Istri Kecil Tuan Ju

Malam Pesta



Malam Pesta

0"Aku bertanya, kakak kenapa tampak muram dan bingung begitu, apa kakak punya masalah? "Kata Qiara lagi yang melengkapi pertanayaannya yang sebelumnya."Hahaha ... Aku tidak apa-apa kok! Mungkin itu perasaanmu saja kali. Oh iya, suara Natan enak di dengar, dan lagunya bagus."Kata Yumi dengan salah tingkah. Mendengar jawaban Yumi, Qiara memicingkan matanya karena dia merasa kalau Yumi sedang berbohong. Dari wajah Yumi, dia bisa melihat kalau senyum itu di paksakan, dan juga Yumi terlihat gagap saat memberinya jawaban.Setelah mengatakan itu,  Yumi pun langsung berbalik kembali memperhatikan Natan yang masoh bernyanyi tanpa menunggu jawaban Qiara.  Tidak lama setelah itu,  Natan menyelesaiakan lagunya dengan baik. Seketika itu suara tepuk tangan terdengar sangat meriahm Ditengah tepuk tangan meriah para tamu yang terpesona itu,  ada air mata yang jatuh dipipi Yumi tanpa sadar.Dibawah sinar rembulan di tempat terbuka dengan suasana romantis itu mata mereka beradu. 'Sebenarnya ada hubungan apa Kak Yumi dengan Natan?  Kenap ia sampai  mengeluarkan air mata? apakah mereka ada hubungan yang mendalam? 'Batin Qiara yang semakin heran. "Kak Yumi kenapa menangis?" Suara  Qiara terdengar lemah karena ia sangat khawatir. "Tidak apa-apa kok Ra! Aku hanya merasa tidak enak badan saja. "Jawab Yumi seraya menyeka air matanya.  Qiara hanya menepuk-nepuk bahu Yumi untuk menenangkannya, karena dia tidak begitu ahli untuk membuat hati seseorang membaik.  Tepat saat itu,  suara Natan kembali terdengar, semua orang pun tetap fokus padanya. "Terimakasih  karema sudah menyukai lagu yang aku bawakan ini.  Lagu ini adalah ciptaan seseorang yang spesial bag saya,  akan tetapi dia tidak tau kalau saya mempelajari lagunya diam-diam sejak setahun lalu.  Untuk dia,  saya ucapkan terimakasih  karena sudah membuat lagu seindah ini. Saya berharap,  akan bisa tampil di panggung bersama dia suatu hari nanti. "Kata Natan dengan lantang.  Mendengar pengakuan Natan,  seketika itu hati Yumi merasa berbunga -bunga karena tidak menyangka kalau Natan sudah mengenal dia sejak setahun yang lalu sebelum Natan kabur keluar negeri. 'Natan, apa benar kalau kamu sudah mengenalku dari dulu?  Apa benar kalau kamu memang menyukai laguku?  Tapi, mengingat bagaimana penampilanku,  mungkinkah kamu akan bisa menyukaiku? 'Batin Yumi dengan tatapan yang berkaca-kaca.  Di saat Yumi dan Natan saling menyimpan rasa di kedalaman jiwa mereka,  tatapan Qiara tidak sengaaj menangkap bayangan Qiano yang muncul dari balik pintu,  ia mengenakan kemeja warna hitam denhan lengan baju yang di lipat hingga kesiku. Wajah tampan dan auar dinginnya benar-benar mampu mengalihkan dunia Qiara.  Qiano, ibarat musik yang tidak bosan Qiara dengar setiap kali ia memtarnya. Wajar jika Qiano tidak bisa pergi dari hatinya,  karena dari sejak TK hingga SMA,  mereka musuh romantis yang tidak pernah terpisahkan. Qiano mencintai Qiara sejak ia duduk di bangki kelas tiga,  sedang Qiara mulai menyimpan rasa saat Qiano memberinya tanda-tanda perdamaian. Seketika itu,  mereka merasa kehilangan yang mendalam saat terpisah jarak dan tempat. Karena cinta yang menggebu dan tidak bisa tertahankan,  Qiano pun berani mengambil langkah untuk pindah kuliah demi bisa bersama dan melihat Qiara setiap hari.  