Istri Kecil Tuan Ju

Konferensi Pers.



Konferensi Pers.

0"Konferensi pers? Apakah dia akan melakukannya sendiri?" Kata CEO Itu sambil berpikir.     

"Saya akan kalau lelaki di Poto itu memang saya. "      

CEO dengan asistennya itu langsung menoleh kepada Nathan yang sudah berdiri di belakangnya.     

"Apa masuk anda?" Tanya CEO itu.     

"Aku akan melakukan kompresi pers bersama Yumi karena lelaki yang kemarin bersama nya adalah saya!" Jawab Nathan dengan jujur.      

CEO itu langsung saling pandang dengan asistennya karena ia merasa terkejut mendengar pengakuan Nathan.     

"Baiklah jika anda mengatakan itu. Kalau begitu, siapkan Konfrensi sekarang juga!"     

Nathan tersenyum lega karena ia dipersilahkan untuk mendampingi Yumi.     

"Apakah Konferensi persnya harus sekarang? " Tanya asisten itu dengan bingung karena dia harus mencoret salah satu jadwal bosnya yang sudah ia tulis dan atur dengan susah payah.      

"Aku tidak suka menunda hal baik, jadi lakukan secepat mungkin sebelum gosip ini menjadi buah bibir warga net. "      

"Baik bos, akan saya laksanakan!"     

Setelah keluar,"Sahut Asisten itu sambil berbalik pergi.     

"Tunggu dulu!"      

Tapi, langkahnya terhenti ketika Nathan memanggilnya.      

"Ada apa? "     

"Aku ingin kamu menyelidiki siapa yang sudah menyebar foto itu. Kita harus mencari kambing hitam untuk disalahkan agar media menganggap kalau ini adalah ulah fans gila."Jelas Nathan.     

"Saya akan usahakan ... ! " Asisten CEO itu langsung mengangguk dan segera keluar dari ruangan bosnya.     

Konfrensi Pers.      

Beberapa saat kemudian, Nathan menemui Yumi setelah menyelesaikan rekamannya.      

"Kamu sudah lama menungguku?" Tanya Yumi saat melihat Nathan ada di hadapannya.      

"Iya. Apakah asisten CEO sudah memberitahumu soal Konferensi Pers sore ini?"      

Yumi memicingkan matanya.     

"Konfrensi Pers? "      

"Iya. Ini semua tentang gosip yang menimpa kamu. " Jelas Nathan.     

"Pagi ini aku memang di minta datang ke Hotel pusat kota A. Aku tahu soal Konferensi itu. Tapi, apa urusannya dengan kamu? Jangan bilang kalau kamu juga bergabung di agensi ini!" Kata Yumi sambil menatap Nathan dengan ekspresi yang rumit.     

"Nanti aku jelaskan. Sekarang kita harus berangkat agar tidak terlambat. Joice sudah menunggu di mobil." Jawab Nathan.     

Karena Managernya sudah ada di mobil, Yumi pun mengangguk dan mengikuti Nathan dengan patuh bersama asistennya.      

Hotel Pusat Kota A.     

Tidak lama kemudian, Konferensi pers dimulai.     

Nathan masuk ke Aula bersama Yumi, mereka di dampingi oleh Manager masing-masing. Tidak hanya, ada wakil CEO yang juga mendampingi mereka.     

Yumi tampak serasi berada di samping Nathan, sehingga semua wartawan tertegun melihat mereka.      

"Kamu santai saja, mereka tidak akan berani melempar pertanyaan yang akan menyinggung."Bisik Nathan setelah mereka duduk di tempat masing-masing.     

"Iya. " Yumi langsung menarik nafas dalam setelah mendengar nasehat Nathan.      

Ini pertama kalinya ia berada dalam situasi ini. Karena selama lima tahun ia hanya menjadi penyanyi di belakang layar.     

Tidak lama kemudian, sesi tanya jawab pun dimulai. Siaran langsung itu di tonton oleh berbagai kalangan.     

"Apakah benar kalau orang yang berada di Poto adalah Tuan Muda Nathan?Yang tidak lain adalah adik kandung dari Tuan Ju?"     

Nathan sudah mengkonfirmasi kalau dia adalah lelaki itu lewat sebuah unggahan di akun pribadinya. Itulah sebabnya para wartawan itu bertanya padanya.     

