Istri Kecil Tuan Ju

Dia Istriku!



Dia Istriku!

0Melihat siap yang memanggilnya, mata Qiara seakan melompat dari tempatnya karena kaget. Seketika itu ia berdiri dengan tegak setelah melepas pelukannya dari Julian.     

"Kak Yumi? " Ucap Qiara dengan gugup. Mendengar namanya di sebut, Yumi pun segera melangkah sambil tersenyum menuju meja makan.     

"Selamat pagi Tuan Ju !" Sapa Yumi seraya menunjukkan hormatnya ketika ia sudah berdiri tepat didepan Julian.     

"Apakah tidurmu nyenyak? " tanya Julian sambil memberi senyum pada Yumi.     

"Iya. Saya langsung tidur semalam setelah pelayan menunjukkan kamar."Jawab Yumi.     

"Tunggu dulu! Kenapa kakak Yumi ada disini? Jelaskan padaku! "Tanya Qiara yang masih berdiri dengan ekspresi bingung.     

"Duduklah dulu, kita sarapan baru bicara." Kata Julain seraya menarik kursi di dekatanya lalu menarik Qiara dengan pelan untuk duduk. Tanpa mengatakan apapun, Yumi dan Qiara duduk bersamaan dengan patuh. 'Sebenarnya siapa istri Tuan Ju? Benarkah Qiara adalah adik iparnya? Tapi, kenapa dia memeluknya semesra tadi? 'Batin Yumi sambil memulai sarapannya.     

"Sayang, maafkan aku karena tidak memberitahumu tentang Yumi. Semalam, kamu tidur terelalu nyenyak makanya aku tidak tega membangunkanmu. Semalam Yumi menginap disini karena dia tidak punya tempat untuk pulang. "Jelas Julian dengan nada suara yang pelan.     

"Kamu kan sudah janji padaku kalau hubungan kita tidak akan diketahui orang. Tapi, kenapa kamu malah membawa kak Yumi kesini? " tanya Qiara sambil menggertakan giginya.     

"Tidak apa-apa kok sayang, aku sengaja membawa Yumi kemari agar dia bisa menjadi temanmu yang tau siapa kamu sehingga ia membantuku menjagamu saat kamu di kampus. "Jawab Julian dengan berusaha bersikap santai.     

"Memangnya, ada hubungan apa anda sama Qiara? " tanya Yumi yang tidan bisa menahan rasa penasarannya itu.     

"Dia istriku! "Jawab Julian dengan sepontan.     

"Julian ... " Qiara langsung marah dan mencubit Julian saking malunya. Yumi menghentikan makannya saat mendengar jawaban Julian, ia kaget dan tidak percaya kalau seorang Tuan Ju yang berkuasa di kota A malah menikah dengan gadis kecil yang sangat biasa. Apakah ini bisa di percaya.     

"Tapi, kemarin malam Qiara bilang kalau dia adalah adik ipar anda. Jadi, mana yang benar? "kata Yumi lagi mencoba untuk memperjelas semuanya. Qiara langsung menunduk mendengar pertanyaan Yumi. Ia merasa malu dan tidak tau harus berkata apa.     

"Itu karena dia belum siap jika semua orang tau kalau dia adalah istri seorang Julian. Oleh karena itu, aku minta tolong jaga dia di kampus dan jadilah temannya yang baik! "Jelas Julian sambil tersenyum. 'Tuan Ju ternyata bisa senyum, dia lebih tampan jika tersenyum. Qiara beruntung memiliki suami tampan dan perhatian seperti Tuan Ju. Tapi, kenapa dia tidak mau ada yang tau soal hubungannya ini?' Batin Yumi.     

"Yaaa ... Julian, aku ini sudah besar dan bisa menjaga diriku. Kenapa kamu harus meminta orang lain untuk menjagaku? Kak Yumi adalah temanku bukan pengawalku, jadi dia tidak perlu menjagaku. "Kata Qiara dengan sinis.     

