Shadow of Love

Love me like you do



Love me like you do

0You're the light. You're the night     

You're the color of my blood     

You're the cure. You're the pain     

You're the only thing I wanna touch     

Never knew that I could mean     

so much~~ so much~~     

Love me like you do,     

Oh love me like you do~     

By, Ellie Goulding.     

Song, Love me like you do     

.     

.     

Anita membuka matanya, ia merasa kedinginan, ia mengulurkan tangannya kebawah, mencoba meraih selimut tebal dibawahnya, namun selimut itu terlalu berantakan, jadi ia bangkit dari tidurnya untuk menggapainya, namun ia merasa terkejut saat mendapati dirinya ternyata dalam keadaan telanjang bulat, dan saat matanya melihat pada tubuhnya sendiri, banyak tanda merah bekas ciuman terlihat diseluruh dada dan tulang selankanya, itu tampak cukup mengerikan, Anita tertegun dan spontan melihat kearah sekelilingnya, 'Ini dimana ? .... ini bukan ruang kamarku ... ', tapi belum juga ia sembuh dari rasa kagetnya, sebuah tangan kekar merengkuh pinggangnya dari belakang dan langsung menyeretnya dalam pelukannya,     

Anita reflects menoleh kebelakang, aroma masculin yang familiar menyeruak dari tubuh dibelakangnya itu, 'Ohh Chen ...?!.', Anita seperti tersadarkan, ia tahu siapa pria dibelakangnya kini..... yang tak lain adalah suaminya sendiri, dan ia kini tidur dikamarnya,     

Anita mengerjapkan matanya berulang kali, pikirannya kini sudah lebih jernih, dan tentu saja ia dapat menginggat dengan jelas apa yang sudah terjadi padanya semalam ..     

Anita menghembuskan nafasnya perlahan, dan berbaring dengan patuh disana, tak bergerak sedikitpun, karena ia tidak ingin membangunkan sosok dibelakangnya itu,     

Dilihatnya cahaya matahari mengintip dari balik horden mewah didepan sana, sepertinya pagi telah datang,     

Chen mengeratkan pelukannya, satu kakinya naik keatas paha Anita, Anita dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat menerpa lehernya, Anita tahu, Chen telah bangun, dengan ragu-ragu ia berusaha membuka percakapan, "Hei...apa kau tidak berangkat kerja ? lihatlah sepertinya hari sudah hampir siang...",     

Anita tidak berani bergerak dari tempatnya, membiarkan Chen tetap memeluknya erat, meskipun ia merasa tubuhnya terasa tidak nyaman, nyeri disana-sini, terasa hancur lebur, tapi ia tidak ingin membuat gerakan provocative yang bisa memancing Chen 'on' kembali, entah mengapa ia merasa sangat tidak asing dengan situasi semacam ini, dan alam bawah sadarnya seolah memberi lonceng peringatan, untuk jangan melakukan satu gerakanpun dari tempatnya sekarang,     

Chen meraih bahu Anita dengan lembut lalu membalikkan tubuhnya menghadapnya, hingga mereka kini tidur saling berhadapan,     

dengan mata masih terpejam erat, Chen menjawab pertanyaan Anita dengan suara parau, "Aku sangat lelah, aku tidak ingin bekerja hari ini",     

"Oh ..."     

Anita sontak terpana, pria didepannya itu ternyata sangat tampan, alisnya tebal, dengan wajah bertulang kokoh dan menarik, pembawaannya angkuh dan anggun, ia memiliki pupil mata berwarna coklat hazel yang indah, ketika pria itu tiba-tiba membuka matanya, tak dapat dihindari, membuatnya tertegun terpesona.... dirinya bersumpah, ia tidak akan pernah bosan dengan wajah tampan ini, tidak peduli berapa kalipun ia melihatnya,     

Mereka saling bertatapan penuh arti....     

