Shadow of Love

Jangan libatkan aku, I'm clean.



Jangan libatkan aku, I'm clean.

0Chen tersungkur kedepan, tubuhnya menabrak kursi didepan meja makan dengan keras, "Aghhh !!", Chen mengerang kesakitan, ia menoleh kebelakang sambil mengusap hidungnya yang mengucurkan darah segar, menatap kearah Hans dengan geram, seumur hidupnya tidak ada satu manusia-pun berani menghinanya seperti ini, ia tidak terima Hans mempermalukan dirinya, tapi baru saja ia mengangkat tubuhnya hendak berdiri, tiba-tiba tangan kekar Hans sudah meraih kerah bajunya dan menariknya keatas, detik selanjutnya Hans kembali melayangkan pukulan kewajahnya lagi,"BUGH !", meskipun merasa kesakitan, Chen bergerak cepat, ia langsung menerjang tubuh Hans dengan kepalanya dan mendorongnya hingga membentur tembok, Chen lalu balas menghantam Hans dengan tinjunya, memberi perlawanan sepadan pada Hans, mereka tampak adu pukul untuk saling mengalahkan,     

"Kalian jangan berkelahi !!," Mamah berteriak dengan histeris, menatap ngeri pada dua pria yang saling berkelahi tepat dihadapannya itu, "Pak yanto !! Pak~ !.. cepetan bantu pisahkan mereka !",     

Pak yanto yang semula berdiri terbengong melihat perkelahian itu sontak tersadar, ia berlari ketengah-tengah dua pria yang sangat berkuasa itu untuk memisahkan perkelahian, pak yanto tahu persis, keduanya bukanlah pria sembarangan, dan perlakuannya sekarang mungkin akan berdampak pada nasib pekerjaannya dimasa depan, Chen mungkin tidak akan sudi lagi memberi bonus besar untuknya dihari raya, dan Hans mungkin juga tidak mau lagi berbasa-basi mengobrol ramah padanya lain kali, tapi saat ini ia juga tidak punya pilihan lain, majikannya menyuruhnya memisahkan mereka, dan ia harus melakukannya,     

Pak yanto menarik tubuh Chen yang berada diatas tubuh Hans dengan sekuat tenaga, berusaha memisahkan mereka yang saling adu jotos dan berguling dilantai,     

Semua terjadi begitu cepat, Anita tampak membeku ditempatnya, tubuhnya gemetaran, "Nit katakan sesuatu !! suruh mereka berhenti !!", Seru mamah panik, seraya terus menatap ngeri kearah dua pria yang masih bergumul dilantai itu,     

"Stop !! stop... kalian stop berkelahi !", Akhirnya Anita buka suara, teriakkannya yang histeris terdengar serak dan sangat menyedihkan, dengan random ia meraih tangan Hans dan menariknya agar melepas Chen,     

Tapi Hans menepis tangan Anita, ia harus menangkis pukulan Chen yang mengarah padanya, Anita tampak kewalahan, ia lalu beralih meraih lengan Chen dan menariknya dengan kuat,     

Hans segera memanfaatkan kesempatan itu untuk berdiri, tapi mendadak ia tidak dapat bergerak lagi, saat mendapati pak yanto dan mamah kompak menahan tubuhnya dengan memeluk kedua lengannya dengan kuat, mencegah dirinya agar tidak menyerang Chen kembali, "Sayang cepat kesini !! jangan sentuh si bangsat itu !!" seru Hans geram, ia tidak terima saat melihat Anita memilih melindungi Chen daripada dia,     

"Siapa kau berani memerintah isteriku hah ?!! memang kenapa kalau aku menyentuh isteriku sendiri ?!," Chen sengaja memeluk pinggang Anita lebih erat lagi, memperlihatkan kekuasaannya atas Anita pada Hans,     

Anita bisa melihat api amarah yang berkobar pada tatapan Hans, tapi Tuhan tahu, ia tidak punya sedikitpun niat memprovokasinya,     

Anita menggigit bibirnya, ia sangat tahu persis bagaimana sifat possessive Hans yang sangat pencemburu, dan ia tidak ingin membuat masalah semakin rumit, ia buru-buru menepis pelukan Chen dan menjaga jarak darinya,     

Wajah Chen langsung berubah muram, gurat kecewa terlihat jelas di matanya, ia menyambar tangan Anita kembali dan menatapnya tajam,"Kenapa ?, apa kau tidak mau mengakui aku adalah suamimu ?",     

Anita baru membuka mulutnya untuk menjawab Chen,     

"Bangsat !! lepaskan tangannya ! istriku tidak ingin disentuh olehmu !", seru Hans dengan geram,     

"Kau yang Bangsat !!, sebaiknya tutup mulutmu! jangan ikut campur urusan orang !!",     

"Kau yang harus tutup mulut baj**gan !! dia adalah istriku !! tentu saja aku berhak ikut campur semua urusannya !!, mah~... cepat lepaskan tanganku !", protes Hans kesal, ia menatap pada mamah sambil mencoba melepaskan diri sebisanya, tapi bukannya melepaskannya, mamah justru tampak semakin merekatkan pelukannya mengikatnya, tentu saja Hans tidak mungkin menggunakan cara kekerasan untuk melawan mamah, meskipun saat ini, satu-satunya keinginannya hanyalah ingin berlari kearah Chen dan memukulinya hingga puas,     

