Shadow of Love

Apa aku melakukannya dengan baik ?



Apa aku melakukannya dengan baik ?

0"Tutup mulutmu !! aku sudah tidak ingin mendengar omong kosongmu lagi", jawab Hans dengan ponggah, dan ia langsung merengkuh Anita dalam pelukannya, Hans seakan sudah tidak dapat mengendalikan gairahnya lagi, dengan nafas memburu ia mulai mencium bibir, hidung, dan mata Anita, menelusuri setiap detail wajah isterinya itu dengan kalut seolah tidak ada apapun yang cukup baginya, Anita menahan nafasnya, memegangi lengan berotot suaminya erat-erat, menerima proses penyatuan tubuh dengan suaminya itu penuh perhitungan, dan Jantung anita berdegup dengan begitu liar, seolah tidak dapat mengingkari nikmat setiap cumbuan suaminya padanya,     

Hans tersenyum kecil, ia mengelus wajah Anita dengan bibirnya, sambil menghentak miliknya dalam-dalam ia menggumamkan gairah yang begitu intense, mereka kini saling bertautan begitu intim, Hans meletakkan tangannya diantara payudara isterinya dan bertanya dengan nada erotis , "Apa yang membuatmu gugup, bukankah kita telah melakukannya setiap hari...",     

Anita seolah tersadar, "Apa aku sudah melakukannya dengan baik. ?..",     

"Kau selalu yang terbaik sayang... selalu....", jawab Hans sambil melenguh nikmat, Hans terus menghentakkan miliknya dengan kuat pada Anita, ia merasa bagai sedang terperangkap pada dinding yang lembut nan ketat didalam sana, Anita mengerang kecil, merasakan sensasi yang tak terkatakan, namun lain dipermukaan, lain dihati, sembari menyatukan tubuhnya, otak Anita seakan terus sibuk berputar, tidak membiarkan tubuhnya menikmati percintaannya itu dengan tenang, pikirannya seolah terus menginggatkannya pada step by step gerakan otot vagina yang diajarkan trainernya padanya, dan ia kini sedang memastikan telah menerapkannya dengan sempurna,     

Hans tampak bermandi peluh, ia mengerang penuh nikmat, dan Anita diam-diam tersenyum lega, saat akhirnya ia berhasil membuat Hans ejakulasi padanya dalam beberapa menit saja, Hans tampak merasa kesulitan untuk mencabut miliknya, karena Anita masih melakukan gerakan ototnya, berusaha keras menjepit milik suaminya itu dan memberikan service terbaiknya.     

"Sayang ... maafkan aku.... tapi aku benar-benar tidak bisa menahannya...", Keluh Hans upset, wajahnya tampak diliputi rasa bersalah, karena telah keluar duluan sebelum berhasil membuat isterinya itu merasa puas,     

Bagi Anita, ia kini sudah tidak peduli pada kepuasan sexualnya sendiri, itu bukan prioritasnya lagi, karena yang terpenting baginya, ia harus memastikan Hans bertekuk lutut padanya, ia harus bisa menguras semua energi suaminya itu hanya padanya, sehingga ia tidak punya kesempatan untuk mencari pelampiasan lain selain dirinya,     

Anita tidak ingin membuat Hans merasa curiga, ia memasang wajah kelelahan, berpura-pura terengah-engah, ia lalu meletakkan kepalanya di dada suaminya dan berkata dengan nada kelelahan, "Kau telah membuatku kehilangan seluruh tenagaku .... apa kau bermagsud membunuhku ?",     

Mendengar ucapan Anita itu, Hans tersenyum kecil dalam hatinya merasa sedikit lega, mengetahui jika setidaknya Anita juga sudah merasakan kenikmatan yang sama sepertinya, tapi tetap saja, ada terbesit rasa ragu pada kejantanan lelakinya sendiri, 'Sepertinya aku harus mulai minum obat kuat huh' batinnya kesal,     

Tidak bisa dipungkiri, ia selalu terpesona pada Isterinya,     

Hans tidak pernah tahu, bagaimana trauma yang Anita hadapi pasca perselingkuhannya, yang seolah telah merubah Anita secara keseluruhan, tentang persepsi pada dirinya, tentang bagaimana ia memandang dirinya sendiri, jiwanya seolah terus melemah dalam rasa depressi, juga mengalami rasa insecure yang parah, bahkan saat ia berada diatas ranjang sekalipun, Anita merasa tidak percaya diri pada tubuhnya sendiri.     

