Shadow of Love

Membawa pulang bersamanya



Membawa pulang bersamanya

0Seorang gadis muda dengan paras menawan tampak duduk diatas kereta kuda, meskipun ia sedang tidak melakukan apapun disana, namun gadis itu terlihat bagai sedang berpose sangat elegant untuk sebuah pemotretan professional, dan saat gadis itu tiba-tiba tersenyum cerah, wajahnya semakin terlihat indah, ia tampak bagai sebuah lukisan yang tanpa cela, yang begitu sempurna, "Nita ..... lihat kesini dong .. say cheese... " seru Chen bersemanggat, memanggil anita untuk melihat kearahnya, Chen ingin mengabadikan moment Anita duduk diatas kereta kuda itu dengan camera digitalnya,     

Tapi Anita tampak tidak peduli pada teriakkan Chen itu, ia seolah tetap asik dengan dunianya, terus menatap kearah dua ekor kuda putih yang kini terikat menyatu dengan keretanya,     

Anita tiba-tiba tersenyum ceria, saat melihat kuda itu membuka mulutnya dengan lebar dan seolah menoleh kebelakang untuk melihatnya,     

Dengan senyum mengembang diwajahnya, Anita benar-benar tampak semakin menawan, ia tampak bagai princess dari kerajaan antah berantah, ia terlihat mahal dalam balutan gown hitam berbahan beludru lembut, model gown yang berbentuk kemben, tampak mengekspose belahan dadanya yang mulus, menampilkan sisi femininenya,     

Tak salah jika fashion stylish mahal yang dipilih Chen, begitu mengerti bagaimana memilih gown yang cocok untuk Anita, dan mendadaninya dengan sempurna, agar Anita terlihat memukau pada setiap photo yang akan diabadikan oleh Chen,     

Tapi, karena Chen tidak ingin Anita terlihat terbuka, fashion stylish itu juga telah menyiapkan sebuah mantel hangat yang tebal berwarna abu-abu untuk menghangatkan tubuh Anita dari cuaca dingin kota Krakow,     

dan seolah menjadi pemandangan yang tidak dapat dihindari, ketika penampilan sempurna Anita itu nyatanya berhasil membuat semua pasang mata tampak menatap kearah Anita tak berkedip, para perjalan kaki yang sedang berjalan ditepi trotoar itu seolah tidak mampu untuk memalingkan pandangannya dari keindahan gadis yang duduk diatas kereta kuda itu,     

Chen melihatnya, dan ia merasa tidak senang, karena ia sengaja mendadani Anita demikian cantik bukan untuk dikagumi orang lain, tujuannya tidak lain ingin melihat Anita tampil sempurna pada setiap foto liburan mereka, demi memgumpulkan memori indah dengannya sebanyak-banyaknya, dan tentu saja jika ia bisa memilih, ia akan menikmati kecantikan Anitanya itu sendirian, ia tidak sudi berbagi dengan lelaki manapun didunia ini,     

Wajah Chen seketika berubah kesal, saat melihat ulah orang-orang yang tak kunjung melepaskan pandangannya pada wanitanya itu, dengan sigap, ia lalu naik keatas kereta kuda dan langsung duduk disamping Anita,     

Anita tidak menoleh sama sekali, ia terlihat tetap asik menatap kedua kuda putih didepannya,     

Saat Chen tiba-tiba meraih satu tangannya dan mengecupnya mesra, Anita tampak menoleh sejenak, ia tersenyum kecil, dan membiarkan Chen melakukannya...     

Para lelaki yang semula terus menatap Anita penuh kekaguman, tiba-tiba bagai tersedak dan tak berkutik, mereka seolah langsung merasa kesal berjamaah, Chen seolah telah merebut kesenangan mereka dengan paksa, dengan membuat scene memuakkan yang sengaja pamer kemesraan didepan jiwa-jiwa jomblo mereka yang menyedihkan....     

Chen tersenyum puas, menikmati tatapan kebencian yang menghujamnya, "Kau menyukai mereka ?", Chen mengikuti arah pandangan Anita, ia ikut melihat kearah dua kuda putih yang sedang dikagumi Anita didepannya itu,     

Anita sontak menganggukkan kepalanya dengan mantap, sambil menatap Chen penuh pengharapan, "Hmm tapi sayang... kau tidak boleh memilikinya...", ujar Chen menggantung,     

Seketika wajah Anita berubah murung, dan kembali menatap kearah kuda-kuda itu dengan tatapan hopeless, "Tapi aku bisa mempertimbangkannya jika ....",     

Bagai disambar petir, secepat kilat Anita kembali menatap kearah Chen penuh semanggat, pancaran matanya bersinar cerah bagai matahari dipagi hari, Chen auto menahan tawa gelinya, ingin rasanya ia menelan wajah polos dihadapannya itu dalam sekali telan saking gemasnya, "Baiklah, jika kau benar-benar ingin memilikinya.... aku akan membawa mereka pulang bersama kita, tapi dengan tiga syarat....",     

