Shadow of Love

Membuat keputusan tepat untukmu



Membuat keputusan tepat untukmu

0Hans menatap Anita dengan lekat, ia menyadari, Anita sedang tidak bercanda, lagian dalam moment seperti ini, sangat tidak mungkin Anita nge-prank dirinya, Hans mengeryitkan keningnya, tapi... bagaimana mungkin ?, "Jadi magsudmu, kau sudah bersama mamah sejak tiga tahun yang lalu ?",     

"Iya ! Benar sekali !." jawab Anita tegas, seraya menganggukkan kepalanya mantap,     

"...?!. ", Hans mengertakkan giginya, jelas bukan jawaban itu yang diharapkannya, tiba-tiba ia merasa dipermainkan, hatinya merasa kecewa, tapi meskipun begitu ia juga tidak dapat marah pada mamah ataupun Anita, ia hanya bisa menatap Anita dengan wajah pasrah, "Bagaimana mungkin mamah tega melakukan ini padaku ?,"     

"Kalau kau ingin tahu lebih jelas, tanyakan sendiri sama mamah, bagaimana ia bisa mendapatkan akta cerai sah dari pengadilan lalu menikahkanku dengan suamiku sekarang !!", ujar Anita cuek, seolah ingin memperjelas statusnya kini, tanpa peduli dengan kegundahan hati Hans,     

Hans menekan kedua pelipisnya dengan jari-jari panjangnya, ia teringat kejadian tiga tahun yang lalu, saat itu mamah datang kekantornya bersama lawyer pribadinya, mamah marah besar padanya, ia mengatakan jika ia telah mengetahui semua scandal perselingkuhannya di belakang Anita selama ini, mamah juga mengatakan padanya jika ia sudah melihat rekaman cctv yang memperlihatkan apa yang terjadi sebelum kecelakaan terjadi,     

Hans tidak tahu, darimana mamah bisa mendapatkan rekaman cctv itu, jelas-jelas ia telah memerintahkan orang kepercayaannya untuk menghapusnya pasca di release oleh pihak kepolisian, ia tidak ingin rekaman cctv itu sampai jatuh ke media, saat itu kondisinya sedang kacau, ia telah jatuh dan terluka, semua anggota keluarga juga sedang berkabung dalam dukacita, ia tidak sanggup lagi jika harus menghadapi berita kontroversi jika sampai berita kecelakaan Anita saat itu menjadi pembahasan public,     

Hans memahami jika mamah begitu murka padanya, ia menerima saat mamah terus memukulinya, ia berharap setelah mamah melepaskan kemarahannya, mamah bisa menjadi lega dan memaafkannya, ia tahu ini adalah konsekwensi atas tindakan curangnya pada putrinya,     

ia ingat, saat itu mamah memang menyerahkan berkas-berkas padanya, mamah juga memintanya untuk jangan pernah menemuinya lagi, saat menerima berkas-berkas itu, ia bahkan tidak membacanya sedikitpun,     

Kondisinya saat itu sedang terpuruk, ia terlalu sibuk mengutuk diri, menyesali segala perbuatannya dan pikirannya terfokus dengan usaha pencarian Anita yang seolah menemui jalan buntu, "Tidak mungkin.... ", Hans seperti terkejut dengan pemikirannya sendiri, ia tidak berani membayangkan jika saat itu ternyata mamah diam-diam telah menceraikan mereka, ternyata mamah serius dengan ucapannya, tidak akan mengijinkannya memiliki puterinya lagi, "Sayang... please katakan padaku... bahwa semua ini tidak benar...", Hans menggoyang bahu Anita berulang kali, ia berharap kata-kata Anita bukanlah kenyataan,     

"Tidak ada gunanya membohongi diri !", Anita menepis tangan Hans dengan kasar, tak ingin berkompromi sedikitpun,     

Hans tersentak kaget, seketika ia menatap kearah Anita dengan was-was, menelusuri raut wajah Anita yang tampak sedingin es,     

Anita yang sekarang bahkan berani menghentaknya tanpa rasa takut, tatapan matanya penuh ketegasan, seolah tidak ada kata maaf untuknya, 'Kemana hilangnya isteriku yang lembut dan pemaaf itu ?',     

.     

.     

