Istri Kecil Tuan Ju

Belum Saatnya.



Belum Saatnya.

0Seketika itu Reina  mengangkat kepalanya dan membuat Qiano terkejut saat melihat tatapan tajam dan wajah Reina  yang dipenuhi oleh pasir itu.     

"Oh astaga ... Kamu membuatku terkejut!" Ucap Qiano  dengan ekspresi yang aneh.     

"Qiano  ... Kamu jahat! Kenapa kamu menghindari ku? Kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini?"Tanya Reina sambil menangis karena dia sudah tidak bisa menahan rasa rindunya.     

Hati Qiano  pun tergerak melihat air mata yang menetes di pipi Reina.     

Ia melarikan diri dari negaranya setelah mengetahui kenyataan pahit tentang Qiara dan Julian. Ia pergi untuk menemukan ketenangan sekaligus melupakan Qiara. Tapi, ia tidak menyangka kalau orang yang pertama kali menemukan nya adalah Reina.     

"Ayo bangun!" Kata Qiano  sambil menjulurkan tangan kanannya kearah Reina.     

Seketika itu Reina tersenyum dalam hatinya karena ia tahu kalau Qiano  tidak akan tega melihatnya menangis.     

Sesaat Kemudian.     

Mereka berdua sudah duduk berdampingan sambil memperhatikan lautan yang luas.     

"Kamu kemana saja?" Tanya Reina setelah lama terdiam.     

Qiano  menarik nafas dalam, ia merasa belum siap untuk menceritakan kepada Reina tentang masalah yang ia sedang hindari. Dia juga belum siap menceritakan kepada Reina siapa dirinya sebenarnya.     

Tanpa menjawab pertanyaan Reina, Qiano  berdiri dengan tegak.     

"Kembalilah ke tempatmu menginap! Jika kita bertemu lagi, maka aku akan menjawab semua  pertanyaan mu!" Setelah mengatakan itu Qiano  segera berlari meninggalkan Reina dengan perasan yang rumit.      

Reina hanya bisa cemberut karena dia tahu kalau Qiano  tidak bisa di paksa. Ia berharap bisa bertemu dengan Qiano lagi.     

Setelah itu Reina segera kembali ke hotel dengan sedih.     

Hotel.     

Tidak lama setelah itu, Reina sampai di hotel. Ia pun langsung berjalan menuju kamar Gabriel.     

"Bos, apakah anda tidak apa-apa?" Tanya Gabriel dengan panik saat membukakan pintu untuk Reina yang menangis.     

Reina duduk di ranjang Gabriel. Setelah itu ia melirik Gabriel." Apakah menurutmu aku jelek?"     

Tanpa ragu Gabriel  menjawab, "Bos adalah gadis tercantik yang pernah saya lihat. Jadi, orang yang mengatakan kalau bis jelek, kemungkinan matanya sakit."     

"Tapi  kenapa Qiano  mengabaikan ku?" Tanya Reina lagi sambil menunduk.     

"Mungkin dia punya alasan." Kata Gabriel dengan ragu.     

Reina terdiam. Setelah itu ia setuju dengan pendapat Gabriel.      

"Mungkin kamu benar. Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke kamarku. Oh iya, nanti malam aku ingin ke kita ke tempat karaoke karena aku ingin membuang stres ku dengan bernyanyi!" Kata Reina setelah lama terdiam.     

"Oke bos!" Gabriel sangat antusias karena inilah yang dai tunggu.      

Setelah itu Reina kembali ke kamarnya dengan perasaan yang cukup baik..     

Malam Hari.     

Sementara itu di kota A. Tepatnya di bar kelas atas yang berada di pusat kota A.     

Maxwell duduk dengan santai sambil menyesap Jus apelnya di sebuah kamar pribadi.     

Tepat saat itu, seorang wanita seksi masuk dan mendekatinya.      

"Tuan Maxwell ...  Lama tidak bertemu!" Ucap Wanita itu sambil duduk di seberang Maxwell.     

Maxwell langsung menatap perempuan itu dengan  penuh arti. "Alena ... Kenapa kamu ada disini?"     

Alena tersenyum sambil membelai wajah Maxwell, "Kenapa kamu seperti tidak suka dengan kedatangan ku? Bukankah kita teman lama dan aku sangat sering membantumu?"     