"Tuan Nathan, apakah anda bergabung dengan GM Entertainment karena ingin dekat dengan Nimas Ayumi?"      

"Apa hubungannya anda dengan Nimas Ayumi? "     

"Iya, coba jelaskan kepada kami apakah anda dan Nimas Ayumi sedang berkencan?"     

Berita bergabung salah seorang dari anggota keluarga JJ Grup di GM Entertainment sudah menjadi topik hangat.      

Sebelumnya Nathan dikenal sebagai penyanyi di kafe dan restauran karena ia tidak di izinkan untuk menjadi penyanyi.      

Tapi, ia cukup populer di kalangan remaja pada masa itu.     

Mengahadapi banyak pertanyaan para wartawan Nathan tetap tenang Sambil menunjukkan senyumannya yang manis, sedangkan Yumi sedikit gugup karena ia bingung harus menjelaskan apa.      

Tidak lama kemudian, Nathan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan semua wartawan yang secara beruntun itu. Ia sengaja membiarkan para wartawan itu puas bertanya agar dia bisa menjawabnya dengan cepat.     

Para penonton dan warga net mulai tidak sabar menunggu penjelasan Nathan dan Yumi akan pertanyaan yang begitu banyak tertuju pada mereka itu.      

Tanpa sepengetahuan Nathan, acara itu di saksikan oleh Julian dan Papa nya yang sedang berada di perjalanan menuju rumahnya.     

Beberapa rekannya mulai menghubunginya soal Konferensi Nathan. Terutama pihak keluarga Clara yang merupakan calon istri Nathan.     

"Soal foto yang mengatakan kalau Nimas Ayumi adalah penyanyi yang suka menggoda lelaki, itu adalah salah. Karena orang yang bersamanya adalah saya. Kami memang sedang berkencan. Jadi, pesan saya kepada semua orang, jangan mudah percaya pada sesuatu yang belum di konfirmasi kebenarannya. Jadilah penonton dan penggemar yang cerdas. Baiklah, cuma itu yang ingin saya jelaskan kepada awak media agar tidak terjadi kesalahan pahaman. "Jawab Nathan dalam sekali nafas.     

Semua orang terkejut, tidak hanya wartawan tapi Manager dan Wakil CEO juga kaget.     

Para Artis GM Entertainment merasa patah hati karena Nathan yang mereka incar sedang berkencan dengan perempuan yang mereka anggap sampah di GM Entertainment.     

Penjelasan Nathan menutup Konfrensi Pers itu. Semua wartawan bubar setelah Nathan dan yang lain meninggalkan tempat.     

"Kenapa kamu mengatakan kalau kita sedang berkencan? Apa kamu tidak tahu betapa berbahayanya hal itu?" Tanya Yumi setelah ia berada di dalam mobil Nathan.     

"Aku ingin kita kembali seperti dulu. Sekarang kita sudah dewasa dan tentunya kita tidak perlu takut pada apapun. Aku masih mencintaimu Nimas Ayumi." Ucap Nathan dengan jujur sambil memegang kedua tangan Yumi.     

Seketika itu Yumi tertegun karena merasa tersihir oleh tatapan dan ucapan Nathan.      

"Kita sudah dewasa, dimasa muda aku pernah menyentuhmu. Mungkin, aku tidak ingat apa yang terjadi, tapi aku masih bisa merasakan sentuhan bibirmu malam itu. " Sambung Nathan sambil menyentuh bibir lembut Yumi yang juga sangat ia rindukan selama ini.     

Seketika itu, Yumi teringat akan malam yang dia habiskan dengan Nathan di Apartemen Nathan.      

Bercinta untuk pertama kalinya dengan lelaki yang dia cintai, walaupun lelaki itu tidak menyadarinya.      

Yumi menunduk dengan tangan gemetaran.     

"Oh iya, aku belum pernah menanyakan hal ini. Apakah kamu tidak hamil setelah kita melakukan itu?" Tanya Nathan dengan gugup.     

Seketika itu Yumi mendongak melihat Nathan. Hatinya berdebar hebat dan tangannya semakin bergetar.     

Tepat saat itu, terdengar suara ketukan. Nathan pun menoleh kearah luar jendela mobil.     

