Shadow of Love

Mencari solusi terbaik



Mencari solusi terbaik

0Kata-kata tante chealse bagai pukulan telak untuk Anita, ' jadi pengakuan sirena tempo hari memang benar adanya ?...', gumam Anita pilu, padahal belum satu jam yang lalu ia baru saja merasakan bahagia, saat menerima kabar tentang kehamilannya yang kedua, namun rasa gembiranya itu kini langsung lenyap seketika, berubah menempatkan dirinya dalam rasa terpuruk yang dalam, yang membuat hatinya hancur berkeping-keping, 'Apakah ini hukuman untukku ?, Apa aku memang tidak pantas bahagia ? tapi mengapa...?', tangis Anita pecah dalam diam, sambil duduk dilantai, ia memeluk kedua lututnya dengan erat .....     

"Mbak.... biar bagaimanapun nita berhak tahu tentang masalah ini, ... aku yakin, dia mampu menerimanya, dia adalah wanita yang kuat dan bijaksana, mungkin dengan persetujuannya, bisa membuat Hans luluh dan mau menerima sirena..." desak tante chealse bersikukuh,     

"Chelsea aku bilang cukup !, tutup mulutmu rapat-rapat !! kau benar-benar sudah gila yah ?!! aku tidak tahu, bagaimana kau bisa menjadi tidak masuk akal seperti ini, kau.. benar-benar yah !!", bentak ibu marah, Ibu tampak speechless, sambil menatap mami sirena itu dengan garang, ia tampak terus memegangi dadanya dengan kuat, seolah sedang menahan sesuatu yang mengguncang hatinya, ibu bahkan tidak dapat melanjutkan kata-katanya lagi, hatinya kini diliputi kemarahan yang memuncak, wajah tuanya tampak merah padam dengan tangan terlihat bergetar,     

melihat kondisi ibu, tante chealse merasa khawatir, ia tampak ketakutan sendiri dan langsung berteriak memanggil pelayan kepercayaan ibu dengan panik, untuk segera membantu menenangkan kondisi ibu dan membawanya beristirahat dikamarnya,     

Anita mendengar segala keributan itu dari tempatnya bersembunyi, namun tubuhnya seolah membatu, ia tidak siap menghadapi ibu dan tante chealse secara langsung, keadaannya sendiri juga masih shocked, Anita tampak menggigit bibirnya dengan kuat, berusaha keras menekan suara tangisnya....     

'Hei nita ... beraninya kau merasa kecewa pada Hans !! bercerminlah !, kau tidak usah berlagak sok suci bagai seorang korban yang teraniaya. karena pada dasarnya kau sama kotornya dengan suamimu ?, perbedaannya, kau lebih beruntung, karena aibmu bersama Chen masih ditutupi Tuhan dengan rapi.... sedangkan Hans selalu terekspose olehmu ! jadi sebaiknya introspeksi diri-lah sebelum bertindak !! pastikan dirimu bersih baru kau 'bebas' untuk menyalahkan suamimu !' Anita menghadapi pergolakan keras di dalam dirinya sendiri,     

Suasana tiba-tiba sunyi.... Anita buru-buru mengusap air mata yang membasahi wajahnya, dan berdiri dengan tegak, sambil mengatur nafasnya ia langsung merapikan baju dan riasan wajahnya, kemudian ia berjalan menuruni anak tangga dengan langkah tenang, entah mengapa tiba-tiba ia seolah punya kekuatan untuk menghadapi masalahnya itu,     

Saat ia sampai di lantai bawah, ia mendapati mobil mami sirena telah pergi meninggalkan rumah ibu, sementara ibu juga sudah masuk ke dalam kamar,     

Anita menemui ibu dikamarnya, ia melihat ibu tampak sedang berbaring dengan lesu diatas ranjang tidurnya, wajahnya tampak pucat dengan ekspresi seperti sedang terguncang, "Mah... are you okay ... what's matter ?"     

Anita duduk disamping ibu, dan langsung mengenggam tangannya yang terasa dingin,     

"Mamah baik-baik saja, kenapa kamu turun ?, apa kamu lapar ?, Oiya kamu pengen makan apa buat dinner ?", ibu seolah tersadar, sekarang waktu menunjukkan hampir jam tujuh malam, tentu saja ia harus mengarahkan para pelayan untuk menyiapkan makan malam untuk Anak dan menantunya itu, tidak setiap minggu mereka punya kesempatan menginap dirumahnya, jadi sudah seharusnya ia menjamu mereka dengan special,     

"Udah... mamah gak usah mikirin itu, nita masih kenyang kok, dan makan malam Bryan juga udah dihandle sama mbak fitri .... mamah istirahat saja yang tenang yah..."     

"Mamah beneran gak apa-apa kok sayang... mamah ingin kedapur sebentar, mau lihat apa mereka sudah selesai memasak menu makanan request mamah tadi siang...",     

"Mamah bandel ih..."     

"Hehehe.... mamah cuman mau mastiin aja bentar, mamah beneran gak apa-apa kok..."     