"Terpesona ?",     

"Hmm sepertinya...", jawab Anita tenang, padahal dalam hatinya merasa kesal, ia terpaksa mengakuinya, saat Chen terlanjur memergoki aksinya yang sedang menatapnya kagum, ia merasa bagai pencuri yang tertangkap basah saat melakukan aksinya,     

"Jadi tunggu apa lagi ?, kau boleh menciumku dibagian manapun tubuhku, kau boleh memilikiku sesukamu, ... tidak perlu merasa sungkan ", ucap Chen tidak tahu malu, sambil sengaja memajukan wajahnya hingga menyentuh wajah Anita tak berjarak,     

'Huh dasar brengsek !!, kurang ajar !' Anita langsung menoleh kesamping, ia hanya bisa mengumpat dalam hati, ia tahu Chen pasti merasa menang atasnya,     

Chen mencium pipi Anita yang merah padam, "Begitu saja malu, bukankah ini tidak sebanding dengan apa yang sudah kita lakukan semalam ?",     

Anita benar-benar merasa mati kutu, diam-diam ia mengepalkan tangannya dengan kuat,     

Tapi tiba-tiba ia merasa perutnya terasa kram, sebenarnya ia telah menahan rasa ingin buang air kecil sejak tadi, "Em-m Chen....."     

"Yaa ?",     

"Aku ingin ke bathroom sebentar, pengen pipis...", ucap Anita memohon, ia tampak tetap patuh ditempatnya, tidak berani bergerak sedikitpun dari ranjang,     

Chen merasa tidak tahan melihat aksi bodoh Anita itu, ia langsung tertawa lebar, sambil mencubit pipi Anita ia berkata dengan gemas, "Sejak kapan kau perlu ijinku untuk pergi ke bathroom ?!, pergi cepat sana.... jangan suka menahan pipis, nanti bisa jadi penyakit...",     

"Tapi....Kakimu ? ..", Mata Anita menunjuk pada kaki Chen yang tampak menindih pahanya,     

"Oh... so-rry...", Chen seolah baru tersadar, ia telah memeluk Anita terlalu erat,     

Chen segera melepas pelukannya, dan membiarkan Anita pergi ke kamar mandi,     

Saat menapakkan kakinya dilantai, Anita merasakan kakinya gemetar hebat, ia merasa tubuhnya tidak bertenaga, ia melilitkan selimut putih ditubuhnya sambil berusaha menyeimbangkan badannya,     

Anita tahu, Chen sedang terus mengamatinya, ia lalu berjalan ke kamar mandi dengan langkah tegap, ia tidak ingin terlihat lemah dan memalukan dihadapan Chen, maka ia berusaha sekuat tenaga menapaki langkahnya dengan tegar hingga pintu kamar mandi itu tertutup rapat ,     

.     

.     

Pukul sepuluh lewat tiga puluh menit....     

Mereka telah menyelesaikan makan pagi menjelang siang mereka, Bibik vena tersenyum kecil melihat kebersamaan mereka pagi ini, saat Chen dan Anita tampak keluar dari kamar mereka bersama-sama, dan senyum cerah terus merekah indah diwajah Chen,     

Bik Vena merasa ikut bahagia saat menyaksikan Anita dengan sabar melayani mengambilkan sarapan pagi untuk suaminya itu, Chen terlihat exited, ia bahkan langsung menghabiskan satu tumpuk waffle dan segelas susu putihnya yang disiapkan Anita hingga ludes,     

'Dasar Anak muda....', bik vena seolah mengerti mengapa Chen terlihat begitu lahap menyantap sarapan paginya kali ini, itu pasti karena ia telah bekerja keras semalaman,     

ia tahu, mereka telah berhasil melakukannya dengan baik,     

Melihat Chen telah menyelesaikan sarapannya, Anita spontan mengambil dua lembar tissue dan langsung menyodorkan pada Chen, Chen tersenyum samar, ia sengaja menangkap ujung jari-jari Anita dan menyentuhnya dengan gerakan erotis, sambil tidak melepas kontak mata dengan Anita, ia menerima tissue dari isterinya itu dengan memikat,     

