Shadow of Love

Ini urusan siapa ?



Ini urusan siapa ?

0Dengan wajah serius, Chen terus menatap Anita lekat, seolah ingin menunjukkan pada Anita jika ia sedang berbicara yang sesungguhnya, tapi Anita sudah terlanjur malu, ia menoleh kesamping, tidak berani membalas tatapan Chen, ia buru-buru menepis tangan Chen yang membelenggunya "Lepaskan !, aku mau kembali kekamarku...", ucap Anita tegas, sambil berusaha bangkit dari tidurnya,     

"Wait.... nit, mana bisa kau meninggalkanku dalam keadaan seperti ini ?." Chen langsung menahan pergelangan tangan Anita sambil melihat kearah celana bagian bawahnya, yang kini tampak menggunduk tegang, Anita spontan mengikuti arah pandangan Chen, dan ia menjadi salah tingkah sendiri,     

"Huh bukan urusanku !'' jawabnya sekenanya, ia berhasil menghempas gengaman tangan Chen dipergelangan tangannya, namun ia tetap tidak dapat beranjak dari ranjang ketika Chen kembali menangkap pinggang rampingnya dan menahannya untuk tetap ditempatnya, "Kalau bukan urusanmu, lalu ini urusan siapa ?",     

"Lepas !! mana aku tahu...",Anita berkeras dengan penolakannya,     

"Ohh nitt ... please.....", Chen menatap Anita dengan wajah memohon, seolah meminta pengertiannya,     

Sebagai seorang dokter Anita tentu sangat paham dengan reaksi hormonal pada pria dewasa seperti yang dialami Chen sekarang ini, ia tahu perbuatan mereka tadi mau tidak mau telah berhasil merangsang libido sexual mereka naik, tapi menginggat posisinya sekarang ini, ia memilih bertahan pada egonya, ia akan memendam hasratnya dalam-dalam, menjaga harga dirinya hingga akhir daripada harus memohon seperti yang dilakukan Chen padanya, ini benar-benar memalukan,     

Anita hanya menurut, saat Chen mengangkat dagunya keatas, "Kau boleh melanjutkan marahmu setelah ini,... please" bujuk Chen dengan lembut, sambil membelai rambut Anita,     

Melihat reaksi diam Anita, Chen mengartikan bahwa Anita menyetujuinya,     

Chen langsung memegang kendali, ia memegangi wajah Anita dengan kedua tangannya, dan langsung kembali menghujani bibirnya dengan ciuman panas,     

Anita menyambut tautan lidah Chen dengan ragu-ragu,     

Chen merasa gembira, Anita meresponsenya, ia lalu meningkatkan serangan, menjelajahi mulut Anita dengan ciuman lebih aggressive,     

"Jangan kasar.....", ucap Anita lirih, dengan suara yang hampir tidak terdengar, mereka saling bertatapan penuh arti,     

Chen menganggukkan kepalanya dengan bersemanggat, kemudian ia menekan dada Anita dan langsung ikut menjatuhkan diri bersamanya, Chen tidak ingin berbasa-basi lagi, ia ingin menjadikan kesempatan ini untuk memiliki Anita seutuhnya, sambil kembali menghujani Anita dengan ciuman, tangannya menjelajahi setiap lekuk tubuh isterinya itu intimately,     

Anita tampak tidak mencoba menghindarinya lagi, tangannya menyentuh dada Chen, rasa hangat di telapak tangannya terasa familiar, ia lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Chen, mereka saling berbalas ciuman dalam hasrat yang memuncak,     

menit selanjutnya, Anita tidak tahu kemana perginya pakaian dalamnya atau bagaimana posisinya kini bisa berada di tepi ranjang sementara Chen tampak melemparkan sisa pakaiannya lalu kembali bergabung dengannya, merengkuhnya kedalam pelukannya sehingga ia bisa merasakan dada Chen kembali melekat didadanya,     

Mereka berdua tampak sama-sama tidak mengenakan sehelai benangpun....     

Bagi Chen, ia telah berulang kali melihat Anita bertelanjang bulat tanpa pakaian, saat ia harus merawatnya pada masa-masa depresinya dulu, ia harus membantunya untuk mandi dan melakukan segala aktivitas personalnya tanpa bantuan siapapun, karena saat itu Anita hanya mau disentuh olehnya saja, namun begitu, tidak ada terbesit dihatinya untuk memanfaatkan kelemahan Anita itu menjadi kesempatan baginya,     

Berbeda dengan situasi sekarang, gadis itu kini bertelanjang bulat dipelukannya, dengan kesadaran penuhnya, menatapnya erotis, seolah sengaja menantang jiwa lelakinya, dan terlebih lagi ia kini berstatus sebagai isterinya, jadi apa lagi yang harus ditunggunya ?     

