Shadow of Love

Kau ada dimana ?



Kau ada dimana ?

0"Apa kamu menginggat sesuatu ??", tanya Chen lembut, dengan sekuat tenaga ia tampak berusaha bersikap tenang dihadapan Anita, "Entahlah ... aku hanya merasa sangat familiar dengan nama itu.... dan entah mengapa hatiku merasa sangat sedih saat memanggil namanya... aku tiba-tiba merasakan sangat rindu pada nama itu... "jawab Anita polos, ia mendengakkan wajahnya keatas menatap Chen sambil menangis terisak-isak sesenggukkan,     

Wajah Chen seketika berubah mengeras, hatinya terasa sakit dan terkoyak , ia merasa hancur mendengar pengakuan polos Anita itu, yang tanpa disadari Anita, ia telah meluluh lantakkan hati Chen menjadi debu, menghancurkan impian dan kebahagiaan yang dibangunnya dengan susah payah hanya dalam sekejap mata,     

Sambil memeluk Anita, Chen mengepalkan tangannya dengan kuat, ia jelas tidak dapat menerima kenyataan , ternyata masih begitu dasyatnya pengaruh Hans pada Anita, hingga hanya dengan menginggat namanya saja seolah mampu menggoyahkan jiwa wanita pujaannya itu dalam kerinduan yang dalam....     

'Ohh Tuhanku.... ' Chen menggigit bibirnya dengan kuat, matanya tampak memerah penuh amarah, ingin rasanya ia memukul sesuatu untuk melampiaskan kemurkaan hatinya itu, ia bahkan tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi jika nanti anita bertemu lagi dengan mantan suaminya kelak ...     

Chen tiba-tiba merasa kecil, hatinya merasa gentar, dalam hidupnya ia tidak pernah merasakan rasa insecure pada hal apapun, selama ini ia selalu bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.... tapi bersama Anita, ia merasa bagai pungguk merindukan bulan... meski ia kini telah dapat memiliki tubuh dan raga Anita, namun ia seolah tidak dapat menyentuh hatinya....     

Ia seolah tidak akan pernah bisa mendapatkan kehangatan cinta Anita yang didambakannya....     

Chen mengapit kedua matanya erat, dan menggoyangkan kepalanya kekanan dan ke kiri, berusaha memperoleh kesadarannya kembali, sambil tetap memeluk Anita, Chen lalu membimbing Anita berjalan kearah sofa di lobby utama itu, agar Anita dapat duduk dengan nyaman untuk menenangkan diri disana,     

Paman Wang tampak datang dari arah pintu utama, saat ia kembali dari parkir mobil, ia melihat tuannya itu tampak sedang memeluk isterinya, Paman Wang tahu, sesuatu pasti telah terjadi dengan Anita, ia langsung berinisiative untuk membeli air minum, untuk dapat di minum Anita jika ia harus meminum obat penenangnya seperti biasa,     

Paman Wang berjalan menghampiri Chen dengan membawa sebotol air mineral, Chen segera menerimanya dan langsung membuka tutup botol dan menyodorkan pada Anita, "Ayok minum airnya dulu biar kamu lebih tenang yah... ", Anita langsung menerimanya, dan tampak mematuhi ucapan Chen, tidak mendebat, ia meneguk air mineral itu hingga setengahnya,     

Setelah selesai minum, Anita kembali menatap Chen penuh arti, seolah sedang menunggu jawabban Chen atas pertanyaannya tadi, Chen memperhatikan kondisi Anita dengan seksama, Anita tampak terlihat tidak shocked lagi, jadi sepertinya ia tidak perlu memberinya obat penenang,     

"Sayang ... dengarkan aku baik-baik.... kamu tidak perlu berusaha keras menginggat sesuatu yang tidak ingin kau ingat okay.... termasuk nama itu..... untuk apa kau berjuang menginggat sesuatu yang malah membuatmu menangis sedih begini ?.... bukankah itu justru menyakitimu ?? iya khan ... ingat, kau sekarang adalah isteriku, kamu aman bersamaku.... kau tahu, aku akan selalu melindungimu dengan segenap jiwaku... jadi kau tidak perlu merisaukan siapapun nama yang muncul dalam ingatanmu.... semua sudah berlalu... mereka tidak berarti lagi bagimu .. yang terpenting kau sekarang mempunyai mamah dan aku disisimu, jadi kau tak perlu khawatir pada apapun... mengerti ?!" ucap Chen lembut, sambil memegang wajah anita dengan kedua tangannya dan menatapnya lekat, untuk meyakinkan anita.     

