Shadow of Love

Kau pasti kedinginan



Kau pasti kedinginan

0"Excuse me sir.... jadi, kita akan mengantar wanita ini kemana ?",     

"W-What.....", Chen langsung menatap kearah sopir itu dengan garang, merasa terkejut dengan cara sopirnya itu memanggil Anita, Chen mendengus keras dan menjawab pertanyaan sopirnya dengan nada tegas, "Bawa mobilnya pulang sekarang !",     

"B-Baik tuan....", Merasakan aura bossnya yang tiba-tiba berubah menjadi sadis, sopir itu langsung bergidik, ia menelan ludahnya dengan gugup, dan menatap jalanan didepannya dengan fokus, ia tidak berani untuk mencuri pandang kearah belakangnya sedikitpun, ia semakin mengeratkan tangannya memegang setir kemudi itu dengan erat,     

Namun wajah Chen seketika melembut, saat menatap Anita yang duduk mematung disampingnya, "Kau seharusnya berlindung dihalte dulu tadi, .... hujan-hujan begini memang susah untuk dapat taksi.... kau ini selalu ceroboh sekali...", protest Chen, sambil melepaskan jas hitam miliknya dan langsung menyampirkan pada bahu lemah Anita, untuk melindungi sementara dari rasa dingin, Chen lalu mengambil beberapa lembar tissue pada kotak tissue didepannya dan mengelap wajah Anita yang tampak basah akibat terguyur hujan dengan hati-hati....     

.... tatapan mata mereka bertemu.... Chen terpaku ditempatnya, tangannya seolah menjadi tidak dapat digerakkan. "M-Maafkan aku, aku bukan bermagsud tidak sopan....wajahmu basah...", ucapnya terbata-bata, membela diri,     

Anita tidak menggubrisnya, dan langsung mengalihkan pandangannya kedepan....     

Sambil tersenyum awkward, Chen langsung berhenti mengelap wajah Anita dan duduk di posisinya semula,     

Chen meraih ponselnya, dan terlihat menelfon seseorang, "Paman Wang, suruh David untuk menghubungiku sekarang, ada hal yang ingin aku tanyakan padanya ",     

Paman Wang yang sedang bersiap menyambut kedatangannya dirumah merasa sedikit bingung, "Em-mm Excuse me sir, tapi bukannya anda sendiri yang meminta David agar tidak membuntuti nona Nita lagi ?, kita sudah memutuskan kerjasama dengannya sejak tiga bulan yang lalu, dan saya sudah berhenti mengirim fee, jadi kemungkinan dia juga tidak mengetahui informasi terbaru tentang nona Nita sejak itu tuan ....",     

David adalah informan yang dipekerjakan oleh Paman Wang khusus untuk memberikan informasi tentang Anita selama ini. namun ia sudah tidak melakukan pekerjaannya membuntuti Anita sejak tiga bulan yang lalu, saat Paman Wang menghentikan menyewa jasanya atas perintah dari Chen,     

Saat berada di London tiga bulan yang lalu, adalah saat terakhir Chen berkomunikasi dengan Anita, saat itu Anita mengungkapkan jika ia sedang fokus mengurus rumah tangganya, dan meminta Chen untuk melepaskannya. setelah pembicaraan telfon itu Anita seolah committed untuk tidak mengangkat telfon atau membaca message darinya lagi.     

Pada awalnya Chen merasa sangat kesal dan sempat mengancamnya atas aksi sepihak Anita itu, namun setelah dipikir-pikir lagi, Chen akhirnya dapat memahami situasi Anita itu, dan berpikir mungkin keputusan ini yang terbaik untuk mereka berdua. sudah saatnya untuknya benar-benar 'move on' dari cinta sepihaknya itu.     

Dengan sekuat tenaga, setiap hari Chen berusaha keras menahan rasa rindu yang menghimpit hatinya, dan menghentikan segala aksinya untuk mengetahui tentang apapun yang terjadi pada Anita, ia sengaja menenggelamkan diri dalam kesibukan pekerjaannya dan tidak memberi peluang untuk memikirkan hal lain selain bisnisnya.     

Chen baru saja memikirkan tentang Anita lagi, tatkala ia harus kembali ke Jakarta dalam rangka meninjau beberapa proyek miliknya dijakarta, dan saat hujan turun and feeling blue, tiba-tiba tanpa sengaja ia melihat sosok wanita pujaannya itu tampak berhujan-hujanan ditepi jalan,     

Suatu kebetulan yang membuatnya mengharu biru...     