Anita merasakan sentuhan pria itu menyusuri sepanjang paha bagian dalamnya, tangannya yang kekar seolah mencari dan menemukan pusat dirinya, ditengah cahaya kamar yang temaram, Anita bisa melihat kilatan mata Chen yang tampak bingung dan ragu-ragu, "Nita... sayang.... katakan padaku... kau menginginkanku .. please katakan padaku kau juga mencintaiku",     

Anita terus melenguh, dan mendesah tak terkendali, mulut Chen terus menjelajahi setiap inches tubuhnya tanpa terkecuali,     

Dalam keadaan high seperti ini, sulit baginya untuk berbicara banyak kata, hasratnya terasa ingin meledak, Chen telah mampu membangkitkan gairah terpendam dalam dirinya, dan ia kini bagai gunung berapi yang siap meletus, lava dalam tubuhnya bagai gelombang panas yang menyelimutinya,     

"Katakan padaku kau juga mencintaiku...",     

"Aghhh Chen !!,"     

Anita membelalakan matanya lebar, saat Chen menyatukan tubuh mereka menjadi satu, di satu titik itu, ia merasakan miliknya bagai terkoyak, benda kokoh itu menembus miliknya dengan keras dan tak berperasaan,     

"Aa-ghhhh... !! .." Anita merintih, tapi Chen seolah tidak dapat mengendalikan dirinya lagi, ia tidak menunjukkan simpati sedikitpun padanya, euphoria kenikmatan meliputi seluruh saraf ditubuhnya, sensasi itu sangat hebat dan tiada duanya,     

Chen terus mendorong miliknya jauh kedalam Anita, menembus dinding terdalam yang begitu sempit dan sesak,     

Anita menahan tangis dibawah kekuatan luar biasa itu, tubuhnya bagai robek, terbelah, tak terbayangkan...     

Anita memeluk pinggang Chen yang melekat ditubuhnya dengan kuat, berusaha menahan pinggangnya agar tidak mendorongnya lagi, tapi Chen justru langsung menyambar mulutnya yang membuka lebar, lalu menciumnya dengan massive,     

Saat Anita masih berusaha memetakan tubuhnya, bagian mana yang harus ia response lebih dulu, tiba-tiba Chen kembali mendorong miliknya menggebu-gebu , Anita spontan menjerit keras, kedua tangannya meremas sprei bed dengan kuat,     

"Aa-ghhhh Chen....wait..     

please..." seru Anita putus asa, meskipun hasratnya juga sama menggebu seperti Chen, namun tubuhnya berkata sebaliknya, butuh waktu baginya untuk menerima milik Chen itu, ia merasa begitu kesakitan,     

Merasa tidak didengar, Anita memegangi lengan Chen dengan kuat, ia menggelengkan kepalanya menyerah, keningnya tampak basah oleh keringat,     

tapi dalam pandangan Chen, rona merah wajah Anita itu justru semakin menggiurkan, membuat hasratnya kian berkobar hebat, detik selanjutnya Anita hanya bisa pasrah saat Chen justru meningkatkan dorongannya padanya,     

Anita berusaha menyesuaikan diri,...     

Moment berikutnya, dunia berubah menjadi tempat yang berbeda saat penyatuan tubuh itu kemudian bergerak berirama, dan Anita benar-benar telah menjadi miliknya,     

Chen merasa bahagia, Anita memeluknya dengan erat, bersama mereka menikmati kenikmatan hingga larut malam,     

Setelah percintaan itu usai, Chen tidak melepaskan Anita , ia terus mendekapnya seolah takut jika Anita akan pergi darinya, Anita tampak tertidur nyenyak disampingnya, wajahnya tampak kelelahan, Chen terus mengamati wajah indah itu sambil tersenyum kecut, merenungkan hal-hal sedih yang mungkin terjadi di hari ke depan, ia sangat ketakutan, membayangkan bagaimana jika wanita dalam pelukannya kini kelak tidak menginginkannya lagi.... bagaimana dengannya ?, apa yang harus ia lakukan ?, sebab hatinya tidak bisa menerima cinta lainnya ... hatinya hanya menginginkannya saja ...     

Chen merasa frustrasi, meskipun Anita tampak masih tertidur, ia kembali menghujaninya dengan ciuman, Anita melenguh pelan, ia mendorong wajah Chen dari wajahnya, menolak ciuman Chen yang membabi buta, "Biarkan aku istirahat sebentar",     

"Tapi aku ingin sekali lagi....",     

"Iya, ... tunggu sebentar, aku masih lelah",     

"Tidak apa, kau boleh diam saja, biar aku sendiri yang melakukannya .."     

Anita hampir mau memukul Chen yang keras kepala , namun ia tidak dapat berbuat apa-apa, ketika Chen tiba-tiba telah merangsek kebawahnya sana.... dan kembali menstimulasi dirinya dengan hebat, kemudian suara desahan dan erangan kembali memecah keheningan malam,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.