Mamah melepas sendok besar ditangannya, meninggalkan olahan makanan yang sedang diaduknya, "N-nita ?.... H-Hans ... B-bagaimana kalian bisa sampai disini ?", tanya mamah terbata-bata, raut wajahnya tampak terkejut saat melihat Anita dan Hans tiba-tiba muncul dari arah ruang tamu, saat mendengar pintu depan terbuka, mamah berpikir pak yanto yang masuk kedalam untuk meletakkan kunci mobil, ia sama sekali tidak menyangka jika ternyata putrinya yang pulang ke rumah,     

Mamah menatap Anita dan Hans bergantian sambil berjalan mendekati Anita dan langsung menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, tatapan mamah bagai scanner yang memeriksa tubuh Anita dari atas ke bawah dengan seksama, "Bagaimana ceritanya kau bisa kembali kesini ?",     

Bahkan saat pertemuan terakhir mereka di singapore kala itu, mamah masih berkeras menentang permintaannya untuk ikut pulang bersamanya,     

"Kenapa ?, apa mamah tidak suka melihatku pulang ?"     

"Dasar bodoh... apa yang kau bicarakan..", mamah segera memeluk Anita penuh cinta, mamah tahu, Anita masih merasa marah dengan penolakannya, "Duduklah dulu.....", mamah membimbing Anita untuk duduk dikursi makan di sebelahnya,     

"Mah.... nita tadi pulang ke menteng, dan Hans baru saja mengantarnya mengunjungi makam Bryan....", Hans menjelaskan mewakili Anita,     

Mamah menatap Hans lurus, sorot matanya terlihat kesal, mamah seolah ingin menunjukkan dengan terang-terangan rasa tidak sukanya pada mantan mantu-nya itu, "Oh, terima-kasih sudah mengantar nita kesini, kalau begitu, kau boleh pulang sekarang...", jawab mamah acuh,     

"Mah~", Hans dan Anita memanggil mamah secara bersamaan,     

Anita langsung menatap kearah Hans, Hans mengerti kode Anita yang menyuruhnya untuk diam sementara,     

"Mah.... bisa jelaskan padaku apa yang terjadi ?",     

Dari suara tegas Anita, Mamah seolah langsung menyadari, jika putrinya itu telah mendapatkan ingatannya kembali, mamah melepas pegangan tangannya pada Anita, ia membusungkan dada, duduk dengan elegant,     

"Tidak ada yang perlu dijelaskan ... nyatanya mamah telah membuat keputusan tepat untukmu,... lihatlah kau kini berhasil menjadi dokter sesuai cita-citamu, dan hidup bahagia bersama suamimu yang SETIA, benar khan !", Mamah sengaja menekan kata 'setia' dalam ucapannya,     

"Mah.... bagaimana bisa mamah tega melakukan ini pada kami ?!", Hans tidak dapat menahan rasa kecewanya, ia menyerobot menyampaikan rasa sesalnya, "Saat itu nita bahkan tidak dapat membuat keputusannya sendiri, mamah tidak berhak melakukan itu padanya, ini melanggar hukum...",     

"Siapa bilang aku tidak berhak melakukannya, aku adalah ibu kandungannya, aku yang melahirkan dan membesarkannya ... bagian mana yang mengatakan aku tidak berhak melindungi putri sendiri dari suami penghancur mental sepertimu hah !",     

"Mah.... aku akui, aku memang bersalah telah melukai nita, ... tapi aku sangat menyesal mah, mamah tahu sendiri khan, aku sudah sangat menderita selama empat tahun ini, aku telah menerima hukumanku, aku telah kehilangan anak-anak yang kucintai, juga kehilangan nita, aku yakin, mamah juga tahu bagaimana selama ini aku selalu berusaha mencari nita seperti orang gila, tapi.... kenapa ternyata justru mamah tega menyembunyikannya dariku.....",     

"Kau pantas mendapatkannya...!",     

"Mah..... ", teriak Hans geram, ia tidak terima mamah menyudutkannya,     

"Apa ?!," mamah membalas berteriak keras pada Hans, "Jadi, magsudmu aku harus menyerahkan putriku yang sudah seperti orang gila itu kembali padamu begitu ?.... supaya apa ?.... supaya kau bisa kembali menyakitinya begitu ?",     

"Tapi mah, biar bagaimanapun aku masih suami nita, aku berhak mengetahui keberadaannya, aku berhak untuk merawatnya hingga sembuh... mamah tidak bisa sewenang-wenang membuat keputusan untuknya tanpa persetujuanku....",     

