Shadow of Love

Menaruh dendam dengan ucapanku



Menaruh dendam dengan ucapanku

0Chen sengaja menyandarkan bahunya, ia menahan pintu kamar Anita dengan tubuhnya "Kokk mesum, aku bicara yang sebenarnya !, ini adalah pengalaman nyata dari para pasangan yang sudah menikah cukup lama, mereka bilang, semakin sering melakukan hubungan suami isteri, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan proses pembuahan, .... dan secara logika memang masuk akal khan.... please deh, coba kamu tuh baca banyak referensi, jangan hanya terpaku pada satu sumber buku saja.... biar upgrade pengetahuan yang kau miliki",     

Wajah Anita tampak merah padam, ia langsung mendorong tubuh Chen untuk pergi dari kamarnya, "Apa kau lupa kalau aku adalah seorang dokter ?, kau tidak bisa membodohiku dengan teori amatir-mu itu !, Kalau memang kwalitas sperma milikmu bagus, bercinta selama dua hari kemarin sudah efektive untuk membuahiku, jadi kita tunggu hasilnya hingga dua minggu kedepan, pasti akan terbaca jika aku positive atau negative,"     

"Ahh gak bakal efektive nit... dua hari saja tidak akan optimal untuk proses pembuahan, kau tahu persis itu, tidak usah mendebatku..",     

"Kamu yang tidak usah mendebatku !, jangan sok mengajariku !!, Aku tahu apa magsud utama-mu !, pokoknya aku tidak mau tidur sekamar lagi. cepat kembali sana ke kamarmu, aku ingin segera mandi ! badanku sangat kotor", Anita kembali mendorong tubuh Chen dengan lebih kuat,     

Chen mengalah, ia tidak mau berdebat lagi, ia keluar kamar Anita dengan suka rela, "Baiklah, tapi turunlah jika sudah selesai, kita makan malam dulu ... aku menunggumu di meja makan okay !",     

"Iya...", jawab Anita tegas, Chen lalu menutup pintu kamar Anita dengan hati-hati,     

Hari ini terasa amat sangat panjang, banyak sekali kejadian yang terjadi, hingga membuat otak Anita seperti tumpul, tidak mampu berpikir jernih lagi,     

Anita berbaring sejenak diranjangnya, tubuhnya terasa sangat lelah, ia hanya ingin tidur dengan nyaman hingga keletihan jiwanya ini hilang, "Huh dipikirnya aku robot apa ?, yang gak punya capek dan letih,... main seenakknya saja ngajak bercinta setiap hari." gerutu Anita kesal, sambil memijit pinggangnya yang terasa pegal dan sakit semua,     

Anita memaksakan diri bangkit dari tidurnya, ia harus segera mandi, ia lalu menyalakan shower dan memutar keran air hangat dan mulai mengguyur seluruh tubuhnya, ia tidak ingin berendam di bathtub yang terlihat nyaman itu, karena akan membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan mandinya nanti, ia tidak ingin membuat Chen menunggunya terlalu lama untuk makan malam bersama,     

Selesai mandi Anita turun kebawah, wajahnya terlihat polos tanpa make up sedikitpun, ia sengaja mengenakan setelan piyama tidur berbahan satin yang lembut, ia mengurai rambut panjangnya agar lepas dan santai, ia tidak ingin repot mengganti baju lagi nanti,     

Saat turun dari anak tangga terakhir, ia menemukan Chen sedang bersantai di sofa panjang sambil melihat ponselnya,     

Chen melihat kedatangannya, dan langsung meletakkan ponselnya diatas sofa, Chen berjalan menghampirinya ke meja makan, dan menarik satu kursi untuknya, ia membalikkan piring milik Anita dan bertanya lembut, "Kamu ingin makan yang mana ?",     

Anita menggeleng "Aku tidak benar-benar lapar,"     

"Kapan kau makan terakhir kali ?"     

