Shadow of Love

What happens with you



What happens with you

0Bibik menyisir rambut panjang anita dengan lembut, lalu membubuhi kulit kepalanya dengan tonic rambut dan memijatnya pelan-pelan, "Lihat buk, rambut ibuk udah panjang banget, apa ibuk mau kalau saya merapikannya sedikit ?", tanya bibik lembut, sambil mengurai rambut indah Anita kebahunya, memperlihatkan betapa panjang rambutnya sekarang,     

Anita tidak meresponsenya, ia tetap dengan diamnya, terus menatap pada dinding kamar dengan tatapan kosong....     

Bibik tersenyum kecil, "Baiklah.... karena ibu sudah setuju, saya akan memotongnya sedikit yah...." bibik menjawab sendiri, memutuskan dengan instinctnya, ia lalu mengambil gunting rambut dalam kotak khusus-nya, dan mulai menggunting ujung rambut Anita dengan hati-hati ....     

"Selesai !! Wahh .... lihatlah.. ibuk sangat cantik sekali bukan... hmm bibik ternyata hebat juga yah jadi tukang salon ...?", bibik seolah terkesan pada hasil potongannya itu, dengan wajah bangga bibik memperlihatkan potongan rambut Anita yang baru dengan cermin bulatnya tepat didepan Anita, meskipun tidak tampak perbedaannya 'before and after' tapi dimata bibik ini adalah masterpiece-nya yang luar biasa, dan Anita tetap membisu,     

"Sekarang bibik mau mulai perawatan kulit yah .... biar kulit ibuk tetap cantik terawat....",     

Tanpa menunggu jawabban Anita, bibik langsung mengoles lotion pada tangan dan kaki Anita, agar kulit Anita tetap lembab, setelah itu bibik memulas wajah anita dengan make up favoritenya dari Brand kosmetic terkenal dunia, bibik juga mengoles lip balm pada bibir indah Anita agar bibirnya tidak kering dan pecah-pecah, kemudian sebagai sentuhan terakhir, bibik menyemprot seluruh tubuh Anita dengan parfum favorite miliknya, persis seperti yang sering bibik lihat dilakukan Anita setelah rutinitas mandinya,     

"Wahh... sempurna....",     

"Sekarang waktunya minum obat yah.... Ayok ibuk buka mulutnya... Aaa~", Karena Anita tidak meresponnya, bibik terpaksa menekan kedua pipi Anita agar ia mau membuka mulutnya, dan bibik dengan sigap memasukkan beberapa butir obat depresi yang telah disiapkan sebelumnya diatas meja, yang harus dikomsumsi Anita secara rutin setiap pagi, bibik lalu memberinya Air putih dan menutup mulut Anita, bersamaan itu ia mendorong kepala Anita kebawah, dan reflects Anita menelan obat itu seluruhnya,     

Setelah memastikan Anita menelan obatnya, bibik tersenyum kecil, "Hari ini kita akan jalan-jalan keluar, kita akan berbelanja ke swalayan... kita beli buah-buahan kesukaan ibuk yukk....",     

Anita tetap duduk mematung ditempatnya, ia terlihat sangat patuh pada semua perlakuan bibik padanya, ia menuruti semua instruksi bibik tanpa perlawanan.     

Bibik mengandeng tangan anita untuk keluar dari kamarnya, mereka berjalan melalui pintu samping yang strategies yang langsung membawa mereka kearah garasi, bibik terus menuntun tangan Anita dengan lembut, untuk menuntunnya masuk kedalam mobil yang telah menunggu mereka disana sejak tadi,     

Melihat kedatangan Anita, pak Azka langsung menganggukkan kepalanya sekali dan memberi salam seperti biasanya, Pak Azka tampak sudah stand by dikursi kemudi, siap mengantar Anita dan bibik pergi ke swalayan untuk berbelanja sambil berjalan-jalan,     

Anita reflects menyipitkan matanya, kala silau cahaya matahari tanpa sengaja menerpa wajah cantiknya, bibik melihatnya, dengan sigap ia langsung menadahkan tas kecil milik Anita, untuk menghalangi sinar menyilaukan itu menerpa penglihatan anita,     

Bibik menutup tirai pada jendela mobil, dan langsung membantu memasang seatbelt pada tubuh Anita, "Buk... mobilnya akan segera berjalan, ... kita berangkat ke swalayan sekarang yah... ", ucap bibik sopan, memberitahu Anita bahwa pak Azka akan segera menjalankan mobilnya,     

Anita tampak tetap dengan diamnya, menatap kearah depan dengan tatapan kosongnya, seolah yang tertinggal padanya kini hanya raganya saja, sementara jiwanya telah pergi entah kemana..     

