Shadow of Love

Pantang bagiku ingkar janji



Pantang bagiku ingkar janji

0Hans menatap kearah tempat tidurnya yang telah kosong dengan hampa, hatinya tiba-tiba terasa nyeri, saat melihat Anita tidak ada disana lagi, ia buru-buru mendengakkan wajahnya keatas, menatap langit kamar sambil mengerjapkan matanya, berusaha menahan agar bola matanya yang menggenang tidak tumpah, "Ohh Tuhan, apa yang harus kulakukan",Hans menekan dadanya, hatinya terlalu sakit, ia menyadari, ia telah kehilangan cinta istri yang sangat dicintainya itu, ia tidak menyangka, penantiannya selama ini berakhir sia-sia,     

Hans sebenarnya sudah menduga, saat ia pergi ke kamar mandi, itu berarti memberi kesempatan Anita untuk kabur darinya, sepertinya ekspectasinya terlalu berlebihan, yang masih mengira jika Anita akan tetap menunggunya dengan setia disana, kenyataannya Anita bukan seperti isterinya yang dulu, yang penurut dan hanya mendengar segala ucapannya saja,     

Anita telah berubah, ia kini seolah tidak butuh cintanya lagi...     

Hans mengepalkan tangannya dengan kuat,     

'Chen !, cecunguk bangsat itu yang merebutnya paksa dariku ! kau tunggu saja pembalasanku nanti !'     

Hans membulatkan tekadnya, ia tidak akan menyerah begitu saja, ia akan menyewa pengacara terhebat, ia harus menemukan celah untuk membatalkan pernikahan chen dan Anita, dan merebut isterinya itu kembali ke sisinya,     

.     

.     

Keesokan harinya, sesuai rencana, Anita bersama mamahnya berangkat menuju singapore dengan penerbangan paling pagi, karena Anita harus sampai di kampus pada siang harinya, ia telah membuat janji untuk berdiskusi mengenai skripsi yang dibuatnya dengan dosen pembimbingnya,     

Ia telah berhasil menyelesaikan masa coass yaitu kerja praktek lapangan di semua unit perawatan pada beberapa rumah sakit setahun belakangan ini, Anita juga sudah menyelesaikan ujian komprehensif semua mata kuliah,     

Semua tahap akhir kuliahnya telah ia selesaikan dengan nilai yang memuaskan, jadi saat ini ia tinggal menunggu sidang skripsi yang telah ditentukan jadwalnya,     

Mamah menuruti keputusan Anita untuk tinggal di rumah pribadi milik mereka di singapore, meskipun keadaan rumah mamahnya tentu tidak se-mewah dibanding mansion atau apartment prestigious milik Chen yang selama ini ditempatinya, tapi bagi Anita , tinggal dirumah sendiri lebih nyaman daripada tinggal dirumah orang, ia lebih merasa bebas untuk melakukan apapun yang ingin dilakukannya,     

"Mah... !!", dengan wajah ceria Anita keluar dari mobilnya sembari memanggil mamahnya penuh kegembiraan....     

"Maahh~.... maah ?", teriak Anita dengan exited, ia membuka pintu rumah yang tidak terkunci, ia ingin segera mengabarkan pada mamahnya jika ia berhasil lulus ujian skripsinya dan hebatnya ia mendapat nilai A+, jadi ia tidak perlu melakukan revisi sama sekali,     

Anita benar-benar gembira, akhirnya kali ini ia bisa mendapatkan gelar dokternya, mamah tentu akan sangat bangga pada pencapaiannya itu,     

Anita menengok keseluruh penjuru rumah, tapi ia tidak menemukan keberadaan mamahnya dimanapun dalam rumah mereka,     

Ketika Anita membuka pintu kamarnya, pandangannya langsung tertuju pada sosok pria yang sangat dikenalnya, pria itu tampak berdiri didekat jendela dengan punggung membelakangi pintu, Chen tampak melepas jasnya dan menenteng jas itu dilengannya, tangannya tampak sedang melihat-lihat beberapa buku yang ada dimeja belajarnya, gerakan tangannya begitu tenang dan elegant,     

"Kamu ?!, Kenapa kamu ada disini ?", tanya Anita dengan suara bergetar, meskipun Chen tidak menatapnya, ia yakin, Chen sudah mengetahui kedatangannya, baginya Chen memang berada disana sengaja menunggu kedatangannya,     

sambil tetap berdiri berada diambang pintu, Anita membuka pintu kamarnya dengan lebar, ia ingin Chen tahu, jika ia tidak mengharapkan kehadirannya,     

