Istri Kecil Tuan Ju

Brandambasador Parfum



Brandambasador Parfum

0"Sayang, kamu tidak akan menjadi orang bodoh, karena kamu punya suami yang bisa mengajarimu di rumah asal kamu mau belajar dengan sungguh-sungguh. " Kata Julian setelah suara Qiara tidak terdengar lagi.     

"Apapun yang kamu katakan aku tidak perduli, yang penting aku ingin keluar karena aku merasa bosan!" Rengek Qiara.     

Mendengar rengekan Qiara, Julian menarik nafas dalam.     

'Ya ampun, aku sampai lupa kalau aku memiliki istri yang selalu menguji kesabaranku. Sayangnya, aku seperti suami yang cinta mati pada istrinya karena selalu menuritu kemauannya. 'Batin Julian.     

"Baiklah, kamu boleh ke Kampus, akan tetapi kamu harus jaga emosi dan jangan terlalu banyak gerak ataupun makan makanan sembarangan. Apa kamu mengerti?" Kata Julian yang mau tidak mau mengizinkan Qiara keluar dari pada dia akan mengamuk dan ngambek itu lebih berbahaya lagi.      

"Oke. Ya sudah, kamu lanjutkan kerjamu saja, aku akan menyelesaikan sarapanku! Bay... "Setelah mengatakan itu, Qiara langsung mematikan panggilan itu secara sepihak. Setekah bicara dengan Qiara. Julian merasa lebih baik. Ia pun melanjutkan pekerjaannya karena dia diburu oleh waktu.     

Sementara itu, pemberitahuan tentang konfrensi pers langsung di umumkan di internet, semua wartawan mulai meributkanya.     

Setelah selesai memposting pengumuman, Andi langsung membuat janji dengan Hotel meski terasa sulit karena waktu yang mendadak, Andi tetap berhasil melakukannya.     

Para artis yang mendengar undangan dari seorang Tuan Ju. mulai pada ribut karena selain mereka ingin melihat langsung yang namanya Tuan Ju itu, mereka juga terkejut dengan lokasi pesta yang terkenal dengan Hotel terbaik dan paling mewah letaknya berada di pusat kota A.      

"Saya tidak akan melewatkan pesta ini"     

"Saya juga tidak akan melewatkanya, saya akan memberikan tampilan terbaik saya, karena saya dengar-dengar kalau pesta nanti akan bertabur pemuda tanpan temannya tuan Muda Natan, yang tidak lain adalah adik dari taun Ju. "     

"Iya, aku setuju. Tapi, yang aku tau kalau Tuan Ju adalah pemuda yang sangat tampan jika dilihat dari jarak dekat. Namun, rumornya dia sudah menikah tapi wajah dan nama istrinya di sembunyikan. "     

"Aku pernah melihatnya walaupun itu cuman punggungnya waktu dia naik ke lif di sebuah Mall, punggungnya sangat seksi. Tapi, jika benar dia punya istri aku pun merasa penasaran, seperti apa istrinya. "     

"Jika kalian tau siapa dia, memangnya kalian mau apa? ." Kata Jasmin yang tiba-tiba ikut bergabung dengan obrolan gadis-gadis muda di lingkarannya itu.      

"Kami hanya ingin melihat seperti apa gadis beruntung itu. "Jawab mereka dengan gugup karena pembawaan yang tenang dan kalem Jasmin membuat semua orang tidak berani menyinggungnya.      

"Bersiaplah karena kita akan meghadiri Konfrensi pers dulu baru ke pesta. "Setelah mengatakan itu, Jasmin pun pergi meninggalkan para gadis tukang gosip itu.      

"Ya, "Sahut mereka bersamaan lalu mereka langsung bubar.      

Konfrensi pers di mulai tepat jam 10 pagi.Julian datang bersama Natan dan Jasmin. Mereka tampak seperti saudara kandung yang sangat bahagia. Semua wartawan tertegun melihat mereka. Sesi tanya jawabpun dimulai, mereka melakukan siaran langsung, seketika itu para netizen membanjiri kolom komentar.     