"Entahlah..",Anita tidak ingat kapan ia makan dengan properly, karena kemarahannya pada Chen, saat bangun pagi, ia memang pergi ke kafe di lantai bawah Apartment, tapi ia sama sekali tidak menyentuh makanan yang dibelinya, ia juga melewatkan makan siangnya di rumah sakit, dan sore harinya, waktu jeda istirahatnya , ia berniat untuk membeli makanan ringan, tapi tidak sengaja bertemu dengan sirena yang mengaku mengenalnya, membuat ia lupa akan rasa laparnya,     

Ia sempat makan roti kismis berapa suap saat menunggu Lu Zhen di mini mart, itulah saat yang ia ingat ia mengganjal perutnya,     

Mulut Chen menegang tidak senang, Chen mengambil sepotong besar pastel ayam yang berkulit kekuningan, dan setelah menambahkan sayuran panggang beraneka warna ia meletakkan piring itu didepan Anita, "Makanlah ",     

Ketika Anita akan membuka mulut untuk protest, Chen berkata,"Kau akan merasa jauh lebih baik jika ada makanan diperutmu",     

"Aku tidak ----"     

"Apa kau ingin aku suapi !, aku bersedia jika perlu !",     

Mereka saling bertatapan ... takut dengan magsud yang tercermin dimata Chen, dan mengetahui bahwa Chen benar-benar sanggup melakukan ancamannya, Anita segera mengambil pisau dan garpu, dengan segan ia kemudian mulai memasukkan makanan itu kedalam mulutnya,     

Setelah beberapa suap, perasaan kosong dan sedikit limbungnya lenyap, dan ia merasa jauh lebih baik,     

Setelah tujuannya tercapai, Chen bertanya dengan nada rendah "Mau minum juice atau air mineral ?",     

"Tolong air putih saja," Anita masih merasa haus, Chen mengisi dua gelas dengan air dingin dan setelah mengambil makanan untuk dirinya sendiri ia duduk diseberang Anita, sambil memperhatikan penampilan polos Anita, Chen terang-terangan menyindir, "Sungguh menggoda....", tatapan mata Chen tertuju pada bagian dada Anita yang menonjol dibalik baju tipisnya,     

"Aku tidak berniat menggodamu, aku selalu mengenakan pakaian nyaman seperti ini untuk tidur ",     

"Hmm aku tahu, btw sejak kapan kau begitu anti pada pujianku ?",     

"Tepatnya sejak dua hari yang lalu, saat kau mulai terbuka mengkalkulasi segala kerugianmu untukku", Kata-kata meluncur keluar tanpa bisa dicegah, Anita menjawab ucapan Chen dengan wajah geram,     

"Jadi kau masih menaruh dendam dengan ucapanku kemarin ?",     

"Tidak !!, bukan dendam, aku justru merasa berterima kasih padamu, karena menyadarkan posisiku yang sebenarnya disisimu...", Anita menyerang kembali,     

Chen tersenyum, seolah merasa senang, sebelum bertanya sambil mengolok-olok , "Jadi kau bersungguh-sungguh ingin pergi dariku secepatnya ?",     

Tanpa berusaha menyembunyikan rasa permusuhan , Anita memberitahu Chen, "Iya, dan setelah itu aku juga akan mengabulkan keinginanmu untuk tidak melihatku lagi",     

"Baiklah, jika kau sudah yakin dengan keputusanmu, jadi mulai malam ini, kau juga tidak bisa menghalangiku untuk tidur bersamamu!,"     

"Jangan mimpi !",     

"Tentu saja aku tidak bermimpi, aku pasti akan melakukannya !" jawab Chen lugas, sambil mengunyah potongan pastel dalam mulutnya dan membalas menatap kearah Anita menantang,     

.     

.     

Wajah Hans terlihat kusut, matanya tampak fokus membaca setiap file document yang berada diatas meja kerjanya, saat ponselnya tiba-tiba bergetar, perhatiannya sejenak terpecah, ia melihat kearah layar ponselnya dan tersenyum kecil, "Heii naa~....",     

"Hallo Hans.... bagaimana keadaan kantor sekarang... apa masalahnya sudah bisa diatasi ?,     

Hans langsung menyandarkan bahunya disandaran kursi dan menghembuskan nafasnya dengan keras, "Belum naa~... sepertinya urusan ini bakalan panjang, kedepan kita akan melakukan upaya hukum, jika mediasi yang kita ajukan tidak diterima, dan tidak menemukan titik temu",     