Chen membalikkan tubuhnya, alis gelapnya sedikit mengeryit, dan langsung menatap Anita dengan lekat, "Biasanya seorang istri akan menyambut kedatangan suaminya penuh excitement dalam pertemuan pertama mereka setelah lama berpisah bukan..?.",     

Anita yang masih terkejut dengan kehadiran Chen, diam-diam segera mengatur nafasnya, ia berusaha menyembunyikan rasa gugupnya,'Cihh lama berpisah ?, mereka hanya tidak bertemu selama beberapa hari saja... lelaki ini sungguh dramatic !,     

"Jangan terjebak pada romantisme adegan film, that's not real ... yang nyata-nyata saja !!", jawab Anita ringan, ia mencoba bersikap biasa saja, membalas ucapan Chen dengan santai,     

"Ahh... tapi biasanya cerita film juga terinsipirasi dari real life khan ?.... mereka adaptasi dari kehidupan sehari-hari...",     

"Entahlah, aku tidak tertarik untuk mengetahui itu, btw, Apa kau melihat mamah... ?",     

"Ohh .. tadi pagi mamah menelfonku, mamah bilang ia harus pulang ke jakarta siang ini, mamah tahu, kamu pasti akan berhasil dengan ujianmu hari ini, Mamah meyakinkanku, jika kamu pasti akan mendapatkan gelar dokter tepat waktu,.. Wah sepertinya dugaan mamah benar bukan ?,"     

'Mamah !! beraninya diam-diam pergi gak pamitan dulu sama aku !', kecam Anita dalam hati, ia merasa kesal setengah mati, bagaimana bisa mamah tega menjebaknya seperti ini.     

"Mamah berpesan padaku, mulai saat ini kau menjadi tanggung jawabku lagi, mamah menyuruhku untuk menjagamu disini" bisik Chen pelan, sengaja berbicara mesra didekat telinga Anita,     

Anita merasa geli, ia buru-buru menoleh kesamping dan langsung mengambil jarak dari sisi Chen, "Gak perlu repot. aku bisa menjaga diriku sendiri. kau sangat sibuk, banyak kerjaan yang harus kau selesaikan, percayalah aku baik-baik saja, kau boleh pergi sekarang..."     

"Kau tidak berhak mengusirku , ini rumah milik mamah khan ?, tadi aku sudah setuju untuk memenuhi permintaan mamah.... jika aku tidak melakukannya, itu berarti aku tidak menepati janjiku ! aku adalah pria sejati. pantang bagiku ingkar janji.. ",     

Chen tahu, saat ini Anita telah mendapatkan ingatannya kembali, sikap Anita padanya juga tampak kembali seperti Anita yang dikenalnya dulu, berpendirian tegas dan keras kepala.     

Dan meskipun status mereka kini adalah sepasang suami istri, nyatanya itu juga tidak serta merta membuatnya menjadi lunak padanya,     

Anita tampak tidak peduli, ia tetap berkeras menghindarinya,     

Sebenarnya, beberapa hari ini, ia sengaja tidak menemuinya, meskipun ia tahu isterinya itu kini berada tidak jauh darinya, bukan karena ia takut pada ancaman Hans, tapi karena ia menghormati keputusan mamah, sesuai kesepakatan mereka, ia akan menahan diri untuk tidak menemui Anita sementara waktu, memberi kesempatan padanya untuk menyelesaikan pendidikan dokternya dengan tenang, kemudian setelah itu, baru mamah akan membiarkannya menyelesaikan tentang kelanjutan hubungan mereka selanjutnya,     

Dan hari ini mamah menepati janjinya, ia menyerahkan Anita untuk kembali dalam pengawasannya, memberi Chen kesempatan untuk memperbaiki pernikahan mereka,     

Tentu saja Chen merasa senang, setidaknya ia selangkah lebih maju dari Hans, ia telah mendapatkan dukungan penuh dari mamah untuk mendapatkan hati Anita lagi,     

"Kau tidak usah khawatir, nanti aku yang akan menjelaskan pada mamah... kau boleh pergi sekarang,"     

"Aku juga sedang free kok sekarang, gak ada kerjaan sama sekali...", jawab Chen santai, ia menyandarkan tubuhnya disamping pintu, diseberang Anita, mereka kemudian saling bertatapan penuh arti, seolah saling menantang,     

'Huh gak ada kerjaan Pala love peyang !!'     

