Shadow of Love

Apa kau sudah tidak sabar untuk tidur dengannya ?



Apa kau sudah tidak sabar untuk tidur dengannya ?

0Anita terus melambaikan tangannya, ia berusaha memanggil puteranya itu sekeras mungkin, membujuknya agar mau mendekat padanya,"Sayang kesini , ayok ikut sama mommy, kita pulang sama-sama yukk", ucapnya parau, ia mebujuknya sambil menangis tersedu, menatap puteranya itu dengan wajah putus asa, karena ia seolah tidak bisa menjamah tempat itu, semakin ia berjalan mendekat, bayangan puteranya itu justru kian menjauh,     

Anita berhenti berlari, ia mencoba mengatur nafasnya yang terengah-engah, tatapan matanya tidak lepas dari bayangan puteranya yang tampak berlarian ditempat bermain luas yang berornamen serba putih didepannya sana, "Bryan kemarilah sebentar nak ... peluk mommy please... mommy rindu sekali sama kamu nak...",     

"No mom... Bryan mau main sama mbak fitri disini... ", jawabnya polos, tetap mengabaikan panggilan Anita,     

Bryan tampak turun dari perosotan putih yang berkelok-kelok, tawa riang menghias wajahnya yang ceria, ia menjulurkan kedua tangannya kedepan, saat seorang gadis muda sudah bersiap menangkapnya dibawah perosoton,     

Mereka lalu saling berpelukan hangat...     

"Say goodbye to mommy Bryan....", ucap mbak fitri lirih, Bryan langsung menganggukkan kepalanya dengan patuh, ia lalu melambaikan tangan kecilnya pada Anita, "Bye mom....",     

"No Bryan, mbak fitri ... please... don't go ! please mbak fitri... bawa Bryan kesini ... please", Anita merasa tidak terima, ia menolak mbak fitri membawa puteranya itu pergi darinya, Anita langsung berusaha mengejarnya, ia berlari dengan kencang, air matanya membanjiri wajahnya bagai hujan, "Stop... mbak fitri berhenti disana... please jangan pergi...", Anita terus berteriak dengan frustrasi,     

Namun tiba-tiba angin bertiup dengan keras, lantai yang dipijaknya berputar tidak karuan, Anita merasa pusing, tubuhnya ikut terbang , ia seolah dibawa ke waktu paling gelap dan menakutkan yang tidak ingin diingatnya,     

Seketika memory detik-detik kecelakaan empat tahun yang lalu kembali membayang dipelupuk matanya,     

Anita seolah dipaksa untuk kembali me-review kejadian paling menyakitkan itu dengan mata terbuka, tubuhnya terasa melayang, ia dapat mendengar deru nafasnya sendiri yang memburu, ia juga dapat merasakan saat tangannya memegang kemudi mobilnya saat itu....     

"Stop.... Stop.... hentikan mobilnya !!", Anita berteriak pada dirinya sendiri, ia berusaha menghentikan dirinya yang tampak menyetir mobil itu penuh amarah, "Please stopped !!, kumohon..... ohh Tuhan, tolong hentikan aku", Anita menangis dengan putus asa, ia merasa frustrasi saat tangannya tidak mampu menghentikan dirinya yang menyetir mobilnya dengan kalap,     

Lalu ia melihat kearah belakangnya, hatinya terasa pedih saat melihat bayangan ketakutan diwajah Bryan dan mbak fitri pada moment itu, ia melihat mulut mbak fitri yang terus memanjatkan doa sambil memeluk Bryan dengan erat, sementara Bryan terus menangis memanggil nama daddynya, ia berkeras ingin ikut daddynya yang ia lihat didepan toko ice-cream sebelumnya,     

Anita mengatup matanya rapat-rapat, air matanya jatuh, ia merasakan rasa perih yang tak tertahankan dihatinya, "Bryan, mbak fitri maafkan aku .. Awwhhh !!!!", mobil mereka tiba-tiba membentur sesuatu, Anita tersentak, seketika ia bangkit dan membuka matanya, "Sayang.... it's okay.... it's okay.... aku disini...", Hans langsung memeluk tubuh anita dengan erat, berusaha menenangkannya, "Bryan... Bryan....", Anita langsung menengok kekiri dan ke kanan, ia mencari keberadaan puteranya itu,     

"It's okay sayang... Bryan baik-baik saja... anak kita sudah happy sekarang, Bryan sudah tenang disana okay ",     

"A-aku yang salah... aku sudah membunuhnya, aku sudah membunuh mereka berdua ",Anita menangis tersedu-sedu, air mata menetes layaknya hujan, Hans mengusap air matanya, dan memeluknya erat, saat Anita bersandar padanya, Hans merasakan sesuatu yang kembali mekar dihatinya, Anita tidak dapat menahan tangisnya, bahunya tampak bergetar,     

