Shadow of Love

Not You part. 3



Not You part. 3

0Barang-barang Anitapun dipindahkan ke kamar utama milik Chen, Anita duduk diam diatas ranjang milik Chen yang dingin, ia belum bisa beradaptasi dengan suasana dalam kamar Chen yang sangat luas itu, Anita membaringkan tubuhnya, tatapan matanya menatap keatasnya, langit kamar Chen terlihat seperti alam semesta yang penuh bintang dibawah iluminasi cahaya ruangan, Anita tiba-tiba menyadari, ia merasa tidak banyak mengetahui semua hal tentang Chen, seperti hal dasar, misalnya makanan apa yang disukainya ?, apa warna favoritenya ?, merk baju apa yang dikenakan atau berapa nomor sepatunya ?, meskipun hal sebaliknya terjadi padanya, karena ia merasa Chen seolah mengetahui segalanya tentangnya....     

Tetapi sesungguhnya, dalam hatinya memang tidak tertarik untuk mengetahui segalanya tentang Chen .. untuk apa ?... toh Paman Wang dan asistennya selalu membantu mengurus segala keperluannya,     

Anita menatap langit kamar itu dengan perasaan hampa, tiba-tiba terpikir olehnya, kira-kira apa yang biasanya dpikirkan Chen saat ia berbaring disini ??, selama mereka tinggal bersama, ia sangat jarang masuk kekamar ini, bahkan bisa dihitung dengan jari, karena biasanya Chen-lah yang akan selalu menyambanginya ke kamarnya langsung, jika ada sesuatu yang ingin ia bicarakan,     

Anita tanpa sadar memejamkan matanya, ia merasa mengantuk, tetapi belum juga satu menit ia tertidur, matanya langsung membuka kembali, ia merasa panik, saat mendengar pintu kamar itu dibuka dari luar, rasa canggung menyelimutinya, ia masih belum memikirkan bagaimana cara untuk bersikap normal sebagai seorang istri, ia benar-benar merasa tidak siap,     

Chen masuk kedalam kamarnya, ia tidak mengatakan apa-apa, tidak menengok sedikitpun pada Anita, seolah menganggap Anita tidak ada disana....     

'Huh sial. kenapa aku jadi penakut begini !!,' Anita tidak mengerti, mengapa ia tiba-tiba merasa canggung untuk merajuk seperti biasanya,     

'Sebenarnya apa yang aku takutkan ?....'     

Anita pura-pura memejamkan matanya, ia mendengar suara gemericik air, ia tahu Chen pasti sedang mandi, Anita diam-diam menghela nafas lega, beberapa menit kemudian... keadaan menjadi tenang kembali, karena penasaran ia membuka matanya, ia melihat Chen sedang mengganti baju dengan membelakanginya, ini adalah pertama kalinya ia melihat tubuh Chen tanpa sehelai pakaianpun, tampak dari belakang otot-ototnya terlihat halus, kuat dan kekar, posture tubuhnya sangat atletis, ia sudah sering menangani dan melihat posture pasien pria, namun ia yakin tidak ada yang begitu sempurna seperti Chen,     

Chen tiba-tiba menoleh kebelakang, Anita bagai tertangkap basah, mereka saling bertatapan ....     

Anita menelan ludahnya dengan panik , ia langsung memejamkan mata secepatnya,     

Chen tersenyum samar, "Aku tahu kamu belum tidur, kemarilah ... bantu aku mengeringkan rambutku...",     

Anita menggembungkan kedua pipinya, sambil menggerutu kesal, ia sangat malas untuk bangun, Chen terbiasa tidur dengan AC dingin, membuatnya sangat nyaman berada dibawah selimut, ia bahkan harus menggunakan kaos kaki agar tidak kedinginan,     

Dengan terpaksa, Anita membuka selimutnya lagi, tentu ia harus keluar sarangnya untuk membantu Chen mengeringkan rambutnya, ia tidak enak untuk menolak permintaan sederhana Chen itu,     

