My Coldest CEO

Seratus lima



Seratus lima

0"And I'm sure, it's not over. Hey police, get me." ucapnya dengan kekehan kecil.     

Sudah menyandang status sebagai buronan, pembunuh bayaran yang paling di cari-cari, kini ia juga kembali menunjukkan kemampuan deadly rider-nya. Sangat sempurna sekali.     

Ah iya, sebut saja Sean itu sebagai Hot Assassin.     

Ia membelokkan mobilnya kala melihat motor beberapa orang polisi datang dari arah berlawanan, jadi kini terjadi lah aksi kejar mengejar dengan mobil Audi S8 miliki dengan polisi yang mengendarai motor itu. Oh ayolah, kenapa hidupnya tidak pernah tenang? Ia hanya mengacaukan kinerja jalan raya dan melanggar rambu lalu lintas, apa itu buruk?     

Dengan cepat, ia kembali menginjak pedal gasnya sambil melirik ke pergelangan tangan kirinya yang melingkar jam tangan di sana. "Masih cukup banyak waktu," gumamnya sambil terkekeh kecil. Ia pikir, dirinya akan telat. Tapi karena kemampuan berkendaranya yang terbilang mahir, ia berusaha meredamkan kekhawatiran yang tadi tercipta saat Hana dengan mudahnya berbicara seperti itu.     

Ia yakin bisa mengontrol keadaan ini dengan sekali kedip saja. Tidak, ia hanya bercanda.     

Suara tembakan dari belakang mobilnya serta pantulan peluru pistol mulai mengarah ke arahnya yang menciptakan suara bising bersahutan satu sama lain. Terlihat sebuah truk kontainer besar yang akan melintas di hadapannya, membuat jalan raya yang akan ia lewati menjadi terblokade. Ia menghembuskan napasnya dengan tenang, lalu menarik tuas mobil bersamaan dengan bantingan stir yang langsung mengarahkan mobilnya untuk berbelok ke arah truk kontainer itu datang, body mobilnya bahkan hampir bersentuhan dengan truk tersebut.     

Gotcha     

Sekarang para polisi tersebut harus menunggu truk kontainer tersebut melaju untuk bisa mengejar dirinya. Ia langsung saja menampilkan senyum kebanggaannya. "Astaga, memangnya siapa yang berani melawan ku?" ucapnya dengan kekehan kecil yang terdengar menyebalkan.     

Ia kembali melihat ke kaca tengah mobil, dan ya motor-motor polisi yang tadi mengejarnya terpaksa berhenti karena kalau tidak mereka akan menabrak badan mobil truk besar itu.     

Sepertinya sedikit kecerdasan Hana yang menurun pada dirinya. Walaupun tidak terlalu mahir layaknya sang kakak, tapi ia cukup profesional dalam berbagai bidang yang menyangkut kriminalitas atau aksi berbahaya lainnya.     

Hidup itu untuk diuji coba seberapa tangguh tubuh, dan itu adalah motto yang membuat Sean tidak pernah takut akan kegiatan apapun yang dapat memicu kematian.     

Karena pada dasarnya menurut kepercayaan laki-laki ini, kematian berada di tangan Tuhan bukan berada di aksi berbahaya keren yang selalu ia coba berkali-kali. Kalau takdir sudah mengatakan kalau dirinya harus tewas, ya ia mungkin saat terjadinya aksi pengejaran ini bisa saja tewas karena kelalaian. Tapi Tuhan berkata lain membuat dirinya sampai detik ini masih bisa menghirup udara segar yang pada dunia yang kejam ini.     

Bersorak riang kembali untuk kelolosannya dalam pengejaran yang mendadak itu. Sudah dapat di pastikan ia semakin menjadi buronan pihak kepolisian. Ah tak apa lah, hal itu semakin membuat hidupnya berwarna.     

"I'm the winner and you are the loser,"     

Jika saja kini terdapat anggur merah di dalam dashboard mobil miliknya, sudah dapat di pastikan ia akan mengadakan party self pada detik ini juga. Ia terkekeh kecil seakan-akan merasa puas dengan tindakannya yang tanpa rasa kemanusiaan ini. Merusak seluruh kinerja jalan raya kota Albany adalah rekor yang harus ia catat di otaknya baik-baik. Membuat kerusuhan di sepanjang jalan adalah hobi dulu yang akhirnya kembali ia rasakan.     

