Shadow of Love

Apa kamu sengaja ?



Apa kamu sengaja ?

0Sekian jam lamanya Hans terus mencari Anita ke seluruh area lantai satu rumah sakit itu dengan putus asa, namun ia seolah telah kehilangan jejaknya, Anita menghilang begitu saja, entah kemana...'Tidak, aku harus tetap mencarinya di area ini, aku yakin, aku pasti akan menemukannya.... ' tatapan Hans memencar melihat kearah seluruh penjuru area lantai satu itu dengan seksama.     

Hingga satu jam kemudian....     

Hans menatap bimbang kearah pertigaan koridor rumah sakit besar itu, raut wajahnya tampak kelelahan, ia ragu menentukan pilihan mengambil jalan kearah mana ?.. memilih lebih dulu mencari Anita ke lantai atas kah ?, ... mencarinya kearah gedung rumah sakit dibagian selatan kah ?, atau ke area utara rumah sakit ?....     

Hans seolah tidak dapat menentukan pilihan kearah mana ia harus mencari anitanya itu terlebih dahulu ??, ia mendengakkan wajahnya keatas dengan putus asa, menatap langit rumah sakit diatasnya yang luas, rumah sakit ini adalah rumah sakit terbaik se-Asia, yang memiliki luas tiga kali lipat pusat perbelanjaan, jadi bagaimana caranya ia mencari keberadaan Anita ditempat seluas ini ??, ini bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami... sangat sulit untuk menemukan Anita diantara para pengunjung dan pasien rumah sakit yang datang silih berganti ....Hans merasa bingung, dari mana ia harus memulai pencarian ?...     

Hans mengusap kepalanya dengan kedua tangannya, matanya terlihat berkaca-kaca, "Baiklah.... jika memang kau ingin aku menunggumu disini.... akan kulakukan !!,"     

"Bertahun-tahun lamanya aku terus mencarimu diseluruh penjuru Jakarta dan sekitarnya dengan tanpa hasil....tapi aku tidak sedikitpun menyerah. semua kegagalan itu tidak pernah menyurutkan harapanku untuk menemukanmu kembali yank .... "     

"Jadi ketika hari ini aku melihatmu disini... bagaimana mungkin aku mengabaikanmu ... jangan khawatir sayang.. aku pasti akan terus mencarimu .... aku akan terus menunggumu di depan lift ini.... hingga aku bisa bertemu denganmu lagi...."     

"Percayalah.... aku tidak akan pernah meninggalkanmu .. tidak akan pernah....",     

"Sayang ~.." Hans terus berbicara pada dirinya sendiri, seolah sedang meyakinkan Anita, bahwa ia masih terus mencari dan setia padanya....     

"Bahkan jika kau menyuruhku mencarimu keseluruh penjuru dunia.... pasti akan kulakukan...."     

Hans menundukkan wajahnya, ia tampak menangis dalam diam, duduk jongkok disudut ruangan, sambil menghadap kearah lift, ia tampak mencoba menenangkan diri, mengatur kembali nafasnya yang terdengar tidak beraturan,     

"Sayang... where are you ?, ... where are you ... i miss you so bad .... sayangku ..…" Hans memeluk kedua lututnya dengan erat, tatapan matanya terus melihat kearah kanan dan kirinya dengan awas, berharap dapat melihat keberadaan Anita diantara lalu lalang para pengunjung rumah sakit yang lewat disekitarnya ...     

.     

.     

"Kenapa Hans belum datang juga naa~?" tanya ibu pada sirena, yang tampak sedang mengupas apel disampingnya,     

"Mungkin sebentar lagi tante.... Hans tadi pamit mau periksa ke klinik bawah dulu sebelum kesini,"     

"Memang Hans kenapa ? dia sakit apa ?"     

"Tante tidak perlu khawatir, bukan hal besar kok .... Hans bilang ia cuman sedikit sakit kepala, jadi mau langsung sekalian periksa ke klinik bawah, biar cepat diobati dan baik kembali ....",     

"Hhh-hh.... kasian sekali... segalanya sekarang harus ia kerjakan sendiri... " keluh ibu sedih, berkata dengan lirih...     