"Baiklah, dia bukan penjagamu melainkan temanmu. Sekarang, minumlah susumu dan sarapan itu, jangan sampai tidak. Setelah ini, aku akan mengantar kalian ke kampus." Kata Julian yang senantiasa mengalah demi ketenangan Qiara agar tidak mempengaruhi bayinya. "Aku dan Kak Yumi bisa naik taxi. Jadi, kamu tidak perlu mengantar kami. "Sahut Qiara seraya meminum susunya walaupun iti tidak ada rasanya. Dia cuma tidak ingin membuat Julian marah.     

"Baiklah! "kata Julian seraya menganggukkan kepalanya. Melihat sikap Qiara yang begitu judes dan berani berkata keras, Yumi semakin heran dan kaget, karena setaunya Tuan Ju itu adalah lelaki yang tidak bisa di tentang dan di singgung, tidak hanya itu, dia juga sangat di hormati dan tidak ada yang berani membentak atau melawannya. Akan tetapi, yang ia lihat sekarang adalah Tuan Ju si pemanja istri dan sangat lembut pada istrinya walaupun ia diteriaki dan diperlakukan dengan kasar. 'Apa yang Qiara punya sehingga Tuan Ju begitu patuh padanya? Bahkan, Tuan Ju sangat takut menyinggung perasaannya. Ataukah, Qiara sebenarnya memiliki dukungan kuat?' Batin Yumi lagi.     

"Baiklah, aku akan berangkat ke kantor dulu! Kalian lanjutkan dulu makannya lalu berangkat ke kampus."kata Julian setelah menyesap minumannya.     

"Tuan Ju, saya tidak mungkin ke kampus karena saya sudah mengambil cuti. "Kata Yumi dengan nada suara yang pelan.     

"Cuti? Bagaimana mungkin kakak bisa cuti? Kakak sudah semester atas, sayang banget!" ucap Qiara dengan kaget.     

"Dia tidak akan cuti. Karena aku sudah mencabutnya sebelum dia kembali kesini."Kata Julian mendahului Yumi.     

"Apa? Anda melakukannya? " Yumi benar-benar kaget karena dia tidak menyangka kalau dirinya akan mendapatkan sebanyak ini. Padahal, dia yakin kalau Julian tau tentang dirinya dengan Natan.     

"Iya. Jadi, kamu bisa mengganti pakaianmu di kamarmu, karena aku sudah meminta pelayanku untuk menyiapkan baju untukku semalam. Apa kamu sudah melihatnya? " Julian tidak ingin Papa nya melakukan hal buruk pada orang yang dianggap teman oleh Qiara. Karena hanya Yumi yang dia tau teman Qiara yang paling tulus. Sehingga dia fikir Yumi pantas mendapatkan kebaikannya. Selain itu, dia juga bisa mengawasi Yumi dari jarak dekat jika dia sampai mengacaukan Natan lagi. Mendengar apa yang dikatakan Julian, Yumi terdiam mematung karena dia fikir kalau dirinya mendapat terlalu banyak dari anak orang yang sudah mengancamnya. Tapi, dia tetap bersikap hati-hati karena dia tidak tau apa yang sebenarnya ada dalam fikiran Julian yang tersembunyi dibelakang sikap baiknya.     

"Ya sudah ya sayang! Aku berangkat kerja dulu! "Ucap Julian seraya mencium kening Qiara yang sibuk memakan roti bakarnya.     

"Kamu mau pergi begitu saja? "Tanya Qiara dengan cemberut saat Julian beberapa langkah menjauh darinya. Yumi merasa heran mendengar pertanyaan Qiara. Dia pun menoleh kepada Qiara untuk memperhatikan ekspresi nya. Sedang Julian yang langsung berhenti lalu berbalik tersenyum mendengar pertanyaan Qiara. Tidak lama setelah itu, ia pun berjalan kembali ke arah Qiara yang berdiri tegak sambil menatpnya dengan cemberut.     

"Ya ampun, maafkan aku sayang! Aku lupa kalau aku harus memelukmu sebelum pergi! "Kata Julian setelah memeluk erat tubuh Qiara. Julian kini sudah paham apa jenis ngidam Qiara. Yaitu, tidak bisa lama-lama jauh darinya dan selalu ingin memeluknya. Hal itu Julian anggap berkah karena anaknya sudah membantunya membuat sang Ibu tidak meminta cerai lagi. 'Tampilan kasih sayang ini begitu manis. Aku tidak pernah menyangka kalau Tuan Ju ini bisa takluk di pelukan gadis seperti Qiara. Dia terlihat biasa, akan tetapi dia luar biasa saat menaklukkan seorang Tuan Ju yang hampir di gilai oleh para gadis di kota A. Apa aku bisa dibilang beruntung karena sudah berteman dengan istri pemilik JJ Grup yang sangat berkuasa? 'Batin Yumi seraya memperhatikan dua pasangan yang romantis itu.     