Dan pada dasarnya Anita adalah pribadi introvert, ia tidak bisa membuka lukanya pada siapapun, ia memilih memendamnya dengan rapat, menutupinya dengan senyuman cerah diwajah pucat nya....     

.     

.     

Dua bulan kemudian....     

Anita merasakan tubuhnya meriang, pinggangnya terasa pegal setiap hari. ia juga menjadi tidak punya nafsu makan, bahkan dalam dua minggu terakhir ia telah kehilangan berat badannya hingga lima kilogram, padahal ia tidak dalam program dietnya, membuat tubuhnya menjadi semakin kurus, bagai manekin hidup,     

Anita membuka smartphonenya, merasa iseng ia memposting photo dirinya di account media sosialnya. ia memajang photo yang menunjukkan kedua kakinya yang kini sedang berada didalam kolam renang, sambil tetap duduk ditepi kolam renang , ia tampak menatap ponselnya dengan sabar, menunggu response adakah followers nya yang akan 'like ' photo alakadarnya itu,     

Dan tidak dibutuhkan waktu beberapa menit, beribu likes seakan menghiasi notifikasinya, entah mengapa meski ia bukan seorang public figures or artist, public kini seakan telah mengenalnya, pasca scandal Hans dan Katty, netizen yang berjiwa militan akhirnya bisa menemukan real account miliknya, mereka seolah telah mendeteksinya sebagai isteri Hans, dan mau tidak mau popularitas Hans itu juga berdampak padanya.     

Beruntung dari dulu ia tidak punya jiwa pamer, baik yang menunjukkan segala kemesraan rumah tangganya, keluarga atau gaya hidupnya di media sosial, seperti yang kebanyakan orang lain lakukan, jadi saat netizen berhasil menemukan account pribadinyapun mereka tidak mendapatkan yang mereka inginkan,     

Saat ia sedang sibuk membaca comment comment yang masuk, tiba-tiba Chen menelfonnya. Wajah Anita tampak berubah tegang, ia mengeryitkan keningnya, 'Ada apa? kenapa ia tiba-tiba menelfonku ?' tapi tentu saja Anita tetap harus mengangkatnya, mana berani ia mengabaikan panggilan telfon Chen itu,     

"Kenapa kamu sekarang kurus sekali... apa kamu sedang sakit?" tanya Chen curious, dari seberang telfon sana.     

"Wahh kamu hebat bangett.... cuma dari photo kaki saja tahu, kalau aku sudah kehilangan banyak berat badan .... "     

"Tentu saja, karena aku sangat menghafal setiap inches tubuhmu ...." jawab Chen santai,     

Wajah Anita langsung memerah dan panas, bagai tersambar petir disiang bolong,     

Deghh ....Degh....Degh....     

Dan detak jantungnya terasa berdegup sangat kencang, Anita sontak terdiam, jawabban Chen langsung membawanya kembali ke incident tidur bersama pasca seminar kala itu,     

Chen tersenyum samar, ia tahu Anita paling tidak mau jika ia membahas kejadian itu lagi, entah apa yang dirasakan Anita, Chen tidak bisa menebaknya, karena kesan yang tertanam diantara mereka berbeda, meski baginya saat itu adalah segalanya, namun sepertinya tidak untuk Anita, dan ia lebih memilih untuk mempersepsikan bahwa Anita merasa sangat malu untuk menginggatnya,     

Anita terus dalam diamnya, .....     

"Apa kamu sedang diet ketat lagi ?" ujar Chen datar, memecah kebekuan diantara mereka, berusaha bersikap biasa saja,     

"Ahhh tidak.... aku benar-benar tidak sedang diet kok,... aku juga tidak tahu, kenapa akhir akhir ini aku seperti tiba-tiba kehilangan nafsu makanku...."     