Anita langsung menghempas pegangan tangan Chen itu, wajahnya berubah memerah, ia merasa sangat kesal setengah mati, 'Huh orang ini, kenapa jadi aneh begini sih, apa sebenarnya yang ada di otaknya !', Anita menengok kekiri dan kekanan, memastikan bik vena tidak sedang berada disekitarnya dan menyaksikan ulah Chen barusan, Anita menghempas nafasnya dengan kesal, sambil menatap Chen marah, dari sejak bangun tidur, ia merasa Chen seolah tidak berhenti menggodanya, sengaja terus membuatnya malu sepanjang waktu,     

"Chen.... aku berangkat kerumah sakit dulu yah..", Sambil merapikan bajunya, Anita bangkit dari kursi makannya dan berpamitan untuk pergi ke rumah sakit untuk dinas siang hari ini, karena sesuai jadwal dari kampus, ia masih harus menyelesaikan praktek di unit Anak, ruang PICU hingga hari jum'at,     

"Tidak sayang.... Kau tidak akan pergi kemana-mana, sore ini kita akan berangkat ke jepang...." jawab Chen dengan suara tenang, sambil tetap sibuk mengelap jari-jarinya yang berminyak dengan tissue yang diberikan Anita,     

"Che-en.... khan aku sudah bilang... aku tidak mau ikut ke jepang ...",     

Chen mendengakkan wajahnya keatas, dan menatap kearah Anita dengan tatapan lembut,     

"Sa~yang... aku sudah menyiapkan ini sejak lama, kita akan pergi ke jepang, untuk merayakan anniversary pernikahan kita yang ke tiga disana... apa kau lupa ?."     

"Ohh please Chen.... bukankah anniversary kita masih dua bulan lagi khan ?, mengapa kita harus pergi tergesa-gesa seperti ini ?",     

Chen meraih tangan Anita, dan menariknya ke dekatnya, "Sebenarnya ... ini adalah pre-anniversary pernikahan kita sayang.... aku ingin mengajakmu jalan-jalan menikmati musim semi di Hitsujiyama ... percayalah... kau pasti akan sangat menyukainya nanti.... aku sudah menyiapkan sesuatu yang indah disana. Nanti kita juga bakal jalan-jalan ke Tokyo, Hokkaido dan Disneyland .... bagaimana ??", Chen berusaha membujuk Anita, dengan suara begitu lembut, memberi pengertian akan magsudnya,     

Anita menghempas pegangan tangan Chen dengan keras, "Chen !!, sudah berapa kali aku jelaskan padamu, aku ingin menyelesaikan gelarku ini tepat waktu !.. jadi aku harus menyelesaikan jadwal dinas praktekku ini dengan optimal, agar aku bisa ikut ujian akhir bulan depannya....ohh.. be respect .... ple~ase ",     

Anita tidak habis pikir, ia jelas-jelas sudah memberitahu Chen tentang schedule kuliah dan prakteknya sejak jauh-jauh hari, tapi kenapa Chen masih juga berkeras ingin mengajaknya jalan-jalan ?, menurutnya liburan ini bukan sebuah prioritas , mereka bisa melakukannya di lain waktu, tanpa harus mengorbankan schedule pendidikan yang sedang ia jalani,     

Chen menekan egonya, berusaha menenangkan Anita, "Sayang.... aku sudah booking semuanya... aku sudah mempersiapkan perjalanan ini sejak lama, aku benar-benar memimpikan perjalanan ini... em-m atau bagaimana jika kau anggap saja ini hadiah anniversary darimu untukku, temani aku jalan-jalan kali ini yah ?",     

Chen tidak peduli, apapun akan ia lakukan, meskipun harus berkata bohong, yang penting Anita bisa luluh dengan keputusannya itu,     

"Aku tidak mau !!, Pokoknya aku tidak akan pergi ke jepang bersamamu !, aku ingin menyelesaikan praktekku ! ... jika kau memang sangat ingin melihat bunga musim semi di Hitsujiyama .... pergilah kesana sendiri, aku tidak keberatan, juga tidak akan menghalangimu !!, pokoknya kau tidak boleh melarangku untuk menyelesaikan kuliahku !",     

Suara Anita menggema keras di seluruh ruang Apartment, ia benar-benar merasa marah, dan memutuskan untuk melawan keputusan otoriter Chen itu sampai akhir,     

Bik Vena mendengar itu. ia menatap kearah luar, ia langsung menghentikan membenahi peralatan masaknya, 'Ada apa lagi ini ?, bukankah mereka baru saja berbaikan ?..'     

