Shadow of Love

Jangan berani menyentuhku



Jangan berani menyentuhku

0Hans membantu packing dan membereskan semua barang-barang milik Bryan kedalam kardus-kardus yang telah disiapkan, mereka lalu bahu membahu membawanya ke mobil untuk dibawa kepanti asuhan yang sudah di arranged Anita, yaitu panti asuhan tempat ia dulu sering mengajak Bryan berdonasi disana,     

Anita telah menjadi donatur tetap dipanti asuhan B sejak masih jaman SMA, dan setelah memiliki putera, ia menurunkan kebiasaan berbagi-nya pada Bryan, dulu ia sering mengajak Bryan pergi mengunjungi panti asuhan itu untuk sekedar berbagi mainan, cake , baju-baju milik Bryan yang sudah tidak terpakai atau mengajaknya membeli apapun yang dibutuhkan untuk anak-anak panti, ia telah mengenalkan Bryan untuk terbiasa melakukan kegiatan berbagi ini sejak kecil, untuk mengasah rasa empathy-nya,     

Anita juga lebih senang merayakan ulang tahun Bryan dengan anak panti daripada membuat pesta besar dihotel seperti yang dilakukan teman-teman sekolah Bryan yang lain, selain lebih berkah juga untuk mengasah perasaan Bryan agar lebih sensitive pada lingkungannya, sekaligus mengajarinya untuk selalu merasa bersyukur atas hidupnya,     

Setelah selesai menaruh semua barang-barang kemobil, ia menyuruh pak Azka untuk langsung membawa barang-barang itu kepanti B, Anita telah menelfon management panti sebelumnya, bahwa akan ada orang suruhannya yang akan membawa barang-barang itu kesana,     

Pak Azka mengerti, ia segera membawa mobilnya menuju panti B,     

Anita kembali masuk kedalam rumah, diikuti Hans yang tampak patuh mengikuti langkahnya di belakang, Hans hampir saja menabrak punggungnya, saat tiba-tiba Anita menghentikan langkahnya dan berbalik menatapnya, "Hans... aku minta ijin ke kamarmu sebentar yah, aku ingin mengambil barang-barangku yang masih kusimpan disana....",     

Meskipun Hans tidak mengerti dengan permintaan Anita, ia langsung menganggukkan kepalanya menyetujui. 'Apa-apann sih... bukankah itu kamarmu juga, kenapa harus minta ijin segala ...' Hans menggaruk kepalanya sendiri,     

Anita lalu menatap bibik penuh arti, seolah mengkodenya untuk ikut bersamanya keatas, bibik mengerti arti tatapan Anita, ia langsung menyuruh dua pelayan lainnya untuk ikut juga naik keatas bersamanya,     

Ekspresi Hans tampak semakin rumit, tapi ia tetap berjalan dibelakang Anita dengan pasrah, ia ingin melihat apa yang sebenarnya ingin dilakukan Anita,     

Sesampainya di dalam kamar, dengan ekspresi dingin Anita langsung menyuruh bibik untuk mencopot foto pengantin yang terpajang kokoh diatas tempat tidur Hans yang luas,     

"Eh-hh wait !!", Hans sontak kaget, tangan kanannya mengacungkan jari telunjuknya keatas, sambil menatap para pelayannya dengan wajah tegas, "Sayang - what you're doing ?!",     

Anita menoleh kearah Hans, "Kita sudah bercerai, foto itu sudah tidak seharusnya berada di sana." Anita segera mengkode pada dua pelayan yang mematung disamping bibik, untuk melakukan perintahnya sekarang juga, bibik hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan patuh, menuruti perintah Anita,     

"Tidak !, kau tidak boleh melakukan ini padaku. kau jangan kelewatan yaa nitt~," ucap Hans frontal,     

"Jadi, apa magsudmu kau berniat untuk tetap mempertahankan foto pernikahan kita disana ?, apa kau tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan isteri barumu kelak ??, harus bercinta dikamar yang masih terpajang foto mantan isterinya disana hah ?!",     

"Apa yang sedang kau bicarakan ? siapa isteri baruku ?, aku tidak berniat menikahi atau bercinta dengan wanita lain selainmu !, kau tidak usah mengada-ada !", jawab Hans galak, ia tidak terima dengan sikap Anita,     