"Jadi begitu... apa tidak sebaiknya kamu coba periksa diri ke dokter.... mungkin kau ada masalah dengan lambung or something..",     

"Tidak perlu. !!, aku justru sangat bersyukur dengan keadaan ini, jadi aku tidak perlu susah-susah diet lagi untuk menguruskan badanku hahaha "     

"Huh Dasar wanita...!! tapi kau sudah sangat kurus sekali itu.... berhati-hatilah... kesehatanmu lebih penting dari program dietmu, aku pikir kamu lebih cantik jika sedikit chubby nitt... seperti saat pertama kali kita bertemu, saat itu kau jauh terlihat sehat dan sexy ... , "     

"Hahaha baguslah kalau kau tidak menyukainya, itu yang kuharapkan.. "     

"Kau salah!!, Aku selalu menyukaimu apapun kamu, kau yang dulu, sekarang, dan selamanya, doesn't matter what you look like on outside.... it's what's on inside counts.... mungkin ini terdengar seperti omong kosong right ?, but trust me, aku mengatakan yang sesungguhnya !"     

"Hmm kamu memang bermulut manis Chen",     

"No am not nita !!", Chen menolak opini Anita yang menganggapnya bermulut manis, ia bahkan tidak pernah merayu siapapun di dunia ini, ".... I'm telling the truth nit.... jangan kau selalu menganggap bicaraku adalah rayuan untukmu, aku hanya sedang mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya."     

Anita tersenyum geli, dimatanya Chen tetap seperti junior nya, ia berusaha menganggapnya sebagai adik lelakinya yang polos yang kini sedang berusaha keras bersikap sok dewasa, meski dihatinya mengakui, dalam urusan adultery saat bersamanya saat itu ia tidak bisa membohongi diri jika Chen absolutely mature man with strong ability,     

"Baiklah, kalau itu bukan rayuan.. bagaimana kalau aku menyebutnya ngegombal hahaha ", balas Anita jail, sengaja membuat Chen bertambah kesal,     

"Huh whatever.... ngomong sama kamu emang nyebelin !! coba saja kau ada didepanku sekarang, pasti sudah kutelan kamu sampai habis !!, biar gak berani membantahku lagi !"     

Merekapun tertawa terbahak, melanjutkan pembicaraan tidak berfaedah mereka sekian waktu lamanya, hubungan mereka saat ini bisa dikatakan layaknya teman baik, mereka tetap aktif berkomunikasi meski karena ada ancaman didalamnya, yang membuat Anita terpaksa, mau tidak mau, harus tetap menerima telfon dari Chen kapanpun, dimanapun,     

Tapi meski begitu, Chen juga tidak bersikap semena-mena, ia hanya akan menelfon saat ia menemukan hal janggal pada Anita, pada waktu pagi hingga sore saja, tentu saja disaat Anita sedang tidak bersama suaminya, sekedar menanyakan kabar dan mendengar suaranya sejenak untuk melepas rasa rindunya....     

Chen kini telah berada difase menerima, dan pasrah pada akhir kisah cintanya itu... membiarkan takdir mengatur segalanya ... ia kini hanya terus berjalan di jalur yang ia ingin jalani ... dan akan bertahan disana semampunya....     

Sejak saat pertemuan terakhir dimall kala itu, Chen tahu, jika Anita seolah terus berusaha menghindarinya, ia tidak pernah berani untuk bertemu dengannya lagi. Anita seolah selalu menolak ajakan pertemuan dengannya secara halus, seperti saat Ketika Chen kebetulan sedang berada dijakarta, dan memintannya bertemu disuatu tempat, Anita akan menggunakan seribu alasan menolak ajakannya itu,     

Hingga Akhirnya Chen yang harus bertindak mengambil initiativenya sendiri, dengan sengaja menciptakan tricks seolah tidak sengaja berpapasan disuatu tempat,     

Sengaja menemuinya saat Anita sedang berbelanja di hypermart atau saat membeli coffee ditempat favoritenya, Chen sengaja membuat scene seolah mereka 'tidak sengaja' bertemu dan berpapasan disana. yang membuat Anita akhirnya mau tidak mau harus mengajaknya mengobrol sebentar,     

Dan jika ia beruntung, terkadang ia juga dapat menyapa dan bermain bersama Bryan sejenak.... jika tanpa sengaja Anita ternyata sedang pergi keluar bersama puteranya itu,     

Begitulah cara Chen melepas rindunya pada cinta tersembunyinya itu. Chen sengaja menempatkan informan untuk mengupdate kegiatan Anita, sehingga ia tidak merasa kesusahan untuk menemukan lokasinya terkini,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.