Shadow of Love

Suruh ia menghubungiku



Suruh ia menghubungiku

0Chen mengantar Anita kembali ke kamar hotelnya untuk beristirahat tidur, dan setelah memastikan Anita menggosok gigi dan minum obatnya sebelum tidur, ia meninggalkan Anita dalam pengawasan caregiver-nya, Chen segera mengambil ponsel dalam saku celananya, yang seakan terus bergetar sejak di festival kembang api, "Hallo Paman .... ada apa?",     

"Em-mm selamat pagi tuan, maaf pagi-pagi begini sudah membangunkan istirahat tuan ....", sapa Paman Wang dengan sopan, di singapore, saat ini waktu menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh menit, yaitu lebih cepat enam jam dari waktu di Poland yang masih menunjukkan jam satu tengah malam,     

Tapi Chen tidak punya waktu berbasa-basi, ia ingin langsung pada inti pembicaraan,     

"Iya gak apa-apa, katakan ada apa ?",     

"Begini tuan, Saya ingin mengabarkan, jika mamah nona Anita kembali dirawat intensive di rumah sakit Jakarta, ... dan kondisinya saat ini sangat memprihatinkan,... lebih buruk dari sebelumnya",     

"Ohh.... ", Chen menghela nafasnya panjang,     

"Apa saya harus kembali melakukan intervensi seperti saat itu ?, bagaimana kalau kita kembali mengirim dokter Frans pagi ini untuk bertugas lagi disana,? "     

"Iya, Paman bereskan semuanya ... pastikan mamah Anita mendapatkan perawatan terbaik dari team dokter kita, .... terus follow up perkembangannya, jangan biarkan kondisinya drop, aku beri kalian waktu tiga hari untuk membuatnya sembuh !, Karena aku ingin menemuinya hari kamis ini,"     

"Baik tuan, saya akan segera mengatur semuanya, saya akan membuat schedule agar beliau dapat dibawa ke rumah sakit kita di sini, saya pasti akan menyelesaikan semua dalam tiga hari ini",     

"Good !, atur penerbangan ke singapore dengan pesawat pribadiku, pastikan semua documents ikut dibawa serta,... em-m tampaknya sudah saatnya Anita harus bertemu dengan mamahnya...",     

"Baik tuan.... saya mengerti...",     

Setelah menutup pembicaraan telfonnya, Chen menatap kearah pintu kamar Anita, "Jangan khawatir, percayalah padaku.... aku tidak akan membuatmu kehilangan lagi orang yang paling berarti bagimu....",     

.     

.     

Liburan berakhir....     

Chen membawa Anita kembali pulang ke singapore, dan seperti biasanya ia kembali dengan rutinitas pekerjaannya,     

Anita juga kembali dengan rutinitas therapy dan pengobatannya, di rumah sakit Mental and health, dimana ia mempunyai jadwal therapy yang padat yang ditangani langsung oleh team dokter dan psikiater terbaik di singapore,     

Program mereka saat ini yaitu sedang berusaha membuat agar Anita dapat kembali mengekspresikan perasaannya dan berbicara lagi, team psikiater mencoba melakukan therapy ekspresi dan memberikan beberapa stimulasi kejutan ringan agar Anita dapat perlahan-lahan mengekspresikan perasaannya secara verbal,     

.     

.     

"Kamu siapa ?",     

"Ah tante... selamat siang.... perkenalkan, saya Reino Chen, teman kantor Anita.... , em-m apa tante masih ingat kita pernah duduk satu mobil saat saya tidak sengaja bertemu nita dijalan waktu itu ?... nita memberi tumpangan pada saya di depan hotel K ... tante ingat ?",     

Mamah Anita tampak menatap Chen dengan seksama, seolah sedang berusaha keras menggali memorynya, "Ohh iya, aku ingat ..."     

"Bagaimana kau bisa menemukanku disini ?," ucap mamah penuh selidik, tapi belum juga Chen menjawab pertanyaannya, mamah langsung menimpali ucapannya sendiri, "Kau kesini untuk mencari nita bukan ?... kalau iya... sayang sekali, karena nita tidak ada disini bersamaku.. dia....dia...."     

Mamah seolah tidak dapat melanjutkan kata-katanya, dengan wajah suram, mamah langsung menundukkan kepalanya kebawah, seolah sedang berusaha keras menahan tangisnya agar tidak pecah dihadapan Chen,     

"Tante.... maafkan saya.... karena terlambat datang menemui tante.... banyak hal yang ingin saya sampaikan pada tante.... ini tentang Anita....", ucap Chen penuh penyesalan,     

Chen mengerti kesedihan mamah Anita, ia pasti merasa sangat kehilangan putri tercintanya yang dalam setahun ini menghilang darinya tanpa kabar berita,...     

"Apa nita punya hutang padamu ?, jangan khawatir ... kamu katakan saja, aku pasti akan membayar semuanya untuknya...."     