"Apakah konfresnsi Pers ini bertujuan untuk membersihkan nama adik anda yang baru saja terkena sekandal? " Begitu banyak pertanyaan para wartawan terlontar begitu saja, Jasmin dan Natan yang datang bersamaan hanya diam menunggu apa yang akan Julian lakukan, sedang kedua orang tua mereka sedang menunggu bagaimana cara Julian akan menyelesaikan permasalah itu.      

"Apa yang saya harus klarifikasi? Adik saya bersih dari yang di tuduhkan. Apartemen itu milik kakak saya, jadi tidak ada apa-apa selain hanya kesalah fahaman. Saya disini untuk mengumumkan peluncuran baru parfum milik salah satu anak perusahaan saya yang bergerak di bidang itu. Dan orang yang akan jadi modelnya adalah adik saya dan seorang gadis manis dan cantik yang masih saya rahasiakan. "Jawab Julian dengan singkat seraya.     

Julian mengalihkan fokus para wartawan ke parfum kelas atas yang selalu di produksi oleh perusahan yang beranaung di perusahaannya.     

Semua untuk mengubur gosip tentang Natan. Tentu saja para wartawan dan artis serta para sosialita yang datang langsung tertarik, karena produk parfum yang selalu di keluarkan oleh anak perusahaannya itu selalu menjadi incaran mereka yang berasal dari kelas atas.     

"Baik cuma itu yang ingin saya sampaikan, dan konfrensi pers ini berakhir." kata Julian lagi.      

Setelah itu, Julian meninggalkan wartawan bersama dua saudaranya. Para wartawan hanya tertegun melihat Julian pergi tanpa berani menahannya.      

Bagi mereka ini adalah konfrensi pers yang paling singkat.     

"Siapa wanita yang akan menjadi brandambasador untuk produk parfummu? Apakah artis pendatang baru? " Tanya Jasmin seraya berjalan bersama Julian, sedang Natan sudah lebih dulu kabur dari kedua kakaknya itu, karena dia harus menemui Papa nya agar mau membatalkan kepergiannya, karena dia sudah betah tinggal di kota A     

"Istriku. "Jawab Julian dengan singkat. Jasmim tertegun. Ia kaget mendengar siapa pilihan Julian karena itu adalah hal yang tidak masuk akal baginya.     

"Apa kamu mau membuat perusahaan parfummu bangkrut? Bagaimana mungkin kamu bisa menggunakan orang yang tidak bergelut di bidang itu. Atau, apakah istrimu yang merengek? "Kata Jasmin.     

Sebenarnya dia tidak tertarik untuk ikut campur dengan Bisnis Julian, namun sebagai kakak yang sangat mengerti dunia keartisan, dia juga tidak bisa menahan diri untuk memberikan masukkan.     

"Dia belum tau, dan mungkin dia akan menolak jika aku memintanya. Akan tetapi, aku masih bisa merayunya. Karena parfum ini terinspirasi dari dia. Dan temanya adalah remaja biasa yang bisa menjadi luar biasa bila menggunakan parfum itu. Alasan kenapa aku menggunakan orang yang tidak di kenal, karena temannya mengarah pada parfum baru yang menargetkan remaja yang tidak percaya diri lalu berubah menjadi remaja yang penuh semangat hanya dengan mencium baunya. "Jelas Julian sambil tersenyum. Mendengar penjelasan Julian, Jasmin terdiam, dia merasa tertarik dengan tema yang diucapkan oleh Julian, seketika itu ia kembali harus mengakui kehebatan adiknya dalam dunia bisnis dan menarik minat orang.     

"Baiklah, aku akan pergi dulu, sampai ketemu nanti malam! "Setelah mengatakan itu, Jasmin pergi dengan di kawal dua pengawal berjas hitam dan menggunakan kaca mata, sebab fans Jasmin sangat banyak.     

Jasmin pergi karena dia berfikir kalau sudah tidak ada hal yang perlu di bahas dengan Julian yang cerdas itu. Sedang Julian hanya berdiri sambil menatap dengan ekspresi yang rumit kearah Kakaknya.     