Anita menunggu ucapan Chen selanjutnya dengan tidak sabar, "Yang pertama kau harus patuh pada setiap treatment doktermu," Anita tampak langsung menganggukkan kepalanya tanpa ragu, menyanggupi syarat pertama Chen itu dengan mantap, Chen menggigit bibir bawahnya sendiri, merasa tidak berdaya dengan kepolosan wajah gadis lugu dihadapannya itu, Anita memegangi jari Chen dengan erat, seolah tidak sabar mendengar syarat keduanya "Em-mm yang kedua, kau harus minum obatmu secara teratur, gak boleh rewel dan pake nangis !",     

Anita tampak berpikir sejenak, sebelum menganggukkan kepalanya setuju, "Benar yahh... minum obatnya gak pake acara nangis-nangis segala yah... gak boleh bohong loh... ", Anita tampak menganggukkan kepalanya mengerti,     

"Okay deal yah !!....", Chen lalu mengambil tali pengendali kuda, bersiap untuk pergi membawa kereta kudanya melanjutkan berjalan-jalan menyusuri kota,     

Tapi Anita langsung menahannya, ia memegangi jari-jari Chen dengan kuat, sambil menatapnya penuh harap, "Ohh iya... masih ada satu syarat lagi yah...?",     

Anita menganggukkan kepalanya membenarkan,"Apa yah... ", Chen memutar bola matanya keatas, memikirkan syarat selanjutnya, "Oiya... aku ingat, syarat ketiganya... kamu harus patuh, gak boleh keliling hotel sendirian lagi tanpaku... okay ! itu berbahaya, mengerti !!, " Anita langsung menganggukkan kepalanya setuju, "Kalau begitu kita deal, aku akan mengurusnya, dan menyiapkan kepulangan kuda-kuda itu bersama kita nanti... bagaimana ?", Anita menganggukkan kepalanya setuju, ia tampak tertawa bahagia, dan langsung menghambur memeluk tubuh Chen dengan erat, Chen tampak tersipu malu, 'Huh gadis ini, benar-benar tidak tahu malu... bagaimana mungkin ia memelukku begini dihadapan banyak orang...' batin Chen penuh rasa bangga,     

Satu tahun berlalu sudah....     

Dengan kekuasaan dan uang yang dimilikinya, Chen sengaja membawa Anita pergi bersamanya, untuk merawatnya sendiri, dan ia telah menemui dan membawa Anita berobat pada dokter specialist mental health terbaik di seluruh America, dan Singapore, merawat Anita dengan penuh kesabaran, untuk mendapatkan kesembuhannya kembali,     

Dan setelah melalui treatment pengobatan yang panjang dan melelahkan, nyatanya Anita kini telah mengalami banyak kemajuan, Anita kini mulai bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik, ia akan tersenyum cerah saat menyukai sesuatu dan sebaliknya, wajahnya akan menjadi cemberut jika dia tidak menyukainya,     

Selain itu, Anita kini juga telah mampu melakukan kebutuhan sehari-harinya sendiri, ia dapat makan, minum obat secara mandiri, juga dapat melakukan aktivitas fisik berenang yang merupakan kegiatan olah raga yang paling disukainya secara mandiri,     

Juga, Anita kini sudah dapat memenuhi kebutuhan personal hygienenya sendiri seperti mandi, sikat gigi, dan mengenakan pakaiannya dengan benar, tanpa perlu bantuan dari caregiver-nya lagi,     

Dan saat ini, Chen sedang membawa Anita untuk berlibur keliling Poland bersamanya,     

Chen seolah tidak ingin menyia-nyiakan waktu berharganya bersama Anita, ia ingin membuat memory indah sebanyak-banyaknya, mengukir namanya dalam hati kosong Anita kini, agar saat ia mendapatkan ingatannya nanti, Anita akan mempertimbangkan hatinya, dan berharap ia akan tetap memilih untuk bersamanya....     

Chen tahu, ia bukanlah siapa-siapa dibandingkan Hans dihati Anita,     

Hans telah hadir dan mengisi hati Anita, jauh sebelum ia mengenalnya... dan tentu mereka juga telah membuat beribu kenangan bahagia yang tak mungkin terlupakan...     

Chen sangat berharap, ketika Anita sudah dapat menginggat jati dirinya nanti, setidaknya Anita tidak akan mencampakkannya seperti sebelumnya....     

Menginggat itu, tiba-tiba Chen merasa pilu, hatinya terasa sakit bagai terhimpit sesuatu yang berat, hingga membuatnya sesak bernafas, "Nitt.... maukah kau berjanji padaku... berjanjilah padaku.. kau tidak akan pernah meninggalkanku.... please...", ucap Chen kalut, sambil memeluk tubuh Anita yang berada disampingnya dengan erat,     

Chen dapat merasakan, anggukan kepala Anita dibahunya, seolah menyanggupi keinginan Chen itu tanpa ragu sedikitpun, Chen segera melepaskan pelukannya, ia memegangi kedua lengan Anita dan menjauhkan tubuhnya darinya, untuk menatap Anita dengan lekat, "Ingat janji adalah hutang okay !!, dan karena kau telah berjanji sekarang, kelak kau harus menepatinya.... apapun yang terjadi, kau tidak boleh mengingkarinya, okay !",     