"Chen.... katakan dengan jujur.... apa aku pernah mengkhianatimu ?, A-apa aku benar-benar telah punya anak bukan darimu ?",     

Chen mengambil botol air mineral ditangannya dan memeluknya erat, saat Anita bersandar padanya, Chen merasakan hatinya sangat bahagia, Anita seolah menyerahkan hatinya bersandar padanya, "Tidak sayang.... kau tidak pernah mengkhianatiku !! kau adalah wanita setia dan bermartabat !!, mana mungkin kau bisa berbuat seburuk itu ?! ... memang benar kita telah kehilangan putera kita .... tapi kau harus tahu !!, itu semua terjadi bukan karena salah-mu ! ... jadi kau tidak boleh menyalahkan diri atas kepergiannya okay ! ... kau harus percaya padaku, kau adalah seorang ibu yang hebat.... kau sangat mencintai putera kita melebihi hidupmu .... dan aku tahu persis itu !! paham!",     

Meskipun Chen juga sangat kaget dengan pertanyaan Anita itu, tapi ia langsung bertindak sigap, karena ia harus segera backup Anita, menenangkannya agar tidak jatuh dalam depresinya lagi,     

Anita menganggukkan kepalanya ragu-ragu, ia memilih mengiyakan ucapan Chen, meskipun beribu pertanyaan kini menggantung di otaknya, Chen menghusap air mata yang membasahi wajah anita dengan lembut, "Jangan khawatir sayang... all is well... you're safe with me, aku janji tidak akan ada yang bisa menyakitimu lagi as long as you with me.... okay...",     

"Magsudmu.... apa aku pernah disakiti orang di masa lalu ? siapa yang melakukannya ?, dan apa ini ada hubungannya dengan Hans ?",     

"Sayang.... sejak awal, aku tidak bermagsud menyembunyikan apapun darimu.... tapi aku tidak berhak menjawab itu, kau tahu persis alasanku, seperti kata psikiatermu... suatu saat nanti kamu sendiri yang akan menginggat semua peristiwa di masa lalu dengan kemampuanmu sendiri ... dan saat hal itu tiba.... itu artinya hatimu sudah benar-benar sembuh, dan jiwamu mampu menerima semua kenyataan yang telah terjadi.... maka dengan sendirinya semua memory itu akan kembali padamu..",     

"Tapi sekarang aku tidak dapat menginggat apapun Chen.... tapi hatiku selalu merasa sangat sedih dan kehilangan... kenapa kau tidak beritahu aku saja semua yang terjadi padaku dulu.... agar aku tidak merasa kebingungan yang tidak beralasan begini....",     

"Tidak sayang, aku tidak boleh melakukannya tanpa persetujuan psikiatermu... karena itu artinya.... kau belum siap Anita... hatimu belum siap menginggat nama itu lagi... jadi bersabarlah okay..."     

"Tapi aku benar-benar ingin mengetahuinya... apa kau tahu, setiap hari aku merasa akan gila saat berusaha menginggat pada sesuatu yang tidak aku ketahui.... ini benar-benar membuatku frustasi Chen....",     

Chen tahu, selama ini Anita selalu tidur dengan dibayangi oleh mimpi buruk sepanjang malam, bayangan suram kecelakaan dan kenangan-kenangan masa lalunya seolah terus menghantui dirinya, dan tidak membiarkan Anita hidup dengan bahagia,     

Chen berharap, Anita bisa melalui setiap fase kehilangan dengan baik, ia ingin yang terbaik bagi Anita, seandainya ia bisa memilih, ia ingin Anita melupakan semua masa lalunya itu selamanya, daripada ia harus mendapati Anita yang hancur seperti dulu....     