Chen duduk di sofa beludru berwarna abu-abu mewah yang berada didepan dinding kaca dengan view kota singapore yang gemerlap, Anita berdiri dibelakangnya dengan pengering rambut yang ia ambil dari kamar mandi,     

Saat jari-jari Anita menyentuh rambut Chen, ia merasa takjub, tidak menyangka kalau rambut pria ini selembut ini.... karena ini adalah pertama kalinya ia menyentuh langsung rambutnya,     

Anita lalu membantu mengeringkan rambut Chen dengan hati-hati, sementara Chen tampak fokus menatap ke layar laptop dipangkuannya,     

Diam-diam Anita mengintip kebawah, ia dapat melihat tangkapan layar laptop milik Chen dengan jelas, ia mengeryitkan keningnya, Chen tampak sedang melihat beberapa destinasi wisata di jepang. "Apa kau berencana pergi ke jepang ?, aku tidak mau ikut yah !..... aku harus selesaikan dinas praktekku bulan ini, aku masih punya hutang praktek dua minggu di unit interna dan orthopedi, agar aku dapat ikut 'ujian akhir' bulan tujuh nanti...", ujar Anita tegas, memperingatkan Chen akan jadwal kuliahnya.     

Mendengar ucapan Anita, tatapan mata Chen seketika berubah liar, seperti ombak dilautan yang saling menyambar, "Aku sudah bilang. kau tidak perlu lagi ikut tugas praktek di rumah sakit !, aku akan mengatur agar kau bisa mengikuti ujian akhirmu tanpa harus praktek langsung ke rumah sakit. apa kau mengerti ..",     

Hanya dengan cara ini Chen bisa mencegah pertemuan Hans dari Anita selanjutnya,     

Hans sudah menemukan Anita, ia yakin, Hans pasti akan mencari Anita setiap hari di tempat prakteknya, Apapun yang terjadi mereka tidak boleh bertemu dan reunited lagi !,     

"Kau tidak bisa bertindak seenakknya, aku ingin menyelesaikan gelarku sesuai procedure semestinya, aku akan melakukan tugas praktekku sesuai target , kau tidak bisa menghalangiku !",     

"Aku tahu.... bukan itu motive utamamu praktek ke rumah sakit... ", Chen menepis pengering rambut dari tangan Anita dan berdiri sambil memandangnya dingin,     

Pengering rambut itu terjatuh ke lantai,     

Anita membungkuk untuk mengambilnya sambil menggigit bibirnya, "Aku tidak peduli apapun yang kau pikirkan ",     

"Jadi kau berani melawanku sekarang hanya demi pria itu ?"     

"Apa yang kau bicarakan... sikapmu ini sangat childish, kau marah-marah tanpa alasan... sungguh menjengkelkan,"     

"Kau bilang tanpa alasan ?... sekarang coba kau jelaskan padaku... apa arti foto-foto ini !!"     

Anita tersentak, ia menatap foto-foto dilaptop Chen dengan wajah marah, "Jadi kau memata-matai aku ?"     

"Kau berpelukan di tempat umum!! dalam keramaian begini , dan kau masih berani bilang jika aku memata-matai- mu?" kilah Chen tak kalah sengit,     

Anita berkeras dengan pendapatnya, "Aku tidak suka caramu yah.. aku bukan hewan peliharaan yang bisa kau ikat dan kau pantau sesuai kehendakmu .. kalau kau tidak bisa percaya padaku. untuk apa kita menikah ??"     

"W-What ? apa magsudmu ?"     

Anita menahan nafasnya, seketika ia berpikir untuk mengakhiri pernikahan semu antara dirinya dan Chen, "Aku ingin bercerai darimu !",     

Chen menatap Anita dengan lekat, darahnya terasa mendidih, ia tidak menyangka, demikian dasyat pengaruh Hans pada Anita. bahkan hanya dalam satu perjumpaan mereka, Hans langsung mampu mengambil alih seluruh hati Anita darinya.     