Dia tau kalau kakak nya keras kepala seperti sang Papa, akan tetapi dia lebih tau lagi kalau hati kakaknya selembut hati ibunya.     

"Aku punya tugas buatmu! "Kata Julian pada Andi yang kembali melanjutkan perjalanannya menuju menuju pintu keluar.     

"Katakan bos apa yang harus saya lakukan! "Sahut Andi sambil berjalan di samping bosnya.     

"Jemput Sesorang untukku! Pastikan kalau dia akan datang nanti malam ke pesta ini. Aku tidak mau tau kalau kamu gagal membawanya. Jika perlu dengan uang, berikan berapun yabg dia minta!"Kata Julian setelah masuk ke mobil.     

"Alamatnya dimana? "Tanya Andi sambil melirik bosnya dari kursi depan.     

"Buka ponselmu, aku sudah mengirimnya. Dari pusat kota kamu hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam baru sampai, tergantung kecepatan. Itu artinya kamu harus segera membujuknya sebelum jam delapan malam. "Ucap Julian tanpa ekspresi.     

"Baik bos. "     

"Apa kamu juga mengundang para dosen dan beberapa pejabat penting kampus? Aku ingin mereka hadir, dan setiap perwakilan kelas pilihlah ketua kelasnya karena aku ingun istriku tidak kesepian nanti malam."Kata Julian lagi saat mengingat kalau dia belum menyebut kampus itu. "Saya akan mengurusnya sebelum pergi ketempat yang bos maksud. "     

"Tentu. Aku tidak ingin ada kesalahan! "Setelah itu Andi mengangguk lalu menjalankan mobilnya.     

Julian memilih kembali ke kantor karena dia tau kalau Qiara sedang ada di kampus. Untungnya, ada Pak Joni yang mengawasinya.     

Waktu terus berjalan. Setelah menyakinkan Qiara, Julian pun membawanya berangkat ke hotel tempat acara pesta di adakan.     

Walau tidak menyukai pesta, tapi Qiara tetap ikut karena dia penasaran dengan acara spesial yang disebutkan Julian.     

Tidak lama setelah itu, mereka sampai di depan Hotel, karpet merah di gelar panjang di depan pintu. Hotel bintang lima itu terlihat bersinar.     

Dalam waktu sekejap Hotel itu dihiasi dengan dekorasi pesta mewah yang diadakan tepat di taman yang ada di Hotel itu. Hotel itu memiliki taman yang tampak luas dan kolam renang yang dihiasi lilin bunga teratai warna warni.      

Tepat saat itu, para tamu mulai berdatangan melewati karpet merah, para gadis menggunakan pakaian terbaiknya. Namun disudut tertentu, Jasmin mulai merasa gelisah karena Natan belum juga kelihatan.     

Dia mencoba menghubunginya, namun nomer Natan tidak aktif.     

Tidak lama setelah itu, ia membuat panggilan untuk Julian, karena dia hanya bisa mengandalkan Julian untuk mengatasi adik kesayangannya itu.     

"Halo ... Kamu ada di mana?" tanya Jasmin saat mendengar desah nafas Julian.     

"Ada di depan hotel, tapi belum bisa keluar dari mobil."Jawab Julian dengan santai mendengar suara panik kakaknya.     

'Astaga ... Kenapa dia masih ada di dalam mobil? Kenapa dia tidak langsung masuk saja?' Batin Jasmin merasa geram.     

"Kenapa kamu masih ada di mobil? Tamu sudah datang semua, tapi adikmu itu belum juga datang. Kakak sudah menghubinginya, tapi ponselnya mati." Kata Jasmin dengan gelisah.     

"Kakak jangan khawatir, dia pasti akan datang. "Kata Julian lagi dengan percaya diri.     

"Apa kamu yakin? "     

"Aku tidak permah memastikan sesuatu yang belum pasti adanya. Bukankah kakak mengenlaku? "Kata Julian tanpa emosi, dia bukanlah orang yang tidak memiliki jaminan sebelum dia mengatakan sesuatu yang pasti.     

"Baiklah kalau begitu. Aku tutup sekarang!"Setelah mengatakan itu, Jasmin menutup panggilannya.     