Anita kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap,     

Meskipun Chen tahu, bahwa ini hanyalah sebuah kiasan belaka, yang akan dilupakan Anita dalam memory pendeknya kini, tetap saja, moment ini membuat Chen terharu, ia lalu mencium kepala Anita dengan lembut, " Baiklah, aku percaya padamu !, dan mulai sekarang, kuserahkan hidupku padamu, jadi kau harus bertanggung jawab jika terjadi apa-apa padaku okay...",     

Anita menganggukkan kepalanya, ia setuju, menyanggupi setiap ucapan Chen dengan seluruh hatinya,     

Mereka kemudian saling bertatapan dan saling melempar senyum bahagia ....     

Seolah kini telah menjadi rutinitas Chen dalam setahun ini, ia akan menyempatkan satu minggu waktunya dalam satu bulan untuk membawa Anita pergi berlibur bersamanya, mengajaknya berkeliling dunia, mengunjungi tempat-tempat indah yang tak terlupakan,     

Chen telah membawa Anita pergi melihat hinggar binggar di Empire State Building New York, ia juga membawa Anita melihat keindahan Basilica de la Sagrada Familia di Barcelona, mengunjungi tempat bersejarah para gladiator bertempur di Colosseum Roma, hingga menyelam dalam keindahan bawah laut Maldives,     

Dan liburan bulan lalu, Chen sengaja arranged makan malam romantis di restaurant elite di ketinggian eiffel tower Paris,     

Saat ini, mereka sedang menikmati liburan berkeliling Poland. Chen ingin mengajak Anita melihat indahnya pegunungan di malopolska, setelah seharian kemarin mereka berwisata menikmati keindahan kota kuno Warsaw , kini mereka telah tiba di kota tujuan selanjutnya yaitu Krakow.     

Chen membawa anita berkeliling menikmati keindahan kota tua Krakow yang esthetics dengan menggunakan kereta kuda, juga menikmati kuliner dan melihat ke museum seni yang menakjubkan disana,     

Selama perjalanan, Chen selalu memastikan bahwa Anita mendapatkan segala fasilitas hotel terbaiknya, ia ingin Anita merasa nyaman selama liburannya itu,     

"Nitt .... lihat, ada penjual ice cream .... let's go kita kesana yukk... aku akan beliin ice-cream lezat itu buat kamu .." ucap Chen exited, ia lalu mengandeng satu tangan anita dan menariknya berjalan menuju penjual ice-cream ditepi trotoar jalan,     

Ice-cream kota Krakow sangat terkenal kelezatannya, terbuat dari susu domba liar yang fresh khas Krakow, dan dibuat secara homemade oleh penduduk setempat yang terjamin hygiene dan kemurniannya,     

Kedua mata Anita tampak berkaca-kaca, tangannya tampak gemetar saat ia menerima satu mangkok ice-cream itu dari tangan Chen, Anita tampak langsung mengenggam mangkok ice-cream itu dengan erat, memperlakukannya bagai barang paling berharga diseluruh dunia....     

Anita terus menatap ice-cream itu dengan wajah tegang, ia seolah ingin mempersembahkan untuk seseorang yang sangat berarti baginya, seseorang yang sangat menyukai ice-cream dalam hidupnya...     

"Hmm yummy... bolehkah aku mencicipi punyamu ?," tanya Chen menggoda, Anita tampak tidak menjawabnya, ia terus menatap ice-cream miliknya itu dengan tatapan was-was,     

"Huh kamu pelit banget sih huhuhu..." Chen langsung pura-pura menangis sambil menutup wajahnya dengan lengan atasnya,     

Anita menatap ice-cream dan Chen secara bergantian, hatinya seolah tidak dapat memilih untuk tetap mempertahankan ice-cream itu, atau membiarkan Chen mencicipinya sedikit,     

Anita tampak berpikir dengan keras sambil menatap ice-cream berharganya itu dengan wajah kalut,     

Anita tampak menanggapinya sungguhan. setelah berpikir sekian lama, ia menepuk bahu Chen, dan memberikan ice creamnya itu dengan suka rela untuk dicicipi Chen sedikit saja,     

Chen langsung tersenyum senang... tapi otak jailnya meronta, dengan sengaja Chen langsung melahap isi mangkok ice-cream Anita itu hingga habis, memakannya dalam sekali lahap, hingga hanya menyisakan cone cake dilapisan bawah mangkok ice-cream Anita itu,     

Saat melihat apa yang terjadi, Anita seketika murka dan langsung menangis sejadi-jadinya....     

Chen langsung ketakutan sendiri akibat dari ulah jailnya itu....     

"Oh I'm sorry cup cup ... please don't cry... Okay... alright ... aku akan beliin dua porsi untukmu sekarang.. please... don't cry ... I'll buy for you right now okay.. " Ucap Chen dengan nada panik, dan tanpa menunda lagi, ia langsung mengambil langkah seribu, berlari menuju ke penjual ice cream itu lagi, membelikan ice-cream baru untuk Anita,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.