"Jangan khawatir tante.... Hans sudah dewasa, ia bisa menjaga diri.... tante juga harus semanggat. cepat sembuh agar dapat menjaganya lagi .... Kemarin Hans bilang, kalau ibu bisa cepat sembuh, ia akan kembali mencari nita disekitar bekasi... karena ia dapat info, kalau seseorang pernah melihatnya disekitar sana...",     

"Iyaa kau benar .... aku harus segera sembuh.... biar Hans bisa bekerja dan mencari nita lagi....",     

Sirena tampak tersenyum cerah, mengiyakan, ia lalu memberikan potongan apel yang dikupasnya pada ibu, untuk dimakannya sebagai selingan,     

Pasca kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Bryan dan pengasuhnya empat tahun yang lalu. nyatanya memberi pengaruh besar pada sirena, sikapnya kini tampak berubah lebih dewasa dan lebih pengertian,     

Meski tidak dapat dipungkiri rasa cintanya pada Hans tidak berubah sedikitpun, namun ia tidak berani lagi untuk mengungkapkan atau sekedar menggodanya, rasa bersalah seolah menghantui jiwanya, menghukumnya untuk merasakan penderitaan yang sama seperti yang dirasakan Hans atas kehilangan Anak dan isteri yang dicintainya....     

Sirena hanya bisa terus menyesali perbuatannya dalam diam, ia kini hanya bisa mendekati Hans atas nama keluarga yang ingin ikut berbagi merawat ibu sebagai tantenya....     

.     

.     

Keesokan harinya, di universitas Nanyang...     

"Aku dengar ia adalah alumni kita, dia lulusan universitas Nanyang juga , dulu ia mengambil jurusan management industry, jadi wajar saja kalau dia memberi donasi besar pada universitas yang sudah berjasa mendidiknya, Iya khan !",     

"Iya, dia mempunyai attitude yang sangat baik, dia tahu cara terbaik berterima kasih pada kampus yang telah berjasa padanya, um-m menyenangkan sekali jika kita bisa punya kesempatan bersalaman dengannya, dia orang terkaya di negara ini, selain itu ia juga sangat tampan, tipe pria idaman sekali ... sudah kaya, tampan, juga murah hati, mungkin tidak ada pria lain yang sesempurna dia di dunia ini",     

Seluruh kampus Nanyang Technological University seolah menjadi gempar dengan kedatangan Reino Chen, termasuk di fakultas kedokteran Nanyang, rekan-rekan mahasiswa Anita kini seolah juga ikut sibuk dalam euphoria memperbincangkan mengenai kedatangan Chen ke kampus mereka sore ini,     

Anita tampak duduk di anak tangga, dia sedang melamun sambil mengunyah Roti yang sudah tidak hangat lagi, "Nita... ada apa ?, hari ini kau pendiam sekali, ayok kita pergi ke kantin, aku akan mentraktirmu makanan enak", ajak Novie hangat, duduk disamping Anita,     

Novie adalah teman satu angkatan Anita, mereka sering bertukar pikiran dan mengerjakan tugas kuliah bersama, tapi meskipun terbilang sangat dekat, Anita tidak pernah bercerita apapun tentang dirinya pada novie dan rekan-rekan kuliahnya yang lain, karena Anita hanya mau berbicara seputar pelajaran, tugas, skill medis, penyakit pasien yang kini sedang ditanganinya....     

Anita menggelengkan kepalanya, dia langsung mengambil tas ransel nya dan mengayunkan tas itu kebahunya, gerak tubuhnya seolah memperjelas sosoknya yang lemah, "Tidak ada waktu, aku harus segera kembali ke rumah sakit",     

Hari ini adalah hari terakhir tugas praktek Anita di unit IGD rumah sakit X, sebelum minggu depan ia akan rotasi ke unit Anak,     

Novie menghela nafas, "Baiklah, kalau begitu hati-hati dijalan... pakai maskermu dengan baik ! kesehatanmu lebih penting dari nilai ujianmu... paham !!",     

"Aku tahu....",     

Anita melangkah pergi meninggalkan koridor ruang kuliahnya yang luas itu, saat ia berjalan melewati ruang dosen, tatapannya tanpa sengaja melihat Chen yang juga tampak sedang menatap padanya, Anita buru-buru memalingkan wajahnya kedepan, dan ia mempercepat langkahnya, berjalan keluar kampus,     

'Kenapa ia keras kepala sekali !!' gerutu Chen dalam hati, tidak mengerti mengapa Anita berkeras tetap memendam marah padanya,     

Pagi ini, saat ia ingin berangkat kerja, ia tidak bisa membuka kamar Anita, karena Anita sengaja mengunci pintu kamarnya dari dalam, seolah memang tidak mengijinkannya masuk,     