"Apa kamu gugup sayangku?" Tanya Julian pada Qiara yang masih terdiam karena ia merasa ragu bisa berjalan melewati karpet merah.     

"Aku tidak gugup! "Sahut Qiara dengen cepat dan cemberut.     

"Kalau begitu, ayo kita turun! Didalam sudah banyak tamu yang menunggu! "Kata Julian dengan suara yang lembut.     

"Aku tidak suka wartawan. Jadi, ku akan keluar asalkan mereka tidak memotretku! " Kata Qiara dengan tegas.     

Julian terdiam mendengar permintaan Qiara. Padahal dia berniat untuk membuat istrinya di kenal publik, namun ternyata Qiara masih menghindarinya dan tidak mau hubungan mereka diketahui.     

'Istriku memang berbeda dengan kebanyakan wanita pada umumnya, dia aneh bisa jadi. Karena hanya dia wanita yang tidak ingin diketahui punya hubungan dengan seorang Julian Al Vero yang merupakan lelaki idaman para wanita kota A. Tidak mungkin kan dia memiliki kepribadian ganda? 'Batin Julian seraya menarik nafas.     

"Jalan pak! " Seru Julian pada Pak Joni.     

"Kita kemana Tuan? "Tanya Joni dengan heran.     

"Kita lewat pintu belakang dan cari tempat sepi untuk menurunkan kami!"jawab Julian.     

"Baik Tuan! " Setelah mengatakan itu, Pak Joni pun langsung menjalankan mobilnya.     

'Sepertinya aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Qiara, sehingga semua keingannya aku ikuti begitu saja. 'Batin Julian sambil melirik ekspresi Qiara yang aneh.     

Sementara itu di tempat acara, Natan akhirnya datang. Jasmin pun merasa lega.     

"Darimana saja kamu? Kenapa nomerku tidak aktif?" Tanya Jasmin.     

"Kakak mengurungku saat mengetahuiku akan kabur menemui Papa. Padahal aku ingin memohon agar Papa tidak memintaku pergi. Tapi, ternyata kakak mengetahui rencanaku. Ia pun menganbil ponselku dan meinta pengawal untuk berjaga di depan aprtemen. "Jelas Natan dengan cemberut.     

'Pantas dia sangat yakin kalau Natan akan datang. Tapi, apa alasannya melarang Natan ketemu sama Papa? 'Batin Jasmin dengan raut wajah yang heran.     

Sebelum Jasmin menyauti penjelasan Natan, tiba-tiba suara ribut terdengar dari arah pintu menuju taman. Natan tertegun melihat Rena dan Gabriel yang satu kelas dengan Rena dan Natan, yang tidak lain adalah satu-satunya teman Rena yang lumayan dekat dengannya walau tidak pernah terlihat bersama.     

Rena memakai gaun panjang berwarna merah dipadukan dengan lipstik berwarna merah. Gabruel tampak anggun dan mempesona dibalik gaun putih selutut dengan rambut hitam yang terurai panjang dan senyum yang terlukis di wajahnya yang manis, seketika itu lesung pipitnya terlihat dengan jelas.     

"Hallo Natan! Kami datang mememenuhi undangan Tuan Ju, dan senang rasanya bisa datang sebagai ketua kelasmu. "Kata Gabriel yang menyapa Natan duluan dengan senyuman di sudut bibirnya yang merah merona hingga mampu membuat Natan hilang ketenangan dan salah tingkah sebagai seorang lelaki normal.     

"Hai! " Rena hanya menyapa dengan sedikit senyum. Dia tidak akan datang jika tidak mendapat undangan khusus dari Julian.     

"Selamat datang Gabriel dan Rena! Acara ini adalah acara perusahaan kakaku, pesta ini bertujuan untuk memperkenalakan siapa saja yang akan menjadi brandambasador parfum terbarunya salah satu perusahaan kakaku. Kalau begitu silahkan menikmati acara ini! "kata Natan dengan ramah.     