Anita malas untuk menanggapi kemarahan Hans, ia masuk kedalam ruang wardrobe disebelahnya, dan dengan acuh menuju kearah brankas pribadinya yang terletak berderet dengan lemari yang menyimpan koleksi tas mahal miliknya, ia mengambil tas Dior besar bercorak hitam abu-abu dan meletakkannya disampingnya, "Nomor Sandi brangkas ini adalah tahun lahirmu, kau boleh mengganti nomor sandi-nya untuk digunakan istri barumu nanti ", ucap Anita dingin, ia lalu sibuk mengumpulkan barang-barang miliknya dalam brankas itu, dan memasukkan kedalam tas besar DIOR disebelahnya,     

Wajah Hans tampak tidak sabar, ia sudah tidak tahan lagi, sikap abai Anita benar-benar membuatnya murka, sambil tersenyum samar dan langsung membalikkan tubuh Anita kearahnya, Anita yang tidak siap hanya bisa melongo dan melangkah mundur kebelakang, Hans mendorong hingga tubuhnya stuck di dinding, "Apa-apann sih kamu... jangan ganggu aku, aku belum selesai mengemas barangku",     

"Barang-barangmu memang sudah seharusnya berada di sini, tak perlu kau kemas lagi...",     

Hans menatapnya mengintimidasi, seolah sengaja menantang perlawanannya,     

Anita merasa kesal, "Apa kau belum merasa puas setelah bersama sirena semalam ?!" cetus Anita to the point, ia tidak ingin menghabiskan waktunya berdebat dengan Hans, jadi ia langsung menyerangnya ke point utama,     

Tapi bukannya marah, Hans justru tersenyum puas, "Aku tahu, kau cemburu padaku khan, Ohh sayang, sungguh maafkan aku ~.... percayalah, dari dulu aku tidak punya perasaan apapun pada sirena, kau tahu itu khan~, sayang hanya kamu satu-satunya wanita dihatiku .. sungguh....", ucap Hans dengan suara lirih yang menggoda, mencoba meyakinkan Anita, sambil menghimpit tubuhnya kedinding, seolah tidak memberi Anita sedikitpun celah untuk kabur darinya,     

CLAK !     

Terdengar suara pintu kamar tertutup, 'Huh Sialan. bagaimana ini ?, mampus aku...' Anita tahu, bibik dan para pelayan telah keluar kamar, dan itu artinya ia sekarang sedang dalam bahaya.     

Anita tidak ingin terlena, ia segera menghempas pegangan tangan Hans dibahunya, menciptakan jarak aman untuk keduanya, ia lalu membalas menatap Hans dengan geram, seolah tidak ada sedikitpun rasa takut dihatinya, "Seperti yang aku bilang tadi di awal, aku berjanji akan menghormatimu sebagai daddy Bryan, TAPI !!, sejak hubungan kita sekarang telah selesai, kita harus menerima kenyataan itu. secara hukum, kau bukan siapa-siapa lagi bagiku. ini adalah realita !, kau tidak berhak lagi menyentuhku, sebaliknya kau berhak untuk menikah lagi, kau berhak bersama dengan wanita manapun yang kau mau. itu murni hak-mu untuk mendapatkan kebahagiaan baru."     

"Tidak sayang ~... aku ingin kau kembali padaku.. kau tenang saja, ... aku bisa menerima bagaimanapun kamu sekarang, aku tidak peduli meskipun kau sudah bersamanya, aku tahu, kau menikahinya juga bukan karena keinginanmu sendiri ... aku paham, semua terjadi diluar kehendakmu khan....",     

Hans berpikir, bahwa alasan Anita enggan menerimannya kembali adalah karena ia merasa bersalah padanya, dan mungkin Anita menganggap dirinya kotor, karena telah berkhianat darinya,     

"Sayang ~ everything is gonna be okay.... you don't need worry about anything... asal kau bersedia kembali padaku. aku akan membereskan semuanya untukmu...," Hans mencoba meyakinkan Anita, bahwa ia memaafkan dan menerimanya apa adanya,     

Ia ingin memulai semua dari awal lagi, ia tidak akan mempermasalahkan apa yang terjadi, ia akan pasang badan untuk Anita, ia bersedia membantu proses perceraiannya dengan Chen secepatnya, lalu memboyongnya kembali bersamanya....     