"Kau berisik sekali !!.... kau hubungi saja dia untuk menelfonku.... biar aku sendiri yang bertanya padanya paham !!", ucap Chen dengan gusar,     

"B-Baik tuan.... saya mengerti....",     

Saat mobil itu telah masuk kedalam garasi, Chen langsung meraih tangan Anita dan menariknya lembut untuk ikut keluar mobil bersamanya, tapi langkahnya tiba-tiba berhenti didepan pintu, sambil menatap kebelakang sejenak, melihat kearah sopir yang membawa mobilnya dengan wajah serius, "Kau minta gaji terakhir beserta kompensasinya pada bagian management rumah, dan mulai besok, aku tidak ingin melihatmu bekerja lagi disini...",     

Sopir itu tampak terkejut setengah mati. dengan wajah memucat ia langsung menjatuhkan kedua lututnya dilantai,     

"T-Tuan.....M-Maafkan saya tuan.. saya benar-benar tidak bermagsud menyiggung anda.... saya minta maaf.... saya berjanji tidak akan bersikap lancang lagi...", seru sopir itu menghiba, berusaha meminta maaf, ia tahu kesalahannya, sepertinya Chen tidak dapat memaafkan sikap tidak sopannya pada Anita, Chen seolah terlanjur murka, baginya, menghina Anita sama seperti sedang menghina dirinya.     

Dan tidak ada kata maaf untuk itu...     

"Urus dia !", ucap Chen kesal. tanpa ampun, memberi perintah pada Paman Wang dengan tegas, dan Paman Wang tampak langsung mengerti, ia langsung mengkode dua orang bodyguard berbadan tegap dan berpakaian setelan jas rapi disampingnya untuk segera bertindak, dengan satu lambaian tangan, kedua lelaki tegap itu langsung menganggukkan kepalanya mengerti, mereka lalu berjalan mendekati sopir itu dan mengapit kedua lengannya untuk membawanya keluar dari garasi,     

.     

.     

"Nitt.... jangan kau ambil hati kata-kata sopirku tadi yah... aku sudah mengurusnya... em-m aku akan pergi.... kau bisa mandi dan mengganti bajumu disini...." ucap Chen sabar, sambil mengulurkan kaos putih miliknya pada Anita.     

Tetapi Anita tetap dengan diamnya, ia tidak merespon ucapan Chen sedikitpun, Anita tampak tetap duduk pada posisi yang diberikan Chen padanya itu tanpa emosi....     

Chen menunggu reaksi Anita dengan sabar....     

Beberapa detik berlalu....     

Namun Anita tidak berkata sepatah katapun, ia terus terdiam dan duduk ditempatnya dengan tenang... padahal Chen ingin Anita segera mandi dan mengganti bajunya yang kini tampak basah kuyup, Chen takut jika terus begini Anita bisa sakit karena kedinginan...     

"Nitt.... ??",     

Chen tidak dapat mempertahankan ketenangan lagi, ia memandangi anita dengan perasaan campur aduk, dan tampak mulai merasa frustasi pada sikap skeptis Anita itu.     

"Nitt .. please.... ada apa denganmu.... apa yang sebenarnya terjadi padamu ?.." tanya Chen putus asa, ia langsung menekuk lututnya dilantai, duduk bersimpuh didepan Anita, untuk menarik perhatian Anita agar mau berbicara padanya,     

Namun, Anita tetap tidak meresponsenya...,     

Chen menatap sorot mata wanita dihadapannya itu dengan dalam.... dan saat ia melihat tatapan kosong Anita yang tak bertepi... membuatnya tiba-tiba merasa yakin, bahwa Anita memang sedang tidak baik-baik saja....     

Chen seolah ingin menyelam kedalam hati wanita dihadapannya itu, ingin mengetahui apa yang sedang dideritanya... ingin merasakan juga sakitnya itu....     

Chen seolah merasa tidak berdaya, dan tiba-tiba air matanya jatuh, Chen bersimpuh dan mencium kedua tangan Anita dengan kuat, hatinya terasa robek tak terbayangkan. "Nit... tell me what happens with you... please... aku janji ... aku akan membantumu meringankan sakitmu itu... percayalah padaku nit... please... bicaralah...", ucap Chen pilu, sambil mendengakkan wajahnya keatas, menatap Anita dengan putus asa...     

Tapi, Chen tiba-tiba merasakan tubuh Anita seperti mengiggil, Chen buru-buru mengusap air matanya dengan kasar, "Kau pasti kedinginan yah... Ayok aku bawa kamu ke kamar mandi sekarang.... kau harus segera mengganti bajumu...." dan Chen langsung membimbing Anita untuk masuk menuju kekamar mandi miliknya,     

Chen mengisi bathtub dengan air hangat hingga penuh, ia menenggelamkan separuh tangannya kedalam, untuk memastikan bahwa air dalam bathtub itu mempunyai temperature air yang pas untuk berendam Anita.     

