My Coldest CEO

Seratus empat puluh empat



Seratus empat puluh empat

0Untuk apa takdir buruk di ciptakan? Sudah jelas untuk menguji seberapa tangguhnya manusia dalam menjalani kehidupan. Dan untuk mewujudkan takdir tersebut, tentu saja dibutuhkan seseorang untuk mewujudkannya. Sepertinya layaknya sang kriminal yang membuat banyak dampak buruk bagi kehidupan.     

Disinilah peran Hana. Membuat segala yang berada di dunia akan terasa kian rumit. Tidak ada lagi kebanggaan hasil jerih payah yang lebih tepat disebut sebagai tipu daya, dan tentu saja tidak ada lagi orang-orang yang merasa berkuasa karena menggenggam hak orang lain.     

Menciptakan takdir buruk tersebut hanya bisa di lakukan oleh orang sepertinya. Tidak ada alasan untuk menghindar, karena kematian sudah tercetak jelas di hadapan.     

"Memangnya kenapa Xena di borgol seperti itu?"     

Pertanyaan bodoh Chris mulai memasuki indra pendengarannya. Hana langsung saja menolehkan kepalanya, menatap wajah seorang laki-laki yang tampak lebih segar dari pada sebelumnya. Rambutnya yang basah tentu saja menjadikan poin utama untuk mendukung ketampanannya. Kali ini, tidak dapat di pungkiri lagi kalau mayoritas laki-laki yang berada di ruang lingkupnya memiliki wajah dengan pahatan yang sempurna.     

Hana terkekeh kecil untuk menanggapi pertanyaan Chris itu. Dengan tangan yang mulai mengoleksi lotion ke kedua lengannya, memiliki wangi buah yang memanjakan indra penciumannya. "Pertanyaan seperti apa itu? Bukankah kamu sudah tahu jawabannya?" tanyanya dengan mengulas senyum yang meremehkan. Baginya, Chris memang tidak terlalu apapun di dalam kehidupan para pembunuh bayaran. Kerjaannya hanya sebagai paid criminals yang bekerja untuk oknum-oknum terkenal di dunia penjahat.     

Pernah suatu hari Chris membantu seorang penjahat untuk mencuri emas batangan di salah satu bank ternama JPMorgan Chase & Co. (JPM), berbekal peralatan canggih yang di bawa oleh sang penyewa, mereka berhasil membawa pulang emas batangan yang jika di total mencapai angka $1 triliun. Hebatnya lagi, sampai sekarang mereka masih menjadi buronan kepolisian serta FBI yang tidak bisa melacak keberadaannya. Selain mampu beradaptasi dengan lingkungan --menyamar menjadi siapapun--, Chris juga pandai menyembunyikan dan mengganti identitasnya.     

Chris terkekeh mendengar ucapan Hana yang seolah-olah sangat meremehkan itu. Ia menyibakkan rambutnya ke belakang, lalu mengangkat bahunya. "Entahlah, ku pikir itu berlebihan. Bagaimana kalau Xena ingin pergi ke kamar mandi?" ucapnya sambil mengatakan hal lainnya yang memang sangat masuk di akal. Toh manusia pasti ada kegiatan yang tidak bisa di tahan, harus di laksanakan dengan segera.     

Hana meraih sebuah parfum dengan aroma mawar, lalu disesemprotkan pada beberapa bagian tubuhnya serta lekukan lehernya. "Kalau begitu, kamu saja yang melepaskannya. Aku masih ada urusan lain, harus segera di periksa." ucapnya sambil menaruh kembali botol parfum yang isinya sudah di sebarkan ke tubuh.     

"Bukankah borgolnya memakai sistem keamanan mu?" tanyanya dengan satu alis yang terangkat. Ia bahkan sempat heran karena Hana selalu menomor satukan sandi keamanan yang hanya bisa di akses dia. Belum lagi peralatan biasa yang di modifikasi seperti borgol itu, keren sekali.     

Beralih dari parfum ke sisir, ia mulai menyisir rambutnya yang jatuh lurus karena belum di catok. "Masukkan saja kata sandi black cat, selesai." ucapnya dengan tenang. Toh itu memang di khususkan untuk sandi peralatan keamanannya saja, tidak semua yang ia ubah menjadi peralatan canggih memiliki password yang sama.     

Chris menyipitkan kedua bola matanya, ia sedikit tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Hana. Bagaimana bisa kata sandinya adalah deretan kalimat yang mudah sekali tertebak?     

Simbol kebanggaan Hana adalah kucing hitam, dan tentunya itu sangat mudah untuk di tebak orang lain, iya kan? Bahkan tanpa berpikir pun, seseorang bisa saja langsung menebak hal itu.     