"Sayang, apa kamu tidak mau melepaskanku? "Tanya Julian ketika ia merasa sudah cukup lama di pelukan Qiara.     

"Sebentar lagi! Hatiku belum rela melapsmu walau aku pribadi sangat geli melakukan ini padamu. Entah ada apa denganku yang selalu ingin berada dipelukanmu. "Jawab Qiara dengan manja.     

Mendengar apa yang Qiara katakan, pelayan Mu dan Julian sendiri tersenyum karena merasa lucu dengan jawaban Qiara. Tidak hanya itu, Yumi juga ikut tersenyum karena tidak menyangka dengan Qiara yang masih bisa berdalih saat paktanya berkata lain. "Baiklah. Kamu bisa memelukku sepuasnya. Kalau perlu, aku tidak akan berangkat kerja hari ini. "Ucap Julian dengan entengnya. Pak Joni yang baru datang langsung kaget mendengar apa Julian katakan. Karena setaunya sang bos sangat gila pada pekerjaan. Bahkan saat sakitpun dia masih bekerja. Namun, ia sudah beberapa kali tidak berangkat kerja hanya untuk melayani istrinya di rumah.     

"Kamu harus bekerja, karena jika kamu tidak bekerja lalu siapa yang akan memberikan aku uang? Jadi, aku akan melepaskanmu kali ini. Tapi, tidak untuk nanti malam. " Ucap Qiara dengan polosnya seakan ia lupa kalau ada orang lain yang mendengar perkataannya.     

Julian cukup kaget melihat Qiara yang melepas pelukannya begitu saja. Terlebih mendengar apa yang Qiara katakan. "Kheeem ... Qiara, disini masih ada jomblo. Jadi, bisakah omongan yang seperti itu di saring? "Kata Yumi sambil menahan senyumnya.     

Walaupun dia pernah merasakan hubungan itu bersama Natan, tapi dia tetap bukan suami istri yang bisa dengan leluasa melalukannya lagi. Ekspresi Qiara menjadi rumit, ia pun segera menunduk karena malu dengan apa yang baru saja dia katakan.     

Hal yang benar-benar memalukan dan tidak pantas didengar orang.     

"Aku akan segera pulang. Kamu, belajarlah yang rajin! " Kata Julian, setelah itu ia pun pergi dari hadapan Qiara dengan pipi yang mendadak memerah.     

"Ayo berangkat! "Seru Julian pada Pak Joni.     

"Baik Tuan! "Sahut Pak Joni.     

Tidak lama setelah itu, Julian dan Pak Joni meninggalkan ruangan itu dengan gerakan yang cepat.     

"Qiara, ayak ke kampus! Aku juga harus segera mengurus kuliahku karena aku tidak jadi cuti! " Ajakan Yumi menyadarkan Qiara dari lamunannya.     

"Ya sudah, aku akan mengambil tasku di kamar!" Setelah mengatkan itu, Qiara pun berlari menuju kamarnya. Melihat itu, pelayan Mu menjadk kahwatir karena majikannya itu lagi hamil. Rasanya, dia ingin mengatakannya tapi dia takut jika Julian sampai marah padanya.     

Tepat saat menunggu Qiara, Yumi dikejutkan dengan getaran handphonya. Ia pun dengan segera langsung memeriksa ponsel nya dan ternyata itu pesan dari neneknya. Dengan ekspresi yang rumit, Yumi pun langsung membuka lalu membacanya. 'Yumi, datangalah kerumah nenek karena kita perlu bicara!'     

"Iya nek! " Setelah membalas pesan itu, Yumi pun segera menghampiri Qiara yang baru saja keluar dari kamaranya.     

"Ayo kak kita berangkat! Aku sudah siap! "kata Qiara sambil tersenyum.     

