Shadow of Love

Tidur bersama malam ini



Tidur bersama malam ini

0Ephernité restaurant merupakan restaurant berkelas yang ada dilantai 83 Scoot Avenue, yaitu gedung pencakar langit tertinggi dan termewah dipusat kota, restaurant ini selalu menyediakan meja terbaik untuk seorang Reino Chen, saat melihat kedatangan Chen keluar dari lift, manager restaurant itu tampak menyambut kedatangan Chen secara khusus, ia menyapa Chen dengan penuh rasa hormat, "Mr Chen, "     

"Hmm ", Chen membalas dengan menganggukkan kepalanya sedikit,     

Manager itu lalu memandang kearah Anita yang berpakaian seperti seorang pelajar dengan tatapan awkward, Anita tampak mengikat rambut panjangnya ekor kuda, ia mengenakan kaos putih lengan pendek, yang dipadu celana Jean's panjang dan memakai sepatu kets putih yang casual, jauh dari kesan elegant sebagai pasangan seorang CEO kaya raya seperti Reino Chen, karena direstaurant itu seperti ada satu aturan tidak tertulis bahwa setiap pengunjung yang datang ke restaurant itu seharusnya berpakaian formal dan rapi, selayaknya figure seorang konglomerat dari kalangan terhormat,     

Melihat reaksi manager itu, Chen merasa terganggu, ia tampak menatapnya tajam sambil langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Anita dan memeluknya dengan possessive, manager itu langsung bergidik, ia tahu, jika tidak seharusnya ia menatap istri boss Chen dengan tidak sopan , ia menjadi ketakutan sendiri dan langsung membungkukan setengah badannya pada Anita, "S~Selamat siang Mrs Chen...",     

Anita menganggukkan kepalanya sekali, membalas sapaan manager itu sopan, seolah tidak ambil pusing dengan apapun yang ada dibenak manager itu,     

Dulu, semua orang tahu mengenai kabar jika seorang Reino Chen tidak pernah tertarik oleh pesona seorang wanita, tidak peduli seberapa cantik dan seksinya mereka, bahkan .... kabarnya dulu ada seorang artis terkenal singapore yang pernah mencoba mendekatinya dan artis itu kemudian mencari cara agar dapat masuk ke kamar hotel Chen, ia lalu menanggalkan pakaiannya dan bersembunyi dibalik selimut, tapi nyatanya meski artis itu sangat seksi dan tidak mengenakan sehelai benangpun ditubuhnya, ia tetap tidak berhasil menundukkan Chen, dan ia justru berakhir ditangkap dan diamankan oleh para bodyguard dan security hotel,     

Di akhir cerita artis itu kemudian dicekal oleh semua stasiun TV, karirnya berakhir dengan tragis, saat insiden itu tersiar, membuat banyak wanita yang pada awalnya berniat mengejar Chen hingga akhir, menjadi takut untuk mendekatinya, mereka menyadari bahwa seorang Reino Chen yang sempurna mungkin tidak tertarik pada seorang wanita,     

Tapi akhirnya manager itu tahu, jika kabar yang beredar itu tidak semuanya benar, ternyata seorang Reino Chen bukan tidak tertarik pada wanita, karena nyatanya ia telah menyaksikan sendiri, seorang Reino Chen bisa bersikap sangat possessive pada wanita didepannya kini, manager itu menyimpulkan dengan logikanya, mungkin selera Reino Chen bukanlah typical wanita yang seksi menggoda, melainkan menyukai tipe gadis muda yang polos dan tidak suka berdandan berlebihan seperti Anita,     

Seorang pelayan lelaki datang menghampiri meja mereka, siap mencatat menu pesanan,     

Chen tampak melihat daftar menu dibuku album yang diletakkan diatas mejanya, "Sayang.... kau ingin makan apa?",     

"Terserah..."     