Yumi merasa lega karena ia tidak harus berlama-lama dengan Nathan. Ia tahu kalau Nathan sudah di jodohkan dengan Clara sehingga ia tidak ingin bermimpi terlalu tinggi bisa bersama Nathan apapun alasannya.      

Media pernah memberitakan kalau JJ Grup akan bersatu dengan Al Grup lewat anak-anak mereka. Yaitu, pernikahan Nathan dan Clara.     

"Kamu? " Ucap Nathan setelah ia keluar dari mobilnya bersamaan dengan Yumi.     

Nathan masih sangat mengenal lelaki tampan dengan tubuh sedang yang berwajah blasteran itu.     

"Halo Jhonatan, lama tidak bertemu!"Ucap Virsen sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.     

"Virsen ... Ada urusan apa kamu kesini?" Sahut Nathan dengan ketus.     

'Aku masih ingat kalau dia pernah ingin membunuh Rena dan mencelakai Julian. Tapi, aku sudah lama tidak mendengar kabarnya, apakah dia kembali untuk membuat keributan lagi?' Batin Nathan.     

"Apakah aku mengganggu aktivitasmu bersama kekasihmu? " tanya Virsen tanpa menjawab pertanyaan Nathan terlebih dahulu.      

"Bukankah kita tidak ada urusan, lalu untuk apa anda menyapa saya? " tanya Nathan sambil menyilangkan kedua tangannya dengan ekspresi yang gelap.      

Yumi hanya terdiam memperhatikan lelaki yang ada di depan Nathan. Ia merasa pernah melihatnya, tapi dia tidak ingat sama sekali.      

'Dimana aku melihat lelaki itu? 'Batin Yumi sambil mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu lelaki itu.      

"Aku sedang melakukan survei disini. Aku pikir GM Entertainment tidak akan mampu mengalahkan YM Entertainment karena YM Entertainment memiliki anggota baru yang luar biasa. " Kata Virsen sambil tersenyum licik.      

"Apa hubungannya dengan kami? Jika memang mau bersaing silahkan saja!" Kata Nathan dengan geram.      

"Masalahnya adalah orang yang akan menjadi bintang YM Entertainment adalah orang yang sangat kalian kenal. "      

Mendengar perkataan Virsen. Nathan terdiam karena dia merasa tidak mengenal siapapun yang ada di YM.      

"Siapa yang Anda maksud? " Tanya Nathan karena dia sangat penasaran. Ia lupa dengan cerita kakaknya pagi tadi.     

"Dia menjadi pemeran kedua di drama Raja Langit. Jadi, kamu bisa melihatnya saat drama itu di putar."     

Jawaban Virsen membuat Nathan semakin geram karena terlalu bertele-tele. Dia ingin mendengar langsung bukan di suruh menunggu.      

Tepat saat itu, Rena keluar dari kantor GM Entertainment sambil membawa lukisannya.     

Seketika itu Rena mengerutkan keningnya saat melihat Virsen sedang berdiri dengan Nathan dan Yumi.     

"Virsen, kenapa kamu ada disini? " Tanya Rena setelah ia berdiri diantara dua lelaki itu.     

Suara Rena membuat kedua lelaki itu menoleh kepadanya dengan ekspresi yang berbeda.      

"Rena? Kenapa kamu bisa ada disini sayang" Tanya Virsen dengan ekspresi terkejut.     

"Apa kalian pacaran lagi?" Tanya Nathan dengan raut wajah yang heran.      

"Tidak. Selain itu aku tidak perlu menjelaskan apapun padamu, karena kita bukanlah teman baik. "Jawab Rena dengan lantang.      

"Sayang ... Kenapa kamu kasar pada Nathan ... " Virsen menyentuh tangan Rena, namun dengan cepat Rena menepis nya karena ia tidak suka di sentuh oleh Virsen.     

"Jangan pernah kamu menyentuhku, karena aku jijik!" Ucap Rena dengan sinis.     

Virsen mengepalkan tinjunya, namun ia berusaha menahan amarahnya karena ia berada ditempat keramaian.     

'Tanan Virsen, tidak begini caranya untuk balas dendam. Kamu harus bisa mendapatkan Rena kembali untuk menghancurkannya bersamaan dengan Julian.'Batin Virsen.     

Setelah mengatakan Rena bergegas pergi dari hadapan Virsen.      