Sedang kakanya hanya diam memperhatikan adiknya dan dua gadis itu dari kejauhan. Namun, dia tidak curiga ketika Natan buru-buru menyapa mereka, karena Jasmin tidak merasakan aura merah muda dari sang adik. Rena dan Gabriel mengangguk setelah itu mereka langsung masuk di sambut oleh para pelayan.     

Tepat saat Natan akan kembali kesamping Jasmin, hatinya berdebar-debar melihat sosok imut dan mengemaskan dengan gaun yang besar menyesuaikan diri dengan tubuhnya yang besar.     

"Kak Yumi! " suara teriak itu datang dari Qiara yang sudah melarikan diri dari Julian. Ia langsung menyapa Yumi saat ia melihatnya. Julian merasa frustasi melihat Qiara berlarian, namun ia tidak bisa mencegahnya. Ia bisa bernafas lega saat melihat Qiara berhenti di depan Yumi.     

"Maaf sedikit telat, karena saya harus meyakinkan Ibunya dulu! "Kata Andi yang tiba-tiba sudah ada di dekatanya.     

"Kamu tepat waktu kok. "kata Julian tanpa melirik Andi.     

"Kenapa bos ingin saya membawa gadis itu kesini? " Tanya Andi dengan heran. Karena setaunya, gadis itulah yang sedang terlibat komplik sama Natan.     

"Kita bicara di tempat lain, ikuti aku!" Setelah mengatakan itu, Julian dan Andi pergi ke salah satu ruangan yang ada di Hotel itu.     

"Qiara ... Aku senang bisa bertemu kamu lagi, apa kabarmu? "sahut Yumi dengan senyum yang ia paksakan. Jika bukan karena ibunya Yumi tidak akan pernah mau datang jauh-jauh ke pesta ini.     

"Aku sehat kok. Oh iya, bagaimana dengan kakak? Tadi pagi aku ke kampus, tapi tidak bisa menemukan kakak. Apakah kakak masih mengambil kuliah siang sampai malam? "ucap Qiara seraya memegang tangan Yumi.     

"Ternyata ada dua sampah disini, bagaimana bisa mereka datang di pesta yang khusus orang-orang berkelas ini? "Belum sempat menjawab pertanyaan Qiara, mereka terkejut dan langsung menoleh kearah sumber suara. Mereka langsung memasang ekspresi kesal saat melihat Siska berdiri sambil memegang gelas minuman di depan mereka berdua. Yumi tau betul niat Siska, karena setiap kali bicara sama dia pasti akan membuat masalah untuknya, atau dia akan di buly habis-habisan.     

"Apakah selain miskin, kalian berdua itu bisu? "tanya Siska lagi sambil tersenyum licik saat melihat Qiara dan Yumi terdiam.     

"Hei ... Tongnya sampah! Ada apa kamu menyapa kami? " tanya Qiara setelah lama terdiam.     

"Apa kamu bilang? Tongnya sampah? Baiklah, aku akan maafkan untuk penghinaan ini. Akan tetapi, aku kesini hanya untu mengatakan kalau kalian berdua sepertinya salah tempat, di sini itu sedang ada pesta orang terkaya di kota ini. Jadi, ini bukan tempat orang yang tidak setara untuk numpang kaya. Saranku agar kalian cepat-cepat deh meninggalkan tempat ini karena tidak pantes orang miskin dan udik berada di pesta semewah ini." Kata Siska seraya menyeringai kepada Qiara dan Yumi.     

Mendengar ucapan sombong Siska, Qiara pun tersenyum licik, setelah itu ia mengambil air minum yang dibawa Siska, seketika itu, ia menyiram wajah Siska dengan air itu.     

"Upss ... Sorry gak sengaja. Aku fikir tempat buang air kotor! " Ucap Qiara sambil tersenyum mengejek.     

"Qiara ... Kamu berani sekali, bagaimana kalau dia balas dendam? "Bisik Yumi sambil menahan senyumnya.     

"Aku Qiara dan tidak takut dengan apapun. " Sahut Qiara tanpa merasa bersalah atau takut. Yumi pun percaya dengan Qiara karena dia tau bagaimana Qiara yang pantang melihat orang lain di tindas.     