"Tidak sayang.... kau tidak melakukannya... kau tidak boleh terus menyalahkan dirimu sendiri begini, aku tahu kau juga terluka... kita semua menderita, ini semua terjadi karena memang sudah takdir-Nya",     

Anita mendengarnya dan bahkan menangis lebih keras lagi, Hati Hans terasa pilu, dia memeluk Anita lebih erat, dia menepuk punggungnya perlahan, "Jangan menangis lagi sayang... aku sangat sedih mendengarnya..",     

Anita tidak bisa menghentikan air matanya, tetapi berhasil berhenti terisak-isak, ia lalu mendengakkan wajahnya keatas, menatap wajah Hans yang tanpa cela, tetapi tiba-tiba ia melihat bayangan Chen muncul, dan logikanya seolah kembali, Anita tersadar, ia segera mendorong tubuh Hans menjauh,     

Hans bisa melihat tatapan Anita mendadak berubah panik, ia menatapnya seolah sedang melihat hantu,     

Anita melihat disekelilingnya, ia merasa tidak nyaman, saat mendapati dirinya kini telah berbaring dikamarnya yang dulu.....     

"Minumlah dulu.... agar kau merasa sedikit tenang ",     

Anita mendorong gelas yang disodorkan untuknya dengan ringan, " Terima-kasih, tapi aku tidak haus,....",     

"Kamu mau kemana ?", Hans langsung menahan tangan Anita yang ingin beranjak meninggalkan ranjang, Anita menatap tangan Hans yang menahannya dengan tatapan sinis, "Lepas !", seru Anita dengan suara tegas, Hans spontan melepaskan pegangan tangannya, mengalah, "Sa~yang.....",     

Anita seolah tidak terpengaruh dengan wajah memelas Hans, ia turun dari ranjang dan melangkah pergi keluar dari kamar itu dengan terburu-buru, Hans mengikuti langkahnya dibelakang dengan cemas, "Sayang, kau mau kemana .... tubuhmu masih sangat lemah, kau belum boleh pergi kemana-mana",     

"Aku harus melihat Bryan .... dia pasti sedang menungguku, sejak awal, aku belum pernah mengunjunginya...", Anita menuruni anak tangga sambil terus menangis terisak,     

"Baiklah, aku akan mengantarmu kesana, kau jangan cemas... aku selalu mengunjunginya setiap waktu,"     

Disisi lain, Chen yang sedang dijalan menuju bandara sedang mengelus sela diantara alisnya karena lelah, Chen memeriksa ponselnya, dan berpikir apakah ia harus menelfon rumah untuk say hello pada isterinya terlebih dulu ?, saat meninggalkan rumah pagi tadi Anita masih tertidur lelap, jadi ia tidak sempat berpamitan padanya,     

Karena ada meeting penting yang harus ia lakukan siang tadi, ia menunda penerbangan ke New York menjadi ikut penerbangan malam ini, Chen melihat arloji ditangannya, sekarang pukul lima sore, masih ada jeda waktu selama tiga jam sebelum ia naik ke pesawat,     

Tiba-tiba ponselnya bergetar, Chen langsung mengangkat panggilan telfon yang berasal dari kepala team bodyguard yang khusus mengawasi Anita, "Hallo tuan... kami ingin melaporkan, kami telah kehilangan jejak nyonya di kampus.... ",     

"Hah bagaimana bisa ?",     

"Maafkan keteledoran kami tuan, tapi ini benar-benar di luar prediksi, sepertinya nyonya telah mempersiapkan pelariannya ini, nyonya melakukan penyamaran dengan rapi saat keluar dari kampus ... kami baru menyadari kepergian nyonya pada pukul empat sore tadi, kami telah melakukan penyisiran di seluruh kampus dan tetap tidak berhasil menemukan nyonya, akhirnya setelah kami memeriksa cctv, kami dapat mengenali penyamarannya, nyonya pergi keluar kampus pada pukul sepuluh pagi dengan taksi online, nyonya sengaja meninggalkan ponsel dan laptopnya dikampus, agar tidak terlacak kepergiannya, dan setelah kami lacak lagi, ternyata taksi online itu membawa nyonya ke bandara",     

DEGHH !!     

Kepalan tangannya hampir menghancurkan ponselnya, lalu Chen berkata dengan penuh amarah, "Paman Wang, ayo kembali ke rumah !!",     

Paman Wang menyadari ekspresi Chen yang berubah suram, dan langsung menyimpulkan kalau sesuatu yang buruk pasti telah terjadi, lalu ia dengan cepat berbalik arah,     

"Kau Kira aku sudah pergi hah ?, Apa kau sangat tidak sabaran untuk tidur dengannya lagi ?!", tatapan mata Chen terlihat menyala, hatinya dipenuhi amarah yang membakar,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.