Bibik menghela nafas panjang, matanya terlihat berkaca-kaca, terus memandang wajah sayu wanita rapuh disampingnya dengan pilu, air matanya tiba-tiba jatuh, tapi, dengan sigap ia langsung menghapusnya, bibik tampak kembali tersadar dengan posisinya, ia tidak boleh lemah, bibik segera memasang wajah tegasnya lagi, meskipun jauh dilubuk hatinya, ia merasakan sakit yang teramat perih, melihat keluarga majikan yang begitu disayanginya itu kini jauh dari kata bahagia....     

Anita sudah bagai boneka hidup yang nyaris tanpa emosi, yang kini bahkan tidak bereaksi pada sekelilingnya lagi,     

Hari demi hari depresi yang diderita Anita kian bertambah parah, jika pada awalnya Anita akan mengamuk ketika melihat Hans, sekarang sudah jauh berubah, seminggu yang lalu saat mereka tidak sengaja berpapasan diruang tamu, Anita tampak cuek saat berpapasan dengan Hans, ia tidak bereaksi sama sekali, Anita bersikap seolah ia tidak pernah mengenal suaminya itu.     

Dokter mengatakan, jika itu adalah suatu kemunduran psikologis yang significant, dan Anita harus mengikuti therapy ketat untuk mempercepat penyembuhannya, ....     

.     

.     

.     

Bibik selesai membawa Anita berjalan-jalan di swalayan, bibik membeli ber-aneka buah-buahan segar, yogurt, susu, juga berbagai bahan makanan kesukaan Anita dan Hans...     

Bibik meletakkan tangan Anita untuk memegang bajunya, agar Anita tidak terpisah darinya....     

Anita tampak begitu patuh, ia mengikuti kemanapun bibik membawanya pergi....     

Di luar swalayan, tiba-tiba turun hujan ....     

"Buk.... ibuk tunggu disini sebentar yah, pak Azka akan segera menjemput kita disini.... bibik mau kedalam sebentar, ambil payung diloker, tadi bibik kelupaan meninggalkannya di sana... sebentar aja yah..... ibuk tidak boleh kemana-mana yahh... tetap disini.... tungguin bibik yah.... bibik akan segera kembali kok yaah...."     

Tanpa menunggu jawabban Anita, bibik langsung mendudukkan Anita pada kursi duduk yang kebetulan kosong dan terletak didepan sebuah café didepan swalayan itu,     

Bibik kemudian berlari kecil masuk kembali ke dalam swalayan, meninggalkan anita bersama dengan satu stroller barang-barang belanjaan yang barusan mereka beli tadi,     

Bibik masuk kembali kedalam untuk mengambil payungnya yang tertinggal diloker,     

Anita masih dengan diamnya, ia menatap hujan lebat didepannya dengan tatapan kosong seperti biasanya. ia mengulurkan satu tangannya kedepan, seperti sedang berusaha menggapai air hujan yang menetes ketanah....     

Tapi ia tidak dapat menjangkaunya.... karena ia duduk di tempat yang terlindungi dari hujan.....     

Anita lalu berdiri dan berjalan pelan menuju kearah hujan, senyum tipis mengembang disudut bibirnya, Anita tampak menadah hujan dengan kedua tangannya dan senyumnya berubah riang ketika ia dapat menangkap air hujan ditangannya, merasakan sensasi air dingin yang membasahi baju dan tubuhnya .... dan tanpa disadari ia terus berjalan menyusuri trotoar jalan.....     

Hatinya seperti sedang menari dalam hujan.... merasakan damai saat air hujan menerpa tubuhnya tidak beraturan.... Anita mendengakkan kepalanya keatas .. ia tampak menyukainya... menikmati setiap sentuhan air hujan yang menerpa wajahnya...     