Maka siang ini Chen berinisiative menghampirinya ke kampus, bermagsud ingin berbaikan, mendinginkan suasana diantara mereka, mungkin dengan menjemputnya untuk makan siang bersama akan membuatnya luluh, tapi setelah melihat sikap dingin yang ditunjukkan Anita kini, sepertinya Anita masih tidak dapat menerima niat baiknya itu,     

Melihat anita berlalu pergi, Chen buru-buru mengakhiri acara ceremony penyerahan donasinya, ia segera keluar kantor dosen dan diam-diam membuntuti langkah Anita dari belakang,     

Mereka berjalan kearah area parkir mobil yang terlihat sepi,     

Anita tiba-tiba menghentikan langkahnya,     

BUGH !     

Chen tidak sempat mengerem langkahnya, dan menabrak punggung Anita yang berada didepannya,     

"Awwhhh !! sakit ~.... " Anita langsung memegangi punggungnya dan meringis kesakitan, ia menoleh kebelakang dengan wajah kesal dan menahan tangis, "Apa kamu sengaja ?"     

"T-tidak ~!!.... mana mungkin aku sengaja yank... sungguh...", jawab Chen bersungguh-sungguh, sambil memegang hidungnya yang juga sakit karena menabrak punggung Anita,     

Melihat wajah anita yang memerah, Chen melunak, ia langsung menangkap tangan halus Anita dan mengenggamnya erat, "Sa~yang .... kenapa kau marah begini padaku ? apa salahku ?",     

Anita memalingkan wajahnya kesamping. "Aku kesal padamu !, aku ingin tahu tentang bagaimana masa laluku, tapi kau berkeras tidak mau memberitahuku, kau memilih bungkam dan selalu menutupi semuanya dariku....",     

"Ohh sayang... kau tidak boleh menyalahkanku tentang itu, kau tahu... aku melakukannya demi kebaikanmu ...",     

Anita langsung menghempas tangan Chen dengan keras, "Sudah !! aku capek bicara denganmu, dari dulu kau selalu mengatakan hal itu !!.... minggir... jangan mengagguku lagi. aku tidak akan membuang waktu-ku untuk bertanya lagi padamu.... ",     

Chen tersentak pada ucapan keras Anita, tapi ia tidak mau menyerah begitu saja, ia segera meraih pinggang isterinya dan memeluknya erat , merajuk manja padanya "Heiii....kau tidak boleh bicara kasar pada suamimu ... itu berdosa ... apa kamu gak takut kalau aku mengadukan sikapmu ini pada mamah nanti...?? "     

"Aduin saja sana !! siapa takut !",jawab Anita menantang, 'Huh dasar laki-laki cemen !! tukang ngadu !!' batin Anita menggerutu,     

"Benar gak takut....?, mamah bilang, malam ini ia akan datang mengunjungi kita loh, mamah menyuruhku mengatakan padamu, kalau ia sudah menyiapkan ikan kering dan Nagasari favoritemu untuk dibawa dari Jakarta....",     

"Benarkah ?...." mata Anita tampak bersinar cerah...     

"Iya~..... tadi pagi mamah menelfonku, dan saat aku mau memberitahumu, kau malah mengunci pintu kamar, tidak membiarkanku masuk....",     

"Ohhh....", Anita menggaruk kepalanya sendiri, sambil mencuri pandang kearah Chen yang tampak upset, hatinya merasa sedikit bersalah,     

Chen melihatnya, ia mengapit bibirnya erat, menahan senyum geli, "Sayang jangan marah lagi dong.... tuh mukamu jadi kusut kalau cemberut.... khan jadi hilang cantiknya...",     

"Bodok !!" jawab Anita dengan nada tidak peduli, tapi seolah lain dibibir, lain dihati, ia membiarkan saja saat Chen kembali menarik tangannya dan memeluk pinggangnya dengan erat, hingga tubuh mereka kini tampak saling merekat, dan mereka saling bertatapan ,"Aku lapar.... ayok kita makan siang bersama yah....", bujuk Chen merajuk,     

Anita pura-pura jual mahal, ia membuang wajahnya kesamping, diam-diam tersenyum kecil, Chen tersenyum melihat tingkah kekanakan isterinya, tanpa ragu ia langsung menarik tangan Anita untuk masuk ke dalam mobilnya....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.