke tempat duduknya semula,     

Tapi Hans tidak ingin membuang waktunya lagi untuk membujuk isterinya itu, dengan sigap ia langsung menangkap tubuh anita lalu meletakkannya dibahunya, Anita terkejut, spontan ia buru-buru menutup laptopnya agar tidak jatuh dan rusak, sementara suaminya mengendongnya paksa dan membawanya masuk kedalam rumah.     

Anita bahkan tidak bisa berteriak. karena merasa sangat malu jika aksi suaminya ini akan diketahui oleh para pekerja dirumahnya nanti, ia hanya bisa memukuli tubuh belakang hans dengan pukulan kecil, "Heiii cepat turunkan aku, aku bisa berjalan sendiri kekamar",     

Hans pura-pura tidak mendengar, ia tampak tersenyum kecil. tidak memperdulikkan pemberontakkan Anita, dan terus berjalan membawa Anita masuk kedalam kamar mereka,     

Saat sampai kedalam kamar mereka, Hans membaringkan tubuh Anita diranjang dan berkata dengan nada menggoda, "Sayang .. Apa kamu tahu bahwa pria itu akan dengan mudah mencari kesenangan diluar jika isterinya mengabaikannya dirumah..?..", Hans lalu duduk sambil menindih bagian paha Anita, ia tampak menarik kaosnya keatas, menelanjangi diri,     

Anita sangat tahu, bahwa suaminya itu sedang begitu mengiginkannya.... tapi ia pura-pura tidak peduli , bersikap jual mahal "Tidak juga.... nyatanya saat itu aku telah melayanimu dengan baik, aku selalu menuruti kapanpun kau mau... nyatanya.... kau juga tetap mencari kesenangan diluar, diam-diam kau berhubungan dengan Katty bukan ?....",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.