"Kalian berdua stop !!", Anita berteriak dengan keras, dan seketika Hans dan Chen kompak menatap Anita dengan wajah tersentak, sudah sejak lama mereka tidak pernah melihat Anita berteriak histeris seperti ini, tiba-tiba timbul rasa khawatir dalam hati keduanya, dengan was-was mereka menanti reaksi Anita selanjutnya, "Apa kalian tidak malu bersikap kekanakan seperti ini ?... tidak bisakah kalian bicara baik-baik sebagai pria dewasa ?", Anita memandang geram pada Hans dan Chen secara bergantian, melihat ekspresi Anita yang tampak terkontrol lagi, diam-diam mereka kompak menghembuskan nafas lega, Anita baik-baik saja,     

"untuk siapa kalian berkelahi hah ?!, apa perkelahian kalian ini bisa menyelesaikan masalah ?, maaf !, jika magsud kalian berkelahi adalah untuk menunjukkan betapa kuatnya kalian.... percuma saja, karena sedikitpun aku tidak merasa terkesan dengan aksi kalian ini ?!!,"     

Reysuke yang merupakan asisten kepercayaan Chen, tampak berdiri didepan pintu rumah dengan wajah bimbang, ia sebenarnya hanya menggantikan tugas Paman Wang mengikuti perjalanan Chen keJakarta kali ini, karena Paman Wang harus menyelesaikan beberapa pekerjaan Chen di kantor singapore, setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Reysuke memberanikan diri masuk kedalam rumah, ia tidak dapat menahan diri lagi menunggu tuannya diluar , instinctnya mencium aura tidak beres dengan suara percekcokan dari dalam rumah,     

"Tuan ~... Apa anda baik-baik saja ?", Reysuke tampak terkejut saat melihat sudut bibir Chen berdarah, ia langsung menatap Hans dengan geram, seolah menantangnya duel,     

Anita tidak ingin suasana menjadi kian memanas, ia langsung mendorong tubuh Chen kedepan Reysuke, "Dia baik-baik saja, bawa tuan-mu ke mobil sekarang, antar dia pulang dan suruh perawat untuk mengobati lukanya okay !!",     

Chen menatap kearah Anita kesal, "Apa-apann ini, bukankah seharusnya kau yang merawat lukaku ?," Chen menangkap satu tangan Anita dan menariknya dalam pelukannya lagi, ia langsung menundukkan kepalanya, berusaha mencium lehernya,     

Anita tahu, Chen sengaja melakukannya untuk memanasi Hans, ia buru-buru meletakkan tangannya didada Chen dan mendorongnya dengan gesture tubuh menolak, pandangan mata Anita tertuju pada Hans, ia merasa serba salah, tidak bisa dipungkiri, hatinya tetap merasa cemas dengan kondisi Hans, kesadarannya menginggatkannya bahwa dia adalah daddynya Bryan,     

"Dengar baik-baik..... tidak ada satu-pun dari kalian adalah suamiku. aku tidak menginginkan kalian berdua !!, kalian tidak berarti apapun bagiku !, Jadi kalian cepat pergi dari rumahku sekarang juga, jika kalian ingin lanjut berkelahi, lakukan sesuka kalian diluar sana !, aku tidak peduli sedikitpun !!, TAPI, jika sampai diantara kalian ada yang terbunuh, jangan pernah libatkan aku dalam urusan ini !! I'm clean !! paham...",     

Hans dan Chen tampak sama-sama terkejut, mereka berdua seolah tidak percaya Anita mampu bersikap sedingin itu,     

Hans menundukkan kepalanya, matanya merah, sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya, rasa bahagia yang baru dirasakan beberapa jam yang lalu karena dapat bertemu kembali dengan isterinya tiba-tiba sirna, berganti dengan realita pahit yang terpaksa harus diterimanya,     

Sepertinya moment kehilangan Anita empat tahun yang lalu menjadi moment kehilangan cinta istrinya itu untuk selamanya,     

Anita seolah tidak peduli lagi dengan hatinya, dan hatinya seolah tak tergapai lagi olehnya, padahal ia ingin bercerita padanya tentang malam-malam yang ia lalui tanpanya, betapa ia sangat merindukan dan kehilangannya,     

Hidup tanpanya, seperti harus melewati lorong gelap tak bertepi,     

Tapi Hans menyadari, penjelasannya tidak akan memberi apa-apa selain kesedihan, perasaannya terasa hancur lebur menatap istrinya itu berjalan naik kelantai atas, meninggalkan luka hatinya begitu saja, "Yank.... tunggu sebentar .. kita belum selesai bicara.",     

Chen langsung menatap Hans dengan tatapan membunuh, "Jangan panggil istriku dengan panggilan 'sayang' !! dasar Bangsat !!", teriak Chen meraung,    


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.