"... terima-kasih Hans... i really appreciate for your sincerity, you're the best man i ever known... hatimu memang yang terbaik", puji Anita terharu, namun ia kemudian buru-buru menjulurkan kedua tangannya kedepan, menahan dada Hans dengan kuat, saat pria itu mencondongkan tubuhnya dan ingin memeluknya lagi, "I'm okay. ...aku tidak butuh dipeluk okay ...Hans ~ please... tolong dengarkan aku sekali ini saja, jujur. aku sekarang hanya ingin sendiri.... aku ingin belajar mencintai diriku sendiri, aku ingin meraih mimpiku, aku sangat menghargai keputusanmu yang bisa menerimaku apa adanya, aku mengucapkan terima-kasihku yang tak terhingga atas niatmu yang bersedia membereskan semua masalah untukku, aku sungguh menghargai semua itu...." Anita menghentikan ucapannya sejenak, ia mengambil nafas sebelum melanjutkan kata-katanya lagi, "Tapi sayangnya, hatiku sama sekali tidak berniat untuk kembali padamu lagi Hans.... sungguh. maafkan aku.... saat ini aku benar-benar sudah tidak punya rasa apapun padamu..... jadi bisakah kau menerimanya ?",     

Hans tersenyum kecil, ia menjatuhkan satu tangannya didinding, memerangkap Anita dalam kuasanya, ia lalu kembali mendekatkan wajahnya, hingga jarak diantara hidung mereka kurang dari satu inches, bulu mata Anita berkedip sangat cepat, terlihat sangat gugup, suara nafas Anita yang memburu menerpa wajah Hans, memancing hasrat Hans semakin menggelora, dengan suara rendah Hans berkata lirih ditelinganya, "Kau sudah tidak punya perasaan lagi padaku ?, Bagaimana jika aku tidak percaya....?"     

Anita ingin mengatakan sesuatu tetapi tiba-tiba mulutnya langsung dibungkam oleh ciuman yang membara, Hans menghujaninya dengan ciuman yang aggressive, sebelum ia bisa mengatakan kata selanjutnya, "H-Hans .... lepas !!, A-apa yang kau lakukan ?!!", Anita berusaha mendorong tubuh Hans menjauh, ia merasa ngeri sendiri, Hans berubah semakin kalap, seolah sudah tidak dapat dikendalikan lagi,     

Hans tiba-tiba mengangkat tubuhnya, Anita berteriak, sayangnya meskipun ia berteriak sekeras-kerasnya suaranya tetap tidak akan terdengar keluar, karena sejak awal dibuat kamar ini di design dengan dinding kedap suara, Hans telah memikirkan dengan matang, ia tidak ingin suara percintaan mereka kelak terdengar keluar rumah,     

"Hans... are you crazy. cepat lepaskan aku !!",     

Hans membawanya ke ranjang tidur dan langsung melemparkan tubuh Anita disana,     

"Sepertinya aku harus mengingatkanmu, aku ingin tahu, apa kau memang benar-benar sudah tidak memiliki perasaan apapun padaku..." ucap Hans tegas, sambil melucuti bajunya satu persatu, Anita menatap kearah Hans dengan wajah panik, ia tahu, ia harus segera keluar dari kamar secepatnya, atau segalanya akan menjadi berantakan, "Hans Siddhartha !!, Aku peringatkan padamu. Jangan berani menyentuhku !! aku bukan isterimu lagi. ini melanggar hukum. aku akan menuntut mu jika kau nekat!!",     

Namun bukannya takut. Hans tampak terkekeh geli, ia berjalan santai mendekatinya, menatapnya dengan penuh gairah, seolah tidak menanggapi ancamannya sama sekali, menganggap ucapannya bagai angin lalu,     

Anita membelalakan matanya, tubuh tegap Hans telah menindihnya, Hans menahan kakinya kebawah, membuka lutut Anita dengan lututnya, bagai dapat memprediksi arah perlawanannya, dengan sigap Hans menangkap kedua tangan Anita yang bersiap memukulnya, dengan gesit ia lalu menahannya diatas kepalanya,     

"Aa-ghhhh wait !!, H-Hans.... Aa-ghhhh ",     

Hans menjelajahi tubuh Anita dengan bebas, wajahnya yang memerah tampak merangsek mencumbu dada Anita, Hans menciumi setiap inches tubuhnya penuh hasrat, ingin menemukan pusat Anita lagi,    


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.