Nathan dan Yumi saling pandang melihat pertengkaran dua orang itu. Karena tidak mau ikut campur, mereka berdua kembali masuk ke kantor. Sedangkan Virsen segera masuk ke mobilnya untuk menyusul Rena.     

Villa Maxwell.     

Sementara itu di Villa Green Hill. Qiara terkejut setelah menyadari kalau ia tidur saat matahari sudah meninggi. Seketika itu ia mengambil ponselnya dan melihat jam.     

"Astaga, aku telat ... " Teriak Qiara sambil mengacak-acak rambutnya.     

Setelah itu ia segera masuk ke kamar mandi.     

Tidak lama kemudian, ia selesai mandi dan bergegas mengenakan pakaiannya setelah itu ia keluar dari kamar.     

"Oh astaga ... " Qiara terkejut saat ia menemukan wajah manis dan tampan ada di depan pintu kamarnya.      

"Bos, kenapa anda ada disini? " tanya Qiara dengan tatapan yang membulat sempurna.     

Kalau Saja dia belum tahu kalau Max adalah bosnya, kemungkinan Qiara akan mengamuk.      

"Sudah jam sembilan pagi, aku kesini untuk menjemputmu sarapan karena aku khawatir kamu sakit karena tidak bangun juga!" Jawab Maxwell dengan nada suara yang lembut dan tidak lupa juga ia mengukir senyum di sudut bibirnya.     

"Oh begitu. " Qiara menggaruk lehernya karena ia merasa aneh dengan bosnya itu.      

"Oh iya, apakah bos sudah berdiri lama disini? Tapi kenapa tempat ini sepi ya? " Tanya Qiara dengan ragu sambil melirik ke kiri dan ke kanan.     

"Mereka semua aku tugaskan untuk mencari monyet ku yang lepas pagi tadi."     

Qiara terdiam saat mendengar penjelasan Maxwell tentang monyet. Kelakuannya memang mirip monyet, apakah itu yang hilang sekarang? Pikir Qiara sembari menyeringai kearah Maxwell.     

Dan yang paling membuat Qiara penasaran adalah, ia tidak bisa menebak apa yang Maxwell pikirkan.     

"Apakah Bos punya monyet? " Tanya Qiara setelah lama terdiam.     

"Banyak, apa kamu mau melihatnya!"Jawab Max dengan bangga.      

"Tidak usah dan terimakasih atas tawarannya. "      

Qiara memiliki pengalaman buruk tentang monyet, sehingga ia sangat membenci monyet.     

"Maxwell... Adamson .... "     

Suara teriakan itu membuat Maxwell dan Qiara menoleh sambil menutup kuping mereka.     

Itu Kevin yang baru saja kembali setelah dipermainkan oleh Maxwell.      

Qiara panik saat melihat Kevin berjalan dengan ekspresi gelap kearahnya dan Maxwell. Sementara Maxwell berdiri dengan tenang sambil tersenyum.     

'Bos yang aneh ... ' Batin Qiara sambil melirik Maxwell yang tersenyum saat melihat orang macan mengamuk. Iya, Kevin persis seperti macan yang akan membunuh mangsanya.     

"Tarik nafas lalu bicara!" Kata Maxwell setelah Kevin berdiri di depannya.      

Kevin langsung mengatur nafasnya dengan patuh. Seketika itu Qiara kaget melihat hubungan aneh antara bawahan dan bos itu.     

'Memanganya bawahan boleh berteriak ke atasan? Apakah mereka selalu seperti ini? Kenapa aku berpikir kalau Pak Kevin yang di takuti banyak orang itu sangat lucu dan lugu saat ini.'Batin Qiara sambil menyunggingkan sedikit senyum di bibirnya.     

"Maxwell... Aku sudah menduga, setiap kali kamu ada di lokasi semua akan berantakan. Bukankah kamu sudah janji tidak akan menganggu jalannya shooting? " Kata Kevin setelah ia tenang.     

"Tenanglah! Karena amu tidak akan mendapat jawaban saat kamu sedang marah. Jadi, jangan mudah emosi agar kerutan di wajahmu tidak semakin melebar. " Kata Max tanpa ekspresi bersalah.      

"Maxwell, kamu memang keterlaluan. Aku memundurkan diri dari YM kalau begini! " Kata Kevin dengan kesal. Setelah itu Kevin pergi dari hadapan Maxwell dengan cepat.     