"Apa kau tidak ingin melihat menu makanannya ?",     

"Tidak ",     

Chen berdehem dengan lirih, tentu saja tanpa harus Anita katakan, Chen sudah tahu betul apa yang disukai dan tidak disukai oleh isterinya itu, maka dengan penuh percaya diri Chen memilih beberapa menu steak, pai shepherd dengan salad endive belgia chargrilled untuk Anita,     

Anita mendengakkan wajahnya keatas, mencoba mengintip menu pilihan Chen, dan saat ia melihat menu yang dipilih Chen, ia merasa seolah Chen selalu bisa membaca isi kepalanya ?, sungguh sangat menyebalkan !!. batinnya kesal,     

Tapi tiba-tiba Anita teringat, jika nanti malam mamah akan datang mengunjungi mereka, dan sebuah ide licik langsung muncul dikepalanya, "Che~en ... katakan dengan jujur ... apa aku sudah tidak menarik lagi dimatamu ?", tanya Anita manja, sambil memasang wajah imut,     

Chen langsung mengeryitkan keningnya, melihat kearah Anita dengan seksama, "Apa kau sedang merasa tidak enak badan ?"     

Anita hampir saja ingin memukulnya, saat Chen tiba-tiba memeriksa dahinya, dan memperhatikan wajahnya dengan teliti seolah sedang mencurigainya bahwa kondisi depresinya sedang 'on' lagi,     

Anita menarik nafas dalam-dalam, menahan rasa emosi dihatinya, ia lalu mengangkat kepalanya pelan dan memaksakan diri tersenyum manis, menunjukkan wajahnya yang memerah menahan marah, "Aku baik-baik saja !!, tolong lepaskan tanganmu dari dahiku... dan jangan menatapku seperti seorang pencuri yang tertangkap basah olehmu.... bisa ?!!", Anita mengucapkan setiap kata dengan nada pelan, namun terdengar tajam penuh penekanan, tanda ia merasa sangat marah pada reaksi Chen padanya,     

Chen langsung mengerti, ia kembali duduk ke tempatnya dengan panik, seolah sadar jika Anita tidak senang dengan sikapnya, "Maafkan aku ...."     

"Baiklah... aku ulangi lagi pertanyaanku, apa aku sudah tidak menarik lagi dimatamu ?",     

"Sayang... percayalah... aku tidak pernah melihat perempuan lain selainmu...",     

Tapi baru sedetik Chen selesai mengucapkan kata-katanya, seorang pelayan wanita yang anggun tersenyum padanya, ia datang membawa menu makanan yang dipesannya, Chen menatap kearah pelayan itu sejenak, dan mengucapkan terima-kasih,     

Anita berdehem dan mengambil menu makanan miliknya sambil tersenyum simpul, pura-pura polos,     

Chen menjadi salah tingkah sendiri, ia melihat kearah senyum isterinya yang penuh misteri, setelah pelayan itu pergi sekonyong-konyong Chen menjelaskan dengan wajah berapi-api, "Sayang itu pengecualian.... aku sekedar melihatnya untuk menghargai, ia melayani kita dengan ramah bukan ?"     

"Iya ... gadis itu memang sangat ramah sekali.... senyumnya juga sangat indah... benar bukan ?", jawab Anita sarcasm, tersenyum indah sambil terus menatap kearah Chen mengintimidasi,     

Chen mati kutu, ia merasa seperti sedang dijebak, "Baiklah... katakan apa yang kau inginkan !" ucapnya dengan nada pasrah,     

"Bujuk mamah untuk membawaku pulang ke Jakarta !...." jawab Anita lugas, berbicara terbuka mengungkapkan niat terselubungnya dengan blak-blakan,     

Chen sudah menduga, pasti ada motive tersembunyi dibalik sikap pura-pura cemburu isterinya itu, "Bagaimana caraku membujuk mamah yank ?, kau jangan menyulitkanku dong... please...",     

Anita seolah sudah bisa memprediksi kalau Chen akan bersikap keberatan, dan ia sudah menyiapkan senjata cadangan, "Bagaimana kalau kita tidur bersama malam ini....", tambahnya sambil memasukkan potongan steak ke mulutnya, ia sengaja menatap Chen dengan tatapan menggoda...     

