Shadow of Love

Bagian mana yang belum pernah kulihat



Bagian mana yang belum pernah kulihat

0Anita spontan menjerit dan melangkah mundur, kuah spaghetti yang mengepul panas tampak tumpah membasahi dress silk tipis miliknya, meninggalkan bekas basah yang besar, spaghetti panas itu tumpah tepat diperut bagian bawahnya, membuat celana dalamnya kini terlihat menerawang, ia merasakan kulit-nya terasa terbakar, sangat sakit, "Apa yang kau lakukan !, kau membuatku kaget !!", teriak Anita kesal, sambil mengibaskan dressnya ia langsung berlari kearah wastafel di dapur untuk memberi pertolongan pertama pada luka bakarnya, Anita segera membasuh lukanya dengan air keran, lalu membersihkan dressnya yang kotor oleh tumpahan spaghetti itu menggunakan kain serbet basah seadanya,     

Chen tampak membeku ditempatnya, ia hanya menatap kepergian Anita dengan wajah tidak percaya, ia tidak menyangka jika Anita berada didepan pintu, ini benar-benar kecelakaan yang tidak disangkanya, ingin rasanya ia memukul kepalanya sendiri yang begitu ceroboh, "Sa-yang... maafkan aku... aku tidak tahu kamu ada didepan pintu. aku sungguh tidak bermagsud melukaimu.. ", Chen segera berlari menyusul Anita kedapur, "A-Apa kamu baik-baik saja ?."     

Mata Anita memerah menahan tangis, "Kau coba saja sendiri.. biar tahu bagaimana rasanya !", jawabnya ketus, terus sibuk membersihkan dressnya, tapi hatinya seketika melunak dan langsung menyesali kata-kata kasarnya, saat melihat wajah Chen tampak seputih kapas, ia melihat kedua tangan pria itu tampak gemetar hebat, mencoba menyentuhnya dengan hati-hati,     

Merasa tidak tega, Anita segera meraih tangan Chen dan mengenggamnya erat, sambil tersenyum lembut, ia menatap Chen, "It's okay.. aku baik-baik saja, maafkan aku, barusan aku sangat kaget, jadi berteriak keras padamu ... kau tidak perlu cemas, I'm fine ...", ucap Anita menenangkan, ia tahu, ia telah membuat Chen ketakutan dan merasa bersalah,     

"A-aku akan menelfon layanan darurat , kau harus mendapat pertolongan secepatnya, kita akan pergi ke rumah sakit sekarang...", jawab Chen gugup, dengan linglung ia tampak berusaha mencari ponselnya dalam kantong celananya,     

Pria angkuh yang biasa berpenampilan dingin dan arrogant itu berubah bagai seekor anak ayam yang tersesat, ia tampak begitu panik dan menyedihkan, sekali lagi Anita mengeratkan pegangan tangannya, "Tidak perlu, aku baik-baik saja, ... apa kau lupa ?, aku adalah seorang dokter, ini hanya luka bakar kecil, aku bisa mengobatinya sendiri okay!",     

"Tapi ~ luka mu ini tampak serius. kau harus pergi ke rumah sakit sekarang.... biar tidak meninggalkan bekas !",     

Chen merasa cemas dengan bekas luka yang mungkin diderita Anita. Ini bukan tentang dirinya !, ia tidak pernah menuntut kesempurnaan Anita.     

Ia masih merasa cemas dengan resiko kesehatan mental wanita dihadapannya itu, sejak ia telah mengetahui segalanya tentangnya,     

Tentang semua perasaan tertekan yang disembunyikan isterinya dulu,     

Chen sangat paham. meskipun Anita terlihat bersikap biasa saja, namun ia diam-diam memendam rasa insecure di hatinya, ia adalah wanita rapuh dengan krisis percaya diri yang parah,     

Pada dasarnya isterinya itu adalah seorang perfectionist, yang sangat memperhatikan bentuk tubuh dan kesempurnaan fisiknya, ketakutan terbesarnya adalah terlihat jelek,     

Tapi ini hanyalah tentang persepsi bagaimana ia melihat dirinya sendiri.     

