Shadow of Love

Sugarmommy



Sugarmommy

0Ini adalah siksaan berat bagi Chen, ia harus menahan hasratnya yang kini bagai membuncah hingga ke ubun-ubun, Chen menelan ludahnya dengan berat, tatapan matanya terkunci pada celana dalam berwarna merah muda beserta isi didalamnya, Anita tampak memejamkan matanya, ia duduk dengan patuh didepannya, terlihat sangat malu untuk menghadapinya,     

Sial !, Dengan gerakan hati-hati, Chen membenahi letak celananya, ia merasa tidak nyaman, celananya kini terasa sangat sesak, sesuatu membesar tanpa dapat dicegahnya. Pemandangan di depannya itu sangat menantang baginya !, membuatnya teringat pada percintaan mereka yang membara beberapa waktu yang lalu, ia benar-benar ingin mengulanginya lagi, merasakan sensasi bercinta dengan wanita dihadapannya saat ini !,     

Huft ! Chen berusaha mengatur nafasnya, ia memejamkan matanya sambil memalingkan wajahnya kesamping, memaksakan diri untuk bersabar, ia lalu meletakkan salep kedalam box semula, dan menyibukkan diri membereskan peralatan yang habis dipakainya,     

Anita merasakan Chen telah berhenti mengoles lukanya, dengan gerakan secepat kilat ia langsung menurunkan gaunnya dan bangun dengan wajahnya yang memerah, "Terima-kasih. A-aku, ke kamar dulu, aku harus membersihkan diri ....", ia hanya ingin melarikan diri dari situasi canggung ini secepatnya, tapi belum juga ia berhasil melangkahkan kakinya, tiba-tiba kedua tangan Chen telah meraih pinggangnya dan mendudukkannya ke sofa kembali, "Tidak boleh !, kau tidak boleh mandi dulu, obatnya belum meresap, it's take about an hour before you can take a bath !!",     

"T-tapi gaunku basah ...", Anita menatap gaun bagian bawahnya, lalu beralih menatap tangan Chen yang tetap menahan pinggangnya,     

"Kalau begitu kau lepas saja gaunnya, toh sekarang udara sangat panas, tidak masalah jika hanya menggunakan dalaman saja pada cuaca panas seperti ini khan ?",     

Udara singapore siang ini hampir mencapai 34 derajat Celsius, matahari terasa sangat terik menyengat, Chen terlihat gerah meskipun AC dalam rumahnya kini telah dihidupkan, tapi ! tetap saja, meskipun udara sangat panas sekalipun, ia tidak akan melakukan apa yang dikatakan Chen, otak pria ini sungguh penuh dengan intrik yang sesat. "Huh in your dream !", balas Anita sengit, sambil menggembungkan kedua pipinya kesal, ia berusaha melepaskan pegangan tangan Chen di pinggangnya,     

"Kalau begitu terserah kamu. tetaplah pakai bajumu seperti itu kalau kau betah...."     

"Aku tahu tidak boleh mandi dulu, tapi setidaknya aku bisa ganti baju saja khan ?!..."     

"Ohh ",     

Anita berjalan masuk kekamarnya, Chen mengikutinya dari belakang, "Apa yang kau lakukan ?"     

"Aku ?, hanya berada disini mengawasimu. siapa tahu kau butuh bantuanku...." jawab Chen santai, sengaja berdiri bersandar didepan pintu kamar, membuat Anita tidak bisa menutup pintu kamarnya,     

"Kenapa kau begitu dramatis sekali ?",     

"it's not dramatic scene !, it's called prevention act... kamu sendiri yang selalu bilang padaku, jika mencegah lebih baik daripada mengobati right ?...so, I'd better watching you here, to prevent anything happen."     

"Huh whatever !", Anita tidak mau berdebat lagi, ia akhirnya mengalah, ia membuka pintu lemari bajunya dan langsung mengambil baju pertama yang dilihatnya, tidak ada waktu untuk memilih. yang penting ia bisa segera mengenakan apa yang bisa dipakainya. ia menengok kebelakang sejenak, Chen tampak masih mengamatinya. 'Menyebalkan !' Anita akhirnya menyerah dengan keadaannya,     

Chen tidak bergerak, ia tertegun ditempatnya, memperhatikan Anita yang menutupi dadanya dan membalikkan punggungnya kebelakang, meskipun terlihat awkward, Anita tampak mulai melucuti gaunnya yang basah,     