"Hahh, kok bisa jadi ribet begitu sih urusannya ...",     

"Entahlah.... seumur hidup aku juga baru sekali ini berkasus dengan situasi aneh seperti ini naa~.... bagaimana bisa pemerintah kota menerbitkan dua ijin pembangunan yang saling bertentangan fungsi begini.... mereka berencana membangun kompleks pemakaman di lokasi yang bersebelahan dengan hunian elite yang sudah terlebih dahulu dibangun dan diterbitkan ijin pembangunannya, bukankah ini kotradiktif dan sangat tidak masuk akal ?, selain itu juga jelas-jelas melanggar konsep Tata kota khan.., ini sangat merugikan banyak pihak !!, Aku sedang melakukan koordinasi dengan para pemilik gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan disekitar lokasi, untuk mengajukan tuntutan perdata ke pengadilan Tata usaha negara, kita sepakat menolak rencana pembangunan kompleks pemakaman itu apapun alasannya,"     

"Hmm... kau pasti sangat lelah memikirkan ini khan....",     

"Ahh it's okay.... tenang saja, aku pasti bisa mengatasinya ",     

"Iya, aku tahu... aku tidak pernah meragukan kemampuanmu, tapi jangan lupa makan yah... jaga kesehatanmu dengan baik Hans..."     

"Kamu tidak usah khawatir, pelayan di rumah rutin mengirim masakan ke kantor, ... mungkin ibu yang mengaturnya untukku hehehe.... Oiya ngomong-ngomong tentang ibu, bagaimana keadaan ibu sekarang ?, apa dokter memberi therapy atau obat berbeda hari ini...",     

"Kamu tenang saja....ibu~ ehh .. tante baik-baik saja kok, tidak ada therapy baru atau resep obat baru, tante masih menjalani therapy yang sama dengan sebelumnya, dokter bilang, tante menunjukkan progress berarti dengan therapy ini, jadi dokter memutuskan akan melanjutkan treatment ini hingga selesai ",     

"Oh begitu, .... okay, aku lega mendengarnya,... terima-kasih yah naa- udah bantuin aku merawat ibu...",     

"Kamu bicara apa sih !!, sudah seharusnya aku ikut merawat tante, kita adalah keluarga bukan !!",     

tiba-tiba Sirena teringat dengan pertemuannya dengan Anita sore tadi, dan tujuan utamanya menelfon Hans sekarang ini adalah untuk memberinya sedikit spoiler, "Ha-ans.... em-m aku sebenarnya punya kejutan untukmu....",     

"Oiya ? coba katakan....",     

"Tapi aku akan mengatakannya nanti setelah kau balik kesini... Pokoknya dijamin kau pasti akan senang sampai pingsan hehehe ",sirena tidak dapat menyembunyikan rasa exitednya,     

"Benarkah ?... apakah itu ?, cepat katakan padaku atau aku bisa mati karena penasaran...",     

"Tidak bisa.... aku tidak bisa mengatakannya sekarang, karena nita belum menelfonku hingga sekarang ! Eh-hh -upss...", Sirena langsung membungkam mulutnya yang keceplosan,     

"N-Nita ?....."     

"Em-m.... bukan...M- magsudku..." Sirena salah tingkah sendiri, ia memukul mulutnya sendiri berulang kali, merasa kesal pada mulutnya yang tidak bisa diajak kompromi, dan kini ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskan pada Hans selanjutnya...     

"Jadi kau juga sudah bertemu dengan nita ? kapan ?, bagaimana keadaannya sekarang ?", tanya Hans bertubi-tubi,     

"Hah apa kamu juga sudah bertemu dengan nita sebelumnya ?"     

"Iya. Aku juga sempat makan siang dengannya naa-... ",     

"Benarkah....",     

"Aku senang sekali kau juga melihatnya, berarti ia masih berada disana.... ",     

Sirena merasa lega, sepertinya ia tidak perlu menyembunyikan pertemuannya dengan Anita lagi, "Iya, tadi sore aku tidak sengaja bertemu dengannya di swalayan depan rumah sakit, ia masih sangat cantik seperti dulu Hans.... meskipun sayangnya ia tidak bisa mengenaliku...",     

"Aku tahu.... ", Hans tersenyum kecil, sambil mengusap titik air mata diujung matanya,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.