Maxwell tersenyum kecut. Ia meletakkan gelasnya diatas meja. Setelah itu ia  dengan kasar mencekik leher Alena.      

"Ahhhh ... " Alena meringis sambil memegang tangan Maxwell yang mencekiknya.      

"Apakah kamu datang atas permintaan Viona? Aku tahu kalau kamu sudah lama mengkhianati ku. Selain itu, kamu tidak akan bisa sampai di sini tanpa memiliki uang karena uangmu sudah habis di meja judi saat kamu terakhir kali bermain di Amerika." Kata Maxwell dengan tatapan yang mengerikan.     

Maxwell bukan orang yang mudah di bohongi, ia sudah memerintahkan anak buahnya untuk mengawasi pergerakan Viona sehingga ia tahu tujuan kedatangan Alena yang diperintahkan untuk membuat dirinya celaka.     

"Tolong lepasin aku dulu! Aku bisa jelasin apa tujuanku bertemu denganmu tanpa harus membohongi mu!" Ucap Alena dengan susah payah.     

Maxwell pun langsung melepas Alena karena dia bisa melihat kejujuran di mata perempuan yang dulunya pernah menjadi orang terdekatnya yang setia.      

"Aku tahu kalau kamu dan Vania bergabung dengan musuhku untuk menyingkirkan aku. Sekarang aku akan menentukan kamu kesempatan untuk memihak ku, jika kamu menipuku maka kamu akan aku bunuh dengan cara yang paling kasar." Ucap Maxwell dengan tatapan yang mengerikan.     

Alena menjadi pucat mendengar ancaman Maxwell. Setelah itu  dengan susah payah ia menelan ludahnya dalam-dalam.     

"Aku datang membawa senjata untuk salah satu anggota Organisasi terkenal di Jepang yaitu Muteki. Dia adalah anggota termuda yang sudah bergabung sejak empat tahun lalu. Orang ini juga memanipulasi pembelian kebun anggur anda di Paris dengan mengatasnamakan JJ Grup. Saya mendapatkan informasi ini saat saya tidak sengaja mendengar percakapan mereka di telpon. Karena saya tidak bisa menghubungi anda, saya pun menipu Viona agar memberitahu saya dimana anda berada. Saya pikir informasi yang saya berikan ini sangat penting." Jelas Alena.     

Maxwell mengerutkan keningnya. Ia cukup terkejut mendengar adanya anggota dari Organisasi Muteki yang paling berbahaya di Jepang itu tinggal di kota A. Seketika itu ia merasa bersalah karena sudah menuduh JJ Grup yang sudah memanipulasi rencana nya untuk mendapat kebun anggur itu.     

'Pantas saja Julian tidak mengambil tindakan apapun saat aku mengambil alih kebun anggur itu.' Batin Maxwell.     

"Siapa orang itu? Apakah dia terlibat juga dengan sindikat penjualan senjata lewat jalur gelap? Tapi, bagaimana kalian bisa memasuki kota A yang terkenal dengan keamanan nya yang sangat tinggi? " Tanya Maxwell setelah lama terdiam.     

"Nama Jepang nya adalah Hayate. Dan aku baru tahu nama aslinya saat aku tiba di kota A. Ternyata dia adalah adik kandung dari salah satu pengusaha sukses di kota A. Nama nya adakah Nathan. Berkat dia kami bisa keluar masuk di negara ini dengan mudah." Jawab Alena.     

Maxwell lebih terkejut lagi saat mendengar nama itu. Ia setengah percaya kalau lelaki ceria yang selalu senyum dan terlihat tidak tertarik dengan dunia bisnis itu merupakan anggota Organisasi Muteki.     

'Ini tidak mungkin. Kenapa Nathan melalukan ini? Apakah dia ingin mengadu domba aku dengan Julian? Anak itu tidak bisa di remehkan.' Batin Maxwell sambil menatap tajam kearah gelas yang dia pegang.      

Maxwell sangat mengenal kelompok Muteki. Mereka punya pendapatan paling besar di antara semua kelompok besar  di seluruh dunia dan menjadi kelompok terbesar di Jepang dan sangat kuat sehingga tidak mudah untuk menghancurkan mereka.     

Mereka juga tidak ketinggalan untuk melibatkan diri dalam dunia politik dan bisnis untuk meraup pundi-pundi uang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.