Punggung Anita begitu mempesona, kulit lembutnya yang tanpa cacat tampak begitu indah bagai porcelain termahal, pinggangnya begitu ramping dengan kedua kaki jenjangnya yang sempurna, setiap lekuk tubuhnya seperti surga dunia,     

Chen tahu, Anitanya kini bukanlah Anita tiga tahun yang lalu, yang dengan polos akan memintanya membantu memakaikan baju untuknya, atau tidak segan menciuminya agar bisa menemaninya tidur di kamarnya,     

Anita yang sekarang telah mendapatkan Ingatan utuhnya, ia kini seolah menjaga jarak darinya, menganggapnya sebagai Chen yang dikenalnya dulu, dan kembali menjadi asing dengannya. meskipun ini terasa menyakitkan, tapi ia harus bisa menerima.     

Anita membalikkan badannya kedepan,     

Tatapan mereka bertemu....     

Keadaan menjadi sangat canggung ....     

"Jadi kapan acara wisudanya diadakan ?", tanya Chen dengan suara tenang, berpura-pura santai, membuka obrolan untuk memecah keheningan,     

"Em-m Sekitar satu bulan lagi... biasanya undangan wisuda akan dibagikan dua minggu sebelum acara..."     

"Ohh .... begitu," Chen menganggukkan kepalanya mengerti,     

"Oiya... em-m Chen aku berencana akan pulang keJakarta besok, sebenarnya aku sudah memasukkan resume ke rumah sakit dekat rumah, aku ingin bekerja disana, aku ingin tinggal bersama mamah di Jakarta ",     

"Jadi kau sudah menetapkan pilihanmu.. ."     

"Magsudmu ?",     

"Kau berniat untuk berbaikan dengan mantan suamimu khan !",     

"Ohh tidak. aku tidak pernah berpikir seperti itu... ini tidak ada hubungannya dengan Hans ", tegas Anita meyakinkan,     

"Tidak usah bohong. aku sangat hafal sifatmu."     

"Aku mengatakan yang sebenarnya ... terserah jika kau tidak percaya."     

"Lalu... bagaimana denganku ? kau membuangku begitu saja, setelah kau dapatkan keinginanmu ?!"     

Mereka saling bertatapan, tiba-tiba Anita merasa kesal, ia merasa bagai diikat oleh hutang budi ini, "Chen ... kau jangan berbicara seolah kau adalah korbanku !, sejak awal aku tidak pernah memintamu mengulurkan tangan menampungku, seandainya kau memang rasional. bukankah seharusnya waktu kau menemukanku dijalan saat itu, kau seharusnya langsung menyerahkanku pada mamah saja ??, sudah tugas mamahku untuk mengurusku, jadi aku tidak harus berhutang budi begini padamu",     

Chen mungkin lupa. Anita yang berdiri dihadapannya sekarang adalah Anita yang telah memiliki ingatannya dulu, ia kini dapat mencerna segala masalah dengan realistis.     

"Jadi kau menyalahkanku ?, kau sekarang menyesali apa yang telah kulakukan untukmu ?,"     

Dengan sombong, Anita membalas Chen dengan suara tegas, "Aku selalu merasa, kau sedang memerasku. kau seolah ingin aku membayar pertolonganmu itu dengan tubuhku !, kau mencoba menahanku dengan pernikahan yang tidak masuk akal ini.... apa kau tahu... aku merasa terjebak dengan situasi ini.... kau membuatku menjadi istrimu without my permission, ini sangat membingungkan, karena bagiku... kau hanya pantas menjadi adikku, kita berdua sangat tidak layak dengan status ini. Apa kata orang-orang jika mereka tahu gap usia kita yang sebenarnya.... mereka pasti akan mentertawakanku, atau diam-diam menggunjingku sebagai sugarmommy..."     

Anita berhenti untuk mengambil nafas sejenak, sambil menahan senyum geli Chen bertanya dengan sabar, "Apa kau sudah selesai ?..."     