Pantas saja dirinya di cap sebagai pembunuh bayaran dengan tingkat kriminalitas paling tinggi, toh kerjaannya memang selalu merusak kedamaian. Begitu tertangkap pihak keamanan ataupun FBI, ia tidak akan menolak dan melawan untuk di masukkan ke dalam sel tahanan. Dengan bangga dia menyuruh teman kriminalitas lainnya untuk memberikan akses kebebasan. Entah itu dengan cara temannya yang menyamar menjadi petugas sel, atau pun ia di berikan akses ruang tahanan dengan banyaknya sistem yang dapat di operasikan untuk membebaskan diri dari penjara.     

Jangan, jangan memuji seorang Sean Xavon. Nanti bisa saja ia dengan simbol tengkorak dengan pedang menyilang atau simbol mawar merah tergeletak di depan pintu utama rumah mu.     

Pada saat itu juga, kalian akan merasakan ketakutan yang paling dalam. Astaga, apalagi mengingat pisau kecil yang diukir pada wajah manis mu. Jangan memuji seorang assassin apapun kehebatan yang ia miliki.     

Kembali lagi pada Sean yang kini semakin melajukan mobilnya, ia mengambil banyak jalan pintas yang jarang sekali di ketahui banyak orang supaya pihak kepolisian tidak berhasil menemukan jejaknya.     

Ia melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, untuk yang kesekian. Jam masih menunjukkan 9.20 am, masih banyak waktu yang tersisa untuk mengemudikan mobilnya menuju kota New York.     

Body mobilnya kini sudah lecet dari satu sudut ke sudut lainnya, ah menjadi tidak enak di pandang. Ia memakai spy camera sport sunglasses miliknya yang selalu ia taruh di dashboard dan langsung saja menekan tombol yang menghubungkan seseorang.     

"Siapkan body mobil baru untuk ku, aku akan menemui mu pasa pukul setengah sepuluh yang artiannya sepuluh menit lagi." ucap Sean sambil membelokkan mobilnya masuk ke area taman yang kosong tanpa pengunjung sedikit pun karena taman tersebut sudah lumayan tua dan tidak terawat.     

Seseorang yang hanya dapat terlihat di kacamatanya itu langsung menganggukkan kepalanya. "Siap bos Sean,"     

"Jangan panggil aku bos, Sean saja sudah cukup."     

Setelah mengatakan hal itu, ia menekan kembali tombol pada kacamatanya yang langsung berubah menjadi mode gelap. Ia kini mengarahkan mobilnya untuk berhenti tepat di kolam air mancur dengan air yang sudah mengering itu.     

"Open, Sean Xavon." gumamnya.     

Setelah ia mengucapkan nama untuk akses masuk, air mancur tersebut langsung saja bergeser menampilkan sebuah lift tersembunyi khusus untuk jalan masuk sebuah agen pembaruan mobil yang diberi nama mise à jour de la voiture dalam bahasa Prancis.     

Ia langsung saja melajukan mobil tersebut dan memposisikan mobilnya dengan benar. "Already, close again."     

Tepat setelah itu, lift langsung saja turun membawa mobilnya masuk ke dalam bawah tanah dan bertepatan dengan itu, kolam air mancur yang tadi langsung bergeser kembali pada posisinya seperti semula seolah-olah tidak terjadi apapun.     

Dengan wajah yang tenang, ia langsung mengembalikan desain badan mobilnya yang tadi anti peluru menjadi desain biasa lagi.     

Ting     

Bertepatan dengan berhentinya lift tersebut, sebuah pintu yang terbuat dari besi di hadapannya kini langsung saja terbuka.     

Ia kembali melajukan mobilnya masuk ke dalam ruang bawah tanah yang berisi beberapa pekerja yang sedang melakukan aktivitasnya bersamaan dengan deretan mobil yang ada di sana, masing-masing orang dapat 1 mobil. Ada yang memodifikasi mobil menjadi kendaraan berbahaya dengan menaruh kinerja rudal di dalam mesin mobil --sama seperti miliknya, tapi ia mendesain semuanya sendiri--, ada yang memberikan stiker keren dengan lambang yang tentu saja semuanya Sean ketahui, dan ada juga yang tengah menguji kecepatan mobil di landasan penguji cobaan.     

