Istri Kecil Tuan Ju

Tidak Ingin Memabawa Penyesalan



Tidak Ingin Memabawa Penyesalan

0Seketika itu pun Natan kaget sehingga ia langsung berteriak mengatakan apa yang ingin dia katakan pada Yumi. Walaupun mungkin apa yang dia akan katakan ini berat dalam hatinya, tapi dia harus mengatakannya sebelum ia menyesal.      

Natan tidak ingin pergi membawa beban berupa kesalahan yang masih mengganjal dalam kata maaf yang terkesan terpaksa.      

"Yumi ... Besok aku akan berangkat ke Australia, tidak bisakah kamu membiarkan aku bicara? Aku ingin kita tetap menjadi sahabat baik Nimas Ayumi ... Tolong jangan membuatku semakin merasa bersalah!" Teriak Natan seraya berlari menghampiri Lift dengan harapan dia bisa masuk sebelum tertutup sepenuhnya.      

Dia berharap perpisahan yang baik dengan Yumi sebelum dia benar-benar pergi meninggalakan kota A dalam waktu yang Cukup lama.      

Tatapan Yumi berkaca-kaca saat mendengar teriakan Natan, namun sayang sekali kalau pintu lift itu keburu tertutup.      

Tatapan Yumi berkaca-kaca saat mendengar teriakan Natan. Namun sayang sekali kalau pintu lift itu keburu tertutup sebelum Natan berhasil masuk.     

"Yumi ... " Teriak Natan lagi dengan suara yang lebih keras sambil memukul Lift itu dan berharap bisa dia buka.      

Untungnya tidak ada orang disekitar tempat itu, karena yang lain masih menikmati pesta di taman yang berada di lantai dua yang merupakan Taman paling bagus di Hotel itu.      

Tepat saat Natan merasa frustasi, tiba-tiba lift terbuka lagi. Natan pun terkejut dan langsung menatap Yumi yang berdiri dengan tegak di lift itu.      

Tanpa menunggu lama lagi. Natan pun segera masuk menghampiri Yumi, setelah itu dengan cepat dia menekan tombol lantai paling tinggi di Hotel itu, agar dia bisa bicara lama dengan Yumi walau hanya di dalam Lift.      

"Kenapa kamu menekan tombol yang lantai nya paling tinggi? Aku ingin pulang. "Kata Yumi setelah tersadar dari keterkejutannya.      

"Kalau kamu ingin pulang, kenapa kamu malah membuka pintu lift ini lagi? "Tanya Natan seraya memblokir Yumi.      

"Natan, jangan lalukan ini, semua demi kebaikanmu, jadi aku mohon jauhi aku! Aku tidak ingin masa depanmu rusak. "Kata Yumi seraya merosot sambil menangis.      

Natan merasa semakin bersalah melihat Yumi harus melarikan diri dari dirinya karena Papanya.      

"Yumi, tolong jujur padaku! Apakah Papa sudah menemui dan mengancammu? "Tanya Natan seraya berjongkok di hadapan Yumi yang sudah terduduk sambil menunduk menangis.      

Tanpa mengatakan apapun, Yumi mengangguk dengan tangan yang gemetaran. Dia masih ingat bagaiman Tuan Jhonsep mengancamnya dari dalam mobil.      

Natan terduduk dengan perasaan yang rumit. Dia tau bagaimana cara Papa nya bekerja untuk menyingkirkan gangguan dalam hidupnya.      

"Dia bilang apa padamu sehingga kamu mau menjauhiku begini? "Tanya Natan lagi dengan suara yang lemah.      

Mendengar pertanyaan Natan, Yumi semakin gemetaran. Air matanya tidak tertahankan saat mengingat hal mengerikan itu.      

Melihat keadaan Yumi yang gemetaran dan terlihat ketakutan itu. Natan pun dengan segera memeluknya lalu menepuk-nepuk tubuh Yumi dengan pelan.      

Seketika itu Yumi memeluk erat Natan seakan memohon perlindungan dari bahaya yang mengancamnya.      

"Tenanglah! Aku tidak akan membiarkan Papa melakukan hal buruk padamu. Apa kamu mau berjanji satu hal padaku? "kata Natan setelah melepas pelukannya dari Yumi.      

Mendengar perkataan Natan, Yumi mendongak menatapnya dengan sendu.      