"Oh tante... bukan .. tante salah sangka, .. nita tidak pernah berhutang apapun pada saya",     

"... jadi ?",     

Chen mendengakkan wajahnya keatas, menatap Paman Wang penuh arti, Paman Wang tampak langsung menganggukkan kepalanya sekali, mengerti, dan ia bergegas keluar dari kamar perawatan, tapi beberapa saat kemudian, ia langsung kembali masuk kedalam kamar mamah, ia masuk bersama seorang pria paruh baya berkaca mata dan berpakaian setelan jas rapi yang tampak berwibawa, dia tak lain adalah pak indra, lawyer pribadi Anita dan juga merupakan lawyer keluarganya selama ini,     

Saat melihat Chen, Pak indra tampak langsung membungkuk hormat, sebelum menganggukkan kepalanya kearah depan untuk memberi salam pada mamah Anita,     

Mamah tampak menatap pak indra dan Chen secara bergantian, ia merasa heran dengan kedatangan pengacara keluarganya itu ketempat perawatannya, mamah merasa tidak punya satu masalah hukum yang harus diperbincangkan pada pak indra,     

"Tante tidak perlu kaget..... magsud utama saya membawa pak indra kesini, adalah untuk menjelaskan bagaimana hubungan sebenarnya Anita dan suaminya sebelum kejadian kecelakaan itu.... "     

"Saya tahu, ini bukan ranah saya untuk ikut campur dalam urusan pribadi Anita.... tapi karena kondisi psikologis Anita yang masih belum memungkinkan untuk mengambil keputusannya sendiri, jadi saya meminta tante agar memutuskan untuknya....",     

"A-Apa ? memutuskan apa magsudmu ?....",     

"Silahkan pak indra.... ini ranah anda untuk menjelaskan pada tante secara detail tentang bagaimana kondisi rumah tangga Anita yang sebenarnya saat itu pada tante....",     

"S-Selamat siang bu...."     

Ibu buru-buru menganggukkan kepalanya, menjawab salam pak indra dengan wajah yang tampak diliputi kebingungan ....     

Pak indra secara terbuka kemudian memaparkan pada mamah Anita tentang bagaimana sebenarnya dulu Anita telah dua kali berusaha menguggat cerai Hans, juga tentang proses terakhir dari kasasi yang diajukan Hans,     

Pak indra juga membeberkan serangkaian bukti foto dan video yang diberikan oleh Anita sendiri padanya, sebagai bukti perselingkuhan Hans saat itu, yang dengan terang-terangan sengaja membawa beberapa wanita kedalam rumah mereka,     

Mamah mengepalkan tangannya dengan kuat, hatinya terasa sakit, ia merasa kecolongan, karena tidak mengetahui yang telah putri satu-satunya itu lalui dalam rumah tangganya, selama ini Anita selalu mengatakan padanya bahwa rumah tangga mereka baik-baik saja, ia lebih memilih menyimpan dan menanggung masalahnya seorang diri.     

"Proses kasasi sekarang stuck di Mahkamah Agung, dari pihak panitera pengadilan negeri memberi waktu tiga hari lagi pada bu Anita untuk membuat keputusan, jika dalam kurun waktu tiga hari ini, bu Anita tetap tidak memberi jawabban maka keputusan pengadilan tentang perceraiannya otomatis akan dibatalkan yang berarti bu Anita menerima keberatan pihak Pak Hans dan bersedia rujuk kembali dengan beliau dalam status perkawinan yang sah seperti semula..",     

"Tidak !! Aku ingin kau urus perceraian itu dengan tuntas. tolak semua mediasi damai, meskipun aku tidak tahu kapan bisa menemukannya kembali, tapi aku ingin Anita bercerai dari laki-laki bangs*t itu saat ia kembali nanti !!", jawab mamah dengan tegas,     

.     

.     

Tiga tahun kemudian.....     

Tepat pukul empat sore, Lu Zhen, sopir pribadi Chen telah tiba di lobby Apartment untuk menjemput Anita pergi ke rumah sakit. Sopir itu memperlakukan Anita dengan sangat hormat, ketika melihat Anita keluar pintu utama, ia langsung menyapa penuh hormat, "Nona Anita ....",     

Anita sedikit menganggukkan kepalanya, sopir itu bergegas membuka pintu belakang mobil dan menunggu hingga Anita masuk, setelah membantu menutup pintu untuk Anita, baru sopir itu kembali duduk di kursi pengemudi,     

"Apakah Tuan masih sibuk ?", tanya Anita berbasa-basi, sambil membuka tas ransel biru dalam pangkuannya, tampak memeriksa beberapa alat kedokteran yang sengaja dibawanya dari rumah,     

"Tuan Chen masih ada urusan yang harus diselesaikan dikantor .... Tuan meminta saya untuk datang mengantar nona ke rumah sakit",     