Melihat seseorang yang melambaikan tangan ke arahnya membuat ia langsung saja melajukan mobilnya dan berhenti tepat di hadapan laki-laki itu. Ia langsung saja turun dari mobil dan ber-high five ria dengannya.     

"Welcome back, Sean." ucap laki-laki itu sambil menyunggingkan sebuah senyuman.     

Sean menganggukkan kepala, lalu menunjuk ke arah mobilnya yang terdapat banyak goresan bahkan bekas tabrakan lainnya. "My car body is broken, can you please replace a new one within ten minutes?" tanyanya sambil melepaskan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya. Ia langsung saja menaruh kacamata tersebut ke dalam saku tuxedo yang sedikit ia modifikasi supaya dapat memuat banyak alat canggih yang dibawanya.     

"Don't doubt me, your request will be resolved soon." ucap laki-laki tersebut sambil mengangkat Spray Gun yang memang sedaritadi di genggaman olehnya.     

Sean terkekeh kecil, lalu menepuk pelan bahu laki-laki tersebut. "Give me the most perfect design, Ezzart." ucapnya, setelah itu ia melangkah meninggalkan Ezzart yang sudah mengambil alih fungsi mobilnya dan langsung membawa menjauh dari tempat pemberhentian tadi.     

Dengan kedua tangan yang sudah di masukkan ke dalam saku celana, ia langsung saja berlagak seperti layaknya mandor.     

"Selamat pagi, Tuan Sean." sapa salah satu orang yang sedang melakukan aktivitasnya dengan perkakas di tangan kanannya.     

Sean mengangguk, lalu menaikkan kedua alisnya seperti berkata 'yo' untuk membalas sapaan tersebut. "Sehat?" tanyanya kepada laki-laki itu dengan senyum miring.     

"Memangnya kapan seorang Liqwez sakit?" balas Liqwez dengan kekehan kecil yang keluar dari dalam mulutnya.     

Berasal dari Texas membuat Liqwez masih menjadi kriminal yang gencar di incar oleh agen FBI karena sudah sejak remaja melakukan aksi pencurian berlian di salah satu pasar lelang saat usianya masih menginjak remaja.     

Sean memutar kedua bola matanya. "Bagaimana kalau ku tembak, apa kamu tidak akan sakit?"     

Percakapan dua orang pelaku kriminalitas yang sangat melenceng dari topik manusia normal biasanya.     

Liqwez menaruh kotak perkakasnya ke lantai, lalu kembali menatap Sean sambil menaikkan lengan kemejanya sampai siku. "Akan ku tembak kamu terlebih dahulu,"     

Tiba-tiba saja, ia mengeluarkan sebuah pistol bermodel Desert Eagle Mark XIX Pistol.     

Sean terkekeh kecil. Licik, itu adalah sifat yang paling menonjol dari seorang Liqwez yang mempunyai 1001 cara untuk membuat banyak orang lain terkesan. "Tembak saja jika berani," ucapnya sambil tersenyum miring     

Mendengar hal itu, Liqwez langsung saja menyibakkan rambutnya ke belakang. Ia kembali menaruh pistol tersebut ke saku celana belakangnya. "Nanti tidak ada lagi yang memberikan ku akses peralatan canggih, D. Krack sangat pelit pada ku."     

"Minta saja, D. Krack sebenarnya baik."     

"Iya, hanya kepada mu."     

Sean hanya terkekeh. Ia benar-benar mengenali D. Krack yang entah kenapa hanya ingin terbuka dan berbaik hati padanya tapi tidak dengan orang lain.     

"Tumben kamu kesini, ada perlu apa?"     

"Kakak ku yang menyebalkan kembali lagi,"     

"Aku sudah menduganya, tidak mungkin gadis kuat seperti dirinya bisa tewas begitu saja."     

"Terpesona dengan kakak ku, heh?"     

Liqwez mengangkat bahunya acuh, "siapa yang ingin mencintai gadis kriminalitas?"     

Mungkin banyak laki-laki di luar sana yang kagum dengan Hana, tapi tidak dengan laki-laki kriminalitas yang sudah mengenal kakaknya itu. Mereka menolak Hana dengan mentah-mentah.     

"Don't be too proud of what you have because not everyone likes you."     

...     

Next chapter     

:red_heart::red_heart::red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.