"Pergilah, aku tidak cukup kuat sekarang untuk bertahan. Tapi, jika kamu kembali nanti, apakah kamu mau mencariku dan memberikanku kesempatan untuk mendapatkan cintamu? "Kata Yumi dengan jujur.      

Yumi terpaksa jujur karena dia tidak ingin menyesal tidak mengungkapkan perasaannya pada Natan jika dia sudah terlanjur pergi.      

Natan terdiam menatap derai air mata yang keluar dari tatapan yang tulus.      

"Aku tidak ingin mengikatmu dengan apapun, aku pun tidak ingin kamu menungguku. Namun, jika kita memiliki takdir yang sama, kita akan bertemu lagi. Aku harap, kamu hidup dengan baik, dan jikapun aku kembali nanti, aku ingin melihat berada diatas panggung menyanyikan lagu ciptaanmu yang baru saja aku nyanyikan. Maaf, karena aku mencuri lagumu setahun yang lalu. "Kata Natan seraya menyeka air mata Yumi yang mengalir di pipinya.      

"Apa itu artinya kamu sudah mengenalku dari dulu? " Tanya Yumi yang sudah berhenti menangis.      

"Jauh sebelum itu. Aku melihatmu dan menyukai suaramu saat kamu tampil di acara penutupan ospek kita. Sejak saat itu, aku memperhatikanmu dari jauh. Tapi, kamu terlalu tertutup sehingga aku tidak punya nyali untuk menyapamu."Kata Natan dengan jujur.      

Bagi Natan, Yumi adalah sosok gadis yang unik. Dia cantik dari hatinya dan begitu polos saat dia jujur pada perasaannya.      

"Lalu, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu menyukaiku karena aku tampan, populer, anak kolomerat, atau apa? "Tanya Natan seraya menatap Yumi penuh arti.      

Mendengar pertanyaan Natan, Yumi tersenyum karena dia diminta kembali mengingat apa alasannya menyukai Natan.      

"Aku menyukaimu sebelum aku bertemu di universitas denganmu. Lebih tepatnya, kamu pernah menolongku saat kita masih SMA. Walaupun hari itu, kamu pergi begitu saja tanpa membiarkanku mengucap terimakasih. Sejak saat itu, aku berdo'a agar bisa bertemu kamu lagi. Dan suatu berkah bagiku karena bisa bertemu lagi denganmu di kampus. Sejak saat itu, aku selalu mencaritahu tentang kamu. Saat aku tau kamu anak kolomerat, aku menyerah dan hanya bisa mengintipmu dari kejauhan. "Jelas Yumi seraya bersandar.      

"Ini lucu. Kita saling jujur di lift. Aku tidak akan melupakan hari ini. Sekarang, apa rencanamu? "Kata Natan sambil tersenyum manis.      

"Aku tidak mau melawan. Sepertinya kakakmu ingin melindungiku dari serangan Papamu. Oleh karena itu, aku mengikutinya kesini. Sekarang, aku harus menemui Pak Andi, karena dia sudah menungguku. "Jawab Yumi dengan perasaan lega karena dia merasa sudah lega mengeluarkan semua yang tetahan selama ini.      

"Hati-hati pada kakak ku! Dia tidak sebaik yang kamu kira. Tapi, dia bisa dipercaya. Hehehe ... "Kata Natan seraya menjulurkan tangannya kepada Yumi untuk membantunya berdiri.      

Dengan senang hati Yumi meraih uluran tangan Natan sambil tersemyum manis.      

"Aku berubah fikiran." ucap Natan setelah ia berdiri sejejar dengan Yumi.      

"Berubah fikiran? Apa maksudmu? Apakah kamu ingin mengajakku nikah lari lagi untuk bertanggung jawab?"tanya Yumi dengan ekspresi heran.      

"Bukan itu. Aku berubah fikiran dari melarangmu menunggu menjadi tunggu aku! "Jawab Natan seraya melirik Yumi dengan malu-malu.      

"Aku akan menunggumu. Aku tidak akan terlibat cinta dengan siapapun, dan aku akan menunjukkan padamu kalau aku akan menjadi penyanyi yang terkenal dan berusaha belajar dengan keras untuk membuatku layak bersanding denganmu. "Kata Yumi dengan percaya diri.      

Mendengar perkataan Yumi yang tegas, Natan pun tersenyum simpul dan merasa senang. Entah kenapa hatinya merasa nyaman dan damai melihat semangat Yumi yang kembali setelah mereka bicara dari hati kehati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.