"Bagaimana kalau kita berbicara di restaurant saja sekarang, sambil makan siang.... tuh dengar gak ?, perutku berbunyi.... aku lapar sekali yank...." Chen berusaha mengalihkan pembicaraan mereka,     

"Tapi aku sekarang tidak merasa lapar lagi.... ", jawab Anita lesu, langsung melepaskan diri dari pelukan Chen,     

"Sayang.... ayolah... meskipun kau sedang bad mood , tapi kau tidak boleh melewatkan makan siangmu...",     

"Kamu pergi makan saja sendiri !! aku harus berangkat ke kampus sekarang ",     

"Nita.... apa kamu marah ?!....", Chen langsung menangkap tangan Anita, menahan langkahnya yang akan pergi darinya,     

"Tidak, aku tidak marah !! aku akan pergi ke kampus sekarang, kamu makanlah sendiri, dan..... kau juga tidak perlu menjemputku nanti ... karena setelah selesai ujian, aku akan langsung dinas malam di rumah sakit, jadi aku akan pulang esok pagi....",     

Selesai berbicara, Anita langsung pergi dari hadapan Chen dengan memasang wajah dingin,     

Chen tahu, Anita sedang marah padanya, ia menginginkan jawabban atas semua masa lalunya, yang tidak mungkin ia bisa ceritakan semua padanya,     

Chen hanya bisa menatap kepergian isterinya itu dengan pasrah, hatinya terasa pedih, ia seolah tidak mampu menahan kepergian isterinya itu, meskipun hatinya ingin mengikatnya agar tetap bersamanya ....     

.     

.     

.     

Hans masuk kedalam lift dan berdiri tepat didepan lift button, suasana didalam lift lumayan sesak, dipenuhi oleh beberapa orang yang masuk dari lantai sebelumnya dan berniat untuk menuju kelantai atas seperti dirinya, Hans langsung menekan angka 'sembilan' pada lift button itu, karena ia akan menuju ke ruang perawatan VIP tempat ibu sedang menjalani rawat inapnya,     

Saat pintu lift mulai menutup, Hans tampak terkejut, matanya auto membola lebar ketika ia melihat sosok gadis yang sangat dikenalnya tiba-tiba muncul dan berdiri tepat diseberang pintu lift, dengan nafas terengah-engah, gadis itu tampak menepuk pintu, berusaha menahan pintu lift itu untuk membuka untuknya, masker putihnya yang terbuka tampak melilit dibawah dagunya, menampakkan paras cantik yang melekat kuat dihatinya, nafas gadis itu tampak terengah-engah menggambarkan ia habis berlari untuk menuju ke lift itu ,     

"Omg N-Nita...?!... N-nita... ??!!" mulut Hans auto membuka lebar membentuk huruf 'O', dengan mata melotot, menatap kearah luar lift dengan wajah shocked,     

Pintu lift tertutup sempurna !, dan gadis itu gagal masuk kedalam lift bersamanya.....     

Hans tersadar dari kagetnya, ia buru-buru memencet tombol keluar dengan panik, ia ingin keluar dari lift dan melihat gadis itu sekali lagi, meskipun sayangnya lift dengan cepat telah berjalan naik keatas, bahkan lift kini telah melewati lantai dua,     

"Please... please... ", Hans menekan angka 'tiga' berulang kali, ia ingin keluar dari dalam lift itu secepatnya, saat lampu hijau menyala dan pintu lift terbuka dengan secepat kilat Hans segera berlari menuju elevator yang berada tepat diseberang lift, ia terus berlari untuk menuju ke lantai satu dengan lebih cepat, berharap tidak kehilangan jejak Anita,     

Tapi sayangnya, saat ia telah sampai ditempat ia melihat Anita tadi, Anita sudah tidak berada disana lagi,.... Hans menangis dengan frustasi, wajahnya tampak berubah     

pucat pasi, nafasnya masih terengah-engah karena berlarian, ia menatap kearah seluruh penjuru ruangan lantai satu, berusaha mencari keberadaan Anita....     

"Oh sayang... please.... please.... kau ada dimana ?", Hans menghapus mata dan hidungnya yang terus berair, mulutnya tampak terus gemetar memanggil nama Anita,     

Ia sangat yakin telah melihat Anita !, walaupun wajahnya kini tampak berubah lebih segar dan sangat muda. tapi Hans langsung dapat mengenalinya dengan seluruh keyakinannya, ia yakin seribu persen bahwa yang dilihatnya itu memang betul Anita, isterinya yang sangat dicintainya,     

"Sayang.... where are you ?",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.