Tidak ada yang salah pada bentuk fisiknya yang menawan,     

salah satu pakar psikologis yang pernah merawat Anita pernah berkata padanya, jika salah satu penyebab utama depresi yang dialami Anita adalah rasa stress yang menumpuk akibat krisis percaya diri yang telah menggerogotinya jauh sebelumnya, dan semua ini akibat rasa kecewa atas pengkhianatan yang diterimanya, yang membuatnya menyalahkan diri dan merasa tidak sempurna,     

Psikiater itu bahkan memastikan padanya, jika Anita telah melakukan hal-hal ekstrem untuk menjaga bentuk tubuhnya, itu dibuktikan dengan penyakit bulimia yang dideritanya, juga fobianya pada makanan-makanan tertentu,     

Saat itu Chen sempat tidak percaya pada hasil analisa dokter itu, karena baginya, Anita begitu sempurna. tidak ada alasan untuknya merasa kurang percaya diri. segala yang ada padanya adalah hal terindah yang pernah ia lihat, hingga pada suatu hari, saat bangun tidur Anita tiba-tiba bertingkah histeris saat menemukan satu jerawat kecil tumbuh diatas pipinya,     

Sikap Anita langsung berubah drastic, ia menyikapi jerawat kecil itu bagai sesuatu yang ekstrem, yang sangat berbahaya, seolah jerawat itu bagai musuh yang dapat menghancurkan hidupnya,     

Anita begitu panik, ia terus mencuci wajahnya sepanjang hari, tidak membiarkan seorangpun mendekatinya, ia tetus mengoles pipinya dengan cream jerawat dan duduk didepan cermin untuk mengawasi perubahannya sepanjang hari.     

Dari kejadian itu, akhirnya terbuka satu persatu penyebab depresi Anita, ternyata moment kecelakaan dan kehilangan puteranya adalah puncak gunung es yang hanya terlihat dipermukaan saja, inti depresi itu lebih besar dan telah ada jauh sebelumnya,     

Akhirnya mata Chen terbuka lebar untuk mempercayai analisa dokter itu, dan meskipun perlahan-lahan semua depresi Anita telah diatasi dengan therapy, namun Chen tetap khawatir jika Anita diam-diam masih merasa insecure pada tubuhnya,     

"Kau jangan cemas. aku pasti akan mencari dokter terbaik untukmu, aku akan pastikan kulitmu akan kembali mulus seperti semula,.."     

"Apaan sih. kau tidak usah berlebihan... ini hanya luka kecil.. it's not big deal for me!! ",     

"Yeah you're right. ini hanya luka kecil saja, .. bukan masalah besar right ?!, aku senang jika kau merasa percaya diri seperti ini, .... tidak ada yang berubah, bagiku kau tetap yang paling cantik, kau sangat sempurna meskipun dengan bekas merah ini...",     

"Huh dasar gombal !! yaa sudah aku mau kekamar untuk mandi dan ganti baju dulu, ... habis mandi nanti aku buatkan spaghetti baru untukmu, jadi untuk sementara, kau makan cake keju buatan mamah untuk mengganjal perutmu yahh, kau ambil sendiri didalam kulkas sana.... ",     

"Tidak !", jawab Chen dengan tegas, "Kau harus oles dulu lukamu dengan obat anti bengkak secepatnya, jangan menundanya lagi !", Tanpa menunggu persetujuan Anita, Chen mengandeng tangan Anita ke sofa diruang tamu, sebelumnya Chen sudah melihat ada kotak pertolongan pertama di kamar Anita, jadi ia membawanya ke ruang tamu,     

Anita merasa tidak enak, ia langsung bangkit berdiri dan merebut obat ditangan Chen, "Tenang saja, aku akan melakukannya sendiri, pergilah ambil cake dikulkas, kau pasti sangat lapar sekarang..."     