"Belum !",     

"Oh Okay. ... ",     

"Pokoknya kau tidak boleh melarangku melakukan apapun yang kuinginkan, aku berhak memutuskan segala yang ingin kulakukan ! Aku tidak akan membiarkan pernikahan ini mengikatku sedikitpun !! pernikahan ini adalah kesalahan. dan kita tidak perlu berkeras mempertahankannya !",     

".....",     

Anita melirik kearah Chen yang terlihat menganggukkan kepalanya dan tertunduk lesu,     

"Aku sudah selesai !", ucap Anita ragu-ragu,     

Chen akhirnya mengangkat kepalanya keatas,     

".... Fine,... jadi apa aku boleh bicara sekarang ?", Anita langsung menganggukkan kepalanya, ia tahu Chen sengaja bertanya padanya untuk membuatnya kesal,     

"First. aku akan tegaskan padamu, Kau bukan keluargaku, jadi aku tidak pernah sudi menjadi adikmu !! .. ckckckk aku tidak menyangka, ternyata kau ini hanyalah wanita kuno dengan penampakan nowadays....", ucap Chen miris, sambil menatap Anita dari atas hingga bawah dengan ekspresi setengah mencibir,     

"Kau.... !!", Anita tampak kalap, ia mengepalkan tangannya dengan kuat, 'Berandal sialan. beraninya dia menghinaku !'     

"Kenapa ? merasa tersinggung ?," Chen sengaja menatap kearah Anita dengan tatapan mengejek, "Well, sebenarnya aku sangat penasaran, ... apa saat berada diranjang aku juga tampak seperti anak kecil yang tidak bisa memuaskanmu ?!",     

"Kurang ajar !!" Anita tidak bisa menahan emosinya lagi. tapi Chen dengan sigap langsung menangkap tangannya yang hampir melayang kewajah Chen yang muram. dan mereka tampak saling bertatapan tajam, "Jawab dengan jujur !! Apa aku tidak bisa memuaskanmu ?!!," ulang Chen dengan keras,     

"Tutup mulutmu !! dasar kurang awwh~", Saat Anita ingin menampar Chen dengan tangan satunya lagi, Chen juga langsung menangkap dan menekan tangan Anita itu dengan kuat, Anita tampak meringis kesakitan, Chen tersadar dan segera melonggarkan pegangan tangannya,     

"Kau yang harus tutup mulut !!, dari dulu kau terus mempermasalahkan tentang gap usia yang tidak masuk akal ini sebagai alasan untuk menolakku. Apa kau pikir itu salahku jika lahir empat tahun setelahmu ?!, you're so pathetic arrogant. aku tidak percaya masih ada orang yang hidup dengan pemikiran kolot di jaman seperti ini !!, do you remember, saat kita jalan berdua di semua negara yang kita kunjungi dulu, pernahkah ada orang yang mengatakanmu seperti sugarmommy-ku ?? kau tahu persis itu. mereka semua selalu menilai kita sebagai pasangan serasi. justru mereka menganggap kau seperti adikku, mereka semua tidak mengenali kita, mereka juga tidak peduli gap usia kita, karena semua orang hanya melihat senyum bahagia kita saat bersama. that's the matter.     

kecuali... ini memang trick yang sengaja kau mainkan untuk memudahkan jalanmu kembali lagi padanya ?",     

"Lepas !!", Anita berusaha melepaskan diri dari pegangan tangan Chen yang membelenggu tubuhnya,     

"Bukankah kau sangat pintar, kau bahkan memiliki lQ score diatas rata-rata, nilai akademikmu selalu yang terbaik di kelas khan?, tapi kenapa kau begitu idiot untuk masalah ini ?, kenapa kau tidak bisa menggunakan kepintaranmu itu untuk mencerna hidupmu sendiri ... kenapa ??, apa semua yang kau alami ini masih kurang jelas untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya sifat MAN-TAN-MU itu hah??, bukankah seharusnya kau sendiri yang paling tahu bagaimana dia?, tapi kenapa kau masih memikirkan untuk kembali padanya ?!"     

"Siapa yang ingin kembali padanya ??, kapan aku mengatakannya ?",     

"Kau berkeras ingin kembali ke jakarta. dan bagiku itu sudah menjelaskan semuanya !",     

"Kau sendiri yang berpikir seperti itu, jangan membalikkannya padaku. aku tidak pernah membuat statement apapun !",     

Chen merekatkan pinggang Anita padanya, hingga membuat tubuh mereka saling menempel berhadapan,     

Anita dapat merasakan suara nafas Chen yang memburu, "Katakan padaku sekali lagi...",     

"Aku memang ingin kembali ke jakarta .. tapi bukan karena ingin berbaikan lagi dengan Hans, terserah kau mau percaya atau tidak.. hubungan kami sudah selesai.... aku hanya ingin tinggal bersama mamah. dan membuka lembaran baru... ",     

"Apa kau yakin ...."     

Anita menjawab dengan menganggukkan kepalanya, "Terus bagaimana denganku ?,"     

"Aku tidak tahu...."     

"Kau tidak pernah mempertimbangkan aku pada setiap keputusanmu..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.