"Kamuu... " Siska menunjuk geram dan menatap tajam ke arah Qiara setelah menyeka air di wajahnya. Dari kejauhan, Natan melihat perdebatan itu, dia pun segera menghampiri mereka dengan ekspresi yang rumit. Bagaimana pun ia berseteru dengan Qiara, tetap saja dia kakak iparnya. Dan juga, disana ada Yumi.     

"Kalian berdua kurang ajar! Dasar perempuan jahat. Dan kamu gadis gendut, bawalah segera temanmu pulang karena dia gak pantes disini!" Kata Siska lagi dengan ekspresi gelap.     

"Mereka berdua adalah tamu kakak saya, jadi mereka berhak ada disini! "kata Natan.     

Mereka bertiga langsung kaget dan menoleh ke sumber suara. Yumi hanya menunduk saat menyadari kalau itu adalah Natan.     

"Qiara, Yumi, silahkan ikuti saya, karena kakak saya sudah menyiapkan tempat duduk special buat kalian! "kata Natan dengan ramah kepada mereka dan mengabaikan Siska.     

Tanpa mengatakan apapun, Qiara dan Yumi mengikuti Natan dengan patuh. Sebelum mengikuti Natan, Qiara pun memberikan tatapan kemenangan pada Siska.     

Siska yang menyaksikan itu merasa terbakar, ada bola api di matanya menyala dengan sempurna.     

'Sialan, kedua gadis itu berhasil membuatku malu di hadapan Natan.' Batin Siska seraya menggertakan giginya.     

Sementara itu, Natan mempersilahkan Qiara dan Yumi duduk di meja yang sudah dia siapkan.     

'Kenapa aku merasa ada yang aneh dengan dua orang ini. Apakah sudah terjadi sesuatu pada mereka berdua? Mungkinkan Natan menyukai Yumi? Kalau Yumi kan sudah pasti menyukai Natan, tapi kenapa dia malah memalingkan wajahnya dari Natan? ' Batin Qiara seraya memperhatikan Natan dan Yumi.     

Tidak lama kemudian, Natan memiliki ide untuk menunjukkan penampilan terbaiknya dalam bermain gitar dan bernyanyi. Seketika itu semua mata terpesona dan hati para gadis meleleh dibuatnya.     

Perhatian mereka fokus pada Natan yang terlihat sangat terpesona dan dengan sepasang kaki yang panjang, setelan hitam rompi yang mewah dengan tatapan yang berkilau seakan menyiratkan maksud hatinya dalam lagu yang dia bawakan.     

Sekali lagi semua gadis dibuat histeris malah lebih gila dari sebelumnya.     

Sementara itu, Yumi mematung tanpa memandang kedepan saat mendengar lagu yang dibawakan oleh Natan. 'Bukankah itu lagu yang aku pernah cipatakan sendirian dengan arasemen yang juga aku buat sendiri. Bagaimana Natan bisa tau? Seingatku, aku tidak pernah memberitahu siapapun atau menyanyikannya di depan umum. 'Batin Yumi dengan heran. Yumi terus bertanya-tanya pada dirinya.     

Karena lagu itu adalah lagu yang dia ciptakan setahun yang lalu dan tidak pernah dia nyanyikan dimana pun.     

Qiara semakin penasaram melihat Yumi yang terdiam sambil menunduk. Karena ia berfikir harusnya Yumi meperhatikan orang yang di suka ketika sedang menyanyikan lagu romatis. Tapi, ini malah sebaliknya.     

'Aku semakin curiga dengan Kak Yumi, kenapa gelagatnya sangat mencurigakan? Apakah di sedang punya masalah? 'Batin Qiara lagi setelah menyesap air putih yang disuguhkan untuknya.     

"Kak Yumi kenapa diam saja? Apa ada masalah? " Tanya Qiara yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.     

"Aaa ... Kenapa? " Tanya Yumi yang baru sadar dari lamunannya.     

"Aku bertanya, kakak kenapa tampak muram dan bingung begitu, apa kakak punya masalah? "Kata Qiara lagi yang melengkapi pertanyaannya yang sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.