"Duduk !!", bentak Chen galak, tidak menerima alasan apapun darinya, sambil mendorong bahu Anita hingga ia terduduk lagi di sofa lembut itu,     

Anita menggigit bibir bawahnya, tidak berani membantah lagi,     

Chen tersenyum samar, Anita tampak ketakutan olehnya, istrinya itu duduk dengan patuh ditempatnya, tidak berani bergerak sedikitpun, "Good girl...", Chen tersenyum puas dan menunduk, Perlahan-lahan ia mulai mengeluarkan salep untuk luka bakar,     

Anita tersentak kaget, ia langsung menekan dressnya rapat-rapat, kedua tangannya merekat diatas pahanya, menutup bagian bawah gaunnya agar tetap tertutup,     

Ia tidak mungkin membiarkan Chen mengobati lukanya, Anita melirik kearah dress silk bermotive bunga miliknya yang tampak basah dibagian bawahnya, jika di amati baik-baik celana dalamnya kini terlihat menerawang jelas dibalik dressnya yang tipis, dan ia merasakan kulit disekitar paha bagian atasnya terasa sangat sakit, tapi !, ia jika Chen bermagsud membantu mengoleskan obat di lukanya, itu berarti gaunnya harus disingkap keatas, dan Chen otomatis akan melihat celana dalamnya !, 'Huh tidak bisa! itu sangat memalukan !,' menginggat itu wajah Anita seketika bersemu merah,     

"Kalau kau begini, bagaimana aku bisa mengoles obatnya ?, cepat lepaskan tanganmu !!" ujar Chen kesal, sambil meraih ujung gaunnya dan berusaha mengangkat gaun tipisnya itu keatas,     

"Tidak ! Aku akan melakukannya sendiri... ", tegas Anita sambil berusaha merebut salep dari tangan Chen,     

"Tidak !, biar aku yang mengoles salepnya untukmu,"     

"Apaan sih, enggak !!",     

"Nurut ?",     

"Enggak !!",     

Chen hilang kesabaran, ia langsung mendorong tubuh Anita hingga kesudut sofa, bahunya yang tegap duduk membelakanginya, untuk menghalangi Anita agar tetap patuh ditempatnya,     

"Eh-hh wait. Che-en ... lepaskan ...", Anita hanya bisa berteriak dan berusaha memegangi gaunnya, tetapi tangan kuat Chen melepas pegangan tangannya dengan paksa,     

Chen langsung menyingkap dress Anita keatas, mengekspose seluruh tubuh bagian bawah Anita dengan vulgar, "Apa yang kau takutkan ?, lagian bagian mana yang belum aku lihat darimu !", dulu, setiap hari Anita selalu memintanya untuk memandikannya, jadi bagian mana yang belum pernah ia lihat darinya ?, ia telah hafal pada setiap detail lekuk tubuh isterinya itu,     

'Sialan !! dasar pria mesum !' batin Anita marah, yang hanya bisa memaki dalam hati, pria ini begitu keras kepala. sangat tidak mungkin mengubah pikirannya, wajah Anita tampak memerah bagai udang rebus, ia meremas ujung gaunnya dengan kuat,     

Apa yang tidak dilihatnya adalah bahwa Chen sedikit melengkungkan bibirnya keatas, senyum itu begitu tipis dan menghilang dengan cepat, dengan gerakan hati-hati Chen mulai mengoles lukanya dengan disinfectant, ia membersihkan lukanya yang memerah dengan kapas steril dan mengusapnya lembut, Anita menggigit bibirnya dengan kuat, bukan karena merasa sakit, tapi justru merasa geli oleh gerakan lembut Chen yang menggelitik, ia menahan rasa ingin tertawa sekuat tenaga, ini benar-benar memalukan !!.     

Glek !, Chen menelan ludahnya dengan berat, tatapan matanya terpana dengan pemandangan elok didepannya, 'Huft Chen fokus.. fokus...' Chen berusaha keras untuk membersihkan luka Anita dengan disinfectant, setelah itu ia mengoleskan salep luka bakar itu pada permukaan kulit Anita yang kemerahan, tapi sorot matanya menjadi gelap ketika ia menoleh kebelakang, ia melihat Anita tampak masih memejamkan matanya erat, ia tampak takut untuk bergerak,     

Sangat menantang !,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.