"Tidak berbohong, iya kan?" tanyanya untuk memastikan kembali apa yang kini terbesit di otaknya adalah sebuah hal yang salah, mengenai kemungkinan berbohong gadis ini yang memiliki presentase hanya 30% dari 100%.     

Hana menatap tubuh Chris dari pantulan kaca besar yang ada di hadapannya, ia sudah selesai menyisir rambut. "Aku tahu kalau kamu cukup pintar," ucapnya dengan volume suara yang kecil. Setelah itu, ia menyambar sebuah tas pinggang dan tentunya ponsel yang langsung ia taruh di dalam tas tersebut.     

Tanpa ingin mendengarkan ucapan Chris yang sepertinya belum puas dengan jawaban yang terlontar dari mulutnya itu, ia langsung saja melangkahkan kaki meninggalkan laki-laki tersebut yang masih menatapnya dengan sebelah alis yang terangkat. Senyuman miring tercetak di wajahnya, ia rasa Chris bisa menyelesaikan kata sandi yang di berikan oleh dirinya.     

Black cat. Tidak semudah itu, iya kan?     

Sedangkan sandi yang ia pasang di borgolnya, bukanlah sandi huruf. Tapi, termasuk ke dalam golongan sandi angka. Hana tidak akan membiarkan orang yang berada di dekatnya belum merasakan sebuah kerumitan yang dirinya ciptakan. Harus dan wajib.     

Kini, tujuan Hana adalah kediaman rumahnya sendiri. Hanya untuk memastikan jika tidak ada seseorang yang mengambil alih bagian terpenting di dalam rencananya, yaitu alat pengendali sistem yang berada tepat di dalam kamarnya. Ya beruntung jika ada orang bodoh yang dengan nekatnya untuk mencoba meretas sistem keamanan Hana, karena gadis ini sudah berhasil memperbarui sistem peralatan canggihnya menjadi lebih baik lagi supaya tidak mudah di retas. Sistem keamanan yang di tambahkan dengan fitur pengenalan identitas merupakan hal yang paling keren sejagat raya. Dan ya, dirinya adalah sang pencipta yang sudah pasti bernotabene gadis pembunuh bayaran terkeren di belahan dunia.     

Sedangkan Chris kini sudah mengangkat bahunya merasa tidak ingin mengetahui lebih lanjut lagi mengenai hal ini, toh dirinya juga bisa meretas sistem keamanan dengan cara apapun.     

Ia mulai mengambil ID pengenal untuk berjaga-jaga saja jika sistem keamanan Hana memiliki masalah dengan dirinya yang mengidentifikasi seseorang tidak di kenal.     

Ruangan yang di tempati Xena memang kedap suara, dan dengan pintarnya Hana membuat banyak pintu ruangan yang menjadikan seseorang kebingungan untuk mencari ruangan yang benar. Ada yang berisikan ruangan dengan ribuan anak panah, siap menancap tubuh seseorang yang salah masuk ke ruangannya. Ada juga alat pemotong raksasa yang tanpa rasa kemanusiaan bisa membagi dua tubuh seseorang dengan mulus. Ada alat yang bisa menyemprotkan gas beracun, menewaskan siapapun yang menghirupnya. Dan masih banyak lagi yang tidak mungkin di jelaskan satu persatu.     

Dan kini, ia memang harus lebih berhati-hati untuk hal itu. Beruntung sekali saat Hana memberitahu dirinya untuk mencari perbedaan di antara ruangan-ruangan yang penuh dengan jebakan tersebut. Kuncinya hanya satu, ketelitian.     

Chris yang sudah memasuki ruangan yang memiliki banyak pintu untuk terhubung ke ruangan lain itu pun langsung saja menghentikan langkahnya tepat di tengah ruangan. Mengikuti feeling atau sekedar menebak-nebak pun akan menjerumuskan dirinya kalau sampai melupakan kata kunci yang di berikan oleh Hana.     

Di setiap pintu terdapat kata kunci di atasnya.     

Pintu pertama memiliki kata kunci SADTA, yang memiliki kepanjangan : Sharp And deadly To Anyone (berisi ribuan anak panah).     

Pintu kedua memiliki kata kunci DAMC, yang memiliki kepanjangan : Dangerous And Mercilessly Chopped (berisi alat pemotong raksasa).     

Pintu ketiga memiliki kata kunci PTSN, yang memiliki kepanjangan : Poison The Sinner's Nose (berisi gas beracun yang mematikan dalam hitungan detik).     