Selama ini, meskipun sedang marah, Anita akan tetap merasa tergantung padanya, ia akan merajuk, bermanja untuk meminta sesuatu darinya, seolah tidak pernah terpikirkan olehnya untuk hidup berpisah darinya,     

Chen merasa sangat hancur, sambil membuang laptop miliknya ke lantai ia maju satu langkah mendekati Anita, "Bercerai ?, apa kau pikir pernikahan kita hanya main-main ?," suara Chen terdengar bergetar, memendam rasa sakit yang teramat dalam,     

"Aku rasa, tidak perlu memaksakan diri mengikat dirimu padaku seumur hidupmu, jika nyatanya tidak ada perasaan cinta diantara kita... bukankah itu bodoh dan hanya membuat beban saja ?",     

Chen mengepalkan tangannya dengan kuat, Anita seolah menantang ego-nya sebagai seorang lelaki,     

Chen mencibir, "Hah jadi kau sekarang sudah merasa hebat hmm ?!! kau merasa sangat luar biasa bukan ?, merasa bisa mendapatkanku dan membuangku kapanpun kau mau bukan ?! ... dengarkan aku baik-baik.. kau itu ... sama seperti perempuan murah diluar sana, kau tidak ada harganya sama sekali bagiku !"     

"Baiklah.... aku mengerti...aku keluar sekarang... aku akan tidur di kamarku," ucap Anita dingin, sebagai bentuk perlawanan terakhirnya,     

"Coba saja !, jika kau memang berani ... melangkah satu langkah saja dari tempatmu !", ancam Chen suram.     

Anita seketika menghentikan langkahnya, ia langsung terdiam membeku ditempatnya, menunggu Chen melanjutkan ucapannya,     

Suasana kamar terasa mencekam dan dingin, lalu terdengar bibir tipis Chen berkata dengan tegas, "Jadi kau benar-benar ingin pergi dariku hah ?!!, baiklah... aku akan kabulkan keinginanmu... tapi kau harus membayar semua pengorbanan yang telah kulakukan padamu selama ini ! kau harus membayar lunas semuanya !!",     

'Ohh.. jadi kau ingin hitung-hitungan sekarang ?.. fine !, biar sekalian mamah tahu, ternyata ini warna aslimu?,'     

"Sebutkan nominalnya....",     

"Hah.. memang berapa nominal yang kau punya untuk bisa mengganti semua waktu yang telah kuhabiskan untuk merawatmu selama ini ??" tantang Chen mencibir, terasa seperti sebilah pisau yang menancap didada Anita,     

"Apa maumu...."     

"Kau harus memberi anak untukku ! hanya itu cara yang bisa kau lakukan untuk menebus kebebasanmu !",     

'Memberi seorang anak untuknya ?, Jadi ia ingin aku membalas budi dengan cara itu ?, dasar pria aneh !,' Anita bukan tidak menyukai anak-ansk, tapi ia merasa seperti memiliki sebuah trauma dengan kata melahirkan seorang anak, dipikirannya melahirkan seorang anak tidak mudah seperti yang dipikirkan semua orang, memerlukan tanggung jawab besar dan konsekwensi jangka panjang,     

Anita meremas jari-jarinya dengan kuat, pikirannya sibuk menimbang-nimbang ...     

Tiba-tiba ia teringat ekspresi sedih mamahnya, yang sangat berharap ia dapat segera memiliki anak, mamah selalu bilang ingin memiliki cucu untuk menghibur masa tuanya,     

Anita merasa dalam dilemma, dan tanpa menggunakan akal sehatnya kata-kata meluncur dari mulutnya, "Baiklah....",     

Hampir tidak terlihat, tapi raut terkejut tergambar dimata Chen, kemarahan-pun menguasai pikirannya, "Kau harus membiarkanku menyentuhmu kalau begitu, jangan harap kau bisa lepas dariku, tanpa memberiku seorang anak !"     

Anita menarik nafasnya dalam-dalam, dan langsung berjalan mendekati Chen, dia lalu mencoba membuka kancing baju Chen dengan tangannya yang gemetar, bulu mata Anita yang tebal bagai kepakan sayap kupu-kupu, ia tidak bisa menyembunyikan rasa gugup dimatanya, Anita tidak berani membalas tatapan mata Chen padanya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.