Namun,  yang dia tidak duga,  Qiara malah menjauhinya dan menjaga jarak darinya.  'Kenapa Qiano ada disini?  Bukankah ini acara perusahaan nya Julian?  Lalu,  kenapa ada Qiano?  Ya Tuhan,  kenapa perasaanku seperti ini? Selain itu,  aku takut Julian akan bertemu Qiano. 'Batin Qiara dengan ekspresi  binging. Perasaan Qiara kembali sakit sata melihat Rena menghampiri Qiano sambil tersenyum.  'Kak Rena?  Kenapa dia selalu mengejar Qiano?  Apakah dia menyukai Qiano?  Tapi,  mereka beda beberapa tahun.  Selain itu,  Qiano tidak cocok buat Kak Rena. 'Batin Qiara lagi.  Sementara itu,  Qiano duduk di salah satu kursi yang ada di bagian belakang sendirian.  "Aky fikir kamu tidak akan datang. "Sapa Rena seraya duduk di kursi samping Qiano tanpa izin.  "Aisten Taun Ju darang sendiri mengirimkan undangan spesial untukku,  saat aku tanya dalam rangka apa,  dia hany memintaku datang dan mendengarkan sendiri.  Karena aku penasaran,  makanya aku kesini. "Jawab Qiano seraya menyespa minumannya serata melempar pandangannya kesemua tamu untuk mencaro keberadaab Qiara, siapa tau dia datang juga,  fijir Qiano.  "Sepertinya hanya orang terpilih yang mendapat undangan spesial.  JJ Grup memang yang terbaik dalam memilih orang. "Kata Rena sambol tersemyum.  Dia menyukai sikap Julian dan memebnci sikap Natan yang kadang kekanakan. "JJ Grup?  Itu nama perusahaan siapa? "Tanya Qiano yang merasa baru mendengar nama itu.  "JJ Grup adalah markas terbesar dari beberapa perusahaan yang ada di kota A.  Bisa dibilang kalau JJ Grup adalah induknya.  Jika kemarin Tuan Ju hanya bekerja di salah satu PT yang berada dibawaj JJ Grup hanya untuk melakukan peninjauan,  maka sekarang kabarnya dia sudah kembali ke markas besar JJ Grup. "Jelas Rena yang cukup updet soal berita para tokoh besar di kora A.  "Itu artinya,  JJ Grup adalah perusahaan raksasa satu-satunya di kota A?  Dan Presdir nya adalah Tuan Ju? Apakah begitu? "Kata Qiano lagi yang mebcoba memperjelas maksud dari Rena. "Ya,   bisa dikatakan kalau JJ Grup adalah penguasa dunia bisnis yang ada di kota A.  Oleh karen itu,  banyak wanita muda dan dewasa yang ingin melemparkan diri kepelukannya,  namun sayangnya dia dikabarkan sudah menikah.  Sayanganya,  tidaj ada yang tau siapa istringa. "Jelas Rena.  Qiano terdiam mendengar penjelasan Rena. 'Jadi,  Tuan Ju itu adalah penguasa di kota A ini?  Tapi,  ada hubungan apa Qiara dengannya?  Malam itu,  aku tidak sengaja melihatnya menggendong Qiara dan membawanya masuk.  Namun, aku tidak sempat bertnya pada Qiara tentanh itu, karena tidak pernah memiliki waktu untuk ngobrol berdua. 'Batin Qiano dengan ekspresi  bingung.  "Qiano,  ada apa?  Kenapa kamu diam saja? Apa kamu mengenap Tuan Ju? "Tajya Rena dengan heran.  "Bisakah kamu menjauh dariku?  Aku tidak nyaman berada didekatmu. "ucap Qiano seraya menyeringai kearah Rena.  "Tidak mau. "Sahut Rena dengan ekspresi  datar. "Kalau begitu aku yang akan pergi. "Kata Qianl seraya berdiri dari dusuknya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.