Mobil roll royce warna hitam berhenti dipinggir jalan tepat didepan rumah mamah yang mewah dan bergaya classic, seorang pria muda dengan kaca mata hitam melekat diwajahnya tampak keluar dari mobil, tanpa menoleh, ia langsung memasuki pagar rumah yang sedikit terbuka dan masuk kedalam rumah melalui pintu depan, tapi ia menghentikan langkahnya sejenak, saat mendengar suara gaduh pertengkaran didalam rumah,     

"Siapa bilang kau masih suami nita hah ?!, pernikahan kalian sudah berakhir sejak tiga tahun yang lalu, aku sendiri yang datang kekantormu memberi salinan akta cerai dari pengadilan !!, jadi kau stop berhalusinasi, jangan pernah memperlakukan Anita sebagai istrimu lagi paham !",     

"Mah !!, mamah jangan mengada-ada, aku tidak pernah merasa menceraikan nita, bagaimana mungkin pengadilan bisa mengeluarkan akta cerai itu ?!",     

"Perlu kau ketahui yahh.... awalnya aku juga tidak tahu menahu dengan proses cerai kalian.... karena Nita tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang sikapmu padanya selama ini.... huh. " Mamah menatap wajah membeku puterinya yang tampak tak berkutik, Anita meremas jari-jarinya, duduk terdiam dikursinya dengan patuh, tidak tahu harus berbuat apa , ia menyadari, bahwa mamahnya telah mengetahui semua yang ia sembunyikan,     

Mamah menghempas nafasnya dengan keras,     

"Bodohnya aku, selalu percaya pada omongannya !" mamah kembali menatap Anita dengan kesal, "Apa kau tahu, ia selalu membelamu mati-matian saat kutanya tentang gossipmu dengan artis yang sedang beredar saat itu .... ", Mamah menunjuk kearah kepala Anita dengan kesal, "Ia melindungimu dan selalu meyakinkanku jika kau adalah suami dan ayah yang hebat dan setia phuiihhh !!", Mamah membuang ludahnya,     

"Jadi aku tegaskan padamu, aku tidak pernah membuat keputusan cerai itu, aku hanya melanjutkan proses gugatan cerai nita yang ternyata masih berjalan dipengadilan, saat pengacara nita datang padaku dengan semua dokumen perceraian yang nita berikan sendiri padanya, akhirnya membuat mataku terbuka tentang tabiat aslimu pada putriku !!",     

"Mah~ pernikahan kami memang tidak sempurna, terkadang kami masih saling bertengkar dan berselisih paham, tapi mah... kami tidak benar-benar ingin berpisah satu sama lain, saat itu Anita sedang panas hati dan tidak bisa berpikir jernih, jadi ia mengajukan gugatan cerai itu ke pengadilan.... namun setelah itu kami berbaikan kembali, dan nita lupa untuk mencabut proses dipengadilan itu.... ",     

"Huh kau pikir aku bodoh !!, kalau ia tidak berpikir jernih, mana mungkin dia bisa menyiapkan semua bukti perselingkuhanmu dengan detail, untuk mendapatkan hak asuh Bryan hah ?!!"     

Hans seolah merasa terpojok, kakinya menepuk sudut sepatu Anita, "Yank ... katakan sesuatu...",     

Anita mendengakkan wajahnya keatas, ia baru akan mengatakan sesuatu untuk membela Hans, tapi bibirnya segera mengatup kembali, saat sorot matanya menangkap sosok tegap berjalan memasuki ruang tengah rumahnya, pria itu mengenakan setelan jas hitam yang masculin, wajah tampan dengan rahang tegas itu menatapnya tak berkedip,     

Darah Anita terasa membeku, Untuk sesaat, waktu seolah berhenti berputar, ia tidak tahu harus bagaimana....     

"Che-en !", seru mamah, ia tampak terkejut dengan kedatangan Chen,     

Chen langsung menghampiri dan mencium tangan kanan mamah, ia meniru kebiasaan Anita memberi salam saat bertemu mamahnya,     

"Kau ini, bikin aku cemas saja, .. pulang kesini tanpa ngasih tahu dulu", Chen mengelus rambut atas Anita yang sedang duduk dikursi,     

Anita mengepalkan gengaman tangannya yang gemetar,     

Wajah Hans memerah, ia terlihat murka, ia tidak dapat menerima perlakuan mesra Chen pada isterinya itu tepat didepan matanya, "Dasar cecunguk gila !", tanpa berpikir lagi, Hans melayangkan tinjunya kearah Chen.    


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.