Qiara terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Kevin. Karena Qiara tahu kalau Kevin adalah Sutradara terbaik YM Entertainment. Dia hebat dalam segala bidang termasuk memiliki penglihatan yang bagus akan kehadiran calon bintang.      

Sementara itu, Maxwell tersenyum mendengar apa yang dikatakan Kevin.      

'Dasar bos gila, bisa-bisanya dia tersenyum saat kariawan terbaiknya mau berhenti.'     

"Kenapa bos tersenyum ketika Produser hebat anda ingin memundurkan diri. Apakah anda tidak akur dengannya?" Tanya Qiara dengan berani setelah Kevin pergi dari hadapannya.      

"Jangan kamu pikirkan si otak es itu. Sebaiknya kamu persiapkan diri untuk melakukan shooting, karena sebentar lagi akan di mulai. "     

Qiara lagi-lagi tertegun ketika mendengar apa yang Max katakan. Ia tidak menyangka dengan      

Keadaan yang dia lihat.      

Baru kali ini ada bawahan yang berani berteriak dan membentak bosnya. Sedangkan si bos hanya tersenyum melihat tingkah dan kelakuan bawahannya itu.      

"Ayo ikuti aku! " Kata Maxwell sambil menarik tangan Qiara yang sedang terdiam membisu.      

"Kita mau kemana bos? " Tanya Qiara dengan bingung.     

"Apa kamu tidur terlalu nyenyak? " Tanya Maxwell tanpa menjawab pertanyaan Qiara.      

"Aku hanya tidur beberapa menit, tapi cukup nyenyak. "Jawab Qiara dengan sedikit ragu.      

"Bagus kalau begitu, sekarang waktunya kita sarapan! " Kata Max sambil mempercepat jalannya.      

Qiara semakin bingung melihat bosnya itu yang sulit sekali dia tebak sehingga ia semakin penasaran dengan sosok Max.      

"Sarapan! Tapi, aku harus segera shooting. Selain itu, bos harus mengurus Pak Kevin agar tidak memundurkan diri sebelum proyeknya selesai." Kata Qiara yang mulai merasa kesal dengan tindakan Max.      

"Kevin dan YM Entertainment tidak akan mungkin berpisah. Karena bagi Kevin, YM adalah jiwa raganya dia. Ini sudah kesekian kalinya dia mengatakan memundurkan diri, tapi pada kenyataannya dia selalu kembali."     

Mendengar jawaban Max tentang Kevin. Qiara hanya mengangguk patuh karena dia tidak mau membuat sang bos tersinggung, selagi itu dibatas wajar, ia akan tetap mempertahankan emosinya.     

~Ruang Makan~     

Tidak lama kemudian, mereka sampai di rumah makan. Seketika itu Maxwell menghidangkan banyak makanan di meja nya.      

"Banyak banget! " Qiara terkejut melihat makanan yang begitu banyak di atas meja kayu yang panjang itu.     

"Ini masakanku. Jadi, kamu harus coba. Jika enak, maka aku akan rajin membuatnya untukmu. Tapi, kalau tidak makan kau akan membuat yang lebih baik lagi daripada ini. " Ucap Maxwell dengan bangga.     

"Benarkah? Tapi, bagaimana bos tahu kalau saya suka makanan ini? " Tanya Qiara setelah melihat semua hidangan itu adalah makanan kesukaannya.     

"Itu mudah bagiku. Tidak ada yang tidak aku tahu jika aku menginginkannya." Jawab Max sambil tersenyum dengan bangga.      

Qiara tersenyum aneh melihat sikap Max yang santai dan terlihat sederhana namun misterius dan mendominasi.     

"Jangan banyak pikiran, lebih baik kamu sarapan dengan cepat agar kamu segera ikut shooting. " Kata Max sambil mengambilkan piring dan sendok untuk Qiara.      

Melihat perlakuan manis dan perhatian Max. Mata Qiara mulai berkaca-kaca karena dia teringat Julian yang selalu memperhatikannya lebih dari yang dia kira.      

"Makanlah!"     

"Iya."     

Qiara segera mengangguk dan memulai sarapannya.      

Pagi itu di ruang makan Villa Max yang mewah Qiara dan Max menikmati sarapan.      