GLEK !!, Chen menelan ludahnya dengan berat, balas menatap Anita penuh arti,     

"Ya~ank ~", Chen seolah dihadapkan pada pilihan sulit,     

"A-ahhh... iya, aku hampir lupa.... malam ini aku dinas malam di rumah sakit ?, em-m bagaimana kalau diganti ... em-m, sabtu dan minggu ??, sepertinya menyenangkan jika kita bisa bercengkrama dan tidur bersama dihari weekend... seperti saat kita di malopolska ?"     

Meskipun yang mereka bicarakan kini adalah 'tidur bersama' dalam artian yang sebenarnya.... mereka benar-benar tidur satu ranjang berdua, dan Chen tahu pasti, ia tidak akan melakukan lebih dari itu !, tapi saat ia membayangkan bisa tidur memeluk Anita semalaman, membuat hatinya langsung bergolak exited, apalagi Anita juga khusus menginggatkannya tentang bagaimana dulu mereka pernah tidur bersama di malopolska .... saat itu mereka tidur berdua, seharian berbincang, bercanda diranjang berdua, Anita bahkan juga menyuapinya makan diranjang, dan memijit kaki dan punggungnya, segalanya terasa menyenangkan...     

"Ingat !, Kau tidak boleh mencabut ucapanmu !!" ujar Chen, mengancam Anita dengan suara tegas,     

"Deal !!", balas Anita tegas, ia tampak langsung mengulurkan tangan kanannya kedepan, mereka lalu saling bersalaman, bersepakat. sambil tersenyum riang, mereka menikmati makan siang dengan bahagia...     

.     

.     

Hans berjalan menuju kearah unit IGD rumah sakit yang terletak didepan gedung dengan terburu-buru, ia tampak memegangi hidungnya yang berdarah, di kemeja putihnya terdapat noda darah yang sempat menetes disana, setelah mendaftar dan mengisi regristrasi di counter depan, Hans langsung diarahkan pada petugas kesehatan yang bekerja disamping tempat register, untuk memeriksa tensi darah dan tanda-tanda vitalnya saat ini,     

Petugas kesehatan berseragam serba biru itu memberi beberapa pertanyaan mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, baik riwayat penyakitnya dulu dan kronologis penyebab hidungnya berdarah sekarang secara komprehensif,     

Hans menjawab semua pertanyaan petugas itu apa adanya,     

Sejak peristiwa ditabrak mobil tiga hari yang lalu, hidungnya kini sering tiba-tiba mimisan, ia bukannya tidak aware, tapi karena kesibukannya akhir-akhir ini yang padat membuat fokusnya terpecah, ia harus memastikan keadaan ibu, hingga selalu lupa untuk memeriksakan diri ke dokter specialist seperti yang ia rencanakan dari pagi,     

"Mr Siddhartha ?" Suara lembut dari balik koridor ruang tunggu IGD memanggil namanya,     

"Yes .... it's me ",     

Hans kemudian mengikuti langkah dokter wanita itu masuk kedalam ruang tindakan yang luas dan dipenuhi oleh deretan ranjang pasien yang berjejer rapi dengan sekat tirai panjang berwarna coklat muda,     

Dokter itu menyuruh Hans berbaring diranjang no. 15, untuk mengobati hidungnya yang berdarah, Hans tampak menuruti perintah dokter itu dengan patuh, ia melepas sepatunya , dan berbaring tidur diranjang single yang telah disiapkan untuknya,     

"Excuse me sir..... Apa anda punya allergi pada obat-obat tertentu ?", tanya Anita sambil memasang sarung tangan baru di kedua tangannya,     

Hans tampak terdiam membeku, menatap Anita tak berkedip, 'N-Nita ??... it's you ??', Jantung Hans serasa ingin lepas dari tempatnya, saat mendengar suara Anitanya itu kini terdengar jelas dihadapannya....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.