"Heiiii nitt ....."teriakkan seorang lelaki memanggil namanya.....     

Anita tampak tidak memperdulikkan panggilan itu.... Anita bahkan tidak menoleh sedikitpun....     

Ia tampak tetap asik bermain dengan air hujan.....     

Chen mengerutkan keningnya, merasa tidak yakin saat Anita sama sekali tidak menengok saat ia memanggil namanya, Chen berpikir.... jangan-jangan ia salah mengenali orang....     

Chen menyuruh sopirnya untuk menghentikan mobil, ia lalu mengambil payung yang diberikan sopirnya, dan keluar dari mobilnya untuk melihat lebih dekat,     

"Heiii..... Apa yang kau lakukan disini .... kamu bisa sakit kalau hujan-hujanan begini." ucap Chen menyapa, ia langsung memayungi Anita dengan payung hitamnya, sambil menatap pada Anita dengan wajah khawatir,     

Hari ini ia kebetulan ada meeting di gedung disekitar kawasan ini....     

Chen sedang menatap kearah tepi jalan, saat tanpa sengaja ia melihat sosok wanita yang sangat dikenalnya tampak berhujan-hujanan ditrotoar jalan.....     

Chen sebenarnya merasa tidak yakin.. .. bahwa wanita yang dilihatnya itu adalah Anita, ia mungkin hanya berkhayal saja seperti biasanya.....     

Namun saat ia melihat sosok itu tetap berdiri disana... meski mobilnya telah berlalu... ia langsung menyuruh sopirnya untuk mundur kebelakang.... melihat wanita itu sekali lagi...     

Dan memang benar adanya.... bahwa wanita yang dilihatnya itu adalah benar-benar Anita...     

Chen berusaha menyembunyikan rasa gembiranya, ia tahu... Anita tidak suka jika ia memperlakukannya berlebihan....     

"Ayok aku antar kamu pulang kerumah yah ... memang susah untuk mendapatkan taxi ditempat ini.... bajumu sudah basah begitu, nanti kamu bisa sakit...."ucap Chen tenang, sambil terus memayunginya, Chen langsung menggiring tubuh anita untuk masuk kedalam mobil,     

Anita tidak menolaknya, ia masuk kedalam mobil Chen dengan patuh..     

"Kemana aku harus mengantarmu ?",     

Chen menoleh kesamping, Anita tidak menjawab sepatah katapun....     

"Hmm.... Aku tahu kau tidak suka padaku... tapi biasa saja kalik.... toh aku juga gak akan memakanmu....",     

Anita tetap mematung ditempatnya.....     

"Heii.... what happen with you ?, apa kau masih marah karena kata-kataku tempo hari ??... come on... kau tahu, aku hanya bercanda doank ... bagaimana mungkin aku menyebar video bugilku sendiri khan... ?",     

Anita tetap membisu, tatapan matanya terus melihat kosong kearah depan, seolah sedang sibuk dengan dunianya sendiri....     

Chen menatap Anita dengan lekat, tiba-tiba hatinya berdesir hebat, saat memperhatikan wajah Anita lebih dekat, ia tahu, ada sesuatu yang salah pada Anita, ia dapat merasakan jika wanita yang berada disampingnya kini sangat berbeda dengan anita yang dikenalnya selama ini.     

Dengan hati-hati Chen memberanikan diri memegang bahu Anita,     

Anita tampak tetap dengan diamnya,.. menatap kearah depan dengan tatapan kosong....     

Chen merasa penasaran.... ia lalu memberanikan diri meraih dagu Anita dan membuatnya menatap padanya.....     

Anehnya, Anita menurutinya... ia tidak mengatakan apapun, dan tidak melawannya sedikitpun...     

"Katakan padaku, .. what happens with you nit.... apa yang sebenarnya terjadi padamu....?", ucap Chen terbata-bata, dengan suara parau, tiba-tiba air matanya jatuh, hatinya mendadak terasa perih, dan tanpa dapat ditahannya lagi ia memeluk tubuh basah Anita dengan begitu erat ...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.