"Ra, aku tidak bisa berangkat ke kampus bersamamu. Karena aku harus pergi ke suatu tempat." Kata Yumi dengan ekspresi menyesal.     

"Yaahhh ... Kok gitu. Tapi, ya sudahlah, kakak hati-hati di jalan! Kita ketemu di kampus nanti." Ucap Qiara sambil tersenyum pahit, karena dia berharap berangkat sama Yumi, nyatanya gagal.     

"Ya sudah, aku akan berangkat sekarang! Kamu juga hati-hati dijalan ya!" Setelah mengatkan itu, Yumi pun bergegas pergi dengan buru-buru sebab dia juga harus segera ke kampus setelah dari rumah neneknya.     

Sementara itu, Qiara menunggu taxi dengan ditemani oleh Bibi Mu hingga taxi itu datang. Tidak lama kemudian, Yumi sampai di depan rumah keluarga Hutomo yang merupakan salah satu keluarga kaya di kota A. Setelah keluar dari taxi. Yumi terdiam seaat. Ia menatap sendu rumah megah yang terakhir kali dia datangi tiga tahun lalu saat neneknya membawanya untuk tinggal bersamanya.     

Setelah lama terdiam, Yumi masuk menuju ruang tamu, di sana sudah ada nenek, pamannya pak Hutomo dan saudari sepupunya berserta sang ibu. Dengan penuh hormat, Yumi menyapa lalu duduk di samping neneknya seraya bertanya,     

"Nenek, ada apa kau memanggilku kesini?" Belum sempat neneknya menjawab, tantenya menyela dengan ekspresi gelap sambil melempar pertanyaan yang mengerikan.     

"Perbuatan kotor apa yang kamu buat sehingga kamu menyinggung keluarga Hans. Nenekmu sampai sakit mendengar berita itu dari internet yang dibacakan oleh Rania sepupumu. " kata Tante Rasti dengan suara meninggi.     

"Kamu harus bersyukur, karena orang misikin sepertimu bisa kuliah di kampus elit tanpa biaya. Tapi, kenapa kamu berani sekali mendekati putra terakhirnya." sambung Rania yang mencoba memperkeruh suasana.     

"Kelaurga Hans? Aku tidak kenal. " Kata Yumi dengan bingung. Karena dia baru pertama kali mendengar nama keluarga itu. Tanpa mengatakan apapun, Rania memperlihatkan berita yang baru saja dirilis hari ini.     

Seketika itu, Yumi kaget karena dia tidak tau siapa keluarga Hans dan tuan muda siapa yang di maksud. 'Apakah ini ulah Papa nya Natan yang ingin membersihkan nama putranya? Jadi, orang sudah bisa menebak kalau yang berkomplik sama Natan itu adalah aku? Tempat ini adalah Apartemen kak Jasmin. 'Batin Yumi dengan ekspresi yang sinis.     

"Katakan apa yang kamu lakukan bersama tuan muda itu di Apartemen? Apakah kamu sudah menjual tubuhmu? Karena dia tidak mungkin menyukai gadis jelek dan gendut sepertimu. " Kata Rania lagi seraya menyeringai ke arah Yumi dengan jijik.     

"Rania ini bukan salah Yumi. Dia pasti sedang di fitnah! " ucap Tuan Hutomo yang mencoba membela keponakannya yang dia anggap baik dan polos. Ekspresi Ny. Rasti menjadi semakin gelap mendengar suaminya membela keponakan yang dia benci.     

"Apa? kamu masih membelanya? apa kamu tidak sadar juga, saham perusahaan kita akan turun drastis jika tau kalau dia adalah bagian keluarga kita." teriak Ny. Rasti sambil menunjuk kearah Yumi.     

"Bukan begitu, Tapi, .... " belum sempat Tuan Hutomo menyelesaikan perkataannya, Ny. Rasti langsung menyela perkataan nya dengan berkata,     

"Sudahlah, kamu lebih baik diam!" Mendengar perkataan tantenya, Yumi hanya diam. Ia tahu kalau keluarga ayah kandungnya itu tidak pernah menerima dia dan ibunya. Mereka selalu berusaha mencari kesalahanya agar dia segera di keluarkan dari garis keluarga besar Hutomo.     