Qiara tersenyum karena masakan Max sungguh enak. Malahan lebih enak dari buatan Ibunya sendiri.      

'Ini enak, apakah dia seorang chef, Bagaimana bisa seorang bos besar memiliki kemampuan memasak?' Batin Qiara.     

Tepat saat itu, asisten Max datang menghampiri mereka makan dengan ekspresi yang datar.      

Qiara menghentikan makannya ketika melihat asisten Maxwell datang.     

"Apa kamu sudah serapan?" Tanya Max pada asistennya dengan ramah.      

"Sudah bos. Sekarang, saya akan menunggu anda di ruang kerja anda!" Setelah mengatakan itu, sang asisten langsung pergi dari hadapan keduanya.      

Maxwell terlihat seakan tidak mendengar apa yang dikatakan oleh asistennya itu sehingga ia membiarkannya pergi begitu saja.     

Seketika itu Qiara menjadi penasaran dan ingin bertanya. Namun, dia mengurungkan niatnya saat melihat tatapan dingin Maxwell.     

"Lanjutkan saja makan mu, aku akan ke ruangan kerjaku!" Kata Max sambil berdiri lalu pergi meninggalkan Qiara.     

Qiara yang sibuk makan hanya mengangguk tanpa memperdulikan kemana Maxwell akan pergi.      

Ruang Kerja Max.     

"Apa yang ingin kamu laporkan? " Tanya Maxwell dengan tatapan yang tetap teduh dan pembawaan yang sangat tenang setelah ia duduk di kursinya.     

"Tuan Ju menyelidiki tentang anda!" Jawab asistennya dengan tegas.      

Max tersenyum mendengar penjelasan asistennya karena itu sangat lucu. Bagaimana mungkin seorang Julian menyelidikinya tiba-tiba disaat dia tidak bermasalah dengannya sekalipun.      

"Memangnya apa saja yang dia cari tentang aku? Apa kamu tahu? "      

Mendengar pertanyaan Max. Asisten itu mulai ragu mengatakannya, karena ini soal pribadi Max.      

"Kenapa kamu diam? Ayo jawab pertanyaan ku!"      

Sang asisten pun langsung menggigil walaupun sang bos hanya menatapnya sinis tanpa mengancam atau memberikan tatapan gelap.      

"Tuan Ju mencari tahu tentang siapa saja wanita yang dekat dengan anda. " Jawab asisten itu dengan tegas.      

Benar dugaan Max kalau Julian pasti akan menyelidiki tentang dirinya. Tapi, dia tidak menyangka kalau yang diselidiki adalah kedekatannya sama wanita.      

"Sepertinya dia akan kecewa jika mencaritahu soal itu. Baiklah, aku akan memberitahunya lewat orang yang dia bayar untuk menyelidiki ku. Aku akan memberinya kejutan. " Kata Max sambil tersenyum dengan lebar.      

Max bukan orang yang suka menganggu orang lain. Dia akan melawan jika ada yang mengusiknya, dan dia akan membuat siapapun menyesal jika berani mengganggu ketenangannya.      

Ekspresi asisten itu terlihat sangat mengerikan ketika melihat bosnya tersenyum karena dia tahu itu bukan senyum yang baik, melainkan senyum yang merendahkan.      

"Apa yang harus saya lakukan bos? " Tanya asisten itu dengan segera sebelum Max memberi perintah.      

"Kita main seperti dia. Kamu ikuti saja caranya untuk menyelidiki ku. Cari tahu siapa wanita yang pernah dekat dengannya. Terutama, cari tahu siapa istrinya. " Jawab Max dengan santai.      

"Saya akan lakukan perintah anda bos. Satu lagi bos!"      

Maxwell menatap asistennya sambil memicingkan matanya karena asistennya membawa dua berita.     

"Katakan!"      

"Tuan muda Virsen sudah kembali, dia tinggal di Istana Flory. Tidak hanya itu, ia juga mengunjungi rumah Nona Rena. "Jelas asisten itu dengan ragu.     

"Awasi terus pergerakannya. Jika ada yang mencurigakan, segera laporkan!"      

"Siap bos."      

"Baiklah, aku akan pergi sekarang untuk melihat kebunku, kamu jangan menggangguku!"      

"Siap bos."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.