"Anita !!, Kenapa kau begitu dramatic ?, bukankah aku sudah bilang, untuk jangan khawatir tentang itu ... kau pasti akan mendapatkan gelarmu itu tepat waktu sesuai kehendakmu. kau hanya perlu mendengarkanku saja, dan aku akan mengabulkan semua keinginanmu... jadi dimana masalahnya ?",     

Anita menatap kearah Chen tajam, wajahnya memerah diliputi amarah yang membuncah, "Jadi.... begini caramu melihatku selama ini hah ??!, kau pikir aku tidak punya kemampuan untuk melakukan semua dengan upayaku sendiri begitu ?!!.... ",     

Anita tidak terima, Chen underestimate dirinya, meragukan kemampuan akademiknya, ia bukanlah sampah, saat ia ikut ujian masuk fakultas kedokteran, ia melakukan ujian test dengan kemampuannya sendiri, saat itu diam-diam ia memasukkan formulir pendaftaran dan mengikuti test verifikasi secara online, hingga ia memegang hasil pengumuman bahwa ia diterima sebagai mahasiswa kedokteran, ia baru mengatakan keinginannya itu pada Chen dan mamah,     

"Aku tahu, kenapa kau begitu berkeras ingin pergi ke rumah sakit !, kau ingin bertemu dengannya bukan ?, kau bahkan rela melawanku hanya demi bisa menemuinya lagi bukan ?!",     

Anita mengeryitkan keningnya, menatap Chen dengan tatapan tidak mengerti, ia mencoba memahami arah pembicaraan Chen yang tiba-tiba diluar radarnya ?,     

"Bertemu dengannya ? siapa ?,"     

"Kau tidak perlu berpura-pura polos didepanku, karena aku bisa membaca apa yang kau pikirkan dari wajahmu !!"     

"Apa magsudmu ?, apa yang kau bicarakan ?,"     

Chen tersenyum sinis, ia enggan menjawab, ia menoleh kesamping dengan wajah terlihat suram,     

Tapi detik selanjutnya, Anita seperti tercerahkan, instinctnya mengatakan ini masih berhubungan dengan fotonya dengan pasiennya kemarin siang, "Chen ... dia hanya pasienku...kemarin kami juga makan siangnya di public area, kami berpelukan by accident, karena aku hampir tertabrak pasien berkursi roda, ia memelukku agar terhindar dari tabrakan kursi roda dibelakangku, kau boleh check cctv camera jika perlu, kau tidak boleh menilainya berlebihan ... jangan terlalu possessive please..."     

"Huh Syukurlah kalau kau paham jika aku seorang suami yang possessive !! maka jangan pernah melakukan hal yang membuatku cemburu ",     

Anita tidak mengerti, ia bahkan telah menuruti kemauan Chen, ia telah menyerahkan tubuhnya dan melakukan semua yang Chen mau, tadi malam mereka telah menjadi satu, namun ternyata semua itu seolah masih belum cukup untuk membuktikan kesetiannya sebagai istrinya ,     

Anita tersenyum mesra, ia merubah gesture dan taktiknya, ia kembali mendekati Chen dan merajuk manja, mencoba konsep mengalah untuk menang,     

"Baiklah.... aku mengerti .. aku janji tidak akan mengulanginya lagi.... aku tidak akan menerima ajakan makan siapapun di kemudian hari....okay ",     

Anita berharap sikap lembutnya dapat merubah keputusan Chen,     

"Janji..."     

"Iya... janji !!,"     

"Em-m jadi apa aku boleh kerumah sakit sekarang... sayangku ?"     

"Tidak !!, kita tetap harus terbang kejepang sore ini.!."     

Mendengar jawabban tegas Chen itu, kesabaran Anita langsung habis, "Alright.... I'm done !!, I'm done with you... it's enough.... "     

Sambil menahan air matanya, Anita berjalan menuju kamarnya , dan langsung mengunci pintu kamarnya dari dalam,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.