Anita tahu, pekerjaan Chen saat ini mungkin telah mengantri panjang bagai MRT, mana mungkin seorang CEO besar sepertinya tidak punya pekerjaan, benar-benar jawaban yang tidak masuk akal!,     

"Baiklah terserah kau saja !",     

"Em-m, yank... aku sangat lapar, Reysuke sepertinya masih on the way ngantar mamah ke bandara... kayaknya bakalan lama kalau nungguin dia datang deh...",     

Pantas saja saat pulang tadi ia tidak melihat mobil Chen terparkir didepan rumah, ternyata assistantnya sedang pergi mengantar mamah ke bandara,     

Melihat tidak ada response Anita, Chen menarik lengan baju Anita dengan gerakan manja, "Em-m Apa ada sesuatu yang bisa kumakan ?", lanjut Chen sambil memasang wajah memohon,     

"Disini bukan food counter, tidak jual apapun yang bisa dimakan."     

"Apa kau tidak mau sedikit berusaha ? ... misalnya ... bikin mie instant untukku ?",     

"Duh. kau benar-benar merepotkan. kenapa kau tidak makan dulu sih sebelum kesini ?!",     

"Tadi pagi mamah menelfon tiba-tiba, dan aku kelewat exited, jadi melewatkan sarapan dan makan siangku,... mana kutahu setelah sampai disini, aku baru merasa kelaparan....", jelas Chen dengan mimik merajuk manja,     

Meskipun merasa keberatan dan kesal, Anita langsung membuang tas ranselnya disofa, ia berjalan menuju dapur sambil mengikat rambut panjangnya keatas, setelah mengenakan celemek masak, ia mengobrak abrik isi kulkas, mencari bahan untuk memasak sesuatu yang bisa disantap chen.     

Beruntung mamah stock berbagai bahan makanan dan sayuran segar di kulkas,     

Sepertinya ia bisa membuat spaghetti keju untuk Chen, selain simple cara buatnya, ia yakin Chen pasti menyukainya,     

Chen diam-diam terus memperhatikan gerak gerik Anita sambil menunggunya selesai memasak untuknya, ia duduk dengan patuh di meja makan, isterinya itu terlihat sangat cantik, kecantikan wajahnya yang alami tidak pernah membuatnya bosan, meski ia hanya mengenakan dress terusan dengan bahan silk selutut dengan tampilan sangat sederhana, tapi aura sexynya justru semakin membuncah, karena ia mengikat rambutnya keatas, membuat leher jenjangnya yang mulus terekspose sempurna, benar-benar menggoda, membuatnya ingin kembali menciumi setiap detail tubuh indahnya itu, "Huhh... apa kau begitu lapar ?", Anita menoleh kebelakang, bersamaan itu ia melihat Chen sedang menelan ludahnya,     

"I-Iya... A-aku sa-ngat lapar!",     

'Aku benar-benar lapar untuk memiliki tubuhmu !'     

Chen kembali menelan ludahnya dengan berat..."Apa masih lama ?,"     

Anita tersenyum kecil, ia merasa tidak tahan, Chen tampak seperti anak kecil yang sedang lapar dan menunggu ibunya selesai masak makanan untuknya, "Iya sebentar lagi...", dan ternyata perasaan ini sungguh menyenangkan,     

Anita menuang spaghetti dalam pan ke piring flat warna putih didepannya, setelah menabur keju dan daun peppermint diatasnya ia membawa nampan itu menuju meja makan,     

Tapi saat ia menoleh kebelakang, Chen sudah tidak ada disana lagi, "Che-en ?",     

Anita menengok kesekitarnya, mencari keberadaan Chen,     

Anita mendengar suara Chen dari kamar pribadinya, Chen terdengar sedang berbicara telfon disana, 'Ahh aku akan mengantarnya kesana, ia bisa makan spaghettinya sambil tetap berbincang telfon, ia bisa duduk disofa kamarku yang nyaman...'     

Anita baru saja hendak mengetuk pintu sebelum masuk, tapi tiba-tiba saja pintu itu terbuka kearah luar, dan menabrak nampan Anita dengan spaghetti panasnya, seolah tak bisa dihindari lagi, spaghetti panas itu langsung tumpah mengenai dirinya, "Awwhhh !!",     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.