Anita bernafas lega, sepertinya kondisi ibu sekarang sudah rileks kembali     

"Mah.... sebenarnya nita sudah mendengar apa yang terjadi....", ucap Anita tenang,     

"Oh sayang, ... mamah mohon... apapun yang telah kau dengar, kau jangan salah paham dulu, i mean..., bukan magsud mamah membela Hans... tapi mamah sangat tahu bagaimana perasaan Hans pada sirena. mamah yakin pasti sirena telah melakukan sesuatu yang membuat Hans kehilangan kendalinya, karena sepengetahuan mamah, dalam keadaan normal Hans tidak mungkin akan menyentuh gadis itu, ..." ibu mencoba membela situasi Hans versinya, Anita tersenyum hampa, tidak tahu harus berbicara apa ...     

"Sayang... mamah tahu Hans melakukan kesalahan besar, tapi mamah benar-benar tidak ingin kehilanganmu... please nita.... jangan kau tinggalkan mamah ... mamah janji, mamah sendiri yang akan menghajar Hans sampai kapok kalau dia berani berselingkuh darimu... yahh..... " ucap mamah berapi-api, membujuk Anita dengan putus asa,     

"Mah... jangan bersikap seperti itu, siapa bilang nita akan pergi meninggalkan Hans ?, mamah jangan khawatir, semuanya baik-baik saja.... ",     

"Sayang... mamah tahu, kau tidak baik-baik saja, kau pasti sangat-sangat marah sekali khan... dan itu wajar..., kau tidak perlu menahannya.... mamah bisa mengerti perasaanmu .... marahlah sepuasnya ... pukul Hans, pukulah sepuasmu.... tapi.... tapi... setelah itu, mamah mohon maafkanlah dia...."     

Pertahanan Anita seakan runtuh, air matanya mengalir deras tanpa dapat ditahannya lagi, ibu mengenggam tangannya dengan erat,     

mereka saling bertatapan dengan berderai air mata, sambil terisak Anita berkata,     

".... mamah jangan berpikir terlalu berat, nanti tekanan darah mamah naik ... jika memang Hans telah berbuat seperti itu pada sirena, memang sudah seharusnya dia bertanggung jawab atas perbuatannya itu,.... Mamah tidak usah khawatir , ... biar nanti nita dan Hans yang akan mencari solusi terbaik dari masalah ini,... ",Anita segera mengusap air matanya dan memaksa ibu untuk berbaring istirahat,     

"....sekarang mamah istirahat dan tidur dulu yah... mamah harus tenang ... semua baik-baik saja... nita janji ... nita tidak akan marah pada Hans... ",     

Ibu tampak menganggukkan kepalanya mengerti, meskipun kecemasan masih tergambar jelas diwajahnya, tapi ia seakan ingin mengambil hati menantunya itu dengan menuruti perintahnya, Anita menghela nafasnya pelan...     

Anita tahu, jika magsud utama tante chealse mendatangi ibu tadi adalah untuk mendesak ibu agar menikahkan Hans dengan sirena, dan ia tampak berlapang dada meskipun puterinya itu bakal menyandang sebagai istri kedua Hans sekalipun,     

Anita menutup pintu kamar ibu dengan perlahan, ia lalu duduk menyendiri di sofa comfy dalam ruang keluarga,     

"Mommy... mom~... " tiba-tiba puteranya datang menghampirinya, Anita langsung menyambut dan mengendongnya dalam pelukannya,     

"Iya nak.... ada apa sayang ?.",     

"Mommy I want ice-cream....",     

"Hah... udah malam begini kok mau makan ice-cream, ntar batuk sayang... gak boleh...."     

Tapi Bryan berkeras, ia merengek dengan gaya lucunya, "But.... I want ice-cream Mommy huhuhu..."     

"Iya nih buk... adek aneh.... tiba-tiba mau makan ice-cream favoritenya kayak orang lagi ngidam aja.. padahal baru aja kepikiran.... ehh- kayak langsung minta dibeliin sekarang juga .. gak mau ditunda gitu ... " ujar mbak fitri menimpali,     

"Hahaha baiklah.... jadi anak Mommy lagi pengen banget makan ice-cream yah ?.. let's go ... kita beli ice-cream sekarang okay !"     

"Yeay !" sorak Bryan gembira, tanpa peduli pada mbak fitri yang ingin mengandeng tangannya, Bryan tampak langsung berlari kecil menuju ke garasi duluan, seolah sudah tahu, mereka akan keluar rumah menggunakan mobil mommynya,     

Anita tersenyum geli, melihat tingkah lucu puteranya itu bagai langsung mengalihkan dunianya yang kacau sekarang ini....     

Ia menatap arlojinya... waktu menunjukkan pukul delapan malam, sopir dirumah ibu pasti juga sedang beristirahat dikamarnya, akhirnya Anita memutuskan untuk menyetir mobilnya sendiri menuju kesana, menuruti permintaan putera kesayangannya itu membeli ice-cream favoritenya di toko bakery langganannya, ia yakin... itu tidak akan menjadi masalah besar... selama ia berhati-hati melajukan mobilnya,     

Sepanjang perjalanan Bryan tampak sangat happy, ia terus menyanyikan lagu favoritenya bersama mbak fitri, Anita tersenyum kecil, mencuri pandang melalui kaca spion didepannya...     