Setelah lama terdiam Yumi menatap neneknya dan mengabaikan ocehan Ny. Rasti.     

"Nenek, aku akan pergi sekarang! Jaga kesehatanmu kalau kau butuh aku jangan ragu untuk memberitahuku!" ucap Yumi seraya mencium puggung tangan neneknya.     

"Lihat..!" suara Ny. Rasti mulai meninggi yang membuat suami dan mertuanya kaget.     

"Anak macam apa ini, mau langsung pergi tanpa memberikan penjelasan atas kesalahanya." lanjut Ny. Rasti dengan geram melihat sikap Yumi.     

"Sudahlah ... Mama tenang saja, kan masih ada Rania yang pastinya tidak akan mengecewakan keluarga ini. Ketika aku dan pacarku nikah nanti maka semua akan baik-baik saja, keluarga pacarku kan jauh lebih kaya dari keluarga kita. Selain itu, aku lebih cantik darinya sehingga keluarga ini tidak butuh orang seperti dia. Jadi, biarkan anak tidak tau di untung ini pergi!" Kata Rania sembari menatap jijik ke arah Yumi.     

"Rania, diam kamu!"Tuan Hutomi memberikan tatapan mematikan kepada Rania yang tidak sopan pada adik sepupunya.     

Setelah lama terdiam akhirnya sang nenek membuka mulut dan menatap kearah anak dan menantunya. "Rania benar. Yumi tidak perlu kamu bela!" Mendengar kata neneknya yang biasa membela Yumi, Rania merasa menang, dia tidak hanya berhasil membuat Yumi di usir keluarga tapi juga dia berhasil mengambil hati neneknya dari Yumi yang dia sayangi. Yumi hanya mengela nafas dan menenangkan dirinya, setelah itu dia menoleh ke arah Tuan Hutomo seraya berkata,     

"Pamam terimakasih sudah membelaku! Untuk tante, maaf jika saya selalu membuat salah. Untuk nenek, kalau aku tidak sibuk aku pasti akan kembali untuk melihatmu!" Yumi menatap lekat wajah neneknya, setelah itu ia mencium punggung tangan neneknya lagi sambil meneteskan air mata dan berkata,     

"Nek, maaf jika Yumi ada salah!" Nenek hanya diam mematung, sejujurnya hatinya pilu melihat cucu kesayangannya terus di hina dan menderita oleh mulut cucu pertamanya dan menantunya. Nenek berharap kalau Yumi akan bahagia. Agar tidak membuat keributan didalam keluarganya, nenek terpaksa harus memihak Rania. Yumi tahu betul kenapa neneknya bersikap begitu karena jika dia membela dalam keadaan seperti ini, akan ada keributan yang tidak terhindari.     

Di waktu yang sama, Qiara sampai di kampus. Tidak lama kemudian dia pun segera masuk karena dia ada mata kuliah pagi.Tepat saat memasuki kelasnya, semua orang menatap ke arahnya dengan aneh, tentu saja Qiara merasa heran.     

"Ra, ada berita menghebohkan di situs kampus, ini kabar buruk untukmu!" kata Vega yang langsung menghampirinya ketika ia melihat Qiara akan masuk ke kelas.     

"Kabar buruk apa? " tanya Qiara dengan bingung.     

"Kamu bisa lihat di situs kampus agar jelas!" Jawab Vega dengan tidak tenang.     

Mendengar perkataan Vega. Qiara langsung membuka ponsel nya dan masuk ke situs kampus. Seketika itu Qiara terkejut ketika membaca berita itu. 'Qiara Putri Senja yang merupakan Juru bicara parfum terbaik JJ Grup ternyata wanita panggilan.' Tatapan Qiara berubah gelap, jantung nya berdebar dan dengan ragu dia menelusuri komentar.     

"Astaga ... Aku gak menyangka, mahasiswi baru ini berani juga melakukan ini dan menghancurkan nama baik kampus kita."     