Chen lalu menatap wajah anita dengan ragu, "Nitt .... Maafkan aku... tapi biarkan aku membantu membersihkan badanmu .... kamu harus segera mandi dan ganti baju, atau kau bisa sakit nanti yah....?"     

Chen terdiam sejenak, menunggu reaksi Anita selanjutnya,...     

namun Anita tetap tidak bereaksi sama sekali. ia tampak terus menatap kearah dinding kamar mandi dengan tatapan kosongnya..     

Dengan tangan gemetar Chen menyentuh ujung hoodie yang dikenakan Anita, saat tangannya tidak sengaja menyentuh perut Anita, Jantung Chen serasa ingin meloncat dari tempatnya, Chen terus berada di posisinya dengan sikap tegang, menanti reaksi Anita selanjutnya, ia yakin dalam keadaan normal, Anita pasti akan memukul kepalanya dengan keras atas aksi tidak sopannya ini....     

Sekian detik lamanya Chen akhirnya membuka matanya kembali... ia menghela nafasnya panjang dan kembali memberanikan diri melepas pakaian ditubuh anita satu persatu,     

ia sungguh tidak bermagsud kurang ajar, tapi ia harus bertindak cepat, agar Anita tidak sakit, Chen telah belajar dari pengalamannya kala itu, dan berjanji pada dirinya sendiri, akan memperlakukan Anita penuh respects meskipun jika ia kelak akan bertemu kembali dengannya dalam keadaan mabuk berat sekalipun... ia tidak akan memanfaatkan kelemahan itu menjadi momentum untuknya, karena Chen akhirnya menyadari, bahwa cinta tidak tumbuh karena sebuah hubungan fisik, jadi meskipun ia telah memiliki tubuh Anita, nyatanya ia tetap tidak dapat memiliki cintanya...     

Dalam keadaan normal, saat ini tentu Anita akan langsung menamparnya ... saat mendapati Chen menelanjanginya begini..     

Tubuh molek Anita bertelanjang utuh didepannya, tanpa sehelai benangpun menempel ditubuhnya...     

Chen terpana, ia menelan ludahnya dengan berat, terus menatap kearah Anita tak berkedip, seolah tidak berdaya selain terus mengaggumi pemandangan indah impiannya terpampang nyata didepannya....     

Tangan Anita mengiggil... seketika membuat Chen terbangun dari imajinasi liarnya, Chen menampar pipinya sendiri dan buru-buru menghapus segala angannya pada tubuh molek wanita dihadapannya itu,     

dengan hati-hati ia lalu membimbing anita untuk masuk kedalam bathtub, dengan sabar Chen menapakkan satu persatu kaki Anita agar masuk kedalam bathtub, ia lalu menekan bahu Anita dan mendudukkannya disana, lalu mulai membantu memandikan anita,     

Air mata Chen kembali jatuh, ketika menatap Anita yang tampak begitu pasrah dengan semua perlakuannya padanya,'Oh my God... what actually happened ....' gumamnya sambil menghapus air matanya pada bahunya sendiri, sementara kedua tangannya tetap memijit lembut rambut kepala Anita lembut.     

Anita tampak merasa nyaman, ia memejamkan matanya dengan tenang, seolah ia merasa nyaman pada perlakuan Chen padanya, hingga ia tampak terkantuk, lehernya beberapa kali menekuk kebawah, seperti ingin tertidur... beruntung dengan sigap Chen langsung menangkap sisi kepala anita, saat tanpa sadar Anita ingin menjatuhkan kepalanya kesamping, jadi kepalanya tidak membentur sisi bathtub, tatkala Anita seolah tidak bisa lagi menahan rasa kantuknya...     

Chen mempercepat gerakannya, ia segera membilas rambut panjang anita dengan air hangat secepatnya, "Hei kau tidak boleh tidur disini.... ayok bangun, aku akan membantu mengeringkan tubuhmu sekarang....", ujar Chen, memprotes aksi Anita itu dengan suara lembut,     

Dengan malas Anita tampak membuka matanya, Chen buru-buru menarik tangan Anita agar berdiri, Anita tampak patuh dan keluar dari bathtub dengan hati-hati, Chen segera membantunya mengenakan jubah mandi berbahan handuk yang lembut itu pada tubuh Anita, lalu menggiringnya keluar dari kamar mandi,     

Anita tampak tertidur dengan nyaman saat Chen masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, Chen tersenyum kecil melihatnya, ia terus meraih helaian rambut Anita, melanjutkan mengeringkan setiap sisi rambut Anita itu agar ia tidak merasa pusing saat terbangun dari tidurnya nanti,..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.