'Terima-kasih yaa Tuhan.... karena telah menitipkan anak yang pintar dan lucu seperti Bryan padaku.... semoga aku juga bisa menjaga titipan-MU satu lagi ini dengan baik,..' batinnya sambil diam-diam mengelus perut ratanya dengan lembut,     

Mereka akhirnya tiba ditoko bakery yang dituju, toko bakery itu berada dikawasan elite Jakarta selatan yang berderet dengan banyak kafe-kafe lainnya dalam satu deretan bangunan classic berbentuk ruko bertingkat lima yang ditata dengan esthetic, menyerupai kota kuno,     

Hiasan lampu classic dan kerlap kerlip lampu digital yang menghiasi setiap pohon semakin membuat suasana tempat ini begitu romantis, seolah seperti di Venezia,     

tidak heran jika tempat ini menjadi tempat nongkrong favorite para elite Jakarta,     

Setelah memarkir mobilnya, Anita mematikan mesin mobilnya... Bryan dan mbak fitri sudah keluar mobil duluan, tidak sabar untuk membeli ice-cream favoritenya itu, Anita lalu mengambil handbag disebelahnya dan mengenakan kaca mata hitamnya, sebelum mengunci mobilnya disana,     

Tapi belum beberapa langkah meninggalkan mobilnya, pandangan matanya tertuju pada sebuah mobil yang terparkir dua baris dari mobilnya. Anita tentu sangat mengenal mobil sports berwarna putih itu. karena selain warna dan merk mobilnya yang sama, plat mobil itu juga sama persis dengan mobil milik suaminya. jadi tidak mungkin ia salah mengenali mobil itu....     

Tapi pertanyaannya.... mengapa mobil itu sekarang berada disini ?,     

Anita mengerutkan keningnya, 'Bukannya seharusnya Hans sedang berada di Surabaya sekarang ?'     

'...., apa jangan-jangan pak Azka menggunakan mobil Hans untuk keperluan pribadinya ??'     

'Tapi mana mungkin .... pak Azka tidak mungkin berani melakukannya ?' batin Anita yakin,     

"Mom hurry.... hurry up...", desak Bryan dengan tidak sabar, saat melihat Mommynya tampak terbengong sendiri ditempat parkir,     

Anita tersadar dan langsung melangkah pergi menghampiri puteranya yang tampak sudah tidak sabar menunggunya didepan counter bakery ,     

Mbak fitri telah order ice-cream dan beberapa cake yang dipilih oleh Bryan.... Anita langsung memberikan sebuah kartu pada mbak fitri untuk digunakan sebagai pembayaran,     

"Apa Ibu tidak mau pesen sekalian ?",     

"Eh-hh Iya, boleh mbak.... tolong beliin Latte dan croissant cheese buat ibu yah.... mbak fitri juga boleh pesen apapun yah... terserah mbak fitri aja...", ucap Anita, dengan tatapan mata terus mengawasi pada mobil putih ditempat parkir didepannya sana....     

Anita merasa sangat penasaran, siapa gerangan orang yang berani menggunakan mobil suaminya itu malam-malam begini ketempat ini,     

dengan sabar, Anita terus menunggu siapapun yang akan keluar dari kafe elite sebelah, dan menuju kemobil putih didepannya itu, untuk mengetahui siapa sesungguhnya pengguna mobil mewah suaminya itu sekarang,     

Anita tidak akan marah dan berbuat apapun pada siapapun pelakunya , ia hanya ingin mengetahui yang sebenarnya, dan tentu saja akan mengambil tindakan yang diperlukan....     

Sambil menunggu, ia menikmati cake-nya sementara Bryan juga masih asik bermain di play kids toko bakery itu, setelah menghabiskan satu porsi ice-cream nya,     

Satu jam kemudian... Anita mulai merasa jenuh, pikirannya diliputi rasa was-was, bagaimana kalau pengguna mobil suaminya itu berada di kafe sebelah hingga pagi ?,....     

Tapi, baru saja pikiran itu terlintas, matanya tiba-tiba membola lebar, saat melihat sosok yang dilihatnya dari dinding pembatas kaca dalam toko tempatnya duduk saat ini,     

Ia melihat dengan jelas Hans tampak berjalan bergandengan tangan mesra dengan sosok wanita yang tampak juga tidak asing lagi dimatanya, sambil berjalan menuju mobil, Vanessa tampak memeluk lengan suaminya itu dengan erat, dengan kepala menyandar dibahu Hans....     

"Daddy.... daddy !!...." teriak Bryan polos, ia tampak exited melihat sosok daddynya dari balik dinding kaca itu, Anita sontak terbangun dari rasa shocknya, mbak fitri tampak berlari mengejar Bryan yang seolah tidak sabar untuk menemui daddynya itu ...     

"Dad !!.... Daddy !!",     

Hans langsung menengok pada sumber suara yang sangat dikenalnya itu, wajahnya tampak terkejut bukan kepalang, ia yang sedang membukakan pintu mobil untuk Vanessa, segera melepas ciumannya dengan secepat kilat,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.