"Aku juga tidak percaya, bukankah dia salah satu juru bicara parfum terbaik JJ Grup. Harusnya dia tau diri. "     

"Meskipun benar dia wanita panggilan, kita tidak berhak menghujat orang. Biarkan pihak kampus yang akan mengurusnya." Begitu banyak komentar yang menghujat dan juga mempercayainya, melihat semua komentar ini, kepala Qiara menjadi sakit, ekspresinya menjadi rumit, meskipun dia sudah terbiasa di tuduh seperti anak nakal, tapi kali ini dia hilang ketenangan karena tuduhannya kali ini menyangkut nama baiknya. Setelah memeriksa situs itu, Qiara berusaha bersikap tenang dan kembali fokus pada kuliahnya. Sikap tenang itu di peroleh dari perasaanya yang akhir-akhir ini mudah berubah.     

Tidak lama kemudian, kuliah pertamanya berakhir. Ia pun langsung keluar karena dia tiba-tiba lapar sehingga ia ingin bergegas ke kantin.     

"Maaf, kamu tidak bisa masuk ke kantin ini!" Kata penjaga kantin ketika melihat Qiara akan masuk ke kantin.     

"Kenapa? "Tanya Qiara dengan sinis "Karena yang lain tidak mau ada kamu disini! "Jawab penjaga kantin itu.     

Ekspresi Qiara menjadi gelap mendengar lerkataan penjaga kantin itu. Tepat saat itu seorang mahasiswi dengan pakaian yang sexi mendekat ke arah Qiara.     

"Apa kamu tidak diberikan masuk? Aduhh maaf karena aku yang memintanya untuk menghalangimu masuk. Mereka pun setuju karena takut mereka kena percikan dosamu! ucap Siska dengan senyum mengejek.     

Keluarga Siska memiliki pengaruh yang cukup kuat apa lagi di belakangnya ada beberapa perusahaan besar yang membutuhkan perusahaannya. Jadi tidak ada satu orang pun yang berani menyinggungnya.     

Selain itu, keluarganya juga ikut mengambil bagian di kepengurusan yayasan universitas Kemas. Siapa yang menyinggung dan menbuatnya marah pasti akan kena masalah besar. Dia sungguh-sungguh ketika dia bilang tidak menyukai Qiara karena Qiara berulang kali mengalahkan dan membuatnya malu. Itu membuatnya mendidih makanya dia merasa diuntungkan dengan gosip baru tentang Qiara yang tidak lain adalah ulah dirinya sendiri. Qiara menarik nafas sambil berkata,     

"Saya mahasiswi disini, jadi saya berhak untuk makan di kantin ini. Apakah kamu tidak merasa tidak sopan melakukan ini hah?" Ucap Qiara     

"Hahaa ... Tidak sopan katamu? " Kata Siska seraya menatap jijik ke arah Qiara.     

"Kamu tidak perlu mengajari saya tentang ketidak sopanan, karena saya tidak perlu sopan menghadapi orang memalukan seperti kamu. "Kata Siska lagi.     

Mendengar perkataan Siska. Qiara menatap tajam kearah Siska sambil tersenyum pahit sambil berkata,     

"Kamu tidak layak berkata begitu padaku dengan mulut sampahmu itu!" Ekspresi Siska berubah gelap mendengar apa yang dikatakan oleh Qiara sambil tersenyum licik padanya.     

"Dasar perempuan menjijikkan. Beraninya kamu bilang mulutku sampah." Siska berteriak di depan Qiara sembari mengepalkan tinju nya.     

Seketika itu, semua orang berkumpul dan berbisik saat mendengar teriakan Siska. Meraka pun mulai merasa khawatir dengan nasib Qiara yang sudah berani membuat Siska marah. Tapi, mereka bingung saat melihat Qiara yang hanya tersenyum sambil berbalik mengurungkan niatnya masuk ke kantin.     

"Hei ... Perempuan jalang! Beraninya kamu mencari masalah denganku, tunggu saja hal buruk akan terjadi padamu !" Teriak Siska lagi seraya menghentikan langkah Qiara.     

Mendengar teriakan dan ancaman Siska. Qiara pun langsung berbalik sambil berkata,     

"Saya tidak takut pada manusia yang murahan sepertimu. Saya tunggu, kamu tahu kan dimana harus mencari saya?" Setelah mengatakan itu, Qiara pun langsung pergi meninggalkan kerumunan dan kemarahan Siska.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.