Pintu keempat memiliki kata kunci RV, yang memiliki kepanjangan : Rattlesnake Venom (berisi puluhan ular berbisa dengan racunnya)     

Pintu kelima memiliki kata kunci FWBC, yang memiliki kepanjangan : Flower With Black Cat (berisi Xena yang tengah di borgol, or called the door of victory).     

Chris mulai melangkahkan kakinya ke arah pintu kelima, ia langsung berhadapan dengan sistem keamanan yang memiliki sensor hijau. Lalu tangannya mulai terjulur untuk memberikan ID, menunjukkan identitasnya yang sudah terdaftar.     

"Hi, Mr. Chris. Welcome back, please come in."     

Setelah itu, pintu terbuka dengan otomatis dan langsung menampilkan seseorang gadis yang masih terlentang di atas kasur. Terlihat sangat memprihatikan, namun ia tidak bisa berbuat apapun selagi Hana membayarnya sangat besar untuk pekerjaannya kali ini.     

"Apa kabar?" tanya Chris sambil melangkah kakinya mendekat ke arah Xena yang hanya mengeluarkan suara sesegukkan. Ia berdiri tepat di samping kasur yang kini tengah di tempati oleh gadis tersebut.     

Xena menatap Chris dari atas sampai bawah. Untuk pertamanya kalinya ia menatap seseorang dengan tatapan sangat tajam, bahkan sampai berdecih kecil. "Jangan sok baik, biarkan aku sendiri. Dasar tidak memiliki perasaan!" serunya dengan nada sangat kesal. Ia sudah menjerit mati-matian sampai tenggorokannya terasa seperti sedang tercekik oleh sesuatu, meneriakkan satu nama yaitu Vrans. Sangat berharap jika seseorang akan dengan cepat meloloskan dirinya dari jeratan yang sangat menyiksa ini.     

Chris hanya terkekeh kecil melihat tingkah laku Xena yang berubah. Dari gadis manis nan konyol menjadi gadis yang sangar seperti ini. "Kalau begitu, aku tidak jadi membebaskan dirimu, ya?" tanyanya sambil menaik turunkan alisnya.     

Mendengar hal itu, tentu saja membuat kedua bola mata Xena terlihat berbinar. "IYA KAH? KALAU BEGITU, CEPAT! AKU SANGAT INGIN KE KAMAR MANDI!" pekiknya dengan nada yang benar-benar bahagia. Tujuannya hanya satu, ingin buang air kecil karena sudah tidak tahan lagi.     

Chris membuka mulutnya karena tidak habis pikir dengan keinginan Xena yang berbeda dari lainnya. Apa gadis ini tidak berniat untuk melarikan diri? Pun di kamar mandi tidak diberikan ruang yang cukup seukuran tubuh manusia.     

"Baiklah,"     

Sambil melihat ke arah pergelangan tangan Xena yang di borgol, ia menaikkan alisnya karena kebingungan saat melihat akses keamanan yang berupa angka.     

Tuh kan!     

Sudah dapat di tebak jika Hana tidak akan membiarkan dirinya tidak berpikir.     

Black cat.     

Gotcha!     

Dengan menjentikkan jemarinya, ia langsung saja menghubungkan apa yang sudah terbayang deretan angka di otaknya saat ini.     

5 - 3 - 4 - 5     

BLACK CAT HANA XAVON     

Klak, borgol terbuka.     

Lihat, dirinya memang pintar. Hana tidak perlu meragukan kemampuannya. Ia melakukan hal yang sama pada ketiga borgol lainnya, sampai tubuh Xena sudah tidak terjerat apapun.     

"Dimana kamar mandinya?" tanya Xena sambil beranjak dari tidurnya, menatap Chris.     

Chris menunjuk sebuah pintu yang memang merupakan akses masuk ke kamar mandi. "Di sana." ucapnya.     

Xena menganggukkan kepalanya, "Terimakasih banyak." ucapnya sambil mengulas sebuah senyuman. Selanjutnya, ia melangkah kakinya untuk masuk ke dalam sebuah ruangan yang ditunjukkan oleh Chris. Tak lupa mengunci pintunya karena laki-laki itu terkadang memiliki jalan pikir yang sangat lancang.     

Pada detik selanjutnya setelah Xena mengucapkan terimakasih, Chris mengerjapkan kedua bola matanya. Ia tidak menyangka jika gadis itu masih memiliki hati nurani yang begitu lembut untuk mengatakan hal tersebut kepada seseorang yang sudah menempatkannya di posisi seperti ini.     

...     

Next chapter     

:red_heart::red_heart::red_heart::red_heart::red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.