"Ohh....",     

Anita kini sedang menempuh pendidikan kedokterannya di universitas terbaik di singapore, ia berhasil masuk fakultas kedokteran Nanyang Technological University jalur ekstensi, dengan kecemerlangan otaknya, nyatanya Anita dapat membuktikan diri mampu menyusun skripsi akhirnya dalam kurun waktu tiga tahun saja, yang mana untuk mahasiswa regular biasa, mereka akan membutuhkan waktu lima tahun pendidikan untuk sampai ketahap itu,     

dan saat ini ia sedang dalam masa Co-Ass (Co-Assistant) dokter muda, yang merupakan program profesi jurusan kedokteran yang akan berlangsung selama kurang lebih dua tahun, dimana pada tahap ini, seorang co-ass akan berhadapan dengan pasien secara langsung, ia harus mendiagnosis penyakit, memeriksa fisik pasien, juga membuat resep obat,     

Anita sudah praktek berpindah-pindah ke beberapa rumah sakit dan menjalani rotasi di setiap departemen seperti bagian bedah, IGD, ICU, interna, Anak dan sebagainya. Tujuannya adalah seperti bekerja magang pada umumnya, yaitu agar ia dan teman-teman mahasiswa kedokteran lainnya bisa menimba pengalaman sebelum benar-benar menjadi seorang dokter,     

Chen, dan mamah tentu mendukung sepenuhnya keinginan Anita itu, tidak ada kata terlambat untuk belajar dan mengejar cita-cita, mamah menyadari, meski dalam ketidakmampuannya menginggat masa lalunya, tapi dilubuk hati Anita yang terdalam, ternyata putrinya itu masih menyembunyikan keinginannya untuk menjadi dokter. yang merupakan cita-citanya saat kecil dulu,     

Dan terlepas pada semua hal yang telah terjadi, mamah seperti tercerahkan, bahwa hikmah dari semuanya seolah Tuhan memberi Anita satu kesempatan lagi untuk memulai hidupnya dari awal lagi....     

Anita tampak menatap kearah deretan gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi di sepanjang jalan, Lu Zhen menatap Anita lewat kaca spion, melihat Anita tampak menguap kecil, dengan nada sopan ia lalu berkata, "Nona ... maafkan saya, tapi karena ini bertepatan dengan jam pulang kerja, sering terjadi kemacetan di sekitar sini, Anda bisa beristirahat tidur sejenak jika capek, saya akan membangunkan Anda ketika sampai di rumah sakit nanti...", ujar sopir itu menjelaskan, mengapa mobilnya melaju dengan pelan,     

"Iya pak.... it's okay .... ",     

Lu Zhen adalah sopir yang sudah lama bekerja pada Chen, dia memiliki ketrampilan mengemudi yang baik, dan sangat taat lalu lintas, didepan mobil mereka terdapat mobil Bentley hitam yang tampak melaju dengan terburu-buru, mobil itu tampak tidak sabar untuk keluar dari kemacetan, beberapa kali mobil itu tampak menginjak gas dan melesat dengan cepat saat ada celah untuk mendahului, tapi tanpa diduga mobil didepannya itu menghentikan mobilnya secara tiba-tiba, otomatis membuat Lu Zhen terkejut,     

BAAM !!     

Lu Zhen tanpa sengaja menabrak bagian belakang mobil itu dengan keras,     

dengan wajah pucat pasi Lu Zhen segera memalingkan wajahnya kearah belakang, memastikan kondisi Anita, "Nona... maafkan saya, apakah anda baik-baik saja ?",     

Anita terkejut, dan langsung terbangun dari tidurnya, "Apa yang terjadi Paman ?",     

"Maafkan saya non, saya tidak sengaja menabrak mobil didepan itu , mereka tiba-tiba berhenti secara mendadak, dan saya terlambat menginjak rem-nya",     

"Ohh.... ",     

"Nona.... bagaimana ini....",     

"Keluarlah, dan beri kartu namaku, suruh ia untuk menghubungiku mengenai kompensasi atas kerusakan mobilnya",     

Hans menepikan mobilnya kepinggir jalan, ia keluar mobil dan memeriksa bagian belakang mobilnya dengan kesal, ia lalu menatap kearah mobil yang ditumpangi Anita penuh amarah, Lu Zhen segera keluar dari mobilnya, membungkuk sambil meminta maaf pada Hans,     

Melihat raut penyesalan diwajah tua Lu Zhen, Hans merasa iba, ia langsung mengurungkan niatnya untuk memaki, setelah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, Lu Zhen langsung menyerahkan kartu nama Anita sebagai orang yang akan bertanggung jawab atas segala kerusakan yang dialami,     

Lu Zhen lalu berpamitan, dan membawa mobilnya duluan pergi meninggalkan lokasi, karena Anita harus sudah berada di rumah sakit pukul empat ini,     

Anita yang tetap berada di dalam mobilnya, diam-diam terus menatap kearah Hans penuh arti.... hatinya tiba-tiba merasa gentar, jantungnya berdetak tidak karuan, seolah meresponse sesuatu yang sangat asing namun terasa dekat dengannya, membuat hatinya berdebar kencang, namun sekaligus membangkitkan rasa takut yang tak dapat dijelaskan..     

Hans membaca kartu nama itu, dan hatinya tiba-tiba berdesir hebat,     

'Anita Chen.. ?,'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.